ternyata mengalami peningkatan, antara lain : Jepang 17,2, Singapura 8,7, Hongkong 12,9, dan Korea Selatan 12,9 Notoadmodjo, 2007. Menurut WHO,
di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesar 8 atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun 2013. Pada
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 7,4 dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24.000.000 9,77 dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28.800.000 11,34 dari total populasi. Data Badan Pusat statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di Indonesia pada
tahun 2007 berjumlah 18,7 juta jiwa selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23,9 juta jiwa 9,77 persen. Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lanjut usia
mencapai 28,8 juta jiwa 11,34 persen Kemenkes RI, 2013. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur
lanjut usia aging structured population karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006
sebesar kurang lebih dari 19 juta, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 jumlah lansia sebanyak 14,439.967 jiwa 7,18 dan pada tahun 2010
mengalami peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa 9,77 sementara pada tahun 2011 jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa 9,51, dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan
pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta 11,34, dengan usia harapan hidup 71,1 tahun Depkes, 2012.
Di Bali menurut data BPS Provinsi Bali jumlah lansia di Bali pada tahun 2011 sebanyak 371.900 jiwa, pada tahun 2012 sebanyak 680.114 jiwa dan pada tahun 2013
sebanyak 988.329 jiwa BPS Provinsi Bali, 2013.
2.1.2 Permasalahan Lansia
Peningkatan populasi lansia tentunya akan diikuti dengan peningkatan risiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes melitus, penyakit serebrovaskuler,
penyakit jantung koroner, osteoartritis, penyakit musculoskeletal, dan penyakit paru. Pada tahun 2000, di Amerika Serikat diperkirakan 57 juta penduduk menderita
berbagai penyakit kronis dan akan meningkat menjadi 81 juta lansia pada tahun 2020.4 Sekitar 50-80 lansia yang
berusia ≥65 tahun akan menderita lebih dari satu penyakit kronis Yenny, 2006.
Kelompok lanjut usia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan seperti meningkatnya disabilitas fungsional fisik serta
sering punya masalah dalam hal makan. Padahal meskipun aktivitas menurun sejalan dengan bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ia masih tetap membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya Adriani Wirjatmadi, 2012.
2.2 Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan bawah kulit, sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke
dalam jaringan organnya Misnadierly, 2007. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak
dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal Sumanto, 2009.
The National Heart, Lung and Blood Institute dan WHO menyatakan bahwa obesitas adalah keadaan dimana IMT sesorang sudah melebih 30, dan obesitas ekstrim
adalah saat IMT sudah melewati 40. Namun untuk orang Indonesia, seseorang dikatakan obesitas saat memiliki IMT lebih dari 27 Brown, 2011.
2.3 Epidemiologi Obesitas
Menurut data Badan Kesehatan Dunia WHO pada tahun 2006, terdapat 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami overweight , dan sekurang kurangnya
400 juta mengalami obesitas Portal Nasional RI, 2009. Di dunia, prevalensi obesitas sangat bervariasi antara negara yang satu dengan
negara yang lain, dari 0,1 di Asia Selatan sampai 75 di perkotaan di Samoa. Secara keseluruhan, diperkirakan bahwa lebih dari 1 miliar orang dewasa 16
mengalami overweight dan sedikitnya 300 juta 5 mengalami obesitas. Peningkatan prevalensi ini telah teramati di Amerika Utara, Inggris, Eropa Timur, Timur Tengah,
negara Pasifik, Australasia, dan China, tetapi beberapa peningkatan tercepat telah teramati di area perkotaan negara berkembang, di mana obesitas dan masalah gizi
kurang terjadi bersamaan nutrition transition Gandy, 2006. Di Indonesia, prevalensi obesitas juga mengalami peningkatan. Menurut data
riskesdas tahun 2007 Depkes, 2008, prevalensi obesitas umum pada penduduk dewasa 15 tahun ke atas secara nasional adalah 19,1 8,8 BB lebih dan 10,3
Obese. Prevalensi ini meningkat di tahun 2010 Kementerian Kesehatan, 2010, yakni menurut Riskesdas 2010, prevalensi obesitas umum pada penduduk dewasa 18
tahun adalah 21,7 10,0 BB lebih dan 11,7 Obese. Persentase obesitas ini lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kurus pada penduduk dewasa, yaitu 14,8
pada tahun 2007 dan 12,6 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa obesitas di Indonesia akan menjadi masalah baru yang perlu mendapat perhatian serius.Dwi,
2011. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2010 dapat dilihat bahwa
di Indonesia prevalensi obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh IMT umur 6-12 tahun didapati pada anak laki-laki sebesar 10,7 dan pada anak perempuan sebesar
7,7. Kejadian obesitas pada anak di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 6,4. Di masa mendatang, persoalan gizi lebih pada anak diprediksi bakal lebih meningkat
dibandingkan kasus gizi kurang Kemenkes RI, 2010.Sedangkan prevalensi obesitas pada anak SD di Manado berkisar 2,1- 25 Rendy, 2013
Menurut Riskesdas Provinsi Bali tahun 2007, di Provinsi Bali ada dua 2 kabupten memiliki prevalensi obesitas umum di atas angka prevalensi provinsi. Tujuh
kabupatenkota yang memiliki prevalensi obesitas umum terendah adalah Karang Asem, Bangli, Buleleng, jembrana, Gianyar, Klungkung, dan kab.Badung. Sedangkan
2 kabupatenkota dengan prevalensi obesitas umum tertinggi adalah: Denpasar, dan Kabupaten Tabanan. Prevalensi obesitas sentral untuk tingkat provinsi Bali adalah
16,4. Dari 9 kabupatenkota, 4 kabupatenkota di antaranya memiliki prevalensi obesitas sentral di atas angka prevalensi provinsi yaitu Denpasar 24,3, kab.Tabanan
18,2, Gianyar 18,0 dan kab.Jembrana 17,2. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007, prevalensi obesitas
pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah laki-laki 13,9 dan perempuan 23,8. Dari survei Indeks Masa Tubuh IMT pada kelompok usia ≥ 60 tahun di kota besar di
Indonesia tahun 2004, 15,6 pria dan 26,1 wanita mengalami obesitas. Sedangkan menurut penelitian pada usia lanjut kelompok binaan Puskesmas di Kecamatan Kota
Arga Makmur Kabupaten Bengkulu Utara 2005, 19 orang 30,6 lansia mengalami obesitas dari 62 responden. Menurut penelitian Juwita 2007, pada lansia di Posyandu
Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Amplas Medan, 25 orang 20,7 lansia mengalami obesitas dari 121 responden.Hasil penelitian Nelvin 2008, pada orang dewasa 21-
60 tahun dari keluarga miskin di Desa Marindal, 53 orang yang mengalami obesitas, dengan rincian pada umur 21-30 tahun terdapat 21 orang 39,62, umur 31-40 tahun
terdapat 18 orang 33,96, umur 41-50 tahun terdapat 10 orang 18,87, dan umur 51-60 tahun terdapat 4 orang 7,55 yang mengalami obesitas.
Brown, dalam bukunya yang berjudul Nutrition Through The Life Cycle, mengatakan bahwa rata-rata IMT suatu populasi akan berada di puncaknya saat usia
60 tahun, dan menurun saat melewati usia 70 tahun. Hal ini disebabkan bukan karena penurunan lemak tubuh, namun akibat dari penurunan lean body mass yang termasuk
juga penurunan massa otot. Dari pernyataan diatas, maka menggunakan IMT saja tidak cukup untuk dijadikan acuan obesitas bagi usia lanjut. IMT didesain untuk mengukur
dan membandingkan tingkat kekurusan dan kegemukan suatu populasi, bukan jumlah lemak yang berlebih ataupun kurang pada individu Brown, 2011.
2.4 Jenis- jenis obesitas
Jenis obesitas ada bermacam-macam. Secara umum dibedakan berdasarkan bentuk tubuh dan berdasarkan sel lemak. Jenis obesitas berdasarkan bentuk tubuh yaitu
Tipe Android tipe apel dan tipe genoid tipe pear. Tipe android tipe apel adalah tipe yang memiliki abdomen besar dengan paha dan pantat relatif kecil dan terjadi da
seseorang yang sudah menopause. Tipe genoid tipe pear adalah tipe obesitas yang memiliki tubuh dengan abdomen kecil, namun pada bagian pinggul, paha dan pantat
relatif besar hingga tampak seperti buah pear. Selain berdasarkan tipe, obesitas juga dibagi berdasarkan usia dan tingkatan kelebihan berat badannya, serta berdasarkan
kondisi sel. Obesitas berdasarkan usia dibagi menjadi infancy-onset obesity kegemukan pada masa bayi, childhood-onset obesity kegemukan pada masa anak-
anak, dan adultonset obesity kegemukan pada masa dewasa. Sementara itu, berdasarkan tingkatannya, obesitas dibagi menjadi 4 jenis yaitu simple Obesity
kelebihan berat badan hingga 20 dari berat badan ideal tanpa disertai penyakit seperti Diabetes Mellitus, hipertensi, dan hyperlipidemia, Mild Obesity kelebihan