Gambar 2.7 Algoritma Pemilihan MPR.
2.5 Protokol Dinamic Source Routing
Dynamic Source Routing termasuk dalam kategori protokol routing reaktif karena algoritma routing ini menggunakan mekanisme source
routing. Protokol ini terdiri dari dua mekanisme utama, route discovery dan route maintenance. DSR membentuk route on demand menggunakan
source routing bukan routing table pada intermediate device. Protokol ini benar-benar berdasarkan source routing dimana semua informasi routing
dipertahankan terus diperbarui pada mobile node. [5]
2.5.1 Mekanisme Route Discovery
Route discovery adalah suatu mekanisme pada DSR yang berfungsi untuk mengirimkan paket data ke tujuan yang belum
diketahui rutenya. Sehingga sumber mengirim route request RREQ. RREQ akan melakukan proses flooding yaitu proses pengiriman data
atau control message ke setiap node pada jaringan untuk mencari rute ke tujuan. RREQ akan menyebar ke seluruh node dalam jaringan.
Tiap node akan mengirim paket RREQ ke node lain kecuali node tujuan. Kemudian node-node yang menerima RREQ akan
mengirim paket route reply RREP ke node yang mengirim RREQ tadi. Setelah rute ditemukan node sumber mulai mengirim paket data.
Gambar di bawah ini merupakan ilustrasi dari mekanisme kerja Route Discovery.
Gambar 2.8 Route Discovery.
2.5.2 Mekanisme Route Maintenance
Route maintenance terjadi jika terdapat kesalahan dalam pengiriman paket dan adanya notifikasi dari node lain. Hal ini terjadi
ketika data link layer menemukan masalah yang fatal. Sumber akan selalu terganggu ketika ada jalur yang terpotong. Ketika ada sebuah
kesalahan paket yang diterima hop yang ada dalam cache route dihapus dan semua route yang memiliki hop tersebut akan dipotong
pada saat itu juga. Selain untuk memberitahukan pesan kesalahan, notifikasi juga digunakan untuk memverifikasi operasi yang benar
dari link route. Keuntungan penggunaan DSR ini adalah node perantara tidak
perlu memelihara secara up to date informasi routing pada saat melewatkan paket, karena setiap paket selalu berisi informasi routing
di dalam headernya. Routing jenis ini juga menghilangkan juga proses periodic route advertisement dan neighbor detection yang dijalankan
oleh routing ad hoc lainnya. Dibandingkan dengan on demand routing lainnya DSR memiliki kinerja yang paling baik dalam hal throughput,
routing overhead pada paket dan rata-rata panjang path, akan tetapi DSR memiliki delay waktu yang buruk bagi proses untuk pencarian
route baru. [3] Protokol ini menggunakan pendekatan reactive sehingga
menghilangkan kebutuhan untuk membanjiri jaringan untuk mengupdate tabel seperti yang terjadi pada pendekatan table driven.
Node intermediate juga memanfaatkan route cache secara efisien untuk mengurangi kontrol overhead.
Kerugian dari routing ini adalah mekanisme route maintenance tidak dapat memperbaiki link yang rusak atau down.
Informasi route cache yang kadaluwarsa juga bisa mengakibatkan inkonsistensi selama fase rekonstruksi route. Penggunaan routing ini
akan sangat optimal pada jumlah node yang kecil atau kurang dari 200 node. Untuk jumlah yang lebih besar akan mengakibatkan collision
antar paket dan menyebabkan bertambahnya delay waktu pada saat akan membangun koneksi baru. [10]
2.6 OMNeT++