BAB III KONDISI FAKTUAL DAN ANALISIS MUSEUM NEGERI JAMBI
3.1. Gambaran Umum
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD, Museum Negeri Jambi mempunyai visi mewujudkan Museum Negeri Jambi sebagai cermin budaya dan
sejarah Jambi, pusat pendidikan non formal, pengkajian benda-benda budaya, sejarah dan alam, serta tempat rekreasi edukatif kultural.
Dalam mewujudkan visi
tersebut, Museum Negeri Jambi
mengemban misi menjadikan
Museum Negeri Jambi sebagai
lembaga studi ilmiah, pendidikan,
rekreasi budaya dan sejarah; melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa melalui koleksi museum dalam upaya memperkokoh jatidiri serta persatuan dan kesatuan;
memberikan cerminan perkembangan alam, budaya, dan sejarah terhadap peradaban manusia; mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan
Foto 1. Museum Negeri Jambi Sumber: Penulis
34
Sumber: Museum Negeri Jambi
museum sebagai sumber inspirasi dan apresiasi; dan meningkatkan sumber daya manusia guna pembinaan dan pengembangan organisasi.
Gedung museum dibangun berarsitektur
perpaduan rumah tradisional Melayu Jambi, yaitu rumah
kajang lako dengan bagian- bagiannya, seperti garang,
dapur; dan rumah panjang larik. Bentuk rumah
kajang lako diwujudkan pada gedung induk dan
auditorium, sedangkan bentuk rumah larik
diwujudkan pada bangunan penunjang, seperti gedung
administrasi, storage, dan gedung konservasipreparasi.
Gedung induk yang berarsitektur rumah kajang lako terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama yang merupakan pengejawantahan bagian bawah kolong rumah
kajang lako digunakan sebagai ruangan pameran tetap. Demikian pula lantai 2 yang
Bagan 4. Lokasi Museum
dibuat tanpa pembagian ruangan guna memudahkan pengaturan teknis pameran, juga digunakan sebagai ruangan pameran tetap.
Auditorium yang merupakan bagian dari rumah kajang lako digunakan untuk mendukung kegiatan museum, seperti pagelaran seni dan budaya, seminar atau
lokakarya. Adakalanya disewakan untuk kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan museum, seperti resepsi pernikahan, rapat, dan penyuluhan instansi atau
lembaga lain. Selain rumah kajang lako, terdapat pula bangunan kecil berupa lumbung
belubur yang diwujudkan dalam bentuk gedung pameran temporer. Gedung ini terletak di belakang gedung induk yang fungsinya selain sebagai ruang pameran
temporer, juga sebagai ruang olah raga, ruang seminar, pagelaran seni, dan resepsi pernikahan. Fungsi ruang pameran temporer ini serupa auditorium, tapi ukurannya
lebih kecil berkapasitas 150 tempat duduk. Museum Negeri Jambi terletak di sudut perempatan jalan yang
menghubungkan Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Sri Dewi Maschun Sofwan, SH., dan Jalan Slamet Riyadi. Lokasinya berjarak 7 km dari Bandar Udara Sultan Taha
Saifuddin, 5 km dari terminal antar kota antar propinsi AKAP Alam Barajo, dan 5 km dari terminal angkutan kota Pasar Jambi.
Lokasi berdirinya gedung Museum Negeri Jambi awalnya merupakan tanah milik Persatuan Pamong MargaDesa PPMD yang dihibahkan kepada Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Jambi. Selanjutnya Gubernur Jambi melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jambi tanggal 19 September 1980
Nomor: 01PTBANG80 menyumbangkan tanah hibah Persatuan Pamong MargaDesa PPMD seluas 13.320 m2 tersebut untuk membangun gedung Museum
Negeri Jambi. Peletakan batu pertama pembangunan gedung museum dilakukan oleh
Gubernur Jambi Maschun Sofwan, SH. tanggal 18 Februari 1981 dan diresmikan penggunaannya tanggal 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad
Hasan. Peletakan batu pertama dan peresmian gedung museum selain dihadiri pejabat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, juga para tuo tengganai, alim ulama,
cerdik pandai, dan para tokoh adat Melayu Jambi.
3.2. Struktur Organisasi