Obyek Penelitian Variasi Penelitian Hasil Penelitian

39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah hasil mesin pengering handuk yang dirancang dan dirakit sendiri. Lemari mesin pengering berbentuk balok dengan panjang 176 cm, lebar 31 cm dan tinggi 60 cm. Lemari pengering berbentuk balok dengan panjang 150 cm, lebar 90 cm dan tinggi 156 cm. Gambar dari alat yang dipergunakan dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Skematik mesin pengering handuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Keterangan dari Gambar 3.1: a. Evaporator f. Heat exchanger k. Gas LPG b. Kompresor g. Lampu l. Tangki air c. Pipa kapiler h. Handuk m. Pompa d. Kipas i. Pemanas air e. Kondensor j. Kompor

3.2 Variasi Penelitian

Variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi awal handuk: a diperas menggunakan tangan b diperas menggunakan mesin cuci. Penelitian dilakukan sebanyak 4 kali percobaan untuk mendapatkan hasil karakteristik mesin pengering handuk yang baik. Banyaknya handuk yang dipergunakan : 20 handuk berukuran panjang 75 cm, lebar 30 cm dan tebal 1,4 mm berbahan katun. Gambar 3.2 menunjukkan handuk yang digunakan dalam percobaan : Gambar 3.2 Handuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

3.3 Alat dan Bahan Pembuatan Mesin Pengering Handuk

Dalam pembuatanmesin pengering handuk ini diperlukan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :

3.3.1 Alat

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan mesin pengering handuk, antara lain : a. Gergaji kayu dan gergaji besi Gergaji kayu digunakan untuk memotong balok kayu rangka lemari mesin pengering handuk dan papan kayu untuk memasang fiting lampu. Gergaji besi digunakan untuk memotong besi siku yang difungsikan sebagai gantungan handuk dalam lemari pengering. b. Palu Palu digunakan untuk menancapkan paku sebai pengikat rangka dan memasang triplek chasing mesin pengering. c. Bor listrik Bor listrik digunakan untuk membuat lubang awalan pada kayu yang nantinya akan dipaku atau dibaut. d. Obeng dan kunci pas Obeng berfungsi untuk memasang dan mengencangkan baut. Obeng yang digunakan yaitu obeng plus + dan minus -. Kunci pas digunakan untuk memasang dan mengencangkan mur dan baut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 e. Mistar dan meteran Mistar dan meteran berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda. Mistar memiliki ketelitian 1 mm dengan satuan centi meter cm, digunakan untuk mengukur panjang sterofoam dan busa. Meteran memiliki ketelitian 1 cm dengan satuan meter m, digunakan untuk mengukur kayu, besi siku, seng dan triplek. f. Pisau cutter dan gunting plat Pisau cutter digunakan untuk menyayat atau memotong triplek, kabel listrik, sterofoam dan busa. Gunting plat digunakan untuk memotong plat seng. g. Tang kombinasi Tang kombinasi digunakan untuk memotong, menarik dan mengikat kawat agar kencang. h. Tube cutter Tube cutter merupakan alat pemotong pipa tembaga. Tube cutter digunakan agar hasil potongan pada pipa tembaga rapi dan tidak kasar sehingga dapat mempermudah proses pengelasan. i. Tube expander Tube expander atau pelebar pipa digunakan untuk melebarkan diameter unjung pipa tembaga yang akan disambungkan agar antar pipa dapat tersambung dengan baik. 43 j. Las gas Hi – cook Peralatan las digunakan untuk menyambung pipa kapiler dan sambungan pipa – pipa tembaga pada komponen mesin pengering dengan sumber panas dari Hi –cook. k. Bahan las Bahan las yang digunakan dalam penyambungan pipa kapiler menggunakan perak, kawat las kuningan dan borak. Borak berfungsi untuk menyambung antara tembaga dan besi. Penggunaan borak sebagai bahan tabahan bertujuan agar sambungan pengelasan lebih merekat. l. Metil Metil adalah cairan yang berfungsi untuk membersihkan saluran – saluran pipa kapiler. Dosis pemakaian yaitu sebanyak satu tutup botol metil. m. Pompa vakum Pompa vakum digunakan untuk mengosongkan gas – gas yang terjebak di sistem mesin pengering pakaian, seperti udara dan uap air. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu atau menyumbat refrijeran. Karena uap air yang berlebihan pada sistem pendinginan dapat membeku dan menyumbat filter atau pipa kapiler. Pompa ini juga digunakan untuk memasukkan refrijeran ke dalam rankaian sistem mesin kompresi uap. 44

3.3.2 Bahan

Bahan atau komponen yang digunakan untuk merakit mesin pengering handuk, antara lain : a. Balok kayu dan besi siku Baok kayu digunakan sebagai rangka lemari mesin pengering handuk. Dipilih kayu balok karena kayu ini kuat dan bukan penghantar panas yang baik sehingga kalor tidak mudah keluar dari lemari mesin pengering Gambar 3.3 sebelah kiri. Besi siku digunakan untuk membuat tempat penggantung hanger Gambar 3.3 sebelah kanan. Gambar 3.3 Balok kayu dan besi siku yang dirangkai sebagai gantungan b. Triplek Triplek digunakan sebagai casing luar mesin pengering handuk dengan tebal 3 mm. Pemilihan triplek sebagai casing luar dikarenakan triplek merupakan isolator dengan konduktivitas termal sebesar k = 0,12 Wm. o C Moran, Michael J., 2004. 45 Gambar 3.4 Triplek c. Sterofoam Sterofoam digunakan sebagai casing pada bagian dalam dengan tebal 20 mm, agar panas di dalam mesin tidak keluar kelingkungan. Sterofoam memiliki konduktivitas termal sebesar k = 0,033 Wm. o C, berarti material tersebut memiliki kemampuan penghantar panas yang rendah. Gambar 3.5 Sterofoam d. Busa Busa digunakan untuk menutup bagian yang berlubang agar udara tidak keluar. Busa ini ditempelkan pada pintu lemari ruang pengering, pintu lemari mesin pengering dan sambungan antara lemari ruang pengering dan lemari mesin pengering. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 Gambar 3.6 Busa e. Plat seng Plat seng digunakan untuk alas evaporator yang selalu menghasilkan air akibat proses kondensasi. Plat seng dipilih karena mudah dibentuk dan tidak mudah berkarat. f. Lem dan lakban Lem digunakan untuk menempelkan sterofoam pada seng dan triplek serta menempelkan busa pada pinggir pintu lemari agar tidak ada celah udara. Lakban digunakan untuk menutup celah pada sambungan casing lemari dan menempelkan alat ukur serta rangkaian lampu di dalam lemari. g. Paku, mur dan baut Paku digunakan untuk menyatukan balok kayu sehingga membentuk sebuah rangka lemari. Paku juga digunakan untuk menyatukan casing lemari triplek dengan rangka balok kayu. Mur dan baut digunakan untuk menyatukan besi siku yang dirangkai menjadi gantungan hanger. 47 h. Kawat Kawat digunakan untuk mengikat rangka besi siku yang dirangkai sebagai gantungan hanger. Selain itu juga dipaki untuk menggantungkan pressure gauge dan sebagai pengunci pintu lemari. i. Roda Roda digunakan agar mudah untuk memindahkan mesin pengering. Roda berjumlah 6 buah dipasang di bawah lemari sebagai kaki. j. Papan kayu Papan kayu dugunakan sebagai tempat dudukan fiting lampu. Papan kayu yang digunakan ada 2 buah, tiap buah untuk 5 fiting lampu. k. Fiting lampu, kabel dan lampu Fiting lampu berjumlah 10 digunakan untuk menempatkan lampu. Kabel listrik sepanjang 4 m untuk mengalirkan listrik ke semua lampu agar menyala. Lampu berjumlah 10 buah dengan daya 25 watt. Gambar 3.7 Rangkaian lampu pemanas l. Pompa Pompa digunakan untuk menyirkulasikan air dari bak penampungan ke pemanas air kemudian ke 2 buah heat exchanger dan dikembalikan lagi ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 bak penampungan. Jenis pompa sentrifugal, daya pompa 125 watt, voltase 220 V, frekuensi 50 Hz, maksimal kapasitas 37 ltrM, kecepatan putar 2850 RPM dan total head pompa 24 m. Gambar 3.8 Pompa sentrifugal m. Selang Selang digunakan untuk mengalirkan air. Air dari bak penampungan lalu dihisap pompa, kemudian dialirkan masuk ke pemanas air, setelah itu masuk ke heat exchanger 1 dan 2, kemudian kembali ke bak penampungan lagi. n. Kompor gas tekanan tinggi Kompor gas tekanan tinggi digunakan untuk memanaskan pemanas air yang difungsikan sebagai heat exchanger. 49 Gambar 3.9 Kompor gas tekanan tinggi o. Gas LPG Gas LPG digunakan sebagai sumber energi kompor gas. Tabung gas yang digunakan adalah tabung gas 12 kg dan mampu digunakan dalam 4 kali percobaan. p. Clam dan karet Clam dan karet bekas ban dalam sepeda digunakan untuk menyambungkan selang dengan pipa logam agar air di dalamnya tidak bocor. q. Pemanas air Pemanas air adalah sebuah alat yang terdiri dari pipa tembaga yang dilingkarkan. Alat ini berfungsi untuk memanaskan air yang disirkulasikan ke heat exchanger. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Gambar 3.10 Pemanas air r. Alat penukar kalor heat exchanger Alat penukar kalor heat exchanger adalah alat yang dapat menghasilkan perpindahan panas dari suatu fluida yang memiliki temperatur tinggi ke temperatur rendah. Disini yang digunakan sebagai penukar kalor adalah 2 buah kondensor yang dialiri air bersuhu tinggi. Gambar 3.11 Kondensor yang difungsikan sebagai heat exchanger PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 s. Kompresor Kompresor merupakan alat yang berfungsi untuk mensirkulasikan refrijeran ke komponen sistem kompresi uap yang lainnya melalui pipa – pipa dengan cara menghisap dan memompa refrijeran. Jenis kompresor yang digunakan adalah kompresor rotari. Daya kompresor ½ HP dengan voltase 220V. Gambar 3.12 Kompresor rotari t. Kondensor Merupakan suatu alat penukar kalor yang berfungsi mengkondisikan refrijeran dari fase uap menjadi fase cair. Agar dapat mengubah fase dari uap menjadi cair diperlukan suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu refrijeran sehingga dapat terjadi pelepasan kalor ke lingkungan kondensor. Panjang kondensor 675 mm, tinggi 500 mm, lebar 20 mm, jumlah lintasan 9 dan diameter luar pipa kondensor 10 mm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Gambar 3.13 Kondensor u. Pipa kapiler Pipa kapiler adalah alat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan refrijeran dari tekanan tinggi ke tekanan rendah sebelum masuk evaporator. Ketika refrijeran mengalami penurunan tekanan temperatur refrijeran juga mengalai penurunan. Panjang pipa kapiler 600 mm, dengan diameter luar pipa 3 mm. Gambar 3.14 Pipa kapiler v. Evaporator Evaporator merupakan unit yang berfungsi untuk menguapkan refijeran dari fase cair menjadi gas sebelum refrijeran masuk kompresor. Evaporator yang digunakan adalah kondensor AC yang difungsikan sebagai evaporator. 53 Panjang evaporator 620 mm, tinggi 450 mm, lebar 13 mm, jumlah lintasan 11 dan diameter luar pipa 7 mm. Gambar 3.15 Evaporator w. Filter Filter berfungsi untuk menyaring kotoran sebelum refrijeran masuk pipa kapiler agar tidak terjadi penyumbatan dari serbuk – serbuk sisa pemotongan pipa tembaga, korosi, kotoran – kotoran pengelasan dan lain – lain. Panjang filter 70 mm dan diameter filter 19 mm. Gamabar 3.16 Filter PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 x. Refrijeran Refrijeran merupakan fluida kerja mesin siklus kompresi uap. Refrijeran berfungsi untuk menyerap atau melepas kalor dari lingkungan sekitar. Jenis refrijeran yang digunakan adalah R134a. Gambar 3.17 Tabung gas refrijeran 134a y. Kipas Kipas digunakan untuk menghisap uadar lingkungan dan mensirkulasi udara kering hasil dehumidifikasi menuju ruang pengering. Diameter kipas 380 mm, daya 19 watt, arus 0,22 A dan dapat bekerja pada tegangan antara 208 – 240 V. Gambar 3.18 Kipas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

