Sifat Pajak Bumi dan Bangunan Ketentuan Umum

2.2.3.4 Sifat Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah obyeknya dan oleh karena itu keadaan atau status orang atau badan yang dijadikan subyek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi basarnya pajak, maka sebab itu pajak Bumi dan Bangunan disebut juga pajak obyektif, walaupun pajak ini merupakan pajak obyektif tetapi dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya setiap tahun dikeluarkan Vitriani, 2006 : 30.

2.2.3.5 Ketentuan Umum

BAB I, Pasal 1 : UMUM Vitriana, 2006 : 30 a. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. b. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah atau perairan. c. Nilai jual obyek pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, nilai obyek pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru atau nilai jual obyek pengganti. d. Surat keputusan obyek pajak adalah surat yang dipergunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data obyek pajak menurut ketentuan undan-undang. e. Surat pemberitahuan pajak terutang yang dipergunakan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutama kepada wajib pajak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB II, Pasal 2 : OBYEK PAJAK Vitriana, 2006 : 30 1. Yang menjadi obyek pajak adalah Bumi dan Bangunan. 2. Klasifikasi obyek pajak yang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur oleh menteri keuangan. Pasal 3 Vitriana, 2006 : 31 1 Obyek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan adalah obyek pajak yang : a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan. b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu. c. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah negara belum dibebani suatu hak. d. Dipergunakan oleh perwakilan diplomatic. e. Dipergunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh menteri keuangan. 2 Obyek pajak yang dipergunakan oleh Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. 3 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak ditetapkan sebesar Rp. 8 juta untuk setiap satu bangunan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 akan diselesaikan dengan suatu faktor penyelesaian yang ditetapkan oleh menteri keuangan.

2.2.3.6 Subyek Pajak