mengenai keadaan koleksi yang diharapkan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika khususnya mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan.
Berdasarkan beberapa indikasi di atas, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan membahas tentang kesesuaian kurikulum Jurusan Ilmu
Perpustakaan dengan koleksi yang terdapat di Perpustakaan USU. Dengan judul penelitian “Evaluasi Ketersediaan Koleksi Bidang Ilmu Perpustakaan
Menggunakan OPAC Di Perpustakaan USU Berdasarkan Kajian Terhadap Silabus Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah ketersediaan
koleksi bidang ilmu perpustakaan menggunakan OPAC di perpustakaan USU berdasarkan kajian terhadap silabus kurikulum jurusan ilmu perpustakaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan koleksi bidang ilmu perpustakaan menggunakan OPAC di perpustakaan USU berdasarkan kajian
terhadap silabus kurikulum jurusan ilmu perpustakaan. 1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Perpustakaan USU, yaitu sebagai bahan masukan dalam menentukan pengembangan perpustakaan.
2. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan
penelitian berikutnya yang memfokuskan pada topik yang sama. 3.
Penulis, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang evaluasi koleksi.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian pada koleksi bidang ilmu perpustakaan yang
cakupannya adalah koleksi, OPAC, silabus.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1. Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran Echols dan Shadily 2000, 220.
Beberapa pendapat para ahli mengenai evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut Umar 2002, 36 menyatakan bahwa:
Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan
itu bila dibandingkan dengan harapan–harapan yang ingin diperoleh.
Menurut Ajick 2009, 2 menyatakan bahwa “evaluasi adalah penggunaan teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan
yang dapat mencapai suatu program dalam proses mengoleksi, menganalisa dan mengartikan informasi atau sebagai bentuk instruksi”.
Sedangkan menurut Arikunto 2002, 1 menyatakan bahwa: Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi
utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi–informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan
yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas dipahami bahwa evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dan
hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur memperoleh suatu kesimpulan.
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Menurut Mardapi 2004, 19 menyatakan bahwa “tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum”.
Sedangkan menurut Weiss 1972 dalam Euske 1984 : 69 tujuan evaluasi atau evaluation adalah:
1. Continuing or discontinuing a program;
2. Imroving practices and procedures of a program;
3. Adding or dropping specific strategies and tecnigues within a program
or operation. 4.
Instituting similar operations or programs elsewhere; 5.
Allocating resources among competing operation and programs; 6.
Accepting or rejecting a program approach or theory. Dengan kata lain tujuan evaluasi adalah:
1. Kelanjutan atau pemutusan sebuah program;
2. Peningkatan pelaksanaan dan prosedur sebuah program;
3. Penambahan atau penurunan strategi khusus tanpa sebuah program atau
operasional; 4.
Persamaan lembaga operasional atau program ditempat lain; 5.
Pengalokasian sumber daya atau persaingan opeasional dan program; 6.
Penerimaan atau penolakan sebuah pendekatan program atau teori. Dari beberapa tujuan evaluasi di atas dapat dipahami bahwa tujuan
evaluasi adalah untuk memberikan pendekatan yang lebih baik dalam memberikan informasi untuk perbaikan dan pengembangan sebuah program.
Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu, demikian juga dengan evaluasi.
Menurut Arikunto 2002, 13 ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan
sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing–masing komponen. Tanpa adanya evaluasi, program yang sedang dilaksanakan tidak akan
dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian, kebijakan–kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data. Karenanya,
evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan apakah akan
melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program. Dan fungsi utama
Universitas Sumatera Utara
evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
2.1.2 Metode Evaluasi
Bonn dalam Evans, 2000 memberikan lima pendekatan umum terhadap evaluasi, yaitu:
1. Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki
2. Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi
3. Pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke
perpustakaan. 4.
Pemeriksaan koleksi langsung 5.
Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen, dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok
khusus.
