PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN RAMBUT MATERI PENATAAN SANGGUL SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR

KECANTIKAN RAMBUT MATERI PENATAAN

SANGGUL SISWA KELAS X SMK

NEGERI 8 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Tata Rias

OLEH :

YULIANTI NABABAN

5113144046

PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Yulianti Nababan. NIM. 5113144046. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dalam Penataan Sanggul Pada Siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Program Studi Tata Rias. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang berjumlah 66 orang. Pengambilan sampel digunakan teknik total sampling, yaitu mengambil kelas X-1 sebanyak 34 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebanyak 32 orang sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan tes. Analisis data menggunakan teknik deskriptif, persyaratan analisis dengan uji normalitas dan homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut dalam penataan sanggul yang dibelajarkan dengan model Creative Problem Solving (CPS) siswa cenderung Tinggi dengan skor rata-rata sebesar 31 dan standar deviasi 7,51. Sedangkan hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan Sanggul siswa pada kelas kontrol cenderung kurang dengan skor rata-rata 28,5 dan standar deviasi 9,05. Hasil uji t diperoleh harga nilai thitung > ttabel atau 18,042 > 1,67, yang artinya bahwa Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya bahwa skor rata-rata hasil belajar dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul yang dibelajarkan dengan model Creative Problem Solving (CPS) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan teruji kebenarannya.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), Model Konvensional dan Hasil Belajar Penataan Sanggul


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Dasar Kecantikan Rambut Materi Penataan Sanggul Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan”.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini

Dalam penyusunan skripsi ini, secara khusus penulis berterima kasih kepada kedua orang tua Ayahanda Bripka Pol Burhan Nababan dan Mama tercinta Jojor Silitonga, kakak, adik, Abang dan johannes sipahutar yang selalu memberi dukungan doa,nasehat,motivasi dan materi kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Hj. Rosnelli, M.Pd selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi dari awal hingga akhir guna menyempurnakan skripsi ini

4. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si, selaku sekretaris Jurusan PKK Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si, selaku Ketua Prodi PKK Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan dan Selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan arahan kepada penulis 6. Ibu Dra. Rohana Aritonang, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah banyak


(7)

iii

7. Ibu Dra. Fariah, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

8. Teristimewa untuk kedua Orang tua penulis, Ayahanda terkasih Bapak Burhan Nababan dan Ibunda terkasih Ibu Jojor Silitonga yang selalu memberikan kasih sayang yang melimpah, moral, material, motivasi, kesabaran, dan dukungan positif serta doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis.

9. Bapak Roberth A. Lesbatta, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 10 Medan yang telah mengizinkan penulis mengadakan Uji Coba Instrumen dan Bapak Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan. Ibu Linda M. Ginting, S.Pd selaku Ketua Jurusan Tata Kecantikan, Ibu Alida, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut.

10.Terima Kasih buat Johannes Sipahutar yang selama ini selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan beserta doa hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

11.Terima Kasih buat teman teman Naposo Bulung HKBP Trinity Msndala yg selalu memberikan semangat , dukungan positif dan doa kepada penulis 12.Terima kasih buat teman teman Pendidikan Tata Rias 2011 yang selalu

memberikan semangat dan doa kepada penulis

Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas segala bentuk dan perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas segala bentuk dan perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2016 Penulis

Yulianti Nababan Nim. 5113144046


(8)

iv DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATAPENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C.Pembatasan Masalah ... 5

D.Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ... 8

A.Kajian Teoritis ... 8

1. Hakikat Hasil Belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Materi Penataan Sanggul ... 8

a. Pengertian Belajar ... 8

b. Pengertian Hasil Belajar ... 9

c. Pengertian Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan Sanggul 10 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penataan Sanggul ... 11

e. Pola Desain Penataan Sanggul ... 13

f. Tipe-tipe Penataan Sanggul ... 16

g. Peralatan Kosmetik Penataan Sanggul Dan Fungsinya ... 18

h. Melakukan Persiapan area kerja,pribadi dan klien ... 23

i. Prosedur Penataan Sanggul ... 25

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 35

a. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)... 35


(9)

v

C.Kerangka Berfikir ... 46

D.Hipotesis Penelitian ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A.Desain Penelitian ... 49

B. Prosedur Penelitian... 49

C.Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 50

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

1. Populasi Penelitian ... 51

2. Sampel Penelitian ... 51

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 52

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 53

a) Validitas Instrumen ... 53

b) Realibilitas Test Kognitif ... 55

c) Indeks Kesukaran Test... 56

d) Daya Pembeda Soal ... 57

G.Teknik Analisis Data ... 58

1. Deskripsi Data ... 58

2. Uji Persyaratan ... 59

a. Uji normalitas ... 59

b. Uji homogenitas ... 60

c. Uji Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskriptif Data Penelitian ... 63

