Saran Sumber Hukum Akad Mudharabah

64 Walaupun demikian, berdasarkan hasil uji t varabel CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel RBH. c. NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan NPF sebesar satu satuan akan menyebabkan penurunan RBH sebesar 0,226. Berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan tersebut menunjukkan semankin tinggi nilai NPF maka tingkat pendapatan yang diterima bank umum syariah akan mengalami penurunan dan tentu juga akan berpengaruh terhadap return bagi hasil deposito mudharabah yang akan mengalami penurunan. d. Sama dengan variabel NPF, FDR adalah variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap RBH deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. Peningkatan FDR sebesar satu satuan akan menyebabkan peningkatan RBH sebesar 0,035. Berarti dapat disimpulkan bahwa semankin tinggi nilai FDR maka tingkat dana yang disalurkan kepada masyarakat tinggi dan menghasilkan pembiayaan yang produktif. Dan jika nilai FDR lebih tinggi dari ketentuan BI, maka bank akan berusaha meningkatkan perolehan dananya dengan memberikan tingkat return bagi hasil yang menarik untuk para investor.

5.2 Saran

Dari penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Bagi Bank Umum Syariah untuk meningkatkan return bagi hasil khusunya bagi hasil dalam deposito mudharabah, bank dapat melakukan peningkatan RBH dengan cara meningkatkan pemberian FDR terhadap pihak ketiga Universitas Sumatera Utara 65 tetapi juga hari memperhatikan pemberian FDR untuk menjaga nilai NPF agar tidak terlalu tinggi, yang akan menyebabkan penurunan pemberian return bagi hasil yang akan diterima oleh deposan. 2. Nasabah deposan perlu mengetahui tingkat return bagi hasil beserta faktor faktor yang mempengaruhinya sebelum menginvestasikan dananya pada bank syariah. 3. Disarankan kepada nasabah deposan yang ingin menempatkan dananya pada Bank Syariah agar memperhatikan terlebih dahulu tingkat CAR, NPF dan FDR nya sebelum menempatkan dananya dalam bentuk deposito mudharabah, karena tingkat CAR, NPF dan FDR berpengaruh terhadap Return Bagi Hasil deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah. 4. Dalam penelitian ini, hanya mengambil 5 Lima sampel bank syariah, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel yang lebih banyak lagi yaitu meneliti seluruh bank syariah di perbankan syariah yang saat ini sudah berjumlah 11 bank umum syariah. Universitas Sumatera Utara 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Syariah 2.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Pengertian bank syariah menurut Ali 2009 : 1 “ialah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam”. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank Universitas Sumatera Utara 11 syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah : a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah. b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal musharakah. c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan ijarah. e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina. Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan prinsip syariah. Universitas Sumatera Utara 12

2.1.2 Fungsi Utama Bank Syariah

Berikut ini adalah fungsi utama bank syariah menurut Ismail 2011:39, yaitu : Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah. berikut ini adalah beberapa fungsi bank syariah :

A. Penghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari masyarkat yag kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-Wadiah dan bentuk investasi dengan menggunakan akad al-Mudharabah. Masyarakat yang kelebihan dana membutuhkan keberadaan bank syariahuntuk menitipkan dananya dengan aman. Keamanan atas dana yang dititipkan atau diinvestasikan di bank oleh masyarakat merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi pertimbangan. Masyarakat akan merasa lebih aman apabila uangnya diinvestasikan di bank syariah. Return merupaakan imbalan yaang diperoleh nasabah atas sejumlah dana yang diinvestasikan di bank. Imbalan yang diberikan oleh bank bisa dalam bentuk bonus dananya dititipkan dengan menggunakan akad al-wadiah, dan bagi hasil dalam hal dana yang diinvestasikan menggunakan akad al-Mudharabah.

B. Penyaluraan Dana Kepada Masyarakat

Menyaalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan user of fund merupakan fungsi kedua. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dari persyaratan yang berlaku. Bank menyalurkan dana kepada masyarakat dengan mengucapkan bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja sama usaha. Dalam akad jual beli, maka return yang diperoleh oleh bank atas penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil. Pembiayaan bank syariah dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. Universitas Sumatera Utara 13 b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna. d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh. e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.

C. Pelayanan Jasa Bank

Pelayanan yang diberikan bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman uang transfer, pemindahanbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan bank lainnya. Beberapa bank berusah meningkatkan teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah. Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa dan akurat.

2.2 Mudharabah

Investasi mudharabah merupakan investasi yang dilakukan oleh pihak pemilik dana atau pemodal kepada pihak pengguna dana untuk melakukan suatu usaha. Dalam investasi mudharabah, imbalan yang akan diterima pihak- pihak yang melaksanakan kerja sama usaha akan dibagi sesuai keuntungan bagi hasil.

2.2.1 Pengertian Mudharabah

Pengertian Al- Mudharabah Menurut Ismail 2011 : 83, “adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan modal sebesar 100 yang disebut dengan shahibul maal, dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha disebut dengan mudharib ”. Universitas Sumatera Utara 14 Mudharabah Menurut Ali 2009 : 25 “ialah sebuah akad kerja sama, sama antarpihak, yaitu pihak pertama shahib al-mal menyediakan seluruh 100 modal; sedangkan pihak lainnya sebagai pengelolah”. PSAK 105 mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerjasama usaha antara dua pihak dimanaa pihak pertama pemilik danashahibul maal menyediakan seluruh dana, sedangkaan pihak kedua pengelolah danamudharib bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi antara mereka sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung pemilik dana Bagi hasil dari usaha dihitung sesuai dengan nisab yang disepakati antara pihak-pihak yang berkerja sama. Secara muamalah, pemilik modal shahibul maal menyerahkan modalnya kepada pedagangpengusaha mudharib untuk digunakan dalam aktivitas perdagangan atau usaha. Keuntungan yang dihasilkan mudharib itu akan dibagikan hasilnya dengan shahibul maal. Pembagian hasil usaha ini berdasarkan kesepakatan yang telah dituangkan dalan akad. Keuntungan usaha secara mudharabah, dibagi berdasarkan kesepakatan, dimana apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian si pengelola. Namun jika kerugian itu disebabkan oleh kelalaian atau kecurangan pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Universitas Sumatera Utara 15

2.2.2 Jenis-jenis Mudharabah

Jenis-jenis mudharabah menurut Nurhayati dan wasilah 2013;130, Mudharabah memiliki tiga jenis, yaitu mudharabah muthlaqah, dan mudarabah muqayyadah, mudharabah musyarakah berikut ini adalah penjelasan tentnag ketiga jenis mudarabah.

A. Mudarabah Muthlaqah

Mudharabah Muthalaqah adalah Mudharabah di mana pemilik dananya memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak terikat. Jenis mudharabah ini tidak ditentukan masa berlakunya, di daerah mana usaha tersebut akan dilakukan, tidak ditentukan line of trade, line of industry, atau line of service yang akan dikerjakan. Namun kebebasan ini bukan kebebasan yang tak terbatas sama sekali. Modal yang ditanamkan tetap tidak boleh digunakan untuk membiayai proyek atau investasi yang dilarang oleh Islam seperti untuk keperluan spekulasi, perdagangan minuman keras sekalipun memperoleh izin dari pemerintah, perternakan babi, atau pun berkaitan dengan riba dan lain sebagainya. Dalam mudharabah muthalaqah, pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam pelaksanaan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu. Namun, apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi- konsekuensi yang ditimbulkannya, sedangkan apabila terjadi kerugian atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola dana maka kerugian itu akan di tanggung oleh pemilik dana.

B. Mudharabah Muqyyadah

Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola antara lain mengenai dana lokasi, cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha. Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui pihak ketiga. Mudhrabah jenis ini disebut juga investasi terikat. Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat yang diberikan oleh pemilik dana, maka pemilik dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konseksuensi keuangan. Universitas Sumatera Utara 16

C. Mudharabah Musytarakah

Mudharabah Musytarakah adalah mudhrabah di mana pegelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Diawal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan modal 100 dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan engan pemilik dana, pengelola dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut jenis mudharabah seperti ini disebut mudhrabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah.

2.3 Sumber Hukum Akad Mudharabah

Menurut Salman 2009;219 hukum mudharabah “adalah jaiz boleh, mudharabah telah dipraktikan secara luas oleh orang-orang sebelum masa Islam dan beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap ada di dalam sistem Islam. 1. Al-Quran “Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” QS 62:10 “.... Maka jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya....” QS 2:283 2. As-Sunnah Dari Shalih bib Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: :”tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh muqaradhah mudharabah, dan mencampuradukan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” HR. Ibnu Majah “Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola dananya agar tidak mngurangi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia pengelola dana harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan. Abbas didengar Rasu lullah SAW, beliau membenarkannya.” HR. Thabrani dan Ibnu Abbas “.

2.4 Deposito Mudharabah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Peforming Loan (NPL), Operating Expenses/Operating Income (BOPO), Return On Asset (ROA), dan Net Interest Margin (NIM) Terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) Dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Sebagai Va

5 73 122

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) dan return on asset (ROA) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah: studi pada PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk

0 4 1

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120