Pedoman untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan yang dikeluarkan oleh American Library Association ALAs Guide to the Evaluation of Library
Collections membagi metode kedalam ukuran-ukuran terpusat pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Ada pun metode itu adalah:
1. Metode Terpusat pada Koleksi
Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:
a. Pencocokan terhadap daftar tertentu, bibliografi, atau katalog.
Metode dengan menggunakan daftar pencocokan checklist merupakan cara lama yang telah digunakan oleh para pelaku evaluasi.
b. Penilaian dari pakar.
Metode ini tergantung pada keahlian seseorang untuk melakukan penilaian dan penguasaan terhadap subjek yang dinilai. Dalam metode
ini pemeriksaan terhadap koleksi dalam hubungannya terhadap subjek yang akan dievaluasi. Biasanya metode ini berfokus pada penilaian
terhadap kualitas seperti kedalaman koleksi, kegunaannya terkait dengan kurikulum atau penelitian, serta kekurangan dan kekuatan
koleksi.
c. Perbandingan data statistik.
Perbandingan diantara institusi bermanfaat untuk data evaluasi. Namun ada keterbatasan disebabkan oleh perbedaan institusional dalam tujuan,
program-program, dan populasi yang dilayani.
d. Perbandingan pada berbagai standar koleksi.
Tersedia berbagai standar yang diterbitkan untuk hampir setiap jenis perpustakaan. Standar itu memuat semua aspek dari perpustakaan,
termasuk mengenai koleksi. Standar itu ada yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
pendekatan kuantitatif, ada pula yang menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Metode Terpusat pada Penggunaan
Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:
a. Melakukan kajian sirkulasi
Pengkajian pola penggunaan koleksi sebagai sarana untuk mengevaluasi koleksi semakin populer. Dalam hal ini kecukupan
koleksi buku terkait langsung dengan pemanfaatannya oleh pengguna sehingga statistik sirkulasi juga memberikan gambaran yang layak
mewakili penggunaan koleksi.
b. Meminta pendapat pengguna
Survei untuk mendapatkan data persepsi pengguna tentang kecukupan koleksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu
data yang sangat berguna dalam program evaluasi koleksi. c.
Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan. Bila pengguna sebuah perpustakaan banyak menggunakan perpustakaan
lain bisa jadi ada masalah dengan koleksi perpustakaan tersebut. d.
Melakukan kajian sitiran. Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan
perguruan tinggi dan khusus dengan menggunakan sejumlah contoh dari publikasi penelitian yang sesuai dengan tujuan perpustakaan.
e. Melakukan kajian penggunaan di tempat ruang baca.
Melengkapi data yang diperoleh pada kajian sirkulasi, kajian terhadap buku dan jurnal yang dibaca di tempatrnang baca perlu dilakukan.
Kajian dapat dilakukan dengan menghitung buku dan jurnal yang ada di meja baca setelah selesai dibaca pengguna pada kurun waktu tertentu.
f. Memeriksa ketersediaan koleksi di rak.
Pustakawan perlu melakukan pengumpulan data mengenai ketersediaan koleksi di rak pada kurun waktu tertentu. Maksud dari pengumpulan
data ini untuk mengetahui seberapa tinggi bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak koleksi. Bila persentase penemuan tinggi, bisa
berarti bahwa koleksi khusus untuk melakukannya.
2.1.3 Alat penilaian Evaluasi
Dalam proses evaluasi dibutuhkan suatu alat penilaian evaluasi. Menurut Umar 2002, 45 menyatakan bahwa:
Secara garis besar alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Alat yang berupa non–tes dapat berupa 1 skala
bertingkat untuk mengukur sikap, pendapat, keyakinan dan nilai, 2 wawancara, dan 3 pengamatan. Penggunaan alat – alat evaluasi
tergantung pada apa yang akan di evaluasi.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Standar Evaluasi
Menurut Umar 2002, 40 menyatakan bahwa “standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama”, yaitu:
a. Utility manfaat
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
b. Accuracy akurat
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan tinggi.
c. Feasibility layak
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak. Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat memahami bahwa
standar evaluasi bermanfaat untuk pengambilan keputusan yang memiliki tingkat ketepatan tinggi dan dapat dilaksanakan secara layak.
2.1.5 Teknik Evaluasi
Ketika akan mengevaluasi koleksi, dibutuhkan suatu teknik yaitu teknik evaluasi. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman 2004,
67 dinyatakan bahwa: Evaluasi koleksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kuantitatif
dan kualitatif. Cara kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data statistik, dan dari data statistik itu dapat diperoleh informasi yang cukup
mengenai keadaan koleksi. Cara kualitatif dilakukan dengan cara menguji ketersediaan koleksi terhadap program perguruan tinggi.
2.2 Ketersediaan Koleksi
Agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal perpustakaan harus dapat menyediakan dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna demi melaksanakan program kegiatan perguruan tinggi yaitu tri dharma perguruan tinggi.
Dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999, 11 menyatakan bahwa, “koleksi perpustakaan adalah
semua pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka”.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Siregar 1999, 2 ”Yang dimaksud dengan koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk
disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi”.
Selain itu, Sulistyo–Basuki 1993, 132 menyatakan bahwa “Pentingnya koleksi bahan pustaka yang mutakhir dan seimbang”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis mencoba memahami bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan perpustakaan baik yang lama
maupun, mutakhir dan seimbang dikumpulkan, diolah dan disimpan di perpustakaan yang kemudian disajikan kepada pengguna guna pemenuhan
kebutuhan mereka akan informasi.
2.2.1 Tujuan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan
Tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi, walaupun tujuan penyediaan koleksi untuk memenuhi kebutuhan
pengguna, namun tujuan penyediaan koleksi tersebut tidaklah sama untuk semua jenis perpustakaan, tergantung pada jenis dan tujuan pada suatu perpustakaan.
Menurut Siregar 1999, 2 tujuan perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi:
1. Menggumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan
civitas akademika perguruan tinggi induknya, 2.
Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang–bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang
menyeleggarakan perpustakaan tersebut. 3.
Memiliki koleksi, bahan atau dokumen yang lampau dan yang mutakhir dan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian
dan lain–lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi penaungnya.
4. Memiliki koleksi yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serta
pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya
5. Memiliki bahan pustakainformasi yang berhubungan dengan sejarah
dan ciri perguruan tinggi tempat bernaung.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi
Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999, 11 dinyatakan bahwa “penyediaan koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan,
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa koleksi perpustakaan
perguruan tinggi haruslah lengkap dan relevan dengan kebutuhan setiap program studi perguruan tinggi.
2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan mempunyai fungsi-fungsi. Fungsi koleksi tersebut dinyatakan dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi 1979,
34 sebagai berikut: a.
Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan
mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis tingkat program yang ada.
b. Fungsi Penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan
kemajuan ilmu mutakhir.
c. Fungsi Referens
Fungsi ini melengkapi kedua fungsi diatas dengan menyediakan bahan referens di berbagai bidang dan alat alat bibliografis yang di perlukan
untuk penelusuran informasi.
d. Fungsi Umum
Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat sekitarnya.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah
bahwa koleksi perpustakaan adalah unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.
2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan
Dalam melaksanakan tujuan penyediaan koleksi serta fungsi koleksi, perpustakaan berusaha untuk menyediakan bahan perpustakaan yang beraneka
Universitas Sumatera Utara
ragam jenis dan bentuk serta kandungan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan tersebut. Oleh karena itu ada beberapa jenis koleksi yang
terdapat diperpustakaan. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004 : 51 jenis
koleksi yang tersedia di perpustakaan meliputi: 1.
Koleksi rujukan Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam
menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam
koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi koleksinya dengan berbagai jenis koleksi rujukan seperti ensiklopedi
umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan sebagainya baik
dalam bentuk buku maupun non buku.
2. Bahan ajar
Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang
berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain. Disamping ada bahan ajar yang diwajibkan ada dan ada pula bahan ajar
yang dianjurkan untuk memperkaya wawasan. Jumlah judul bahan ajar untuk setiap mata kuliah ditentukan oleh dosen, sedangkan jumlah
eksemplarnya bergantung kepada tujuan dan program pengembangan perpustakaan setiap perguruan tinggi.
3. Terbitan berkala
Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat di dalam bahan ajar dan bahan rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan
berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan
perkembangan ilmu dan pengetahuan. Perpustakaan seyogyanya dapat melanggan sedikitnya satu judul majalah ilmiah untuk setiap program
studi yang diselenggarakan perguruan tingginya.
4. Terbitan pemerintah
Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dan
sebagainya juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan
para penggunanya sehingga koleksi terbitan pemerintah, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, non-departemen,
maupun lembaga lainnya dapat memperoleh perhatian.
5. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus
perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainya juga perlu diperhatikan. Berbagai macam pustaka ini
memuat kekayaan informasi yang penting, tidak saja untuk
Universitas Sumatera Utara
pengembangan ilmu. Koleksi itu harus selalu disesuaikan dengan perubahan program perguruan tinggi karena masing-masing bahan
tersebut mengandung informasi yang berbeda pula., terutama bila ditinjau dari tingkat ketelitian, cakupan isi, maupun kemutakhirannya.
Dengan koleksi yang jumlah atau jenisnya cukup, diharap program perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik.
6. Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber
belajar tidak hanya menghimpun buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi pandang-dengar seperti film,
slaid, kaset video, kaset audio, dan pustaka renik, serta koleksi media elektronika seperti disket, compact disc dan online databasebasis data
akses maya. Koleksi ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
7. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual
Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi intelektual mahasiswa dan bahan
bacaan lain yang memperkaya khasanah pembaca.
Berbagai jenis koleksi suatu perpustakaan perguruan tinggi harus dapat memilih dan menentukan koleksi apa saja yang harus dimiliki oleh perpustakaan
tersebut yang sesuai dengan penggunanya, dan semua jenis koleksi tersebut harus dapat dilayankan kepada civitas akademika dengan tujuan membantu mereka
dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
2.2.4 Pengembangan Koleksi
Secara definitif pengertian pengembangan koleksi perpustakaan mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama
untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka. Menurut Sutarno 2006, 114 menyatakan bahwa:
Pengembangan koleksi perpustakaan mencakup : 1 jumlah, mencakup judul, jenis dan eksemplar, 2 terbitan baru, 3 variasi, baik yang tercetak
seperti buku, majalah, koran, maupun yang terekam, 4 sumber penerbitnya, makin banyak, 5 sumber asalnya, dalam negeri bahasa
Indonesia dan bahasa Daerah, dari luar negeri, terjemahan, saduran bahasa Inggris dan bahasa lainnya. Bertujuan untuk menambah jumlah,
meningkatkan dan jenis bacaan serta meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai.
Universitas Sumatera Utara
Bahwa dunia pendidikan dengan tugas dan aktivitasnya memerlukan kehadiran sebuah perpustakaan yang dapat menjawab kebutuhan dan tantangan
pendidikan serta membangkitkan minat baca pengguna.
2.3 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada pada lingkungan perguruan tinggi atau sekolah tinggi, akademi atau sekolah tinggi
lainnya yang pada hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi.
Menurut Sulistyo-Basuki 1993, 51 menyatakan bahwa: Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi
mencapai tujuannya”.
Sedangkan menurut Sutarno 2006, 35 menyatakan bahwa “perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang berada dalam suatu
perguruan tinggi dan yang sederajat yang berfungsi mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk sivitas akademi perguruan tinggi tersebut”.
Maka dapat dipahami bahwa sebuah perpustakaan dapat dikatakan sebagai perpustakaan perguruan tinggi jika berada dalam sebuah perguruan tinggi atau
yang sederajat, tujuannya untuk menunjang kegiatan perguruan tinggi.
2.3.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki beberapa tujuan sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya.
