Biaya Non Produksi Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Target Costing

Setelah disajikan beberapa data mengenai biaya produksi, maka hasil perhitungan biaya produksi untuk keripik pisang coklat tahun 2015 dilihat pada Tabel 5.6 dan Tabel 5.7 merupakan Tabel total biaya yang terdiri dari biaya produksi dan biaya non produksi sebagai berikut: Tabel 5.6 Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Uraian Jumlah Biaya Rp Biaya Produksi 1. Biaya bahan baku Rp79.200.000 2. Biaya tenaga kerja langsung 226.000.000 3. Biaya overhead pabrik 424.942.113 Total Biaya Produksi 1+2+3 Rp730.142.313 Jumlah Unit yang diproduksi Kg 24.000kg Total Biaya Produksi per Kg Rp30.422,58 Sumber: Data olahan Tabel 5.7 Perhitungan Total Biaya Menurut Perusahaan Uraian Jumlah Biaya Rp A. Biaya Produksi 1. Biaya bahan baku Rp79.200.000 2. Biaya tenaga kerja langsung 226.000.000 3. Biaya overhead pabrik 424.942.113 Jumlah Biaya Produksi 1+2+3 Rp730.142.313

B. Biaya Non Produksi

1. Biaya penjualan Rp29.289.000 2. Biaya admumum 41.039.000 Jumlah Biaya Non Produksi 1+2 70.328.000 Total Biaya A+B Rp800.470.313 Jumlah unit yang diproduksi Kg 24.000 Kg Total biaya per kg Rp33.352,92 Sumber: Hasil olahan data Tabel 5.6 merupakan perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2015 sebesar Rp730.142.313 atau Rp30.422,58kg. Sedangkan dari Tabel 5.7 perhitungan total biaya yaitu biaya produksi dan non produksi yang perusahaan keluarkan untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp800.470.313 atau Rp33.352,92kg.

B. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Target Costing

Penentuan harga berdasarkan target target costing adalah suatu metode penentuan harga secara mundur, yakni dimulai dengan menentukan harga pasar kompetitif yang berlaku di pasaran. Berikut merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk menerapkan target costing: 1. Mengumpulkan informasi harga pasarjual produk dari riset pasar Langkah pertama yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengumpulkan informasi harga pasar produk. Untuk menentukan harga jual produk dapat disesuaikan dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Namun untuk menilai kriteria suatu produk tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jenis produk, kualitas bahan yang digunakan dan fiturbentuk produk. Berikut daftar perbandingan harga pesaing pada tahun 2015 beserta harga jual perusahaan dengan Askha Jaya pada Tabel 5.8. Harga jual ditentukan berdasarkan harga pesaing yang menawarkan harga yang cukup kompetitif. Informasi tersebut akan digunakan untuk melakukan penyesuaian harga jual. Jika dilihat dari Tabel 5.8 Firman, Suseno dan Yen Yen adalah perusahaan yang dapat menjual produk pisang coklat yang paling murah. Askha Jaya memiliki pesaing yang sangat banyak. Keempat pesaing tersebut yang harus diperhatikan karena memproduksi keripik pisang coklat dengan rasa dan bentuk yang sama dengan Askha Jaya. Harga jual keripik pisang coklat pada Firman, Suseno dan Yen yen Rp45.000kg lebih rendah dari harga jual Askha Jaya. Harga jual kompetitif untuk Askha Jaya yaitu Rp45.000kg karena menurut hasil wawancara keripik pisang Suseno merupakan keripik yang laris terjual dengan harga Rp45.000kg, sehingga keripik pisang coklat Suseno dijadikan pesaing oleh Askha Jaya. Tabel mengenai daftar dari pesaing Askha Jaya akan disajikan pada Tabel 5.8. 