Peningkatan risiko penyakit jantung koroner sejalan dengan kegemukan yang dialami seseorang. Penyakit jantung koroner adalah penyempitan pembuluh darah
yang mengaliri jantung akibat penumpukan lemak. b.
Diabetes Mellitus tipe II Diabetes Mellitus tipe II mengakibatkan seseorang memiliki gangguan dalam
metabolisme akibat tidak berfungsinya insulin. Diabetes Mellitus sebenarnya memiliki faktor keturunan, namun tidak berbahaya bila seseorang yang membawa gen ini tidak
mengalami kegemukan dan menjaga pola makan serta aktivitas fisiknya. c.
Hipertensi Berat badan yang berlebih akan membuat kerja jantung lebih berat dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini membuat orang yang obesitas lebih rentan terhadap hipertensi, yaitu keadaan dimana tekanan darah sistol melebihi 140 mmHg
dan diastol diatas 90 mmHg. Penderita diabetes tipe android diketahui lebih rentan terhadap hipertensi bila dibandingkan dengan tipe ginoid
d. Kanker
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pria yang obesitas, akan lebih mudah terserang penyakit kanker usus besar, dan kelenjar prostat. Sementara pada wanita,
terutama yang sudah mengalami menopause, akan mudah terserang penyakit kanker payudara.
2.5 Faktor-faktor obesitas
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah pola makan, aktiftas
fisik, genetic dan hormon. Pola makan merupakan faktor utama terjadinya obesitas. Pola makan adalah
cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya
sebagai reaksi terhadap pengaruh – pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.
Pola makan tidak teratur seperti porsi yang berlebihan yang tidak terkontrol dan menjadi suatu kebiasaan pada anak sehingga menyebabkan status gizi pada anak akan
menjadi lebih atau over weight Sulistyoningsih, 2011. Faktor penyebabnya obesitas kebanyakan karena adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan pola makan yang
salah pada anak Dewi, 2007. Pola makan jika tidak dikonsumsi secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan menimbulkan berat badan
berlebih Sismoyo, 2006. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh
satu orang dan merupakan cirri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu Bidjuni, 2014. Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah
kalori yang dibakar Yustini, 2014. Aktivitas fisik yang kurang juga tururt memicu terjadinya obesitas. Aktifitas
fisik ialah pergerakan dari setiap anggota badan yang melibatkan otot keletal sehingga pengeluaran energi akan lebih besar dari energi basal tubuh. Yang dimaksud exercise
latihan adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara berulang, disengaja, terjadwal dan terstruktur untuk mencapai kesehatan tubuh yang prima baik segi fisik ataupun
psikis Ahmad, 2014. Jenis – jenis aktifitas fisik ada 3 yaitu Aktivitas ringan
diantaranya adalah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk kegiatan dalam posisi berdiri, diam atau duduk, aktivitas sedang diantaranya adalah melakukan aktivitas
berdiri dalam waktu lama dengan membawa beban ringan, sedangkan aktivitas berat diantaranya adalah mencangkul, dan berjalan kaki dalam jarak yang jauh dengan beban
yang berat Suryaputra, 2010. Seseorang yang hidupnya kurang aktif sedentary life atau tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang dan mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak, akan cenderung mengalami obesitas Proverawati, 2010. Hal ini