Menurut Sulistyo-Basuki 1993, 52 menyatakan bahwa tujuan
perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya
staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
b. Menyediakan bahan pustaka rujukan referens pada semua tingkat
akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.
c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan.
Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.
d. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pa
lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industrial lokal. Sedangkan dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi
1979:1 dinyatakan “bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program
kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi, yang meliputi lima aspek yaitu :
a. Pengumpulan informasi
b. Pelestarian informasi
c. Pengolahan informasi
d. Pemanfaatan informasi
e. Penyebarluasan informasi
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa perpustakaan perguruan tinggi bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi yang dapat mendukung
perguruan tinggi dalam rangka menyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa untuk menempuh
tujuan tersebut maka perpustakaan perguruan tinggi harus dapat menyediakan koleksi dan layanan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk
melaksanakan tujuan dengan baik, perpustakaan perguruan tinggi memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut:
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 3 sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan
perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu: 1.
Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan
oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan
pembelajaran dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi
Universitas Sumatera Utara
belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencarian dan pengguna informasi.
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan
pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi yang mutlak, dikarenakan
pengaplikasiannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas , minat, dan
daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas
akademika dan staf non akademika.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interprestasi
Perpustakaan ini sudah seharusnya memiliki kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
2.3.2 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat
pustaka serta mendayagunakannya bagi civitas akademika. Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 3 tugas perpustakaan perguruan tinggi
adalah : a.
Mengembangkan koleksi. b.
Mengolah dan merawat bahan perpustakaan. c.
Memberi layanan. d.
Melaksanakan administrasi perpustakaan. Menurut Sjahrial Pamuntjak 2000, 5 menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang
menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan
tinggi yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi menyediakan semua koleksi serta fasilitas yang betul-betul dibutuhkan civitas
akademika.
2.4 Dewey Decimal Classification DDC
Menurut Suwarno 2010, 145-146 menyatakan bahwa Dewey Decimal Classification DDC adalah sebuah sistem
klasifikasi perpustakaan
yang diciptakan oleh
Melvil Dewey 1851
– 1931
. Tahun 1876 ia menerbitkan DDC edisi pertama dengan judul “A classification and subject index for a library”.
Terbit pertama kali hanya sebanyak 42 halaman yang berisi 12 halaman pendahuluan, 12 halaman bagan dan 18 halaman indeks. Sejak edisi pertama
diterbitkan, DDC terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak subyek-subyek baru yang ditambahkan. Adakalanya notasi
mengalami perluasan dan perubahan lokasi karena perkembangan subyek tersebut. Kelestarian DDC sampai dapat mencapai umur lebih seabad dan banyak
pemakainya di dunia, disebabkan karena DDC secara berkala ditinjau kembali dan diterbitkan edisi barunya. Lembaga yang mengawasi dan mendukung penerbitan
DDC ialah “The Lake Placed Education Foundation” dan “The Library of Congress” di Amerika Serikat sarana komunikasi diterbitkan “Decimal
Classification, adition, notes, decisions” disingka t DC. DDC terbit dalam 2 edisiversi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi
ringkas dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di bawah 20.000 judul. Edisi ringkas ini yang paling banyak digunakan oleh
Perpustakaan Sekolah dan Umum yang koleksinya masih terbatas. DDC telah digunakan oleh sekitar 135 negara dan diterjemahkan lebih dari 30 bahasa,
Universitas Sumatera Utara
termasuk dalam Bahasa Indonesia dengan judul “Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif”.
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
1. 000
Komputer , informasi dan referensi umum
2. 100
Filsafat dan
psikologi 3.
200 Agama
4. 300
Ilmu sosial 5.
400 Bahasa
6. 500
Sains dan
matematika 7.
600 Teknologi
8. 700
Kesenian dan rekreasi
9. 800
Sastra 10. 900
Sejarah dan
geografi Pada tahun 2011 telah terbit DDC edisi 23 dikenal dengan DDC23.
2.5 OPAC Online Public Access Catalog