2. Mengumpulkan informasi tentang laba kotor yang diinginkan Langkah kedua setelah menentukan harga jual yang ditentukan oleh mekanisme pasar dan pesaing dalam menentukan target costing adalah mengumpulkan informasi mengenai target laba yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada pemimpin perusahaan, maka pemimpin Askha Jaya menargetkan laba kotor setiap produk 40 dari harga pasar. Tabel 5.8 Perbandingan Harga Pesaing dengan Askha Jaya Tahun 2015 Sumber: Hasil olahan data No Nama Perusahaan Nama Produk Harga Pesaing RpKg Harga Askha Jaya RpKg Selisih Harga Keterangan 1 Aneka Rasa Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama 2 Fino Keripik pisang coklat 45.000 50.000 Rp3.000 Harga lebih rendah dari Askha Jaya 3 Firman Keripik pisang coklat 45.000 50.000 Rp5.000 Harga lebih rendah dari Askha Jaya 4 Istana Merry Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama 5 Karya Mandiri Keripik pisang coklat 55.000 50.000 Rp5.000 Harga lebih tinggi dari Askha Jaya 6 Keripik Lampung Keripik pisang coklat 52.000 50.000 Rp2.000 Harga lebih tinggi dari Askha Jaya 7 Mahkota Keripik pisang coklat 48.000 50.000 Rp2.000 Harga lebih rendah dari Askha Jaya 8 Nyoto Roso Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama 9 Rizka Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama 10 Rojo Keripik Keripik pisang coklat 52.000 50.000 Rp2.000 Harga lebih tinggi dari Askha Jaya 11 Suheri Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama 12 Suseno Keripik pisang coklat 45.000 50.000 Rp5.000 Harga lebih rendah dari Askha Jaya 13 Yen Yen Keripik pisang coklat 45.000 50.000 Rp5.000 Harga lebih rendah dari Askha Jaya 14 Zom Zom Family Keripik pisang coklat 50.000 50.000 - Harga sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Apabila perusahaan menginginkan laba kotor 40 dari harga pasar berdasarkan harga jual pasar yang disesuaikan per kg yaitu Rp45.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Perhitungan laba kotor yang diinginkan perusahaan berdasarkan harga pasar Rp = 40 x 45.000 = x 45.000 = Rp18.000kg 3. Menghitung target biayatarget costing pada harga pasar dikurangi laba kotor yang dinginkan. Tahap ketiga metode ini adalah menentukan biaya berdasarkan target perhitungan harga kompetitif dikurangi dengan laba kotor yang diinginkan. Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi untuk setiap unit produksi: Perhitungan target biaya untuk setiap unit produksi yang akan dicapai dengan Target Costing Rp = Taksiran Harga Jual-laba yang diinginkan = Rp45.000 – Rp18.000 = Rp27.000kg Berdasarkan perhitungan target costing dengan melakukan efisiensi maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp27.000kg. Dalam upaya untuk mencapai biaya berdasarkan target, diperlukan pengendalian biaya untuk melakukan penghematan biaya produksi dengan menggunakan metode pengurangan biaya dalam target costing. 4. Penggunaan metode pengurangan biaya dalam target costing untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk. Cara untuk mencapai biaya berdasarkan target hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan keunggulan yang ditawarkan. Untuk mencapai target costing yang telah dihitung di langkah awal penerapan, maka penulis menawarkan adanya pengurangan biaya produksi tanpa mengurangi nilai dan kualitas dari produk tersebut. Pengurangan biaya produksi akan dilakukan menggunakan metode pengurangan biaya dalam target costing yaitu dengan melakukan perubahan pemasok bahan baku, mengubah desain produk dan perubahan bahan penolong sehingga biaya produksi akan lebih efisien tanpa harus mengurangi kualitas dari produk. Berikut ini analisis beberapa unsur-unsur biaya produksi yang dilakukan untuk melakukan efisiensi terhadap biaya produksi: a. Bahan baku pisang Penulis telah melakukan survei ke beberapa pemasok lain untuk mengetahui harga pisang. Penulis menawarkan adanya penggantian pemasok untuk mendapatkan harga pisang yang lebih murah namun tetap dengan kualitas pisang yang sama dan sesuai dengan kriteria perusahaan. Harga bahan baku yang digunakan perusahaan selama ini Rp3.300kg pada tahun 2015, sedangkan penulis menemukan harga yang berbeda yaitu Rp2.750kg harga ini didapat dari distributor pisang pertama yang membeli pisang-pisang dari pedesaan. Adanya perbedaan harga tersebut memiliki selisih Rp550,00 dari Rp3.300-Rp2.750 pada tahun 2015. Jika dilihat dari selisihnya harga tersebut tidak terlalu signifikan, namun jika perusahaan membeli dengan kuantitas yang banyak, maka selisih tersebut akan sangat dirasakan oleh perusahaan. Maka dalam perhitungan pemakaian bahan baku pisang dapat diperoleh biaya yang disajikan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Perbandingan Biaya Bahan Baku Tahun 2015 Pemakaian bahan baku menurut Perusahaan Pemakaian bahan baku setelah Target Costing 24.000kg x Rp3.300 = Rp79.200.000 24.000kg x Rp2.750 = Rp 66.000.000 Sumber: Data diolah Dengan adanya penggantian pemasok pada bahan baku pisang, biaya bahan baku yang dikeluarkan menjadi Rp66.000.000 dan kualitas dari keripik pisang yang akan diproduksi tidak berkurang, tetapi biaya pemakaian bahan baku akan berkurang Rp13.200.000 dari Rp79.200.000- Rp66.000.000. b. Mengubah desain produk Penulis mendapat ide dari keripik pisang matcha yang berbentuk irisan waffle. Dengan tetap mempertahankan kualitas pisang hanya saja mengubah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pola atau bentuk irisan pisang menjadi irisan yang berbentuk seperti waffle. Perusahaan selama ini hanya menggunakan irisan berbentuk waffle pada keripik dengan rasa-rasa tertentu saja yang tingkat pembelian konsumennya sedikit. Metode irisan waffle ini dapat menghemat penggunaan campuran rasa, yaitu bubuk coklat, bubuk gula dan tepung maizena. Selain bentuknya yang unik, hasil yang didapatkan pun lebih banyak, karena mengiris dengan metode waffle keripik yang dihasilkan berukuran kecil dan tidak memanjang. Desain keripik yang berbeda ini mempengaruhi biaya yang dikeluarkan khususnya pada biaya bahan penolong. Biaya penolong yang mengalami pengurangan terdiri dari: 1. Minyak goreng Minyak yang digunakan untuk menggoreng akan berkurang, hal ini disebabkan irisan berbentuk waffle berongga, sehingga minyak tidak meresap ke seluruh permukaan terlalu banyak. 2. Garam Garam yang digunakan untuk merendam irisan pisang pun akan berkurang, karena bentuk irisan yang waffle yang berongga tersebut. Jika garam dengan ukuran yang sama, maka keripik akan cenderung lebih asin rasanya, dan menjadi kurang pas untuk diaplikasikan dengan rasa coklat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Gula bubuk Gula bubuk yang digunakan untuk pemberi rasa manis dalam keripik pisang coklat juga akan mengalami pengurangan, karena bentuk irisan waffle yang berongga, maka tidak semua gula bubuk dapat menempel pada seluruh permukaan keripik. 4. Tepung maizena Tepung maizena yang digunakan untuk menetralisir rasa pahit pada coklat pun harus dikurangi, hal ini dikarenakan ada pengurangan pula pada gula bubuk. Apabila gula bubuk yang berkurang, dan tepung maizena dengan takaran yang sama maka keripik coklat akan terasa hambar tidak berasa, maka penggunaannya pun juga harus dikurangi guna menjaga keseimbangan rasa. 5. Coklat bubuk. Coklat bubuk merupakan bahan yang dibutuhkan keripik pisang coklat agar rasa dan warnanya cokelat. Coklat bubuk juga sebaiknya dikurangi penggunaannya, hal ini dikarenakan penggunaan tepung maizena dan gula bubuk dikurangi. Apabila tepung maizena dan gula bubuk penggunaannya dikurangi dan coklat bubuk dengan takaran yang sama maka rasa pahit pada keripik pisang coklat akan lebih dominan. Perubahan yang terjadi yaitu 87 dari biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada satu tahun. Perubahan 87 ini sudah diuji coba oleh perusahaan. Uji coba awal yaitu pengurangan 50 namun dirasa kualitas produk menjadi berkurang, oleh sebab itu ada penambahan 37 atau menjadi 87 agar produk masih sama kualitas dan rasanya. Perubahan tersebut disajikan pada Tabel dengan perbandingan biaya bahan penolong sebelum dan sesudah perusahaan menggunakan target costing yang dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Biaya Bahan Penolong Menurut Perusahaan dan Menurut Target Costing Bahan Penolong Biaya Menurut Perusahaan Rp Biaya Menurut Target Costing Rp Tepung maizena Rp30.954.000 Rp26.929.980 Gula bubuk 28.654.560 17.380.251 Minyak goreng 110.051.550 95.744.849 Bahan bakar 39.327.893 34.215.267 Garam 13.114.844 11.409.914 Kapur sirih 7.489.182 6.515.588 Coklat bubuk 19.977.300 17.380.251 Jumlah biaya penolong Rp249.569.329 Rp217.125.316 Jumlah produksi 24.000kg 24.000kg Biaya per Kg Rp 10.398,72 Rp 9.046,88 Sumber: Hasil olahan data Tabel 5.10 terjadi perubahan desain produk menjadi irisan waffle, maka perusahaan dapat meminimalkan biaya penolong. Pengurangan biayanya sebesar Rp32.444.013 dari Rp249.569.329-Rp217.125.316 atau Rp 1.351,84kg dari Rp10.398,72- Rp9.046,88. c. Bahan penolong “Coklat Bubuk Berasa Manis” Selain alternatif mengubah desain keripik menjadi bentuk waffle, penulis juga mempunyai alternatif lain yang akan membatu manajeman Askha Jaya untuk memilih atau mengaplikasikan alternatif ini guna menekan biaya yang dikeluarkan sehingga mendapat margin laba yang diharapkan tanpa mengurangi kualitas dari produk yaitu dengan mengubah campuran bubuk perasa yang terdiri dari tepung maizena, gula bubuk dan coklat bubuk dengan olahan coklat bubuk yang sudah berasa manis didalamnya. Jadi, perusahaan sudah tidak perlu lagi untuk membeli tepung maizena, coklat bubuk yang rasa pahit dan gula bubuk. Pengeleminasian tepung maizena, coklat bubuk dan gula bubuk ini membuat perusahaan cukup dengan membeli coklat bubuk yang sudah berasa manis seperti coklat akan menekan biaya lebih rendah. Perusahaan cukup membeli coklat bubuk berasa dengan harga Rp25.000 per karung yaitu 50kg. Tabel 5.11 menyajikan perbandingan data bahan penolong yang digunakan perusahaan dan menggunakan target costing tahun 2015. Tabel 5.11 Perbandingan Biaya Bahan Penolong Keripik Pisang Coklat Menurut Perusahaan dan Menurut Target Costing Menurut Perusahaan Menurut Target Costing Bahan Penolong Biaya Rp Bahan Penolong Biaya Rp Coklat bubuk 19.977.300 Coklat bubuk berasa manis 24.00050xRp25.000= Rp12.000.000 Tepung maizena 30.954.000 - - Gula bubuk 28.654.560 - - Jumlah biaya penolong 79.585.860 12.000.000 Jumlah Produksi 24.000kg 24.000kg Biaya Per kg Rp3.316,07 Rp 500,00 Sumber: Hasil olahan data

C. Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dengan