Target Costing TINJAUAN PUSTAKA

produksi yang telah mapan, apabila data historis telah cukup banyak terdokumentasikan dengan baik. b. Analisis Tugas Cara lain dengan melakukan analisis terhadap proses pembuatan produk dengan tujuan menentukan biaya produk yang seharusnya. Paradigma yang digunakan adalah bergeser dari biaya produk di masa lampau ke biaya produk di masa mendatang. c. Gabungan Keduanya

E. Target Costing

1. Konsep Target Costing Menurut Salman 2016: 227, target costing adalah sistem perencanaan laba dan manajemen biaya. Sedangkan menurut Supriyono 2002: 152 target costing adalah sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahap pengembangan dan perencanaan produk model baru tertentu, perubahan model secara penuh atau perubahan model minor. Menurut Rudianto 2005: 259, target biaya target costing adalah metode penentuan biaya produksi dimana perusahaan terlebih dahulu menentukan biaya produksi yang harus dikeluarkan berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan memperoleh laba yang diharapkan. Adapun Garrison et.al 2013: L-10, perhitungan biaya target target costing adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan untuk suatu produk baru dan kemudian mengembangkan sebuah contoh yang dapat dibuat dengan menguntungkan berdasarkan angka biaya target maksimum tersebut. Dalam metode target costing perusahaan akan menetapkan biaya produk yang dianggap sesuai dengan keadaan pasar, menentukan laba yang diinginkan dan kemudian menentukan harga jual produk tersebut kepada masyarakat. Manfaat utama target costing adalah penetapan harga pokok produk sebagai dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. Ilustrasi singkat mengenai metode target costing ada pada Gambar 1. Gambar 1: Ilustrasi Target Costing Sumber: Witjaksono 2013: 176 Market Research Menentukan harga jual produk baru Engineers dan cost Analysis mendesain suatu produk yang mungkin diproduksi pada biaya tersebut Manajemen menghitung biaya produksi yang memungkinkan tercapainya marjin laba yang diinginkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari ilustrasi target costing pada Gambar 1 dapat dilihat perbedaan mendasar dalam penentuan harga pokok produk antara pendekatan target costing dengan pendekatan tradisional: Traditional Approach Target Cost Approach 1st Design Product 1st Set Sales Price 2nd Compute Cost 2nd Set Profit 3rd Set Sales Price 3rd Compute Target Cost 4th Profit or Loss 4th Design Product Gambar 2: Perbedaan Pendekatan Tradisional dan Target Costing Sumber: Witjaksono 2013: 176 Pada Gambar 2 perbedaan mendasar antara pendekatan tradisional dan pendekatan target costing adalah ada dalam tahap desain produk dan penetapan harga jual. Secara tradisonal proses produksi dimulai dari desain produk barangjasa, dilanjutkan menghitung harga pokok produk, kemudian menetapkan harga jual. Dari penjelasan kedua Gambar tersebut, target costing dapat didefinisikan menurut Witjaksono 2013: 176, yaitu suatu sistem dimana 1 penentuan harga pokok produk adalah sesuai dengan yang diinginkan target sebagai dasar penetapan harga Setelah Product Design Sebelum dan selama product design PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jual produk yang akan memperoleh laba yang diinginkan, atau 2 penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang pelanggan rela membayarnya. 2. Model Penerapan Target Costing Harga pokok produk tidak terlepas dari kegiatan sepanjang rantai nilai, yang diperjelas pada Gambar 3 dan Gambar 4. Target Costing Gambar 3: Proses Penetapan Target Costing Sumber: Witjaksono 2013: 178 3. Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing Target costing adalah suatu proses yang sistematis yang menggabungkan manajemen biaya dan perencanaan laba. Perhitungan biaya target target costing menjadi suatu pendekatan khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya. Proses ini menganut prinsip-prinsip yang ada pada Gambar 5. R D Design Manu- facturing Marketing and Distribution Custom er Service YA Gambar 4: Proses Penetapan Target Costing Hingga Penetapan Harga Sumber: Witjaksono 2013: 178 Target-Costing Model Market Share Objective Target Price Product Functionality Target Profit Target Cost Product and Process Design Target Cost tercapai Produksi Produk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Price led costing Cross-functional team Life-cycle Value chain orientation Fokus pada Fokus pada Product design process design Fokus pada pelanggan Gambar 5: Prinsip-prinsip Target Costing Sumber: Witjaksono 2013: 179 Proses penerapan target costing menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Harga menentukan biaya Price Led Costing Persaingan yang semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual produk bukan hal mudah. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga harga pasar market share digunakan untuk menentukan target biaya dengan formula berikut: b. Fokus pada pelanggan Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi functionality secara simultan terdapat dalam produk dan dimanfaatkan dalam Key Principles of Target Costing Target Biaya = Harga Pasar – Laba Kotor yang diinginkan pengambilan keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produk. c. Fokus pada desain produk dan desain proses Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan desain proses produksi, maka setiap perubahan atau rekayasa harus dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan mengurangi waktu terutama bagi produk baru. d. Cross Functional Team Timkelompok ini bertanggungjawab atas keseluruhan produk, dimulai dari idekonsep produk hingga tahapan produksi penuh. e. Melibatkan rantai nilai Value chain orientation Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai nilai, dimulai dari pemasok barangjasa, distributor, hingga pelanggan dilibatkan dalam proses Target Costing. f. Orientasi daur hidup produk Life-cycle Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga, bahan baku, biaya operasi, pemeliharaan, dan biaya distribusi. 