16
1. Pengkajian
Ketepatan pengkajian yang dilakukan perawat sangat berpengaruh terhadap kualitas asuhan keperawatan yang dilakukannya. Pengkajian terhadap
respirasi meliputi frekuensi, kedalaman, pola nafas, dan suara nafas. Frekuensi nafas yang cepat dapat meningkatkan insensible water losss. Nafas yang cepat dan
dalam mungkin merupakan kompensasi tubuh terhadap asidosis metabolik yang terjadi. Suara nafas bronki, reles dapat menandakan terbentuknya cairan dalam
paru-paru karena kelebihan volume cairan. 1.
Pemeriksaan fisik a.
Sistem kardiovaskuler Pengkajian pada sistem ini meliputi pengukuran distensi vena jugularis,
frekuensi denyut nadi, tekanan darah, bunyi jantung, distritmia, dan lain- lain.
b. Sistem pernafasaan
Pengkajian pada sistem ini antara lain frekuensi pernafasan, gangguan pernafasan seperti dispnea, rales, dan bronki.
c. Sistem persarafan
Pengkajian pada sistem ini antara lain perubahan tingkat kesadaran, gelisah atau kekacauan mental, refleks-refleks abnormal, perubahaan
neuromuskular misalnya berupa kesemutan, parestesia, fatigue, dan lain- lain.
d. Sistem gastrointestinal
Pengkajian pada sistem ini antar lain meliputi riwayat anoreksia, kram abdomen, abdomen cekung, abdomen distensi, muntah, diare,
hiperperistaltik, dan lain-lain.
17 e.
Sistem perkemihan Pengkajian pada sistem perkemihan antar lain perlu dikaji adakah
oliguria atau anuria, berat jenis urine. f.
Sistem muskuloskeletal Pengkajian pada sistem perkemihan antara lain adakah kram otot,
kesemutan, tremor, hipotonisitas atau hipertonisitas, refleks tendon, dan lain-lain.
g. Sistem integumen
Pengkajian pada sistem ini antara lain suhu tubuh, turgor kulit, kelembaban pada bibir, adanya edema, dan lain-lain.
Terkait dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, maka ada beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat, antara lain:
1. Aspek biologis, seperti:
a. Usia
Usia memengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh karena itu, pada saat mengkaji klien, perawat perlu menghitung adanya
perubahan cairan yang berhubungan dengan proses penuaan dan perkembangan
b. Jenis kelamin.
Persentase cairan tubuh pada laki-laki berbeda dengan wanita di manaa wanita lebih sedikit persentase cairan tubuhnya dibandingkan laki-laki.
c. Berat badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit dengan berat badan saat sakit. Pengkajian ini diperlukan untuk mengukur persentase penurunan berat
badan dalam menentukan derajat dehidrasi.
18 d.
Riwayat kesehatan Hal yang perlu dikaji antaraa lain riwayat penyakit atau kelainan yang
dapat menyebabkan gangguan dalam homeostasis cairan dan elektrolit, misalnya kolitus ulseratif dan diabetes melitus. Dikaji juga mengenai
terapi penyakit yang dijalani klien, seperti mengonsumsi obat-obatan kemoterapi antikanker.
e. Tanda vital meliputi suhu, respirasi, nadi, dan tekanan darah.
Peningkatan suhu dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit karena peningkatan insensible water loss IWL. Sebaliknya, penurunan
suhu tubuh akan mengakibatkan penurunan IWL. 2.
Aspek psikologis Pada aspek psikologis ini, perlu dikaji adanya masalah-masalah perilaku atau
emosional yang dapat meningkatkan risiko gangguan cairan dan elektrolit. 3.
Aspek sosiokultural Pada aspek ini, perlu dikaji adanya faktor sosial, budaya, finansial, atau
pendidikan yang memengaruhi terhadap terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan cairan elektrolit.
4. Aspek spritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai keyakinan, nilai-nilai yang dapat memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit. Misalnya, apakah klien
mempunyai pantaangan untuk tidak menerima transfusi darah manusia. 5.
Aspek laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memperoleh data objektif lanjutan
tentang pemeriksaan cairan, elektrolit dan asam basah. Pemeriksaan ini
19 meliputi kadarserum elektrolit, hitungan darah lengkap, kadar blood urea
nitrogen BUN, kadar kreatinin darah, berat jenis urine dan analisa gas darah arteri. Kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status hidrasi,
konsentrasi elektrolit pada plasma darah. Elektrolit yang sering di ukur dalam darah vena memcakup, ion-ion natrium, kalium, dan bikarbonat serta daya
gabung karbon dioksida. Hitungan darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah dan tipe sel darah putih dan sel darah merah permilimeter kubik darah.
Penghitungan darah lengkap khususnya hematokrit, terjadi sebagai respon terhadap dehidrasi atau over dehidrasi Potter Perry, 2005.
Diagnosa keperawatan dan intervensi a.
Kekurangan volume cairan bd pengeluaran cairan sekunder akibat demam, drainase yang abnormal, peritonitis, atau diare.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd intake tidak adekuat
Kemungkinan berhubungan dengan: a.
Kehilangan cairan secara berlebihan b.
Mual dan muntah Tujuan yang diharapkan:
a. Mempertahankan keseimbangan cairan
b. Menunjukan adanya keseimbangan cairan dan nutrisi seperti output urine
adekuat, tekanan darah stabis, nafsu makan meningkat, membran mukosa mulut dan bibir lembab, dan turgor kulit baik
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekuarangan volume cairan,
demam, dan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi
20
2. Analisa Data