1. Hasil Belajar Dasar Kecantikan Rambut dalam Penataan Sanggul yang dibelajarkan dengan model Creative Problem Solving (CPS) ... 64

2. Hasil Belajar Dasar Kecantikan Rambut dalam Penataan Sanggul pada kelas kontrol ... 65

B. Uji Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar ... 67

1. Data Hasil Penelitian ... 67


(10)

vi

1. Uji Normalitas ... 69

2. Uji Homogenitas ... 70

3. Uji Hipotesis ... 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Implikasi ... 74

C. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Proses Kerja Penataan Sanggul Puncak ... 25

Tabel 2. Proses Kerja Penataan Sanggul Asimetris ... 28

Tabel 3. Proses Kerja Penataan Sanggul Simetris ... 31

Tabel 4. Proses Kerja Penataan Sanggul Depan ... 33

Tabel 5. Kelebihan dan Kekurangan Creative Problem Solving ... 43

Tabel 6. Desain Penelitian ... 48

Tabel 7. Distribusi Jumlah siswa SMK N 8 Medan T. A. 2015/2016 ... 51

Tabel 8. Rancangan Penelitian ... 52

Tabel 9. Kisi-Kisi Persyaratan Penataan Sanggul ... 52

Tabel 10. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 63

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) (X1) ... 52

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Model Pembelajaran Kovensional (X2) ... 65

Tabel 13. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 67

Tabel 14. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Model Pembelajaran Konvensianal ... 67

Tabel 15. Uji Normalitas Data ... 70

Tabel 16. Uji Homogenitas ... 71


(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penataan Simetris ... 14

Gambar 2. Penataan Asimetris ... 14

Gambar 3. Penataan Puncak ... 15

Gambar 4. Penataan Belakang ... 15

Gambar 5. Penataan Depan ... 16

Gambar 6. Sisir Besar / Sisir Jarang ... 18

Gambar 7. Sisir Bereekor ... 19

Gambar 8. Sisir Penghalus Sasak ... 19

Gambar 9. Jepit bebek ... 19

Gambar 10. Pincurl ... 20

Gambar 11. Jepit Kecil (Jepit Lidi) ... 20

Gambar 12. Handuk kecil ... 20

Gambar 13. Hairdryer ... 21

Gambar 14. Jala Rambut ... 21

Gambar 15. Asesoris Rambut ... 21

Gambar 16. Harnet ... 22

Gambar 17. Hair Spray ... 22

Gambar 18. Color Spray ... 23

Gambar 19. Hair Sine ... 23

Gambar 20. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 65

Gambar 21. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Model Pembelajaran Konvensional ... 66

Gambar 22. Grafik Histogram Hasil Penelitian Model Pembelajaran Creative Problem Solving ... 68

Gambar 23. Grafik Histogram Hasil Penelitian Model Pembelajaran Konvensional ... 69


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus ... 79

Lampiran 2 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Creative Problem Solving ... 86

Lampiran 3 : Sintak Pembelajaran Creative Problem Solving ... 116

Lampiran 4 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) konvesional ... 120

Lampiran 5 : Skenario Pembelajaran Creative Problem Solving ... 136

Lampiran 6 : Soal-Soal ... 137

Lampiran 7 : Validitas Tes Penataan sanggul ... 138

Lampiran 8 : Uji Reabilitas penataan sanggul ... 139

Lampiran 9 : Uji Taraf Kesukaran penataan sanggul ... 140

Lampiran 10 : Daya Pembeda Tes ... 141

Lampiran 11 : Data Nilai Hasil Penelitian ... 142

Lampiran 12 : Perhitungan Rata-Rata, Standart Deviasi Dan Varians ... 143

Lampiran 13 : Uji Normalitas ... 147

Lampiran 14 : Uji Homogenitas ... 150

Lampiran 15 : Uji Hipotesis ... 153

Lampiran 16 : Kumulatif sebaran Frekuensi Normal (Distirubsi Z) ... 155

Lampiran 17 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ... 156

Lampiran 18 : Daftar Nilai Persentil Untuk Uji Distribusi F ... 157

Lampiran 19 : Daftar Nilai Persentil Untuk Uji Distribusi t ... 159


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berperan aktif dalam membangun bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya merancang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi, serta meningkatkan mutu pendidikan khususnya oleh sekolah yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, pembentukan watak, sikap, merangsang potensi-potensi yang dimiliki, serta memperoleh pengajaran untuk mencerdaskan peserta didik Salah satu lembaga pendidikan yang diisyaratkan untuk menciptakan sumber daya manusia dengan menghasilkan lulusan yang siap pakai adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. 2). Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang dan, 4). Menyiapkan tamatan agar menjadi siswa yang produktif, adaptif dan kreatif.

Dalam hal ini SMK yang dimaksud antara lain adalah SMK Negeri 8 Medan. Salah satu program studi keahlian yang terdapat pada SMK ini adalah program studi keahlian Tata Kecantikan. Berbicara tentang tata kecantikan dapat


(15)

2

ditinjau dari asal katanya, seperti yang dijelaskan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 1991 bahwa: tata adalah sama dengan aturan, teknik atau susunan.

Jadi tata merupakan kaidah seperti; mengatur, menyusun, memperbaiki dari kondisi yang ada menjadi lebih baik dan indah.Sedangkan kecantikan tata adalah keelokan baik wajah maupun tubuh secara menyeluruh.Dengan demikian kecantikan adalah sesuatu yang indah, memiliki keseimbangan/keserasian harmoni dan simetris antara bagian tubuh lainnya.Tata kecantikan terbagi atas dua yaitu tata kecantikan kulit dan tata kecantikan rambut.

Djamarah (2011) mengemukakan “Bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku, berkat pengalaman, dan latihan”. Artinya tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik uang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organimes atau pribadi..Tujuan dalam belajar secara umum adalah untuk mempersiapkan siswa agar bisa menghadapi perubahan kehidupan dan dunia yang selalu berkembang dan sarat perubahan, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, dan kritis.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi Dasar Kecantikan Rambutpada 06 febuari 2016, hasil belajar siswa dikelas X Tata Kecantikan khususnya pada Bidang Studi Dasar Kecantikan Rambut SMK Negeri 8 Medan yang masih banyak ditemukan belum memenuhi standart Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75, ditahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 31 orang ada peningkatan namun tidak ada siswa yang


(16)

3

memperoleh 90-100. Siswa yang mendapat nilai tuntas 18 orang dan 13 orang yang tidak tuntas, dan pada tahun 2013/2014 tidak ada peningkatan, nilai masih sama dari tahun sebelumnya dengan jumlah siswa yang sama, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 90-100, siswa mendapat nilai tuntas 17 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 14 orang. Begitu jelas terlihat diatas bahwa dari tahun 2011 sampai 2014 tidak ada siswa yang mendapat nilai 90-100, dari dua tahun terakhir sudah terlihat adanya peningkatan dengan bertambahnya siswa yang memperoleh nilai ketuntasan, tetapi peningkatan yang terlihat itu tidak cukup memperbaiki nilai ketuntasan belajar pada setiap tahunnya.

Rendahnya hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut disebabkan siswa sulit dalam memahami materi penataan sanggul. Siswa kesulitan untuk menangkap dan menghapal materi penataan sanggul yang telah disampaikan oleh guru seperti teori mengenai Desain Sanggul Pola asimetris, simetris,puncak,belakang,dan depan yang terlihat dari pelaksanaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dalam hal ini guru harus mampu untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, dan siswa lebih termotivasi dalam menerima pembelajaran.

Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan suasana yang membuat siswa lebih terfokus pada pembelajaran yang berlangsung dengan mengajak siswa untuk lebih aktif dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan memberi media yang bervariasi sehingga siswa akan lebih cepat untuk memahami dan membantu untuk lebih mudah mengingat materi yang diajarkan guru.


(17)

4

Seorang guru dituntut harus dapat membangkitkan minat siswa untuk belajar salah satunya adalah merencankan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik terhadap pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dalam Penataan Sanggul. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki guru. Untuk itu salah satu alternatif yang ditempuh guru adalah menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), Model pembelajaran ini merupakan suatu model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah. Untuk lebih memberdayakan siswa diperlukan model pembelajaran yang baru yakni model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)merupakan jenis model pembelajaran yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan minat sekaligus creativitas dan motivasi siswa dalam mempelajari Dasar kecantikan Rambut dalam penataan sanggul,sehingga siswa dapat memporoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Rambut dalam Penataan Sanggul Pada Siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan”.


(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajarmata pelajaran Dasar Kecantikan Rambut Materi Penataan Sanggul siswa kelas X jurusan Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

2. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran materi penataan sanggul pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.

3. Apakah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi Dasar Kecantikan Rambut Materi Penataan Sanggul.

4. Hasil belajar penataan sanggul kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan sebelum menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan sesudah menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada materipenataan sanggul dibatasi desain sanggul pola asimetris,simetris,puncak,depan, dan belakang siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan 2015/2016


(19)

6

2. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan Sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

2. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut dalam penataan sanggul yang dibelajarkan dengan model Creative Problem Solving (CPS) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan Sanggul desain sanggul asimetris,simetris,puncak,depan,dan belakang siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

2. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Rambut Dalam Penataan Sanggul yang dibelajarkan dengan model Creative Problem Solving (CPS) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan


(20)

7

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

2. Sebagai pertimbangan bagi para guru khususnya guru bidang Rambut di SMK N 8 Medan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar

3. Sebagai bahan masukan dan pengetahuan agar siswa lebih aktif dan kreatif Dalam proses kegiatan belajar penataan sanggul


(21)

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dibab IV, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata siswa kelas eksperimen 31 dengan standar deviasi 7,51 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 28,05 dengan standar deviasi 9,05.

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar mata dasar kecantikan rambut materi penataan sanggul dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai 75 keatas cenderung meningkat sebesar 50 % dalam kategori tinggi.

3. Ada pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut materi penataan sanggul terhadap model pembelajaran creative problem solving pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Dengan demikian, bahwa model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

B.Implikasi

Implementasi model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada penelitian ini di Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran Dasar kecantikan Rambut dengan materi Penataan sanggul sangat


(22)

75

efektif karena dapat meningkatkan efektifitas siswa dan motivasi siswa didalam meningkatkan kompetensi yang akan dicapai. Kondisi belajar yang digunakan di SMK Negeri 8 Medan cenderung masih banyak yang menggunakan metode ceramah, yang menyebabkan suasana belajar menjadi pasif dan monoton. Proses belajar akan lebih baik jika para guru melibatkan siswa dalam kegiatan belajarnya dengan mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru. Guru tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai fasilisator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Dengan model pembelajaran Creative problem Solving diharapkan hasil belajar siswa pada materi penataan sanggul akan semakin meningkat.

C.Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar. Maka diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul serta melakukan pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan bervariasi sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

2. Diharapkan kepada siswa agar mempelajari dengan baik teori dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul, sehingga dapat memahami


(23)

76

dengan baik dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul pada saat praktek.

3. Dari hasil penelitian terdapat model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) khususnya dalam mempelajari materi dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul.


(24)

77

DAFTAR PUSTAKA

Adham Nasution (1983). Memenuhi Panggilan Tugas. Jakarta: Gunung Agung Ansari dan Yasmin (2008). Upaya Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Creative Problem Solving ( CPS):UMP

Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Baharudin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Butar-butar (2013). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Strategi Index Cord Match di Kelas X AK SMK Negeri 7 Medan T.P 2012/2013: UNIMED

Cepi Safruddin dan Suharsimi. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Deddy, M. (2005). Seri Kreasi Tata Rambut Modifikasi Sanggul Pengantin Tradisional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. (2007). Seni Kreasi Tata Rambut Kreasi Sanggul Dan Kreasi Modren. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi (2008). Model Pembelajaran creative Problem solving. Diaskes Pada 8 Desember 2015 dari www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-creative-problem.html.

Dimyati (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gita, Vistalin (2012). Belajar Salon. Jakarta: Gramedia

H, Ahmad Sabri. (2010). Strategi Belajar Mengajar Dan Microteaching. Ciputat: PT. Ciputat Press.

Harahap (2013). Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Cps) Dan Strategi Pembelajaran Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntasnsi Siswa Kelas XII IS 1 MAN Medan T.P2013/2014: UNIMED


(25)

78

Kusuma, dkk (2000). Tata Kecantikan Rambut Tingkat Terampil. Depok Utara: Meunita Cipta Sarjana.

Miftahul, Huda. (2014). Model- Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rostamalis,dkk (2008). Tata Kecantikan Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional.

Rusman (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: PT. Raja Grafindo Parsada.

Sanjaya (2006). Model Pembelajaran Creative problem Solving

Sihotang (2013): Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Strategi React Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Medan T.P 2012/2013: UNIMED

Sugiyono.(2012). StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi (2012). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Afabeta

S, Nasution (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Bima Aksara.

Sardiman (2008). Hasil Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tim Konsultan Fakultas Teknik (2014) Universitas Negeri Malang. Penataan Sanggul Kombinasi Modren dan Daerah: Depdiknas, Dikmenjur

Trianto (2007). Model-Model Pembelajaran Inivatif Beriorentasi Kontruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(1)

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

2. Sebagai pertimbangan bagi para guru khususnya guru bidang Rambut di SMK N 8 Medan untuk menentukan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar

3. Sebagai bahan masukan dan pengetahuan agar siswa lebih aktif dan kreatif Dalam proses kegiatan belajar penataan sanggul


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dibab IV, maka dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata siswa kelas eksperimen 31 dengan standar deviasi 7,51 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 28,05 dengan standar deviasi 9,05.

2. Tingkat kecenderungan hasil belajar mata dasar kecantikan rambut materi penataan sanggul dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai 75 keatas cenderung meningkat sebesar 50 % dalam kategori tinggi.

3. Ada pengaruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar kecantikan rambut materi penataan sanggul terhadap model pembelajaran creative problem solving pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. Dengan demikian, bahwa model pembelajaran creative problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

B.Implikasi

Implementasi model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada penelitian ini di Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran Dasar kecantikan Rambut dengan materi Penataan sanggul sangat


(3)

efektif karena dapat meningkatkan efektifitas siswa dan motivasi siswa didalam meningkatkan kompetensi yang akan dicapai. Kondisi belajar yang digunakan di SMK Negeri 8 Medan cenderung masih banyak yang menggunakan metode ceramah, yang menyebabkan suasana belajar menjadi pasif dan monoton. Proses belajar akan lebih baik jika para guru melibatkan siswa dalam kegiatan belajarnya dengan mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru. Guru tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai fasilisator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Dengan model pembelajaran Creative problem Solving diharapkan hasil belajar siswa pada materi penataan sanggul akan semakin meningkat.

C.Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar. Maka diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul serta melakukan pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan bervariasi sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan.

2. Diharapkan kepada siswa agar mempelajari dengan baik teori dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul, sehingga dapat memahami


(4)

dengan baik dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul pada saat praktek.

3. Dari hasil penelitian terdapat model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar sehingga diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) khususnya dalam mempelajari materi dasar kecantikan rambut dalam penataan sanggul.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adham Nasution (1983). Memenuhi Panggilan Tugas. Jakarta: Gunung Agung Ansari dan Yasmin (2008). Upaya Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematika Melalui Penerapan Pendekatan Creative Problem Solving ( CPS):UMP

Aris, Shoimin. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Baharudin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Butar-butar (2013). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntasi Siswa dengan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dengan Strategi Index Cord Match di Kelas X AK SMK Negeri 7 Medan T.P 2012/2013: UNIMED

Cepi Safruddin dan Suharsimi. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Deddy, M. (2005). Seri Kreasi Tata Rambut Modifikasi Sanggul Pengantin Tradisional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. (2007). Seni Kreasi Tata Rambut Kreasi Sanggul Dan Kreasi Modren. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dewi (2008). Model Pembelajaran creative Problem solving. Diaskes Pada 8 Desember 2015 dari www.asikbelajar.com/2012/11/model-pembelajaran-creative-problem.html.

Dimyati (2002). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gita, Vistalin (2012). Belajar Salon. Jakarta: Gramedia

H, Ahmad Sabri. (2010). Strategi Belajar Mengajar Dan Microteaching. Ciputat: PT. Ciputat Press.

Harahap (2013). Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Cps) Dan Strategi Pembelajaran Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Akuntasnsi Siswa Kelas XII IS 1 MAN Medan T.P2013/2014: UNIMED


(6)

Kusuma, dkk (2000). Tata Kecantikan Rambut Tingkat Terampil. Depok Utara: Meunita Cipta Sarjana.

Miftahul, Huda. (2014). Model- Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rostamalis,dkk (2008). Tata Kecantikan Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat JenderalManajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional.

Rusman (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Depok: PT. Raja Grafindo Parsada.

Sanjaya (2006). Model Pembelajaran Creative problem Solving

Sihotang (2013): Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Dengan Strategi React Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 6 Medan T.P 2012/2013: UNIMED

Sugiyono.(2012). StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi (2012). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Afabeta

S, Nasution (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Bima Aksara.

Sardiman (2008). Hasil Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tim Konsultan Fakultas Teknik (2014) Universitas Negeri Malang. Penataan Sanggul Kombinasi Modren dan Daerah: Depdiknas, Dikmenjur

Trianto (2007). Model-Model Pembelajaran Inivatif Beriorentasi Kontruktifistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.