4 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak sebagaimana dimaksudkan dalam
ayat 3 akan diselesaikan dengan suatu faktor penyelesaian yang ditetapkan oleh menteri keuangan.
2.2.3.6 Subyek Pajak
BAB III, Pasal 4 Vitriana, 2006 : 32 1
Yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan
atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. 2
Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak menurut undang-undang ini.
3 Dalam hal obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, direktur jendral
pajak dapat menetapkan subyek pajak sebagaimana dimaksud pasal 1 sebagai wajib pajak.
4 Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 dapat memberikan
keterangan secara tertulis pada direktur jendral pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap obyek pajak yang dimaksud.
5 Bila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 disetujui maka direktur jendral pajak membatalkan penetapan sebagai wajib pajak sebagaimana dalam ayat 3 dalam jangka waktu satu bulan sejak
diterimanya surat keterangan dimaksud. 6
Bila keterangan yang dimaksud itu tidak disutujui, maka direktur jendral pajak mengeluarkan surat keputusan penolakan dengan disertai alasan-alasannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7 Apabila setelah jangka waktu satu bulan sejak diterimanyan keterangan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 4, direktur jendral pajak tidak memberikan keputusan, maka keterangan yang diajukan dianggap tidak
disetujui.
2.2.3.7 Tarif Pajak
BAB IV Pasal 5 Vitriana, 2006 : 33 Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah sebesar 0,5 lima
persepuluh persen, yang berlaku secara menyeluruh terhadap obyek pajak macam apapun di seluruh wilayah indonesia, karenanya dikenal sebagai tarif tunggal.
2.2.3.8 Dasar Penggenaan dan Cara Menghitung Pajak
BAB V, Pasal Vitriana, 2006 : 33 1
Dasar pengenaan pajak adalah nilai jual obyek pajak. 2
Besarnya nilai jual obyek pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan setiap tiga tahun oleh menteri keuangan, kecuali untuk daerah
tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan. 3
Dasar perhitungan pajak adalah nilai jual kena pajak yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 dua puluh persen dan setinggi-tingginya 100
seratus persen dari nilai jual obyek pajak. 4
Besarnya presentase nilai jual kena pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 ditetapkan dengan peraturan pemerintah dengan memperhatikan
kondisi ekonomi nasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pasal 7 Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalirkan tarif pajak
dengan nilai jual kena pajak.
2.2.3.9 Tahun Pajak, Saat dan Tempat yang Menentukan Pajak Terhutang