3.3.3 Alat Bantu Penelitian

Dalam proses pengambilan data diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data yang dicari, alat ukur yang digunakan sebagai berikut : a. Termokopel dan pengukur suhu digital Termokopel berfungsi mengukur temperatur pada saat penelitian Gambar 3.19 sebelah kanan. Cara kerjanya adalah ujung termokopel diletakkan ditempelkan atau digantung pada bagian yang akan diukur temperaturnya, maka temperatur akan tertampil pada layar penampil suhu digital Gambar 3.19 sebelah kiri. Sebelum digunakan penelitian diperlukan kalibrasi agar lebih akurat. Gambar 3.19 Pengukur suhu digital dan termokopel b. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk mengukur lama waktu penelitian. Pengambilan data dilakukan setiap 15 menit sekali. 56 c. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk mengukur berat handuk saat basah hingga kering dalam penelitian. Satuan yang dipakai gram g, maksimal berat yang mampu diukur timbangan 30.000 gram 30 kg. Gambar 3.20 Timbangan digital d. Termometer bola kering dan termometer bola basah Termometer bola kering digunakan untuk mengukur suhu udara kering yang melewati termometer. Sedangkan termometer bola basah digunakan untuk mengukur suhu udara basah yang melewati termometer. e. Alat ukur tekanan pressure gauge Pressure gauge digunakan dalam penelitian untuk mengukur tekanan refrijeran dalam sistem kompresi uap. Terdapat dua alat ukur tekanan, yaitu tekanan hisap kompresor dan tekanan keluar kompresor. f. Tang amper Tang amper digunakan untuk mengukur arus listrik yang bekerja pada mesin pengering handuk selama penelitian. 57

3.4 Tata Cara Penelitian

3.4.1 Alur Pelaksanaan Penelitian

Alur pelaksanaan penelitian mengikuti alur penelitian seperti diagram alir pada Gambar 3.21 sebagai berikut : Gambar 3.21 Diagram alir untuk penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

3.4.2 Pembuatan Mesin Pengering Handuk

Langkah – langkah yang dilakukan dalam pembuatan dan perakitan mesin pengering handuk : a. Merancang bentuk dan ukuran mesin pengering handuk. b. Membuat rangka mesin pengering handuk dengan menggunakan balok kayu dan paku sebagai pengikat. c. Pemasangan triplek pada rangka mesin dan menutup sela – sela ruang pengering antara balok kayu dengan triplek dengan lakban. Gambar 3.22 Pembuatan rangka mesin pengering handuk d. Pembuatan alas komponen evaporator dengan plat seng. e. Pemasangan pintu agar memudahkan dalam pemasangan komponen utama siklus kompresi uap dan pemasangan kipas. f. Pemasangan sterofoam pada bagian casing dalam mesin pengering handuk. g. Pemasangan komponen utama dari siklus kompresi uap yaitu kompresor, kondensor, filter, pipa kapiler dan evaporator. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Gambar 3.23 Pemasangan komponen utama siklus kompresi uap h. Pemasangan pipa – pipa tembaga dan pengelasan sambungan antar pipa. i. Pemasangan set pressure gauge. j. Pemasangan komponen kelistrikan mesin pengering handuk. k. Pembuatan dan pemasangn rangka tempat penggantungan hanger. l. Perakitan dan pemasangan rangkaian lampu pemanas. m. Perakitan dan pemasangan alat penukar panas.

3.4.3 Proses Pengisian Refrijeran 134a

Sebelum melakukan pengisian refrijeran diperlukan beberapa proses yaitu pemetilan dan pemvakuman agar siklus kompresi uap dapat bekerja dengan baik. Proses pemvakuman berarti mengosongkan atau menghampakan sistem kompresi uap dari udara dan gangguan karena udara tidak dapat diembunkan pada suhu dan tekanan pengembunan dari refrijeran Sumanto, 1989. Proses pemetilan berguna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 untuk membersihkan saluran dalam sistem kompresi uap dari kotoran – kotoran yang menempel pada saluran agar sistem dapat berjalan dengan baik. Untuk melakukan pengisian refrijeran pada mesin pengering handuk diperlukan beberapa prosedur sebagai berikut : 1. Pasang salah satu ujung selang pressure gauge pada katup pengisian katup tengah pressure gauge, kemudian ujung lainnya dihubungkan pada katup tabung refrijeran 134a. Gambar 3.24 Katup pengisian refrijeran 2. Hidupkan kompresor dan buka keran pada katup tabung refrijeran secara perlahan – lahan hingga tekanan pada high pressure gauge mencapai tekanan yang diinginkan, kemudian tutup keran pada katup tabung refrijeran. 3. Setelah refrijeran terisi ke dalam sistem siklus kompresi uap, lepaskan selang yang tertancap pada pressure gauge. Pemeriksaan kebocoran pada sistem dilakukan dengan bantuan busa sabun, pemeriksaan dilakukan pada lubang katup pengisian dan sambungan pipa – pipa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

3.4.4 Skematik Pengambilan data

Pemasangan alat ukur pada mesin pengering handuk dan alur udara ditampilkan dalam Gambar 3.25 Gambar 3.25 Skematik pengambilan data Keterangan Gambar 3.25 Skematik mesin pengering handuk : a. Termokopel T db in Suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering. b. Termometer bola basah T wb in Suhu udara basah sebelum masuk mesin pengering. c. Termokopel T 1 Suhu udara kering setelah melewati evaporator. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 d. Termokopel T 2 Suhu udara kering setelah melewati kompresor. e. Termokopel T 3 Suhu udara kering setelah melewati kondensor. f. Termokopel T 4 Suhu udara kering setelah melewati heat exchanger atau suhu udara kering masuk ruang pengering. g. Termokopel T db out Suhu udara kering setelah keluar dari ruang pengering. h. Termometer bola basah T wb out Suhu udara basah setelah keluar dari ruang pengering.

3.4.5 Cara Pengambilan Data

Langkah – langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data yaitu sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan di Laboratorium Universitas Sanata Dharma pada musim hujan. Perubahan suhu sekitar dan kelembaban dalam penelitian ini diabaikan, karena suhu udara sekitar dan kelembabannya berubah – ubah sesuai cuaca. b. Memastikan bahwa termokopel sudah dikalibrasi. c. Memeriksa kipas bekerja dengan baik, serta memastikan saluran pembuangan air hasil kondensasi udara tidak tersumbat. d. Alat bantu penelitian diletakkan pada tempat yang sudah ditetapkan. 63 e. Menghidupkan mesin pengering haduk beserta kipasnya. f. Mencatat massa hanger tanpa handuk. Timbang dan catat massa handuk kering MHK. g. Menutup semua celah – celah dengan busa dan menutup semua pintu lemari pengering. Tunggu hingga mesin pengering handuk mencapai suhu kerja yang stabil serta suhu udara masuk lemari pengering kurang lebih 60 o C. h. Membasahi dan memeras handuk hingga air tidak menetes, kemudian timbang dan catat massa handuk basah MHB. i. Mengecek tekanan P 1 dan P 2 dan arus, kemudian tutup semua pintu. j. Data yang harus dicatat setiap 15 menit yaitu sebagai berikut : MHB t : Massa handuk basah saat t kg T in : Suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering o C T Win : Suhu udara basah sebelum masuk mesin pengering o C T 1 : Suhu udara kering setelah melewati evaporator o C T 2 : Suhu udara kering setelah melewati kompresor o C T 3 : Suhu udara kering setelah melewati kondensor o C T 4 : Suhu udara kering setelah melewati heat exchanger o C T out : Suhu udara kering yang keluar dari lemari pengering o C T Wout : Suhu udara basah yang keluar dari lemari pengering o C P 1 : Tekanan refrijeran yang masuk kompresor Psi P 2 : Tekanan refrijeran yang keluar kompresor Psi I : Arus yang bekerja pada mesin pengering handuk A PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 k. Hasil dari data yang diperoleh kemudian dijumlahkan hasil dari kalibrasi alat bantu dan berat handuk dikurangi massa hanger. Tabel 3.1 Tabel yang diperlukan dalam pengambilan data. Tabel 3.1 Lanjutan tabel yang diperlukan dalam pengambilan data

