Equity Theory. Equity Theory dikembangkan oleh Adam. Prinsip dari teori ini adalah Two Factor Theory

commit to user 26 Apabila yang didapat ternyata lebih besar dari pada apa yang diinginkan, maka orang akan lebih puas lagi walaupun terdapat beda , tetapi merupakan beda yang positif. Sebaliknya semakin jauh kenyataan yang dirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi negative discrepancy, maka semakin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan. Wanous dan Lawler dalam Usmara: 2006 menemukan bahwa sikap karyawan terhadap pekerjaan tergantung bagaimana beda itu dirasakan.

b. Equity Theory. Equity Theory dikembangkan oleh Adam. Prinsip dari teori ini adalah

bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasa adanya keadilan equity atau tidak atas situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat lain. Menurut teori ini elemen – elemen keadilan ada 3, yaitu : a.Input : segala sesuatu yang berharga yang dirasakan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. b.Outcomes : segala sesuatu yang berharga yang dirasakan sebagai hasil dari pekerjaan. c. Comparison person : kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input - outcomes yang dimiliki. commit to user 27

c. Two Factor Theory

Prinsip dari teori ini adalah kepuasan kerja dan ketidakpuasan itu merupakan dua hal yang berbeda, artinya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan tidak merupakan suatu variabel yang kontinyu. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herzberg pada tahun 1959 yang membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaanya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok satisfiers atau motivator dan kelompok dissatisfiers atau hygiene factors . Satisfiers motivator adalah faktor – faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari : peraihan, pengenalan, pekerjaan, tanggung jawab. Dikatakan bahwa hadirnya kelompok ini akan menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfiers hygiene factors adalah faktor – faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan terdiri dari : kebijakan dan administrasi perusahaan, gaya pemimpin, gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, keamanan dalam bekerja dan status. Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.

3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan