31
sangat besar bagi profitabilitas dan tentunya akan meningkatkan return bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah deposan. Rumus
yang digunakan untuk menghitung kecukupan modal adalah
Keterangan :
ATMR = Aset Tertimbang Menurut Resiko
b. FDR Financing to Deposit Ratio
FDR Financing to Deposit Ratio menurut Wijaya 2015;116 “adalah perbandingan antara pembiayaan yang
diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga DPK yang berhasil dikerahkan oleh bank. FDR tersebut menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank dalam dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank
untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank
untuk memberikan kredit
”. Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka bank
tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposito, untuk menarik investor
menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat bagi hasil yang menarik, sehingga peningkatan FDR
akan meningkatkan return bagi hasil deposito mudharabah. Besarnya
perhitungan FDR
dalam dihitung
dengan menggunakan rumus :
Universitas Sumatera Utara
32
c. NPF Non Performing Financing
NPF atau yang juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank konvensional merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan oleh
bank. Semakin tinggi rasio NPF, maka akan menunjukkan semakin buruknya kualitas pembiayaan yang diberikan bank
syariah. Besarnya nilai NPF suatu bank dapat dihitung dengan rumus:
3.4.2 Variabel Dependen Variabel Terikat
Return Bagi Hasil Mudharabah adalah tingkat kembalian atas investasi nasabah bank dalam bentuk dana deposito. Return
yang diperoleh tergantung berapa besar nisbah yang disepakati antara nasabah dengan bank. Nisbah bagi hasil nasabah dan nisbah
bagi hasil bank bukanlah laba yang dinikmati nasabah deposan bank, tetapi merupakan rasio atau persentase bagian dimana para
nasabah yang mendapatkan hak atas laba yang disisihkan untuk deposito
masing-masing nasabah
digunakan bank
untuk pembiayaan yang menguntungkan. Sementara nisbah bagi hasil
Universitas Sumatera Utara
33
adalah nisbah dimana bank mendapatkan hak atas laba yang disisihkan pengusaha atas dana-dana Mudharabah yang digunakan
untuk pembiayaan. Untuk melihat besaran persentase bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh deposan dapat
menggunakan perhitungan rate of return
Rumus:
Keterangan : RR
= Rate Of Return BBH
= Bonus Bagi Hasil SSRH
= Saldo Rata-Rata Harian Dana Pihak Ke-3
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel
No Variabel
Definisi Rumus
Skala 1
Independen 1
CAR Capital
Adequancy Ratio
adalah rasio kecukupan modal
yang harus
disediakan untuk
menjamin dana
deposan. Tujuannya
adalah agar
likuiditaskemampuan bank membayar kepada
deposan cukup
Rasio
Universitas Sumatera Utara
34
No Variabel
Definisi Rumus
Skala
terjamin. Modal
merupakan salah satu faktor penting dalam
rangka pengembangan usaha
bisnis dan
menampung resiko
kerugian, semakin
tinggi CAR
maka semakin
kuat
kemampuan bank 2
Independen 2
FDR Financing
to Deposit Ratio adalah
perbandingan antara
pembiayaan yang
diberikan oleh bank dengan
dana pihak
ketiga DPK
yang berhasil
dikerahkan oleh
bank. FDR
tersebut menyatakan
seberapa jauh
kemampuan bank
dalam dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan
deposan dengan
mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Rasio
3 Independen
3
NPF Non Performing Financing atau yang
juga dikenal dengan sebutan NPL pada bank
konvensional merupakan rasio yang
digunakan
untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola
kredit bermasalah
terhadap total
kredit yang
diberikan oleh bank. Rasio
Universitas Sumatera Utara
35
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian