Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dan Keadilan Tarif Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

(1)

THE INFLUENCE OF INFORMATION TECHNOLOGY QUALITY AND TAX RATES JUSTICE TO TAX COMPLIANCE

(

Survey on Individual Taxpayers in STO Pratama Bandung Karees)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

Mochamad Fajar Nur Rohman 21108026

Dibimbing Oleh:

Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak, CA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO HIDUP ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11


(5)

xi

2.1.1 Kualitas Teknologi Informasi ... 12

2.1.1.1 Pengertian Informasi ... 12

2.1.1.2 Pengertian Teknologi ... 13

2.1.1.3 Pengertian Kualitas ... 14

2.1.1.4 Pengertian Teknologi Informasi ... 15

2.1.1.5 Kualitas Teknologi Informasi ... 17

2.1.1.6 Komponen Kualitas Teknologi Informasi ... 18

2.1.1.7 Penggunaan Teknologi Informasi dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) ... 22

2.1.1.8 Indikator Kualitas Teknologi Informasi ... 23

2.1.2 Keadilan Tarif Pajak ... 24

2.1.2.1 Pengertian Pajak ... 24

2.1.2.2 Pengertian Keadilan ... 25

2.1.2.3 Pengertian Tarif Pajak ... 26

2.1.2.4 Sistem Penerapan Tarif Pajak ... 27

2.1.2.5 Keadilan yang Sama (Equality) ... 28

2.1.2.6 Indikator Keadilan Tarif Pajak ... 29

2.1.3 Kepatuhan Perpajakan ... 30

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Perpajakan... 30

2.1.3.2 Macam-macam Kepatuhan... 31

2.1.3.3 Kriteria Kepatuhan Perpajakan ... 32

2.1.3.4 Kewajiban Wajib Pajak ... 33

2.1.3.5 Indikator Kepatuhan Perpajakan ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.2.1 Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 34


(6)

xii

2.4 Hipotesis ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 43

3.4 Sumber Data ... 47

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 48

3.5.1 Uji Validitas ... 48

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 49

3.5.3 Uji MSI (Data Ordinal ke Interval) ... 50

3.6 Populasi dan Penarikan Sampel ... 51

3.6.1 Populasi ... 51

3.6.2 Sampel ... 52

3.7 Metode Pengumpulan Data... 55

3.8 Metode Pengujian Data... 56

3.8.1 Metode Analisis ... 56

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 77

4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 77

4.1.2 Gambaran Umum KPP Pratama Bandung Karees ... 78

4.1.3 Sejarah Umum KPP Pratama Bandung Karees ... 78

4.1.3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees... 82


(7)

xiii

4.1.5 Hasil Response Rate ... 86

4.2 Pengujian Alat Pengumpul Data (Kuesioner)... 89

4.2.1 Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 89

4.2.1.1 Hasil Uji Validitas ... 89

4.2.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 91

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 92

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Kualitas Teknologi Informasi ... 92

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Keadilan Tarif Pajak ... 98

4.2.2.3 Analisis Deskriptif Kepatuhan Perpajakan ... 104

4.2.3 Hasil Analisis Verifikatif ... 111

4.2.3.1 Analisis Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi Dan Keadilan Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 111

4.2.3.2 Pengujian Kecocokan Model Pengukuran (Outer Model)... 113

4.2.3.3 Pengujian Kecocokan Model Struktural (Inner Model) ... 119

4.2.3.4 Pengujian Kecocokan Model Gabungan (Combination Model) ... 121

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 122

4.3 Pembahasan ... 127

4.3.1 Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 127

4.3.2 Pengaruh Keadilan Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 134


(8)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 139 RIWAYAT HIDUP ... 147 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 148


(9)

vi Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa tenaga, kesehatan, dan segala sesuatu yang dianugerahkan-Nya dan tak lupa Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah S.A.W sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung dimana judul yang peneliti ambil adalah: “PENGARUH KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEADILAN TARIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN PERPAJAKAN (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)”.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini peneliti telah banyak memperoleh bantuan berupa moril maupun materil dan bimbingan pengarahan serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini, sehingga pada akhirnya atas dasar itu semua pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bandung.


(10)

vii

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan juga dosen wali AK1 2008 Program Studi Akuntansi.

4. Wati Aris Astuti, SE.,M.Si.Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak, CA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan selalu sabar dalam memberikan arahan dan membimbing Peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Dr. Ely Suhayati, SE.,M.Si.,Ak, CA selaku dosen penguji I yang memberikan saran dan kritik yang sangat membantu Peneliti.

7. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si.,Ak, CA selaku dosen penguji II yang memberikan saran dan kritik yang sangat membantu Peneliti.

8. Seluruh Staff Dosen Pengajar Program Studi Akuntansi UNIKOM yang telah membekali peneliti dengan pengetahuan.

9. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi UNIKOM (Teh Dona dan Teh Seny) atas pelayanan dan informasi yang telah diberikan dan juga dukungan moril serta canda tawa yang selalu menghibur Peneliti.

10.Anak Agung Gde Rai selaku Kepala Kantor KPP Pratama Bandung Karees yang telah memberikan izin sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.


(11)

viii

12.Kedua orang tua tercinta, Papa dan Mama yang selalu dan tidak pernah lupa untuk memberikan semangat, doa, kasih sayang dan dukungan yang tidak ada habis-habisnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga anakmu ini bisa menjadi kebanggaan bagi keluarga.

13.Adikku tercinta Mutiara Indah Nur Rohman yang menemani peneliti dalam suka dan duka dalam menyusun skripsi ini serta memberikan do’a, motivasi,

semangat, dukungan juga kasih sayangnya.

14.Teman-temanku di Akuntansi 1 2008, Rizki, Yudhi, Andi, Januar, Giska, Rere, Anis, Desi, dan juga teman-teman satu bimbingan serta teman-teman satu perjuangan dalam mengerjakan skripsi, Rieke, Afri, Indra, Egi, Yudi, Diena, Tina, Merly, Winda yang saling membantu bersama-sama membuat skripsi ini dan juga berbagi informasi mengenai bimbingan.

15.Utami Astutiningrum S.M.B yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan

keyakinan serta do’a juga kasih sayang yang tulus selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.

16.Sahabat-sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan saling memberikan semangat serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

17.Teman-teman mahasiswa khususnya Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia serta semua pihak yang berjasa bagi peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuan dan


(12)

ix

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dan kelemahan. Maka daripada itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai cerminan dan intropeksi bagi peneliti.

Akhirnya kepada Allah SWT peneliti berserah diri, semoga apa yang telah dilakukan oleh peneliti selama ini mendapat ridho-Nya, Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamualaikaum Wr.Wb

Bandung, Juli 2014 Peneliti

Mochamad Fajar Nur Rohman 21108026


(13)

139

Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi.

Yogyakarta: ANDI

Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni. 2005. Pengenalan Teknologi Informasi Edisi 2 . Yogyakarta: ANDI

Agus Purwoto. 2007. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. Jakarta:

Grasindo.

Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Linggar Jaya

Barker, Chris., Pistrang, Nancy., & Elliot, Robert. 2002. Research Methods in Clinical Psychology 2nd Ed. John Wiley & Sons: LTD Chicester England.

Cats-Baril, W.Thompson, R. 2003. Information Technology and Management

McGraw-Hill. New York.

Cooper, W.W., Seiford, L.M., & Tone, K. 2006. Data Envelopement Analysis.

Boston, MA: Kluwer Academic Publisher

Dali Santun Naga. 2009. 64 Rumus Terapan: Probabilitas dan Sekor pada Hipotesis Statistika. Jakarta: Grasindo.

Dayat Suryana. 2012. Mengenal Teknologi. Jakarta : Gramedia

Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama

Erly Suandy. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

E.Sumaryono. 2012. Etika Profesi Hukum Edisi 7. Yogyakarta: Kanisius

Gaspersz, Vincent. 2003. Manajemen Bisnis total – Total Quality Management.

Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama

Gaspersz, Vincent. 2009. Cost Reduction through Lean-Sigma Approach. Jakarta :

Gramedia

Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. New


(14)

Hair, J.F., Anderson, R.E., Thatam, R.L., & Black, W.C. 1995. Multivariate Data Analysis With Reading, 4th Edition. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : Gramedia

Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Imam Ghozali. 2006. Structuran Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jakarta : Gramedia

Jimly Asshiddiqie. 2011. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Gramedia

Jogiyanto.2005. Sistem Teknologi Informasi Edisi 2. Yogyakarta: ANDI

Jogiyanto.2011. Sistem Teknologi Informasi Edisi 4. Yogyakarta: ANDI

Laudon, Kenneth C dan Jane P.Laudon. diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:

Salemba Empat

Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

M. Sahari Besari. 2008. Teknologi di Nusantara : 40 abad hambatan inovasi.

Jakarta : Salemba Teknika

Maria S.W Sumardjono. 2005. Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: Penerbit BPFE

Safri Nurmantu. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Gramedia

Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi, Bogor: Penerbit Raih Asa

Sukses.

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2009. Perpajakan: Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.


(15)

Soemarso.S.R. 2007. perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta:Salemba

Empat

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2009. Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat

Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI

Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, & Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta:

Penerbit Genesis.

Umi Narimawati. 2008. Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat

Y. Maryono dan B.Patmi Istiana. 2008. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1.

Jakarta : Yudhistira

Y. Sri Pudyatmoko. 2009. Pengantar Hukum Pajak. Yogyakarta: ANDI. Edisi

Terbaru

Yang, Kaifeng & Miller, Gerald J. 2008. Handbook of Research Methods in Public Administration. Taylor & Francis Group: CRC Press U.S.


(16)

JURNAL

Arief Wibowo. 2008. Kajian tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM).

Edison. 2004. Populasi, Sample, dan pemilihan Instrumen Penelitian. Majalah Kedokteran Andalas Nomor 1, Volume 28, Juli-Desember 2004. Pp45-52

Gleen P. Jenkins, Edwin N. Forlemu. 1993. Enhancing Voluntary Compliance by Reducing Compliance Costs : A Taxpayer Service Approach. Research Associate, International Tax Program, Harvard University, March 1993

Gowinda. 2010. Analisis perilaku penerimaan wajib pajak terhadap penggunaan

E-Filling. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro

Iim Ibrahim Nur. 2009. Analisis Penerapan Sistem Pelaporan Pajak dengan Aplikasi E-Filing secara Online. Ultima InfoSys Volume 1, Nomor 1, Desember 2009. pp34-49

Jo’Anne Langham, Neil Paulsen and Charmine E.J.Hartel. 2012. Improving tax compliance strategies : can the theory of planned behavior predict business compliance. eJournal of Tax Research (2012) vol. 10, no.2. pp364-402

Jonas Edlund, Rune Åberg. 2002. Social norms and tax compliance. Swedish Economic Policy Review 9, 2002.

Lisa Humairah, David P.E. Saerang, & Ventje Ilat. 2013. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern, Pemeriksaan Pajak, dan Pelayanan Fiskus terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ternate. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing Volume 4, Nomor 1, Juni 2013. pp43-53.

Ma’in, Abdul M, (2008) ”Teknologi Informasi dalam Sitem Jaringan Perpustakaan Perguran Tinggi”, IAIN Sunan Ampel Surabaya

M. Oğuz Arslan, Özgür İcan. 2011. An Agent-Based Analysis of Tax Compliance for Turkey. Anadolu University Faculty of Economics and Administrative Science. 2011.

Mukhtar M. Ali, H. Wayne Cecil, James A. Knoblett. 2001. The Effects of Tax Rates and Enforcement Policies on Taxpayer Compliance : A Study of Self-Employed Taxpayers. University of Kentucky.U.S.A, January 2001.

Risal C.Y. Laihad. 2013. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing Wajib Pajak di Kota Manado. Jurnal EMBA Volume 1, Nomor 3, September 2013. pp44-51.


(17)

Sebastian Eichfelder, Michael Schorn. 2009. Tax compliance costs : A business administration perspective. Institute fur Wirtschafts-und Politikforschung Schorn & Partner, April 2009.

Selçuk İpek, Mehmet Öksüz, Sibel Özkaya. 2012. Considerations of Taxpayers According to Situation of Benefiting From Tax Amnesty: An Empirical Research. Centre for Promoting Ideas, USA. 2012.

Shelly, Gary B., Thomas J. Cashman and Misty E. Vermaat. 2004. Discovering Computers 2005. A Gateway to Information Web Enhanced. Thomson Course Technology. Boston 2004

Tamás K. Papp, Előd Takáts. 2008. Tax Rate Cuts and Tax Compliance-The Laffer Curve Revisited. International Monetary Fund, January 2008.

INTERNET

Adjat Djatnika. 2012. Kepatuhan Pajak Warga Bandung Hanya 42 Persen.

Diakses Melalui

http://jabar.tribunnews.com/2012/03/14/kepatuhan-pajak-warga-bandung-hanya-42-persen. Pada Rabu, 14 Maret 2012

Aji Setiaji. 2011. Pajak Progresif Beratkan Pengusaha Sewa Mobil.

Diakses Melalui

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2011/06/01/87234. Pada Rabu, 01 Juni 2011

Agus Martowardojo. 2010. Pemerintah Ngotot Alihkan BPHTB ke Pemda di 2011. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2010/11/01/134010/1481478/4/1/pemerintah-ngotot-alihkan-bphtb-ke-pemda-di-2011. Pada Senin, 01 November 2010 Amir Syamsudin. 2013. Menhukham Kobarkan Perang Besar Terhadap

Pembajakan dengan Cara Ini. Diakses Melalui

http://www.tribunnews.com/seleb/2013/02/11/menhukham-kobarkan-perang-besar-terhadap-pembajakan-dengan-cara-ini. Pada Senin, 11 Februari 2013

Chandra Budi .2013. Kepatuhan Pajak Pribadi Baru Capai 41,6%.

Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2013/07/16/20/837521/kepatuhan-pajak-pribadi-baru-capai-41-6. Pada Selasa, 16 Juli 2013


(18)

Dede Yusuf. 2012. Pajak Kunci Sukses Pembangunan Jawa Barat.

Diakses Melalui

http://www.tribunnews.com/nasional/2012/09/20/dede-yusuf-pajak-kunci-sukses-pembangunan-jawa-barat. Pada Kamis, 20 September 2012

Fuad Rahmany. 2012.Dirjen Pajak 'Paksa' Aparat Pajak Tingkatkan Kualitas.

Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2012/05/12/130923/1915588/4/dirjen-pajak-paksa-aparat-pajak-tingkatkan-kualitas. Pada Sabtu, 12 Mei 2012

Fuad Rahmany. 2013. Ditjen Pajak Keluhkan Kekurangan Pegawai.

Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/05/30/15902 2/Ditjen-Pajak-Keluhkan-Kekurangan-Pegawai. Pada Kamis, 30 Mei 2013 Fuad Rahmany. 2012. Tingkat Kepatuhan Bayar Pajak Rendah.

Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/25/20327 6/Tingkat-Kepatuhan-Bayar-Pajak-Rendah. Pada Kamis, 25 Oktober 2012 Hadi Poernomo. 2013. Tarif Pajak Tak Konsisten RI Selalu Merugi Triliunan

Rupiah. Diakses Melalui

http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/tarif-pajak-tak-konsisten-ri-selalu-merugi-triliunan-rupiah. PadaSelasa, 11 Jun 2013

Hario Damar. 2010. Tingkat Kepatuhan WP, Ditjen Pajak Dikucuri Bank Dunia USD145 Juta. Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2010/08/20/20/364853/tingkat-kepatuhan-wp-ditjen-pajak-dikucuri-bank-dunia-usd145-juta. Pada Jum'at, 20 Agustus 2010

Hary Azhar Azis. 2008. Diragukan, Kenaikan Tarif Pajak Kendaraan Tekan Konsumsi. Diakses Melalui

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2008/09/09/13404/Dirag ukan-Kenaikan-Tarif-Pajak-Kendaraan-Tekan-Konsumsi. Pada Selasa, 9 September 2008

Harry Gumelar. 2011. Sarat Teknologi untuk Layanan Pajak yang Optimal.

Diakses Melalui

http://terompahku.wordpress.com/2011/11/19/sarat-teknologi-untuk-layanan-pajak-yang-optimal. Pada Jum’at, 19 November 2011


(19)

Kismantoro Petrus. 2014.Cegah Kerugian Negara, Ditjen Pajak Bakal Pakai Teknologi Canggih. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2014/01/16/190803/2469436/4/cegah-kerugian-negara-ditjen-pajak-bakal-pakai-teknologi-canggih. Pada Kamis, 16 Januari 2014

Muhajir Ardian. 2010.Pajak Progresif Kendaraan Segera Diterapkan. Diakses Melalui

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/06/07/56398. Pada Senin, 07 Juni 2010

M. Tjiptardjo. 2010. Inilah 9 Program Prioritas Ditjen Pajak Pasca Kasus Gayus.

Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2010/10/11/20/381440/inilah-9-program-prioritas-ditjen-pajak-pasca-kasus-gayus. Pada Senin, 11 Oktober 2010

Nurbaeti Munawaroh. 2013. Pengusaha besar berbentuk PKL terkena tarif pajak umum. Diakses Melalui

http://www.analisadaily.com/news/27176/pengusaha-besar-berbentuk-pkl-terkena-tarif-pajak-umum/ Pada Jum’at, 28 Juni 2013

Sakli Anggoro . 2012. Kepatuhan Pajak Turun 10 Persen.

Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/11/20179 5/Kepatuhan-Pajak-Turun-10-Persen. Pada Kamis, 11 Oktober 2012 Sofjan Wanandi.2013. Dunia Usaha Dukung Setoran Pajak Secara Online.

Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2013/11/13/123127/2411692/4/dunia-usaha-dukung-setoran-pajak-secara-online. Pada Rabu, 13 November 2013 Sakli Anggoro. 2013. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Jateng Ditargetkan 70%

Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2013/03/22/20/780107/tingkat-kepatuhan-wajib-pajak-jateng-ditargetkan-70. Pada Jum'at, 22 Maret 2013 Tatang M. Amirin. 2011. Populasi dan Sampel Penelitian 4: Ukuran Sampel

Rumus Slovin. Diakses Melalui

http:// tatangmanguny.wordpress.com. Pada 24 April 2014 Uce Indahyanti. 2013. PPL-PLS.

Diakses Melalui

http://algol.mdl2.com/pluginfile.php/103/mod_resource/content/1/Pengujia n%20%Riset.pdf. Pada 4 April 2014


(20)

Yossi Irianto. 2012. Piutang Pajak Kota Bandung Rp 23,4 Miliar.

Diakses Melalui

http://jabar.tribunnews.com/2012/08/02/piutang-pajak-kota-bandung-rp-234-miliar. Pada Kamis, 2 Agustus 2012

Peraturan/Undang-undang

Undang-undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan


(21)

12

2.1 Kajian pustaka

2.1.1 Kualitas Teknologi Informasi 2.1.1.1 Pengertian Informasi

Definisi Informasi menurut Tata Sutabri (2012:22) adalah:

“Informasi yaitu segala sesuatu yang merujuk ke data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan lain sebagainya. Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh suatu organisasi, sehingga peran dan kedudukan informasi ini sangat penting didalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kekurangan informasi akan menjadi loyo, dan akhirnya berakhir”.

Adapun definisi data dan informasi menurut Laudon yang diterjemahkan oleh Sungkono dan Eka (2007:13) mengungkapkan bahwa:

“Data adalah sekumpulan fakta mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi/lingkungan fisik perusahaan. Informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia”.

Menurut Tata Sutabri (2012:23) informasi adalah:

“Data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.

Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni (2005:546) menyatakan bahwa: “Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi; digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sehubungan dengan hal itu, informasi haruslah berkualitas.


(22)

Menurut Burch dan Grudnitski (1989) dalam Abdul Kadir (2005:546) menyatakan bahwa:

“Kualitas informasi ditentukan oleh 3 faktor, yaitu: 1. Relevansi,

2. Tepat waktu, dan 3. Akurasi”.

Berdasarkan teori diatas, dapat dikatakan bahwa data merupakan fakta yang belum diolah. Sedangkan informasi merupakan hasil dari data yang telah diolah dan diorganisasikan, sehingga memberikan arti bagi penerima yang dapat mempengaruhi tindakan dalam pengambilan keputusan.

2.1.1.2 Pengertian Teknologi

Definisi Teknologi menurut Y.Maryono (2008:3) yaitu:

“Teknologi yaitu usaha pengembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kata teknologi berdekatan artinya dengan istilah tatacara”.

Menurut Y.Maryono dan B.Patmi Istiana (2008) menyatakan bahwa: “Teknologi merupakan hasil olah fikir manusia untuk mengembangkan tata cara atau sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam hidupnya.

M. Sahari (2008:147) juga menyatakan bahwa teknologi merupakan:

“Teknologi adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan manusia dan suatu instrumen perubahan (instrument of change). Segala sesuatu yang

meliputi kapasitas manusia untuk berkreasi, inovasi dan memilih berbagai teknik dan mempergunakannya secara optimal dalam konteks lingkungan fisik, sosial, dan budaya yang ada”.


(23)

Sedangkan Dayat Suryana (2012:26) mendefinisikan bahwa:

“Teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah”. Menurut D.Bell yang dikutip oleh M.Sahari (2008:147) menyatakan bahwa: “Teknologi pada dasarnya adalah instrumen untuk memperbesar (expand)

kekuasaan manusia (human powers) dalam menciptakan kekayaan (wealth).

Satu-satunya cara untuk menambah kekayaan adalah dengan cara melakukan proses nilai tambah yang efisien. Instrumen disini diterjemahkan secara luas, sehingga tidak berarti suatu hardware, tetapi juga termasuk software dan brainware”.

Sehingga M.Sahari (2008:148) mengemukakan kembali definisi tentang esensi dari teknologi modern, yaitu:

“Teknologi adalah ilmu pengetahuan dan seni yang ditransformasikan ke dalam produk, proses, jasa dan stuktur terorganisasi yang pada dasarnya merupakan seperangkat instrumen ekspansi kekuasaan manusia sehingga dapat menjadi sumber daya cara baru untuk menciptakan kekayaan melalui peningkatan produktivitas”.

Maka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para pakar diatas dapat dikatakan bahwa teknologi adalah perkembangan dari suatu media/alat yang digunakan dengan lebih efisien, bertujuan untuk mengendalikan suatu masalah dan sumber daya baru untuk meningkatkan produktivitas.

2.1.1.3 Pengertian Kualitas

Kualitas menurut Gaspersz (2003:4) pengertian dasar dari kualitas menunjukan bahwa:

“Kata kualitas merupakan definisi yang berbeda dan bervariasi dari konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu jasa seperti performasi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan


(24)

(ease of use), estetika (esthetics) dan sebagainya, seperti kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik dan kualitas hasil”.

Edwards Deming dalam Zulian Yamit (2005:8) membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya yaitu:

“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Pendekatan ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas”.

Sedangkan secara objektif kualitas menurut Joseph M. Juran dalam Zulian Yamit (2005:8) adalah:

“Kualitas adalah suatu standar khusus dimana kemampuannya (availability),

kinerja (performance), kendalanya (reliability), kemudahan pemeliharaannya

(maintainability) dan karakternya dapat diukur”.

Dari beberapa pengertian kualitas diatas maka dapat dikatakan bahwa kualitas merupakan usaha memenuhi atau melebihi harapan yang mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

2.1.1.4 Pengertian Teknologi Informasi

Definisi Teknologi Informasi menurut Jogiyanto (2005:3):

“Teknologi Informasi (TI) adalah subsistem atau sistem bagian dari sistem informasi yang dibentuk dengan tujuan memberikan manfaat yang optimal. Sistem Informasi mempunyai 6 komponen atau bagian dan salah satu dari komponen dari sistem informasi adalah teknologi atau teknologi informasi. Sistem komputer juga merupakan teknologi informasi yang digunakan di sistem informasi. Teknologi informasi dapat berupa teknologi apapun yang dapat menghasilkan informasi, termasuk teknologi komputer dan teknologi


(25)

telekomunikasi. Dengan demikian sistem komputer merupakan subsistem atau sistem bagian dari teknologi informasi”.

Selain itu menurut Thompson dan Baril (2003:3) mengemukakan bahwa : “Teknologi informasi adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang di kemas sebagai suatu alat untuk menangkap, menyimpan, memproses dan menghasilkan digital”.

Menurut Shelly et all (2004) mengungkapkan bahwa:

“Teknologi Informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, database, jaringan dan komponen terkait lainnya yang digunakan untuk membangun sistem informasi”.

Menurut Ma’in dan Abdul.M (2008) menyatakan bahwa:

“Teknologi Informasi dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah serta menyebarkan informasi”.

Menurut William dan Sawyar yang diterjemahkan oleh Abdul Kadir dan Triwahyuni (2003:2) juga menyatakan bahwa:

“Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang dapat membawa data, suara, maupun video”.

William dan Sawyar (2007) juga mengemukakan kembali definisinya tentang Teknologi Informasi, yaitu :

“Teknologi Informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan atau menyebabkan informasi.


(26)

Menurut Abdul Kadir dan Triwahyuni (2005:2) Teknologi Informasi merupakan:

“Gabungan antara IT dan teknologi telekomunikasi serta teknologi komputer. Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer, membaca sidik jari, bahkan CD Room. Teknologi Komunikasi merupakan teknologi yng berhubungan dengan komunikasi jarak jauh termasuk dalam katagori teknologi ini adalah telepon, radio, televisi”.

Dari definisi di atas maka dapat dikatakan teknologi informasi merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Dengan aplikasi dari teknologi informasi akan membuat perusahaan lebih kompetitif karena akan mendapat manfaat dari kecanggihan teknologi informasi tersebut sehingga memberikan manfaat yang optimal.

2.1.1.5 Kualitas Teknologi Informasi

Menurut Tata Sutabri (2012:30) menyatakan bahwa :

“Kualitas teknologi informasi merupakan nilai dari hasil yang diharapkan dengan sempurna, apabila pengambil keputusan dapat mengambil keputusan secara optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang rata-rata yang dibuat menjadi optimal serta untuk menghindari kejadian-kejadian yang akan mendatangkan kerugian”.

Sedangkan Gowinda (2010) mengungkapkan bahwa:

“Kualitas teknologi informasi adalah hasil dari suatu teknologi informasi yang dapat dinilai dari 2 hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu teknologi informasi dikatakan bernilai dan berkualitas apabila manfaat yang diperoleh lebih berharga dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya”. Kualitas teknologi informasi biasanya berfokus pada karakteristik kinerja sistem. Menurut Livari (2005) dalam Gowinda (2010) menyatakan bahwa kualitas


(27)

teknologi informasi mengakibatkan karakteristik kualitas yang diinginkan dari sistem informasi itu sendiri, dan kualitas informasi yang diinginkan sebagai informasi karakteristik produk.

Dari definisi di atas, Kualitas Teknologi Informasi dapat dikatakan sebagai nilai dari hasil yang diharapkan dengan sempurna, apabila pengambil keputusan dapat mengambil keputusan secara optimal dengan menggunakan aplikasi dari teknologi informasi serta dapat membuat perusahaan ataupun individu lebih kompetitif karena akan mendapat manfaat dari kecanggihan teknologi informasi tersebut sehingga menghasilkan manfaat yang optimal.

2.1.1.6 Komponen Kualitas Teknologi Informasi

Untuk mendukung suatu teknologi informasi untuk dapat memenuhi kualitas yang diinginkan, biasanya sering dihubung-hubungkan dengan penggunaan komputer atau biasa disebut dengan Teknologi Informasi Komputer (TIK). Dalam penggunaan komputer, biasanya mempunyai komponen-komponen pendukung tergantung bagaimana komputer tersebut.

Menurut Azhar Susanto (2004:87) komponen yang dapat mendukung suatu teknologi informasi untuk menghasilkan kualitas yang optimal digolongkan menjadi 6 bagian sebagai berikut:

“1.Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi.

1) Bagian Input

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer, seperti keyboard, mouse, scanner, dll.


(28)

2) BagianPengolahan

CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah

merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti:

1. Processor (otak komputer),

2. Memory,

3. Motherboard,

4. Harddisk,

5. Floppy disk,

6. CD ROM,

7. Expansion slot,

8. Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card),

9. Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll), dan

10. Power supply.

3) Bagian Output

Peralatan Output merupakan peralatan–peralatan yang digunakan untuk

mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti: printer, layar monitor, speaker LCD, dll.

4) Bagian Komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bisa berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN (jaringan yang

ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung ), wireless LAN

(jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau bisa juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui

modem atau internet), dan lain-lain. 2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk

menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi:

1) Operating system (sistem operasi)

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam Komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar

monitor, dan lain-lain. Contohnya: Microsoft windows.

2) Interpreter dan comlier

a. Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa

yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh: Microsoft access, Oracle, Pascal, dll.

b. Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam

bahasa komputer secara langsung satu file.

3) Perangkat lunak aplikasi

Merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh

perusahaan perangkat lunak (software house) baik dalam maupun luar negeri. Quicken merupakan salah satu contoh software system informasi akuntansi yang


(29)

3. Brainware

SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware dikelompokan sebagai berikut:

1) Pemilik sistem informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan SI pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima atau ditolak.

2) Pemakai sistem informasi

Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan.

yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasan yang harus termuat dalam sistem informasi.

4. Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.

1) Aktivitas

Pada dasarnya melakukan sesuatu kegiatan berdasarkan Informasi yang masuk dalam persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi.

2) Fungsi

Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu suatu organisasi. Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.

5. Database

Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan

komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.

1) Media dan Sistem penyimpanan data

Media dan sistem penyimpanan data terdiri dari dua:

a. Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini recordrecord data

akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).

b. Media penyimpanan secara langsung memungkinkan pemakai (user)

membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut.

2) Sistem Pengolahan

Ada dua cara pengolahan data yaitu:

a. Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu)


(30)

3) Organisasi Database

Organisasi database terdiri dari dua organisasi, yaitu: a. Organisasi data pada database tradisional

Memiliki tujuan agar teknologi informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:

a) Data rangkap dan tidak konsisten b) Kesulitan mengakses data

c) Data terisolasi

d) Data sulit diakses secara bersamaan e) Masalah keamanan data

f) Masalah integrasi

b. Organisasi data pada database modern

Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Teknologi Informasi. a) Model-model data.

Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu:

i. Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya.

ii. Model network – model data yang menggambarkan hubungan

antara data berdasarkan kepentingannya.

iii. Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi.

6. Teknologi Jaringan Komunikasi

1) Perkembangan teknologi jaringan komunikasi a. Penggabungan komputer dan komunikasi b. Jaringan informasi superhighway

2) Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi 3) Topologi jaringan telekomunikasi

Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu :

a. Star network b. Bus network c. Ring network d. Hibryd network

4) Jaringan berdasarkan Geografi a. LAN (Local Area Network)

Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.

b. WAN (Wide Area Network)

Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau biasa juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara Online melalui modem atau internet.

5) Penggunaan Telekomunikasi

a. Surat elektronik (elektronik mail)


(31)

c. Mesin fax

d. Layanan informasi digital

e. Teleconferencing, data conferencing dan video converencing

f. Perpindahan data secara elektronik

g. Perangkat untuk kerja berkelompok (groupware)”.

2.1.1.7 Penggunaan Teknologi Informasi dengan Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)

TAM merupakan salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989) dalam Risal Laihad (2013). Teori ini dikembangkan dari Theory of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen dan

Fishbein (1980) yang menyatakan bahwa:

“Seseorang akan menerima komputer jika komputer memberikan manfaat kepada para pemakainya. Berdasarkan TRA, pengguna TIK ditentukan dari persepsi individu dan sikap yang pada akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu TIK. TAM secara khusus digunakan dalam bidang sistem informasi untuk memprediksi penerimaan dan penggunaan dalam pekerjaan individual pemakai”.

Davis (1989) menyatakan TAM merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan dua variabel, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use).

Pratama (2008) mengungkapkan penerimaan pengguna atau pemakai teknologi informasi menjadi bagian dari riset dari penggunaan teknologi informasi, sebab sebelum digunakan dan diketahui kesuksesannya, terlebih dahulu dipastikan tentang penerimaan atau penolakan atas penggunaan teknologi informasi tersebut.


(32)

Penerimaan pengguna teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan variasi permasalahan pengguna dan potensi imbalan yang diterima jika teknologi informasi diaplikasikan dalam aktivitas pengguna kaitannya dengan aktivitas perpajakan (Pratama, 2008).

2.1.1.8 Indikator Kualitas Teknologi Informasi

Menurut Davis (1989) dalam Jogiyanto (2005:200), konstruk dari model TAM yaitu sebagai berikut:

“1. Perceived Ease of Use (PEOU)

Persepsi tentang kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.

2. Perceived Usefulness (PU)

Persepsi terhadap kebermanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.

3. Behavioral Intention to Use (ITU)

Behavioral intention to use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap

menggunakan suatu teknologi. 4. Actual System Usage (ASU)

Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem.

Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi.

Menurut Pratama (2008) dalam Risal Laihad (2013), indikator dari Teknologi Informasi yaitu:

Accepted to Use (AU)

Penerimaan pengguna teknologi informasi adalah keterkaitan antara variasi permasalahan pengguna dan potensi imbalan yang diterima jika teknologi informasi diaplikasikan dalam aktivitas penggunaan”.

Sedangkan menurut Goodhue dan Thompson (1995) dalam Risal Laihad (2013), menyatakan bahwa indikator dari Teknologi Informasi yaitu :


(33)

Task Technology Fit (TTF)

TTF adalah tingkat dimana teknologi membantu individu dalam pelaksanaan tugas-tugasnya atau tugas jabatan. Secara lebih spesifik, TTF merupakan penyesuaian antara kebutuhan akan tugas-tugas, kemampuan individu dan fungsi teknologi”.

Dari indikator-indikator yang dikemukakan oleh para ahli, maka peneliti menggunakan indikator dalam penelitian ini adalah:

1. Perceived Ease of Use (PEOU) (Davis, 1989),

2. Accepted to Use (AU) (Pratama, 2008), dan

3. Task Technology Fit (TTF) (Goodhue dan Thompson, 1995)

2.1.2 Keadilan Tarif Pajak 2.1.2.1 Pengertian Pajak

Definisi pajak dari P.J.A. Adriani yang dikutip oleh Untung Sukardji (2009:1) sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditujukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2009:1) mendefinisikan pajak sebagai berikut:

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (tegenprestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”.


(34)

Sedangkan Soeparman Soemahamidjaja dalam Y.Sri Pudyatmoko (2009:2) menyatakan bahwa:

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”.

Dari definisi di atas terlihat ada beberapa hal pokok yang dapat dikatakan, yaitu: 1. Pajak dipungut dari rakyat untuk membiayai program pemerintah.

2. Pajak dipungut secara paksa (compulsory), bukan secara sukarela (voluntary)

dengan berdasarkan norma-norma hukum.

3. Tidak mendapatkan kontraprestasi, jadi rakyat yang membayar pajak tidak merasakan manfaatnya secara langsung. Manfaat yang diterima masyarakat adalah berupa pelayanan yang diberikan pemerintah secara umum ataupun menikmati hasil pembangunan yang dilakukan Pemerintah.

2.1.2.2 Pengertian Keadilan

Definisi keadilan menurut Jimly Asshiddiqie (2011:17) yaitu:

“Keadilan adalah pemenuhan keinginan individu dalam suatu tingkatan tertentu. Keadilan yang paling besar adalah pemenuhan keinginan sebanyak-banyaknya orang”.

Menurut E.Sumaryono (2012:115) definisi keadilan adalah sebagai berikut: “Keadilan adalah kehendak yang ajeg dan kekal untuk memberikan kepada orang lain apa saja yang menjadi haknya”.


(35)

Sedangkan menurut Maria Sumardjono (2005:175) menyatakan bahwa: “Keadilan merupakan cara sederhana dalam menyatakan bahwa kepada setiap orang diberikan bagian atau haknya sesuai dengan kemampuan atau jasa dan kebutuhan masing-masing namun bukan hal yang statis, tetapi suatu proses yang dinamis dan senantiasa bergerak diantara berbagai faktor, termasuk

equalityatau persamaan hak itu sendiri”.

Dari definisi-definisi diatas dapat dikatakan bahwa keadilan adalah pemenuhan keinginan individu dalam suatu tingkatan tertentu dan kepada setiap orang diberikan bagian atau haknya sesuai dengan kemampuan atau jasa dan kebutuhan masing-masing namun bukan hal yang statis, tetapi suatu proses yang dinamis dan senantiasa bergerak diantara berbagai faktor termasuk equality atau

persamaan hak itu sendiri.

2.1.2.3 Pengertian Tarif Pajak

Definisi tarif pajak menurut Waluyo (2013:17) adalah sebagai berikut:

“Tarif pajak adalah pungutan pajak yang dilakukan pemerintah, dilaksanakan sedemikian rupa agar tidak merugikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan tarif pajak agar pemungutan pajak seimbang antara masyarakat dan pemerintah sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak terjadi kesalahan”.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:86) menyatakan bahwa:

“Tarif harus didasarkan atas pemahaman setiap orang mempunyai hak yang sama, sehingga tercapai tarif-tarif pajak yang proposional atau sebanding”. Definisi tarif pajak menurut Y. Sri Pudyatmoko (2009:82) yaitu :

“Tarif pajak adalah ukuran yang mempengaruhi besarnya utang pajak dan pada umumnya ditentukan oleh dua komponen utama, yakni jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak atau jumlah yang dikenai pajak (tax base) dan tarif yang diterapkan terhadapnya”.


(36)

Sedangkan definisi tarif pajak yang dikutip oleh Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2007:17) sebagai berikut :

“Tarif Pajak adalah tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam persentase”. Dari definisi-definisi diatas dapat dikatakan bahwa tarif pajak adalah besaran pungutan pajak yang dilakukan oleh pemerintah untuk menghitung pajak terutang bagi setiap orang serta dinyatakan dalam presentase.

2.1.2.4 Sistem Penerapan Tarif Pajak

Menurut Diana Sari (2013:47) dikenal 4 macam struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase yaitu:

“1. Tarif Tetap

Tarif tetap merupakan tarif yang besarnya merupakan jumlah yang tetap, tidak berubah jika yang dijadikan dasar perhitungan berubah. Dengan kata lain besarnya pajak yang terutang dihitung dengan menerapkan tarif pajak yang konstan berapapun dasar pengenaan pajaknya, contohnya : Tarif Bea Materai Rp.3.000,00 dan Rp.6.000,00 2. Tarif Proposional atau Tarif Sebanding

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak. Persentase yang konstan yang diterapkan terhadap berapapun dasar pengenaan pajaknya menyebabkan pajak terutang meningkat apabila dasar pengenaan pajak meningkat dan sebaliknya pajak terutang menurun apabila dasar pengenaan pajak menurun, contohnya : Tarif PPN sebesar 10%

3. Tarif Progresif

Tarif berupa persentase yang semakin besar/meningkat apabila dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat. Penerapan tarif progresif untuk mnghitung pajak terutang dilakukan dengan menerapkan lapisan pajak. Dasar tarif progresif adalah sewajarnya ia membayar pajak sesuai dengan kemampuannya, contohnya : Pasal 17 UU PPh


(37)

4. Tarif Degresif

Tarif berupa persentase yang semakin kecil/menurun apabila dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat. Penerapan tarif degresif untuk menghitung pajak terutang dilakukan dengan menerapkan lapisan pajak”.

2.1.2.5 Keadilan yang Sama (Equality)

Dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:64) prinsip keadilan (equality) merupakan

salah satu dari prinsip utama dalam rangka pemungutan pajak, yang menjelaskan bahwa setiap warga negara berpartisipasi dalam pembiayaan fungsi pemerintahan suatu Negara, secara proporsional sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kesamaan dalam sistem perpajakan lazimnya disebut nondiscriminination sehingga

orang asing dan warga Negara Indonesia yang berada di dalam keadaan yang sama akan diperlakukan sama dan dikenakan pajak sama besar, tekanan pajak diantara subyek pajak masing-masing hendaknya dilakukan seimbang dengan penghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan negara.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:66) mengemukakan bahwa:

“Sistem perpajakan yang adil diterapkan adanya perlakuan yang sama terhadap orang atau badan yang berada dalam situasi level ekonomi yang sama, penghasilan yang diperoleh sama, maka akan dikenakan pajak dengan jumlah tarif yang sama”.

Hal tersebut dikatakan sebagai keadilan horizontal. Memberikan perlakuan yang berbeda terhadap orang atau badan yang berada dalam keadaan ekonomi yang berbeda tingkatannya, penghasilan yang diperoleh masing-masing individu berbeda, maka akan dikenakan jumlah pajak yang berbeda berdasarkan kepada tingkatan penghasilan seseorang. Semakin besar penghasilan maka akan semakin besar pula pajak yang harus ditanggungnya, sebaliknya semakin kecil penghasilan seseorang


(38)

maka jumlah pajak tentu lebih kecil bahkan tidak dikenakan pajak karena ada batas minimum pengenaan pajak, seperti ini lebih dikenal dengan keadilan secara vertikal.

2.1.2.6 Indikator Keadilan Tarif Pajak

Menurut Adam Smith dikutip oleh Diana Sari (2013:46) ada 2 prinsip keadilan, yaitu:

“1.Benefit principle

Berapa keuntungan yang diperoleh dinegara yang bersangkutan (seperti keamanan, fasilitas jalan yang baik), maka bayarlah pajak sesuai dengan keuntungannya.

2. The Ability to pay principle

Melihat kemampuan seseorang untuk membayar pajak baik untuk orang yang berpenghasilan sama dalam keadaan atau kondisi yang sama maupun orang yang membayar pajak dalam jumlah yang tidak sama karena kondisinya tidak selalu sama.

Menurut Fritz Neumark dalam Safri Nurmantu (2005) dan dikutip kembali oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:65) keadilan dalam sistem perpajakan harus memperhatikan:

“1.Universality Principle

Setiap orang yang mampu membayar pajak, harus dipajaki secara universal, artinya kepada orang-orang tersebut diberi beban pajak yang sama.

2. The Equality principle

Orang-orang atau badan dalam posisi ekonomi yang sama harus menanggung utang pajak yang sama pula.

3. The Ability to pay principle

Jumlah beban pajak dipikul oleh individu sesuai dengan kemampuannya untuk memikul beban pajak itu, dengan memperhatikan semua sifat-sifat yang melekat pada individu, sehingga kerugian yang timbul sebagai akibat pengenaan pajak akan menjadi sama.

4. The principle of redisrtribution

Prinsip ini menghendaki bahwa distribusi beban pajak diantara penduduk harus mempunyai akibat untuk memperkecil perbedaan penghasilan dan kekayaan yang disebabkan oleh mekanisme pasar bebas”.


(39)

Menurut Adam Smith dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:64) prinsip keadilan dinyatakan dalam:

Equality

Melihat keadaan yang sama yaitu orang yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama.

Dari indikator-indikator yang dikemukakan oleh para ahli, maka peneliti menggunakan indikator dalam penelitian ini adalah:

1. Benefit principle (Adam Smith dalam Diana Sari, 2013:46)

2. The Ability to pay principle (Fritz Neumark dalam Safri Nurmantu, 2005) 3. Equality (Adam Smith dalam Siti Kurnia Rahayu, 2010:64)

2.1.3 Kepatuhan Perpajakan

2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Perpajakan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) kepatuhan didefinisikan sebagai berikut:

“Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Sehingga dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa Kepatuhan Perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan”.

Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) kepatuhan didefinisikan sebagai berikut:

“Kepatuhan perpajakan adalah suatu tindakan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya


(40)

Pengertian Kepatuhan menurut James et al. dalam Timbul Hamonangan

(2012:84) adalah sebagai berikut:

“Secara sederhana Kepatuhan Perpajakan adalah sekedar menyangkut sejauh mana Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai aturan perpajakan yang berlaku”.

Menurut Norman D. Nowak dalam Moh. Zain (2004) dan dikutip kembali oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:138), Kepatuhan Perpajakan memiliki pengertian yaitu:

“Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana:

1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas. 3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. 4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar yang ada maka dapat dikatakan kepatuhan perpajakan pada prinsipnya adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak taat dan patuh dalam melaksanakan kewajiban dan hak perpajakannya sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku.

2.1.3.2 Macam-macam Kepatuhan

Siti Kurnia (2010:138) membagi dua macam kepatuhan sebagai berikut : “1. Kepatuhan Formal

Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan. 2. Kepatuhan Material

Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana Wajib pajak secara

substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan


(41)

Kepatuhan material dapat meliputi kepatuhan formal. Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir.

2.1.3.3 Kriteria Kepatuhan Perpajakan

Kriteria kepatuhan perpajakan menurut Erly Suandy (2001:103) adalah sebagai berikut:

“1. Patuh terhadap kewajiban intern, yakni dalam pembayaran atau laporan masa, SPT masa, SPT PPN setiap Bulan.

2. Patuh terhadap ketentuan material, yakni norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan pajak, siapa yang dikenakan pajak dasar pengenaan pajak, hapusnya piutang pajak.

3. Patuh terhadap ketentuan yuridis formal, yakni saat dan tempat terutangnya pajak, hak-hak fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak, menyelnggarakan pembukuan sebagaimana mestinya.

Kemudian kriteria wajib pajak patuh menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK.04/2000 dalam Siti Kurnia (2010:139), bahwa kriteria wajib pajak adalah:

“1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak dalam dua tahun terakhir.

