Tinjauan Pustaka Mesin pengering handuk dengan siklus kompresi uap dibantu dua penukar kalor dan sepuluh lampu 25 watt.

35 Pada Gambar 2.20 dapat kita lihat perubahan suhu setelah melewati komponen-komponen pada mesin pengering handuk. A suhu udara luar saat itu. B titik embun udara saat itu. C suhu udara dan kandungan uap air turun setelah melewati evaporator cooling and dehumity. D suhu udara kering naik setelah melewati kompresor heating. E suhu udara kering naik setelah melewati kondensor heating. F suhu udara kering naik setelah melewati heat exchanger heating. G suhu udara kering turun dan suhu udara basah naik setelah dipakai untuk mengeringkan handuk basah yang ada di dalam lemari pengering cooling and dehumidifying .

2.2 Tinjauan Pustaka

Colombera, Giovanni 2002 menggambarkan mesin pengering pakaian sentrifugal dengan pompa pemanas. Pakaian basah dimasukkan dalam drum dan diputar oleh motor listrik. Motor tersebut juga terhubung dengan 2 kipas angin yang pertama mensirkulasi udara pengeringan ke dalam drum yang kedua untuk mendinginkan kompresor. Udara luar yang masuk terhisap melewati evaporator sehingga menjadi kering. Kemudian dipanaskan oleh kondensor untuk mengeringkan pakaian yang diputar dalam drum. Selain itu udara panas juga didapat dari hembusan udara yang digunakan untuk mendinginkan kompresor. Pillot, Sergio 2013 menjelaskan tentang mesin cuci yang sekaligus digunakan sebagai pengering terdiri dari: bak penampung pakaian, kompresor, evaporator, katup expansi dan kondensor. Pakaian dimasukkan ke bak penampung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 kemudian diputar oleh motor listrik untuk dicuci atau dikeringkan. Saat pengeringan udara dalam bak masuk ke saluran udara dan melewati evaporator, di evaporator udara menjadi dingin dan kering. Tetesan air dari evaporator dibuang melalui saluran pembuangan yang sama dengan saluran pembuangan mesincuci. Kemudian udara melewati kondensor dipanaskan. Dari kondensor udara panas dan kering dihembuskan ke bak yang berputar menggunakan fan untuk mengeringkan pakaian. Dan seterusnya masuk kembali ke evaporator untuk menjalani siklus yang sama. Evaporator diatur sedemikian rupa sehingga selama siklus mencuci, cairan dan kotoran di dalam bak tidak masuk. Driussi, Diego 2009, menjelaskan tentang mesin pengering pakaian yang menggunakan 2 pompa pemanas. Khususnya pengaturan pompa pemanas untuk pengeringan. Terdiri dari 2 jumlah sirkuit loop tertutup pompa pemanas yang terpisah dipasang seri. Masing-masing dari bagian sirkuit loop tertutup yang terpisah terdiri dari satu kompresor, satu evaporator, satu katup ekspansi dan satu kondensor. Udara luar masuk melewati evaporator 1 dan 2 untuk agar berkurang kelembabannya. Kemudian dilewatkan ke kompresor 1 dan 2 untuk dinaikan temperatur udaranya. Kemudian udara kering dan panas dihembuskan ke ruang pengering yang diputar motor listrik dengan fan. Ameen, Ahmadul dan Bari, Saiful 2003, menjelaskan tentang kemungkinan mengering baju menggunakan “panas buang kondensor AC split” yang digunakan dalam apartemen di sebuah kota. Penelitian ini mengeringkan setumpuk pakian. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan sampai kering 37 memerlukan waktu sekitar 2 sampai 2,5 jam, sedangkan mengeringkan secara alami di dalam ruangan membutuhkan waktu lebih dari 6 jam. Laju pengeringan dalam penelitian ini yaitu sebesar: 0,319 kgjam sampai 0,424 kgjam untuk pengeringan baju dengan sisa panas kondensor AC split dan 0,139 kgjam untuk pengeringan di dalam ruangan secara alami. Energi yang dikomsumsi sebesar 1,909 kWhkg untuk menghilangkan kelembaban dan pengeringan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa pengembangan tersebut cocok untuk daerah yang beriklim tropis lembab. Mancini, Ferdinando; Minetto, Silvia dan Fornasieri, Ezio 2010, mengemukakan tentang karbon dioksida dianggap bekerja lebih optimal sebagai fluida kerja pompa panas. Proses pengeringan sistem tertutup sesuai dengan transcritical siklus yang membutuhkan dehumidifikasi dan pemanasan kembali sesuai ketinggian suhu aliran udara. Di tulisan ini, CO 2 transcritical siklus dibandingkan dengan sub-critical R134a siklus. Analitis teoritis berdasarkan pada suhu tetap yang mendekati heat exchanger. Penelitian menganggap tekanan tinggi untuk transcritical siklus dan pendinginan refrigeran untuk sub critical siklus optimal. Teoritis analisis yang digunakan untuk menyelidiki kinerja energi dari siklus termodinamika mengguakan fungsi suhu dan laju aliran massa pengeringan. Untuk mengoptimalkan condisi kerja dari CO 2 melibatkan temperatur udara yang lebih rendah dari dalam R134a, kondisi ini dapat dipenuhi dengan desain alat yang cocok, keseimbangan termal yang tercapai ketika panas yang dikeluarkan besarnya sesuai dengan kerja yang dilakukan kompresor dan kipas, variabel aliran suhu udara nilainya disesuaikan keseimbangan termal. Hasil penelitian, dilakukan pada prototipe, memberikan nilai positif untuk CO 2 sebagai fluda kerja pengering pompa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 panas: penurunan konsumsi daya listrik, dengan peningkatan batas waktu siklus +9, ditunjukan dibandingkan dengan referensi pengering pompa panas dengan refrigeran R134a. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian