Pengembangan Tebal OSB dari kayu Akasia

Pada penelitian ini digunakan 5 jenis bahan pelapis yaitu wax, vernis, plinkut, cat dan aquaproof untuk mengurangi pengembangan tebal yang terjadi pada OSB. Kelima jenis bahan pelapis tersebut dilaburkan pada bagian tebal setiap contoh uji sebanyak 10 dari berat contoh uji dengan ulangan sebanyak tiga kali. Kemudian masing-masing contoh uji direndam selama 2-24 jam, dimana setiap dua jam sekali contoh uji diangkat dan kemudian ditiriskan, lalu diukur pengembangan tebalnya. Gambar 6. Pengukuran pengembangan tebal OSB. Berdasarkan hasil pengujian pengembangan tebal, didapatkan hasil pengembangan tebal contoh uji OSB yang dilaburkan dengan bahan pelapis pada sisi tebalnya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Tebal OSB dari kayu Akasia

Berdasarkan data pertambahan dimensi pada arah tebal OSB dari kayu akasia yang pada sisi tebalnya dilaburkan bahan pelapis dan mendapatkan perlakuan perendaman selama 2-24 jam Lampiran 3, didapatkan hasil berupa rata-rata pengembangan tebal OSB dari kayu akasia Lampiran 4 yang disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 7. Universitas Sumatera Utara 2 4 6 8 10 12 14 16 18 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Lama Perendaman Jam P engem bangan T e ba Aw = Akasia + Wax Av = Akasia + Vernis Ap = Akasia + Plinkut Ac = Akasia + Cat Aaq = Akasia + Aquaproof Gambar 7. Histogram pengembangan tebal OSB dari kayu akasia. Dari Gambar 7. dapat diketahui bahwa pengaruh pemberian bahan pelapis pada sisi tebal OSB yang terbuat dari kayu Akasia terhadap pengembangan tebal yang terbaik adalah dengan menggunakan bahan pelapis jenis wax sedangkan yang terburuk adalah dengan menggunakan bahan pelapis jenis vernis. Mengacu pada standar JIS A 5908-2003 dimana pengembangan tebal maksimal yang diperbolehkan untuk produk OSB adalah 12, maka pada contoh uji OSB yang terbuat dari kayu Akasia, didapatkan bahan pelapis jenis vernis dan cat tidak bisa digunakan untuk mengurangi pengembangan tebal OSB yang terbuat dari kayu Akasia karena hasil pengembangan tebalnya setelah perendaman selama 24 jam ternyata lebih dari 12. Sedangkan bahan pelapis jenis wax, plinkut dan aquaproof bisa digunakan karena mampu menekan pengembangan tebal OSB hingga kurang dari 12. JIS A 5908-2003 Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Perendaman OSB untuk menguji pembangan tebal. Hasil penelitian Nuryawan 2007, pada OSB yang terbuat dari kayu akasia dengan penggunaan perekat PF bubuk, rata-rata pengembangan tebal yang terjadi setelah perendaman selama 2 jam adalah 6,78 dan setelah perendaman selama 24 jam adalah 21,83. Jika hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan rata-rata pengembangan tebal OSB dari hasil penelitian ini, maka sangat nyata pengaruh pemberian bahan pelapis dalam mengurangi pengembangan tebal OSB dari kayu akasia walaupun untuk dua jenis bahan pelapis, yaitu vernis dan cat, nilai pengembangan tebalnya masih melebihi standar JIS A 5908-2003 yaitu 12.

2. Pengembangan Tebal OSB dari kayu Ekaliptus