3. Menggunakan Teknik Acak Berstrata Anak-anak dalam kelas terlebih dahulu dikelompokan secara
homogen. Setelah itu, secara acak anak diambil dari kelompok yang homogen tersebut dan dimasukkan kedalam kelompok belajar Cooperative
Learning. Melalui teknik ini diharapkan dapat tercipata kelompok yang anggotanya heterogen.
Dalam metode pembelajaran Cooperative Learning, penataan ruang kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku perlu ditata
sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat gurupapan tulis dengan jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam
jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu sama lain, tetapi tidak menggangu kelompok yang lain dan
guru bisa menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu bagian kelas untuk kegiatan
lain Lie, 2007:52.
C. Model Cooperative Learning teknik Jigsaw
Teknik Jigsaw merupakan salah satu teknik dalam Cooperative learning yang bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,
mendengarkan, ataupun berbicara. Cooperative Learning Teknik Jigsaw juga menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan latar belakang ini agar bahan pelajaran lebih bermakna. Siswa dapat bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong
royong dan banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
D. Hakikat IPS
1. Pengertian IPS IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali”
para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kekompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang
secara tidak terduga. IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian IPS adalah tentang hubungan
antar manusia. IPS bukan hanya mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan manusia saja, melainkan juga
tentang tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan Dunfee and Sagl, 1966.
Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan
tantangan-tantangannya. Selanjutnya siswa kelak diharapkan mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial
yang dihadapinya. IPS memusatkan perhatiannya pada hubungan
antarmanusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan
penuh tantangan. Dapat dikatakan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup dan kehidupan sosial Depdikbud, 1991:5.
Jadi tujuan siswa mempelajari IPS adalah 1.
Supaya para siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan
lingkungannya menjadi lebih bermakna 2.
Supaya para siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.
3. Supaya para siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan
persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.
Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin
timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. IPS melihat manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia
hidup bersama dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, denga tetangganya, yang dekat sampai jauh. Jadi bahan belajar dalam IPS adalah
keseluruhan tentang manusia Suradisastra, 1991:6.
2. Pengertian Pembelajaran IPS Terpadu Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan
pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik
Debdikbud, dalam Trianto, 2007:129. Salah satu cara yang dilakukan dalam pembelajaran terpadu adalah memadukan Kompetensi Dasar.
Pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung pada siswa sehingga siswa dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan,
dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajari. Model pembelajaran terpadu melatih siswa untuk dapat menemukan sendiri
berbagai konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran terpadu disusun dari berbagai cabang ilmu dalam
rumpun ilmu sosial. Pada pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas,
diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat diambil dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.
Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang.
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Model penelitian Kemmis dan Mc Taggart dalam ari Kunto 2002:83 yakni perencanaan planing, tindakan acting,
pengamatan observing, refleksi reflecting Model penelitiannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Siklus I Siklus II
Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian
A. Setting