Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Analisis Dan Perancangan Prediksi Produksi Kelapa Sawit Dalam merancang prediksi produksi kelapa sawit, penulis menerapkan algoritma Learning Vector Quantization. Bentuk perancangan prediksi produksi kelapa sawit ini dapat dilihat pada gambar 3.1 yang menunjukkan arsitektur umum dari rangkaian yang dilakukan pada proses training. Gambar 3.1 Arsitektur umum Training Proses dimulai dari penginputan data. Data yang di input berupa tahun produksi, tahun tanam, jumlah pokok, luas, umur, bulan, jumlah pupuk, jumlah hari panen dan jumlah produksi. Data-data tersebut akan disimpan ke database training. Setelah semua data diinput dan disimpan maka proses selanjutnya adalah proses training. Proses training dimulai dari penginisialisasian data-data input. Dua input akan di inisialisasi menjadi bobot training ke-1 dan ke-2, yaitu jumlah produksi kelapa sawit paling kecil dan jumlah produksi kelapa sawit yang paling besar. Sedangkan sisanya akan dijadikan input pembelajaran. Setelah nilai epoch ditentukan, pada epoch ke-1 hitung jarak terpendek dengan bobot training ke-1 dan ke-2. Setelah jarak terpendek pada bobot ke-1 dan ke-2 Database Input data produksi kelapa sawit Inisialisasi bobot training Hitung learning rate update jarak bobot Tentukan nilai epoch Hitung jarak bobot terkecil Bobot akhir training 18 Prediksi Output didapat, pilih jarak yang terkecil untuk proses perkalian dengan nilai learning rate. Hasil dari perhitungan tersebut akan digunakan sebagai nilai bobot yang baru. Proses dilakukan hingga nilai input pembelajaran terakhir didapat pada epoch ke-1. Sebelum masuk ke epoch selanjutnya, nilai learning rate α akan diupdate dengan cara dec alpha dikalikan learning rate yang lama. Setelah didapat nilai learning rate yang baru akan dilakukan proses perhitungan yang sama seperti epoch ke-1 hingga sampai nilai epoch yang ditentukan dicapai. Setelah nilai epoch yang ditentukan dicapai maka akan didapat bobot akhir training. Bobot akhir training akan digunakan pada proses selanjutnya yakni proses prediksi. Dapat dilihat pada gambar 3.2 gambar arsitektur umum prediksi. Gambar 3.2 Arsitektur umum Prediksi Proses prediksi dimulai dari penginputan data yang akan diprediksi. Setelah data yang ingin diprediksi di input, proses selanjutnya adalah menghitung jarak terkecil dengan menggunakan bobot akhir hasil training. Hasil dari perhitungan jarak terkecil akan digunakan sebagi pengkelasifikasian apakah hasil perhitungan masuk kedalam kelas produksi rendah atau kelas produksi tinggi.

3.1. Pengambilan Data

Dalam perancangan prediksi produksi kelapa sawit, variabel yang akan digunakan sebagai parameter adalah tahun produksi, tahun tanam, bulan, umur tanaman, luas, jumlah pokok, jumlah hari panen, jumlah pupuk, jumlah produksi sebelumnya dan sebagai outputnya yaitu prediksi produksi kelapa sawit rendah dan prediksi produksi kelapa sawit tinggi. Data yang diambil untuk ditraining merupakan data produksi kelapa sawit selama empat tahun yaitu tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 dengan tahun tanam sawit Hitung jarak data dengan bobot akhir Input data prediksi Mulai Hasil Produksi Kelasifikasikan produksi 19 tahun tanam 2003. Sedangkan untuk data prediksi, akan digunakan data tahun 2014 dengan tahun tanam sawit 2003. Dapat dilihat pada tabel 3.1 tabel data produksi kelapa sawit tahun 2010 sebagai salah satu data produksi kelapa sawit yang akan digunakan untuk proses training. Tabel 3.1 Data produksi kelapa sawit tahun 2010 Tahun Produksi Tahun Tanam Bulan Umur Luas Ha Jumlah Pokok Jumlah hari kerja panen Pupuk Jumlah Produksi Kg 2010 2003 Januari 7 57 7.766 113 44.410 Februari 68 44.654 36.970 Maret 54 34.947 26.930 April 52 25.160 Mei 62 23.110 Juni 88 49.270 Juli 87 54.590 Agustus 101 94.700 September 76 72.080 Oktober 89 88.430 November 96 31.064 96.170 Desember 99 75.210 Seluruh data yang terkumpul dibagi dalam dua kelompok, yaitu data yang berfungsi sebagai input pembelajaran training dan bobot training.

3.2. Pendefinisian Input

Data parameter produksi kelapa sawit yang diambil, selanjutnya akan diolah oleh jaringan. Dapat dilihat pada g ambar 3.3 arsitektur jaringan learning vector quantization dengan 9 unit neuron pada lapisan input, dan 2 unit neuron pada lapisan output. Lapisan neuron-neuron input tersebut dihubungkan ke vektor W 1 dan W 2. W 1 dan W 2 merupakan vektor bobot pertama dan kedua. W 1 merupakan vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron pada lapisan input ke neuron pertama pada lapisan output, sedangkan W 2 merupakan vektor bobot yang menghubungkan setiap neuron pada lapisan input ke neuron yang kedua pada lapisan output. F 1 dan F 2 merupakan fungsi aktivasi pertama dan kedua. Fungsi aktivasi F 1 akan memetakan y_in 1 ke y 1 = 1 apabila ||X – w 1 || ||X – w 2 ||, dan y 1 = 0 jika sebaliknya. Demikian