7
2. BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Nirkabel Wireless
Jaringan wireless atau nirkabel merupakan salah satu teknologi jaringan yang menggunakan udara sebagai perantara untuk berkomunikasi.
Jaringan wireless menggunakan standart Institute of Electrical and Electronics Engineers 802.11 atau IEEE 802.11.
IEEE merupakan organisasi yang mengatur standart mengenai teknologi wireless. Frekuensi
kerja jaringan wireless adalah 2,4 GHz, 3,7 GHz dan 5GHz. Topologi pada jaringan nirkabel ini dibagi menjadi dua yaitu
topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur access point dan topologi nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur. [1] Jaringan wireless
infrastruktur kebanyakan digunakan untuk memperluas jaringan LAN atau untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun
jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat yaitu wireless access point untuk menghubungkan client yang terhubung dan manajemen jaringan
wireless. Jaringan wireless dengan mode ad-hoc tidak membutuhkan perangkat tambahan seperti access point, yang dibutuhkan hanyalah
wireless adapter pada setiap komputer yang ingin terhubung. Ad-hoc pada dasarnya adalah jaringan yang diperuntukkan untuk keperluan sementara.
Gambar 2.1 Jaringan Nirkabel Berbasis Infrastruktur.
Gambar 2.2 Jaringan MANET
2.1.1 Mobile Ad Hoc Network MANET
Mobile Ad hoc Network MANET adalah sebuah jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa node yang tidak memerlukan
infrastruktur. Setiap node atau user pada jaringan ini bersifat mobile. Setiap node dalam jaringan dapat berperan sebagai host dan router
yang berfungsi sebagai penghubung antara node yang satu dengan node yang lainnya.
MANET melakukan komunikasi secara peer to peer menggunakan routing dengan cara multihop. Informasi yang akan
dikirimkan disimpan dahulu dan diteruskan ke node tujuan melalui node perantara. Ketika topologi mengalami perubahan karena node
bergerak, maka perubahan topologi harus diketahui oleh setiap node. [2]
2.1.2 Karakteristik Ad Hoc
Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah:
a.
Otonomi dan tanpa infrastruktur, MANET tidak bergantung kepada infrastruktur atau bersifat terpusat. Setiap node
berkomunikasi secara distribusi peer-to-peer. b.
Topologi jaringan bersifat dinamis, artinya setiap node dapat bergerak bebas random mobility dan tidak dapat diprediksi.
c. Scalability, artinya MANET bersifat tidak tetap atau jumlah node
berbeda di tiap daerah. d.
Sumber daya yang terbatas, baterai yang dibawa oleh setiap mobile node mempunyai daya terbatas, kemampuan untuk
memproses terbatas, yang pada akhirnya akan membatasi layanan dan aplikasi yang didukung oleh setiap node.
2.1.3 Aplikasi Jaringan Ad Hoc
Karakteristik jaringan ad hoc yang dinamis membuat jaringan ini dapat diaplikasikan di berbagai tempat. Selain itu tidak diperlukan
adanya infrastruktur, membuat jaringan ini dapat dibentuk dalam situasi apapun. Beberapa contoh aplikasi jaringan ad hoc adalah untuk
operasi militer, keperluan komersial, dan untuk membuat personal area network [3].
Pada operasi militer, jaringan ad hoc digunakan untuk mempermudah akses informasi antar personil militer. Jaringan ini
juga dapat digunakan pada situasi yang sifatnya darurat misalnya banjir atau gempa bumi, atau dapat juga digunakan untuk sebuah acara
seperti konser musik. Untuk jarak yang pendek atau kurang dari 10 meter komunikasi secara ad hoc dapat terjalin pada berbagai macam
perangkat seperti telepon seluler dan laptop.
2.1.4 Protokol Routing
Jaringan MANET adalah sekumpulan node yang dapat bergerak mobile node yang didalamnya terdapat kemampuan untuk
berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan. Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain
selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node yang bersifat sebagai penghubung digunakan untuk meneruskan paket dari
sumber ke tujuan [3]. Sebuah jaringan wireless akan mengorganisir dirinya sendiri
dan beradaptasi dengan sekitarnya. Ini berarti jaringan tersebut dapat terbentuk tanpa sistem administrasi. Perangkat pada jaringan ini harus
mampu mendeteksi keberadaan perangkat lain untuk melakukan komunikasi dan berbagi informasi.
Routing merupakan perpindahan informasi di seluruh jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal satu node yang
berperan sebagai perantara. Routing bekerja pada layer 3 lapisan
jaringan. Routing dibagi menjadi 2 komponen penting yaitu protokol routing dan algoritma routing. Protokol routing berfungsi untuk
menentukan bagaimana node berkomunikasi dengan node yang lainnya dan menyebarkan informasi yang memungkinkan node
sumber untuk memilih rute yang optimal ke node tujuan dalam sebuah jaringan komputer. Protokol routing menyebarkan informasi pertama
kali kepada node tetangganya, kemudian ke seluruh jaringan. Sedangkan algoritma routing berfungsi untuk menghitung secara
matematis jalur yang optimal berdasarkan informasi routing yang dipunyai oleh suatu node.
Untuk memudahkan komunikasi dalam jaringan, maka dibutuhkan protokol routing untuk menentukan jalur antar node.
Tujuan utama dari protokol routing pada jaringan ad-hoc adalah jalur yang tepat dan efisien antara 2 node sehingga paket data dapat dikirim
tepat waktu. Protokol routing pada jaringan ad-hoc merupakan standart yang mengontrol bagaimana node yang ada dalam sebuah
jaringan untuk menyetujui tentang cara dalam mengirimkan paket antar mobile node dalam MANET. Dalam jaringan ad-hoc, node tidak
mempunyai pengetahuan mengenai topologi jaringan disekitar mereka, oleh karena itu node harus mendapatkan pengetahuan itu. Ide
dasarnya adalah bahwa suatu node baru harus memberi tahu kehadirannya dan node yang lain mendengarkan pemberitahuan dari
node tetangganya. Node akan mempelajari pemberitahuan dari sebuah
node baru, cara untuk mencapai node baru, dan memberi tahu bahwa node baru dapat mencapai node tersebut. Seiring waktu, setiap node
akan tahu tentang semua node yang lain dan satu atau lebih cara untuk dapat mencapainya.
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai algoritma routing: a.
Menjaga jumlah control paket seminimal mungkin. b.
Menentukan jalur yang terpendek untuk setiap tujuan cepat, handal, delay rendah, dan efisien.
c. Menjaga tabel untuk selalu up-to-date ketika terjadi perubahan
topologi. d.
Waktu konvergen yang cepat. Sejak munculnya jaringan paket radio DARPA pada awal
tahun 1970-an, berbagai protokol telah dikembangkan untuk MANET. Protokol tersebut harus mampu mengatasi segala
keterbatasan pada MANET yang meliputi konsumsi daya yang tinggi, bandwith yang rendah dan error rate yang besar.
Protokol routing pada jaringan ad hoc setidaknya harus memiliki kemampuan yang sifatnya dasar pada jaringan tersebut yaitu
protokol tersebut harus mampu beradaptasi secara dinamis terhadap perubahan topologi jaringan. Hal ini diimplementasikan dengan
terknik perencanaan untuk menelusuri perubahan topologi jaringan dan menemukan rute yang baru ketika rute yang lama telah expired
atau hilang.
Berdasarkan konsep routing dan beberapa pertimbangan untuk kondisi jaringan ad hoc maka protokol routing pada jaringan ad hoc
dibagi menjadi tiga kategori yaitu: [5] a.
Table Driven Routing Protocol Protokol Routing Proaktif b.