3.4.6 Cara Menganalisis dan Menampilkan Hasil

Cara yang digunakan untuk menganalisis hasil dan menampilkan hasil, sebagai berikut : 65 a. Data yang diperoleh dari penelitian dimasukkan dalam Tabel 3.1. Kemudian hitung rata – rata dari 4 kali percobaan setiap variasi. b. Setelah mendapatkan rata – rata, kemudian menghitung massa air yang menguap dari handuk M 1 setiap variasinya. Massa air yang menguap dari handuk M 1 dapat dihitung dengan persamaan : M 1 = MHB – MHK 3.1 Pada persamaan 3.1 : M 1 = Massa air yang menguap dari handuk MHB = Massa handuk basah MHK = Massa handuk kering c. Mencari suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor dengan menggunakan P-h diagram untuk refrijeran 134a. Untuk dapat menggunakan P-h diagram, satuan tekanan refrijeran P 1 dan P 2 terlebih dahulu dari Psig menjadi Psia kemudian dikonversi lagi ke Bar. d. Mencari kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporotor w F , kelembaban spesifik udara setelah keluar dari ruang pengering w H dengan menggunakan psychrometric chart. e. Setelah mengetahui kelembaban spesifik udara setelah melewati evaporator w F dan kelembaban spesifik udara setelah keluar dari ruang pengering w H , kemudian dapat dihitung m assa air yang berhasil diuapkan Δw tiap variasi. Massa air yang berhasil diupkan Δw dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1 66 f. Menghitung laju pengeringan M 2 , dapat dihitung dengan cara perbedaan massa air Δm dibagi dengan perbedaan waktu Δt. Untuk dapat menghitung laju pengeringan M 2 dapat menggunakan persamaan 2.2. g. Kemudian dapat menghitung laju aliran massa udara pada mesin pengering handuk ṁ udara setiap variasi. Laju aliran massa udara ṁ udara dapat dihitung dengan laju pengeringan mesin pengeringan handuk M 2 dibagi dengan massa air yang berhasil diupkan Δw. Laju aliran massa udara ṁ udara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.3. h. Untuk memudahkan pembahasan, hasil perhitungan proses pengeringan, maka digambarkan dalam grafik. Pembahasan dilakukan terhadap grafik yang dihasilkan dengan mengacu pada tujuan penelitian.

3.4.7 Cara Mendapatkan Kesimpulan

Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh suatu kesimpulan. Kesimpulan merupakan inti sari hasil analisis penelitian dan kesimpulan harus menjawab tujuan dari penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 BAB IV HASIL PENELITIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian untuk mengetahui karakteristik mesin pengering handuk siklus kompresi uap yang dibantu 2 penukar kalor dan 10 lampu 25 watt sistem terbuka. Variasi yang dilakukan ada 2, diperas dengan tangan dan diperas dengan bantuan mesin cuci, mendapatkan hasil sebagai berikut: massa handuk kering MHK, massa handuk basah MHB, massa handuk basah saat t MHB t , tekanan refrijeran masuk kompresor P 1 , tekanan refrijeran keluar kompresor P 2 , suhu udara kering sebelum masuk mesin pengering T db in , suhu udara basah sebelum masuk mesin pengering T wb in , suhu udara kering setelah melewati evaporator T 1 , suhu udara kering setelah melewati kompresor T 2 , suhu udara kering setelah melewati kondensor T 3 , suhu udara kering setelah melewati heat exchanger T 4 , suhu kering setelah keluar dari ruang pengering T db out , suhu udara basah setelah keluar ruang pengering T wb out , arus yang bekerja pada mesin pengering handuk I. Pengujian dilakukan dengan 4 kali percobaan untuk setiap variasi, kemudian dihitung rata –ratanya. Untuk pengeringan handuk dengan perasan tangan hasil rata –rata disajikan pada Tabel 4.1. 68 Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengeringan handuk perasan tangan Tabel 4.1 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan handuk perasan tangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Untuk variasi diperas dengan bantuan mesin cuci. Mesin cuci yang dipakai electrolux EWF12843 dengan kapasitas 8 kg. Handuk diperas dengan cara diputar dengan kecepatan 1200 rpm selama 12 menit. Hasil rata-rata penelitian tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil rata-rata pengeringan handuk perasan mesin cuci Tabel 4.2 Lanjutan hasil rata-rata pengeringan handuk perasan mesin cuci PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Sebagai perbandingan pengeringan handuk dilakukan dengan menggunakan panas matahari. Pada Tabel 4.3 menampilkan data pengeringan handuk dengan menggunakan panas matahari. Tabel 4.3 Hasil pengeringan handuk dengan panas matahari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

4.2 Hasil Perhitungan