Hubungan Umur Terlalu Muda dan Terlalu Tua Terhadap Kejadian Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD

B. Pembahasan

1. Hubungan Umur Terlalu Muda dan Terlalu Tua Terhadap Kejadian

Kematian Maternal di RSUD Gunungsitoli Periode Tahun 2010 sd 2012. Hasil analisis bivariat menunnjukan bahwa ibu hamil pada umur ≤ 20 tahun memilki resiko 3,5 kali lebih besar untuk mengalami kematian maternal OR = 3,5 : 95 CI = 1,16-10,8 dengan p value = 0,040 dan ibu hamil pada umur 35 tahun memilki resiko 4,4 kali lebih besar mengalami kematian maternal daripada ibu yang berumur 20-35 tahun OR = 4,4 ; 95 CI = 1,15- 17,1 dengan p value = 0,043. Yang artinya ada hubungan umur terlalu muda ≤ 20 tahun dan umur terlalu tua 35 tahun terhadap kejadian kematian maternal. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Kusumaningrum, 1999 dan Suwandi, E 2002 yang menyatakan tidak ada pengaruh umur terhadap kejadian kematian maternal nilai p value 0,05, dimana pada umur 20 - 35 tahun umur reproduksi baik tingkat kematian lebih tinggi. Hal ini dikarenakan variabel yang diteliti bukan berfokus pada empat terlalu akan tetapi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas menjadi penyebab utama kematian maternal. Akan tetapi pada penelitian Nining, W 2004 menyatakan sebaliknya, bahwa usia ≤ 20 atau 35 tahun memilki resiko 3 kali lebih besar unutk mengalami kematian maternal dengan nilai p value = 0,0214 dan penenlitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kematian maternal akan meningkat empat kali lipat pada ibu yang hamil pada Universitas Sumatera Utara usia 35 - 39 tahun bila dibandingkan wanita yang hamil pada usia 20 – 24 tahun KepMenkes, 2004.

2. Hubungan Paritas Terhadap Kejadian Kematian Maternal di RSUD

Gunungsitoli Periode Tahun 2010 sd 2012. Analisis bivariat menyatakan bahwa ibu dengan paritas ≤ 1 atatu 4 memilki resiko 2,7 kali lebih besar unutk mengalami kematian maternal dibandingkan ibu dengan paritas 2 - 4 orang dengan nilai p value = 0,034 artinya ada perbedaan proporsi paritas beresiko ≤ 1 atatu 4 dengan paritas tidak beresiko 2 – 4 orang atau dengan kata lain ada hubungan paritas dengan kejadian kematian maternal. Namun pemaparan yang mengalami kematian maternal lebih besar pada kelompok tidak beresiko paritas dengan 2 – 4 orang sebanyak 25 orang 41,0 responden. Kemungkinan hal ini disebabkan penyakit yang diderita ibu saat hamil atau adanya komplikasi selama persalinan, nifas atau pertolongan persalinan oleh non kesehatan dukun bayi atau terlambat mencapai atau mendapatakan pertolongan medis. Usia paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah usia antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Menurut Hartanto 1996 dalam Zalukhu 2009, periode usia wanita 20 – 35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk kehamilan. Dimana pada umur ini, seseorang wanita telah memasuki usia yang produktif, alat – alat reproduksi seorang wanita telah siap untuk persiapan kehamilan. Diusia ini, terhindar dari resiko tinggi dan pola pikir mereka dalam mencari informasi tentang sesuatu hal yang baru sangatlah tinggi. Kematian maternal pada ibu yang Universitas Sumatera Utara hamil dan melahirkan pada usia ≤ 20 tahun dan usia 35 tahun akan meningkat secara bermakna, kemungkinan mereka oleh penyakit atau komplikasi selama kehamilan, persalinan atau pada masa nifas.

3. Hubungan Jarak Kehamilan Terhadap Kejadian Kematian Maternal di