eksklusif. Faktor yang lain adalah kemauan dari ibu bayi itu sendiri, bila ibu sudah bertekad untuk tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya maka
pemberian ASI eksklusif pun gagal. Hal ini dikarenakan para ibu ingin menjaga bentuk payudaranya dan masalah sosial seperti para ibu yang
memberikan ASI eksklusif dianggap orang yang kurang mampu. Namun sebaliknya, para ibu yang memberikan susu formula dianggap orang yang
mampu. Mungkin banyak para ibu yang berada di Kecamatan Secanggang mengalami salah satu dari faktor-faktor yang disebutkan, sehingga terjadi
perbedaan tingkat pengetahuan lama pemberian ASI eksklusif.
5.2.6 Pengetahuan tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif
Pada tabel 5.7 didapatkan bahwa responden tertinggi adalah pengetahuan sedang dengan frekuensi 213 responden 57,6. Hal ini sama
yang terjadi di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang didapatkan sebanyak 14 responden 47 Karim, 2011 namun, didapatkan hasil yang
berbeda di Kabupaten Sragen dimana didapatkan hasil pengetahuan baik yaitu sebanyak 62 responden 51,7 Yuliarti, 2008. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan cara pemberian ASI eksklusif salah satunya rutinnya suatu daerah mendapatkan penyuluhan. Hal ini dikarenakan cara
pemberian ASI eksklusif juga mencakup posisi ibu menyusui dan posisi mulut bayi pada saat menyusu. Dengan rutinnya adanya penyuluhan maka
para ibu akan mengetahui cara pemberian ASI eksklusif, sehingga para ibu mengetahui bagaimana posisi menyusi yang benar, yaitu mulut bayi
sepenuhnya menutupi puting ibu. Dengan posisi mulut bayi yang benar maka ibu tidak akan merasa kesakitan pada saat menyusui si bayi dan bayi
pun merasa puas. Pada di Kecamatan Secanggang kurang diadakannya penyuluhan sehingga pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif
didapatkan pengetahuan sedang.
Universitas Sumatera Utara
5.2.7 Pengetahuan tentang Manfaat ASI Eksklusif
Pada tabel 5.8 didapatkan bahwa responden tertinggi adalah pengetahuan sedang dengan frekuensi 223 responden 60,3 dan hasil
yang sama di Poliklinik anak dan tumbuh kembang BLU RSUP Prof. dr. R. D. Kandou, Manado dengan frekuensi 39 responden 48,8 Umboh,
2012. Hal ini berbeda yang terjadi di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang dimana responden yang tertinggi adalah pengetahuan kurang
dengan frekuensi 18 responden 60 Karim, 2011. Pada manfaat ASI banyak mencakup tentang kandungan yang ada pada ASI, seperti
karohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral. Pada zat-zat tersebut banyak sekali manfaat yang baik untuk bayi. Hal ini dikarenakan komposisi
dan berat zat yang ada pada ASI sesuai apa yang dibutuhkan untuk bayi khususnya bayi yang berumur 0 – 6 bulan. Untuk mengetahui secara
spesifik kandungan yang ada pada ASI tersebut para ibu harus banyak mencari informasi terkait. Para ibu yang berada di Kecamatan Secanggang
kurang mengetahui dan kurang mencari informasi tentang komposisi ASI itu sendiri sehingga didapatkan pengetahuan sedang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uraian dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari 370 sampel yang diteliti, sebanyak 275 responden 74,3
memiliki pengetahuan sedang mengenai pengetahuan tentang ASI eksklusif
2. Berdasarkan umur, rentang umur 27-36 tahun menjadi yang paling
banyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 179 ibu 48,4 3.
Berdasarkan pekerjaan, ibu rumah tangga menjadi yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 351 ibu 94,6
4. Berdasarkan pendidikan terakhir SMA menjadi yang paling banyak
dalam penelitian ini yaitu sebanyak 160 ibu 43,2
6.2 Saran
Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti yaitu:
6.2.1 Bagi Masyarakat
1. Diharapkan kepada para ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada anaknya dan memberikan makanan pendamping pada saat usia bayi 6 bulan keatas
2. Diharapkan kepada para ibu untuk lebih rajin mencari informasi
tentang ASI dan sering mengikuti penyuluhan kesehatan terutama kesehatan anak
Universitas Sumatera Utara