Penelitian Terdahulu KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Suhardito, Bambang, dan Sudibyo, Bambang 1999 a. Judul “Pengaruh Faktor-Faktor yang Melekat pada Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan”. b. Rumusan Masalah 1 Apakah faktor-faktor yang melekat pada WP berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB collection rate di Surabaya? 2 Apakah faktor-faktor yang melekat pada WP Wiraswasta berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB collection rate di Surabaya? 3 Apakah faktor-faktor yang melekat pada WP Nir-wiraswasta berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB collection rate di Surabaya? c. Hipotesis 1 Diduga faktor-faktor yang melekat pada wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di kota Surabaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Kesimpulan 1 Faktor-faktor yang telah terbukt berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya adalah faktor-faktor kesadaran perpajakan WP, rasio beban PBB dibandingkan pendapatan WP, sikap WP terhadap prioritas pembangunan pemerintah, dan tax avoidance WP. Sedangkan, faktor-faktor yang melekat pada WP sisanya telah terbukti tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya. 2. Untuk WP PBB Wiraswasta, faktor-faktor yang telah terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya adalah faktor-faktor kesadaran perpajakan WP, rasio beban PBB dibandingkan pendapatan WP, rasio beda hitung permanent difference, sikap WP terhadap prioritas pembangunan pemerintah, dan tax avoidance WP. Sedangkan, faktor-faktor yang melekat sisanya telah tidak terbukti tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya. 3 Untuk WP Nir-wiraswasta, faktor-faktor yang telah terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya adalah faktor-faktor kesadaran perpajakan WP, rasio beban PBB dibandingkan pendapatan WP, sikap WP terhadap prioritas pembangunan pemerintah. Persepsi WP tentang pelaksanaan sanksi denda PBB, tax avoidance WP, pendidikan WP, dan lama tinggal WP di lokasi obyek pajak PBB. Sedangkan, faktor-faktor yang melekat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pada WP sisanya telah terbukti tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Surabaya. 2. Eno Suhendo 2008 a. Judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pajak Hotel dan Restoran Di Kota Yogyakarta”. b. Rumusan Masalah 1 Sejauh mana pengaruh PDRB terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Yogyakarta? 2 Sejauh mana pengaruh jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Yogyakarta? c. Hipotesis 1 Diduga Produk Domestik Regional Bruto PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta. 2 Diduga jumlah Wisatawan Mancanegara berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta. 3 Diduga jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta. 4 Diduga jumlah Penginapan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Kesimpulan 1 Dari analisis ini menyatakan bawha produk domestik reginol bruto tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di kota Yogyakarta. 2. Secara statistik jumlah wisatawan mancanegara terbukti signifikan, artinya secara statistik jumlah wisatawan mancanegara berpengaruh terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan. 3 Secara statistik jumlah penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota yogyakarta, artinya ketika jumlah penduduk turun , maka penerimaan pajak hotel dan restoran akan naik dengan arah negatif. 4 Secara statistik jumlah penginapanhotel terbukti positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta, artinya apabila jumlah penginapan meningkat, maka penerimaan pajak hotel dan restoran akan naik. Berarti dalam penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang ditetapkan. 5 Secara bersama-sama variabel produk domestik regional bruto, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah penduduk, jumlah penginapanhotel berpengaruh signifikan terhadap variabel penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta. 6 R 2 sebesar 0,961788 yang menunjukkan bahwa secara statistik variasi perubahan penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dipengaruhi oleh variabel produk domestik regional bruto, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah penduduk, jumlah penginapan, dengan kata lain 96, 1788 dari penerimaan pajak hotel dan restoran di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh variabel-variabel yang digunakan dalam metode ini, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model ini. 7 Pengujian pelanggaran terhadap asumsi klasik yang dilakukan tidak ditemukan adanya multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. 3. Retti Nor Alfi Syahra 2008 a. Judul “Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan”. b. Rumusan Masalah 1 Apakah tingkat pemahaman wajib pajak, tingkat kesadaran perpajakan wajib pajak, serta tingkat kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep. c. Hipotesis Diduga tingkat tingkat pemahaman wajib pajak, tingkat kesadaran perpajakan wajib pajak, serta kapatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB di Kabupaten Sumenep. d. Kesimpulan 1 Hipotesis penelitian yang menyatakan diduga tingkat pemahaman wajib pajak, tingkat kesadaran perpajakan wajib pajak, serta kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB di Kabupaten Sumenep dapat terbukti kebenarannya. 2 Variabel tingkat pemehaman wajib pajak, tingkat kesadaran perpajakan wajib pajak yang dapat terbukti berpengaruhnya secara nyata, sedangkan untuk kepatuhan waib pajak tidak berpengaruh nyata terhadap keberhasilan penerimaan pajak Bumi dan Bangunan PBB. 4. Arifudin Sahabu 2009 a. Judul ” Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan” b. Rumusan Masalah 1 Hambatan-hambatan apa yang dihadapi pemerintah kota Malang dalam mengimplementasikan kebijakan pemungutan pajak bumi dan bangunan serta solusi yang ditempuh untuk mengatasi hambatan yang ada? c. Hipotesis 1 Diduga implementasi kebijakan pemungutan pajak ini, ukuran dan tujuan kebijakan adalah meningkatkan penerimaan pajak bumi dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bangunan sesuai dengan potensi daerah kota Malang dengan melaksanakan pelayanan yang responsive, kompetitif dan berkualitas. d. Kesimpulan 1 Sumber pendapatan daerah keuangan daerah tidak hanya diperoleh dari pendapatan asli daerah PADS, tetapi juga berupa pemberian bagi hasil dari penerimaan pemerintah pusat. Diantara sumber penerimaan dari pusat adalah pajak bumi dan bangunan yang menjadi aspek penelitian secara komperhensf peneliti. 5. Yulia Anggara Sari 2010 a. Judul “Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terhadap Pendapatan Daerah di Kota Bandung” b. Rumusan Masalah 1 Bagaimana tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan pada pemerintah daerah kota bandung dari tahun 2002 sampai dengan 2008? 2 Bagaimana laju pertumbuhan pendapatan daerah pada pemerintah daerah kota Bandung dari tahun 2002 sampai 2008? 3 Seberapa besar kontribusi penerimaan pajak bumi dan bangunan terhadap penapatan daerah kota bandung dari tahun 2002 sampai dengan 2008? Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Hipotesis 1 Diduga bahwa pajak bum dan bangunan yang menitikberatkan efektivitas dan kontribusinya terhadap pendapatan daerah. d. Kesimpulan 1 Tingkat efektivitas penerimaan pajak bumi dan bangunan tahun 2002 sampai dengan 2008 berdasarkan target didapatkan nilai tertinggi pada tahun 2006 dengan kriteria sangat efektif. Efektivitas terendah pada tahun 2002 dengan kriteria cukup efektif. Hal ini mungkin menunjukkan bahwa pengelolaan pajak bumi dan bangunan pada pemerintah daerah kota Bandung telah dilaksanakan secara memadai, dan menunjukkan keadaan perekonomian dan pembangunan daerah kota Bandung mengalami perkembangan. Terlihat akan kebutuhan fasilitas kesehatan yang mudah tersedia dan di dapat dengan baik. 2 Laju pertumbuhan pendapatan daerah tertinggi terjadi pada tahun 2006 dan laju pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2005. pendapatan daerah yang berasal dari PAD, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah dari tahun 2002 samapai dengan tahun 2007 mangalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan daerah kota bandung mengalami perkembangan. 3 Tingkat kontribusi pajak bumi dan bangunan tahun 2002 sampai dengan 2008, yang terbesar dicapai pada tahun 2008 dengan kategori sangat kurang. Secara keseluruhan jumlah pendapatan daerah tidak hanya dipengaruhi oleh penerimaan pajak bumi dan bangunan saja, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. karena masih terdapat jumlah penerimaan lainnya yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan lainnya. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Keuangan Daerah