4. Asumsi Dasar Target Costing Menurut Witjaksono 2013: 183, Target Costing sangat mungkin sesuai bagi perusahaan yang price taker dalam suatu pasar yang heterogen, dimana kompetisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menentukan harga jual produk barangjasa, yang ditandai dengan karakteristik antara lain: a. Umumnya tidak layak atau tidak ada kehendak untuk menawarkan produk dengan harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor. Bila perusahaan menawarkan produk yang tak tersaingi maka persaingan oligopolistik akan muncul. b. Keunggulan spesifik suatu perusahaan akan menentukan arah dalam melakukan deferensiasi produk baru dari yang telah ada di pasaran, misalnya: 1 Cost Advantage produk yang samaserupa namun dengan harga yang lebih murah. 2 Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang kompetitif. Menurut Cooper 1995: 138, terdapat tiga faktor yang penting dalam mempengaruhi struktur dari sistem target costing, yaitu: a Jenis produk yang akan diproduksi Tipe dari produk yang akan diproduksi memiliki peranan penting karena dengan mengetahui jenis dari produk yang akan diproduksi, maka akan dapat mengestimasi biaya, kompleksitas, dan waktu yang akan digunakan. Jika biaya, kompleksitas dan waktu yang timbul untuk memproduksi lebih besar maka target costing semakin kompleks. Semakin lama pengembangan siklus hidup suatu produk, semakin ketat pengendalian yang dibutuhkan dan begitu pula sebaliknya. b Jenis konsumen yang akan dituju Tipe konsumen yang dilayani juga memiliki peranan yang penting dalam perancangan target costing. Hal ini disebabkan oleh keputusan konsumen dalam menentukan karakteristik yang penting dari suatu produk. Karakteristik tersebut adalah kualitas, fungsionality, dan harga pada suatu produk, konsumen akan mempengaruhi tingkat keterlibatan dalam pemasaran dan analisis konsumen pada target costing. c Tingkat pengaruh antar bagian dari supplier Tingkat pengaruh antar bagian dari supplier berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam bernegosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga input yang lebih rendah dari pasar. Tawar-menawar ini berpengaruh terhadap biaya material yang merupakan biaya utama dari proses produksi yang juga berpengaruh terhadap target costing yang diterapkan oleh perusahaan. Jika harga input lebih rendah, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Manfaat Target Costing Menurut Maciariello dan Kirby 1994 dalam Lucki 2011: 23 ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari target costing, antara lain: a. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai biaya produksi produk baru, sehingga memudahkan badan usaha untuk melakukan pemilihan dalam penggunaan material, desain produk dan proses manufaktur. b. Mengurangi pengembangan siklus hidup yaitu biaya dapat ditentukan pada saat bersamaan dengan perancangan produk. c. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara untuk mengeleminasi, mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan kualitas, menyederhanakan proses dan menentukan cost driver. d. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta mempertahankan atau meningkatkan kualitas fungsinya. 6. Metode Pengurangan Biaya dalam Target Costing a. Pengurangan Biaya dengan Alternatif I Menurut Blocher, et al. 2012: 176-177, dua pilihan yang dapat mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target, yaitu: 1 Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen biaya yang lebih maju seperti pembiyaan berbasis aktivitas dan mencari produktifitas yang lebih tinggi. 2 Dengan mendesain ulang produk dan jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyak perusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap desain, penghematan yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin. b. Pengurangan Biaya dengan Alternatif II Hansen Mowen 2009: 361-362 mengungkapkan ada tiga metode yang dapat digunakan untuk pengurangan biaya dalam Target Costing, yaitu: 1 Rekayasa Berlawanan Reverse Engineering Membedah produk pesaing untuk mencari lebih banyak keistimewaan rancangan yang membuat penurunan biaya. 2 Analsis Nilai Process Analysis Berusaha menaksir nilai yang ditempatkan pada berbagai fungsi produk oleh pelanggan. Misalnya suatu harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk suatu fungsi khusus lebih kecil daripada biayanya, maka fungsi tersebut mungkin akan dihapus. 3 Perbaikan Proses Process Improvement Digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Pengurangan biaya dapat dilakukan dengan mengeleminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Kendala Penerapan Target Costing Penerapan target costing ternyata tidak mudah. Berikut ini adalah kendala menurut Witjaksono 2013: 183 yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba menerapkan target costing yaitu: a. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok. b. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan. c. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah. d. Sulitnya melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan target costing. Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik untuk menerapkan target costing memperhatikan hal-hal berikut: 1 Manajemen puncak harus memahami proses target costing sebelum mengadopsinya. 2 Apabila perhatian manajemen terlalu terpaku pada pencapaian sasaran target costing, maka dapat mengalihkan perhatian dari manajemen mengenai pencapaian sasaran keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

F. Pengertian efisiensi