Enterprise EIS. EXECUTIVE INFORMATION AND SUPPORT SYSTEMS

Bab 11 Executive Information and Support Systems EISS Menemukan informasi yang diperlukan oleh eksekutif adalah proses yang sangat sulit. Metode yang efektif misalnya seperti CSF dan BSP Business System Planning, khususnya jika mereka diikuti dengan prototyping. Jika didesain dan dioperasikan dengan tepat, EIS memiliki banyak keuntungan, tetapi kebanyakan dari mereka tak dapat ditentukan. Kemampuan yang penting dari EIS adalah drill down penyajian informasi sedetil mungkin. Hal ini menjadikan eksekutif melihat detilnya dan detil dari detil itu sendiri. EIS menggunakan manajemen dengan pendekatan pengecualian management by exception. Berpusat pada CSF, key performance indicators indikator kinerja kunci, dan highlight charts bagan hal-hal yang penting. Berlawanan dengan MIS, EIS memiliki perspektif organisasional menyeluruh dan ia menggunakan data eksternal secara ekstensif. Ada kecenderungan untuk mengintegrasikan EIS dan tool-tool DSS. EIS membutuhkan baik itu mainframe ataupun LAN. Membangun EIS adalah tugas yang sulit. Menggunakan vendor atau konsultan adalah pendekatan yang memadai. Kesuksesan EIS tergantung pada banyak faktor, mulai dari teknologi yang tepat sampai pada manajemen halanganhambatan di organisasi. Analisis multidimensional dan presentasi adalah bagian penting dari EIS. Akses data ke informasi database oleh end-user, melalui enterprise perusahaan, adalah bagian esensial dari EIS. Sistem Pendukung Keputusan – Irfan Subakti 90 Bab 12 Knowledge and Data Engineering

BAB 12 KNOWLEDGE AND DATA ENGINEERING

Pendahuluan. Data: kumpulan kode alfanumerik. Fakta: data yang terbukti kebenarannya. Informasi: data yang memiliki nilai tambah. Knowledgepengetahuan: informasi yang terorganisir. Data Engineering. Untuk masalah-masalah yang terstruktur. Bisa langsung dikoneksikandidapat langsung dari data yang diketahui. Sehingga disebut data engineering DE, rekayasa data. Knowledge Engineering. Untuk masalah-masalah yang semi dan tak terstruktur. Informasi yang diketahui tidak bisa langsung dikoneksikan ke tujuannya, sehingga membutuhkan knowledge. Sehingga disebut knowledge engineering KE, rekayasa pengetahuan. Keduanya disebut dengan Knowledge and Data Engineering KDE. Masalah terstruktur. Basis data BD sendiri sudah punya value nilai, sehingga dapat diekstraksi langsung. Tapi pada kelas enterprise yang melibatkan data multidimensi, data normalisasi yang akan diproyeksikan ke data multimedia membutuhkan tools OLAP Maka dari sini lahirlah Data Warehousing DW. Jadi DW lahir dari masalah-masalah yang terstruktur, bukan yang semi atau tak terstruktur. Masalah semi dan tak terstruktur. Knowledge memodelkan sebab akibat, maka membutuhkan proses inferencing. Tidak ada hubungan kuantitatif antara masukan dengan keputusan yang dihasilkan. Kalau hubungan kualitatif pasti selalu ada hubungannya. Fokus pada basis pengetahuan. Metodologi yang dikembangkan di atas knowledge ini disebut dengan knowledge engineering. Yang namanya engineering rekayasa optimasi. Diagram. Berikut ini disajikan diagram hubungan dari bidang-bidang di KDE: DSS Decision Support System Conseptual OLAP On-Line Structured Analytical Processing Semi-structured ES Expert System DM IR ODS DW Unstructured Information Data Mining Retrieval Operational Data Structure Data Warehouse Pattern Pattern Multidimensional Analysis - Denormalisation Recognition Association Text Sequential Documents OLTP OLTP OLTP OLTP DB Data Base On-Line Transactional Operational Processing Conseptual Commercial Combinatoric 91 Sistem Pendukung Keputusan – Irfan Subakti