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. 3. Tidak pernah di jatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan dalam j angka waktu 10 tahun terakhir.

4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5%.


(42)

5. Wajib Pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal”.

2.1.3.4 Kewajiban Wajib Pajak

Menurut Soemarso (2007:37) wajib pajak memiliki kewajiban sebagai berikut : “1. WP wajib mengisi Surat Pemberitahuan

2. Surat pemberitahuan diambil sendiri oleh WP 3. Batas Waktu penyampaian

a. Surat Pemberitahuan Masa = 20 Hari setelah akhir masa pajak b. Surat Pemberitahuan Tahunan = 3 bulan setelah akhir tahun pajak 4. Perpanjangan = Maksimum 6 bulan atau permohonan tertulis

5. Pelanggaran batas waktu -> Surat teguran 6. Surat pemberitahuan harus

a. Harus ditandatangani

b. Dilampiri keterangan dan dokumen seperti ketentuan”.

2.1.3.5 Indikator Kepatuhan Perpajakan

Adapun indikator Kepatuhan menurut Undang-undang Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagai berikut:

“1. Ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (Ontime)

Pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Penghasilan (Income)

Kesediaan membayar kewajiban angsuran Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Pengenaan Sanksi (Law Enforcement)

Pembayaran Tunggakan Pajak yang ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo.

Sedangkan menurut Chaizi Nasucha yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:139) menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat diidentifikasi dari:

“1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri

2. Kepatuhan untuk melaporkan kembali surat pemberitahuan (SPT) 3. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan


(43)

4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan”.

Dari indikator-indikator yang dikemukakan oleh para ahli, maka peneliti menggunakan indikator dalam penelitian ini adalah:

1. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang (Chaizi Natsucha dalam Siti Kurnia Rahayu, 2010:139)

2. Ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (On time) (UU.No.28 Tahun 2007)

3. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan (Chaizi Natsucha dalam Siti Kurnia Rahayu, 2010:139)

4. Pengenaan Sanksi (Law Enforcement) (UU.No.28 Tahun 2007)

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi terhadap Kepatuhan Perpajakan Menurut Jo’Anne Langham, Neil Paulsen dan Charmine E. J. Härtel (2012) menyatakan bahwa:

Paradoxically, the adoption of sophisticated information technology to enhance voluntary tax compliance is a poor cousin to the primary compliance

strategy used by the Tax Office.

Secara prinsip teknologi informasi menjadi pemungkin (enabler) bagi organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Oleh sebab itu kehadiran teknologi informasi menjadi sesuatu yang penting bagi organisasi karena peran teknologi meningkat sebagai penyedia informasi (Jogiyanto, 2011:3). Tujuan dari teknologi informasi adalah untuk menjangkau pihak eksternal perusahaan dengan lebih efektif.


(44)

Pihak eksternal ini dapat berupa organisasi lainnya ataupun pemakai individu sistem yang termasuk konsumen perusahaan (Jogiyanto, 2005:9).

Fasilitas dengan teknologi informasi merupakan salah satu bentuk dari penerapan sistem administrasi modern guna meningkatkan kepatuhan pajak, menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:109) mengungkapkan:

“Modernisasi sistem perpajakan dilingkungan DJP bertujuan untuk menerapkan Good Governance dan pelayanan prima kepada masyarakat. Good Governance, merupakan penerapan sistem administrasi perpajakan

yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para Wajib Pajak, selain itu untuk mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi”.

Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, peneliti

menyimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan strategi yang baik yang dapat digunakan oleh pemerintah dan Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Teknologi informasi dapat menjangkau wajib pajak secara lebih menyeluruh di jaman modernisasi seperti saat ini dengan lebih efektif, baik itu wajib pajak berbentuk badan (perusahaan) ataupun wajib pajak orang pribadi (individu).

2.2.2 Pengaruh Keadilan Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan

Menurut Mukhtar M.Ali, H.Wayne Cecil dan James A.Knoblett (2001) menyatakan bahwa:

In general, compliance increases with the level of income but at a decreasing rate. It is also found that individuals tend to comply less as the


(45)

Tinggi rendahnya tarif pajak berpengaruh terhadap dukungan kepatuhan wajib pajak, maka apabila terjadi perubahan tarif pajak akan berdampak pada perubahan penerimaan pajak dan juga kepatuhan pajak.

Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:140) menyatakan bahwa:

“Kepatuhan perpajakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak. Penurunan tarif pajak akan mempengaruhi motivasi Wajib Pajak membayar pajak. Dengan tarif pajak yang rendah otomatis pajak yang dibayarpun tidak banyak”.

Menurut Erly Suandy (2011:67) menyatakan bahwa:

“Salah satu syarat pemungutan pajak adalah keadilan, baik keadilan dalam prinsip maupun keadilan dalam pelaksanaannya. Dengan adanya keadilan, pemerintah dapat menciptakan keseimbangan sosial, yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penentuan tarif pajak merupakan salah satu cara untuk mencapai keadilan”.

Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa kebijakan pajak dalam menaikan tarif pajak ataupun menurunkan tarif pajak akan berkorelasi pada tingkat kepatuhan wajib pajak yang ada dan penentuan tarif pajak merupakan salah satu cara untuk mencapai keadilan.

Dengan melandaskan pada pendapat para ahli, teori-teori yang relevan dan berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran sebagai berikut:


(46)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pajak

Keadilan Tarif Pajak Kualitas

Teknologi Informasi

Kebijakan dalam menentukan tarif

pajak Prosedur/Aturan

pemenuhan kewajiban WP

Wajib Pajak Wajib Pajak

Kepatuhan Perpajakan

Hipotesis : Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dan Keadilan

Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan


(1)

Keadilan Tarif Pajak

Dari hasil penelitian didapat korelasi keadilan tarif pajak dengan kepatuhan perpajakan adalah sebesar 0,383 dan koefisien determinasi antara keadilan tarif pajak dengan kepatuhan perpajakan adalah sebesar 14,7%. Artinya hal tersebut mengindikasikan bahwa konstruk yang terbentuk memiliki tingkat keeratan korelasi yang rendah. Kecilnya koefisien determinasi keadilan tarif pajak dengan kepatuhan perpajakan (14,7%), terjadi karena keadilan tarif pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak melalui kebijakan DJP belum terlaksana secara optimal. Hal ini ditandai dengan hasil deskriptif dari tiap-tiap indikator keadilan tarif pajak dibawah ini:

1. Indikator pertama yaitu benefit principle (X2.1) memperoleh persentase sebesar 67,30% tetapi masih terdapat masalah dan gap sebesar 32,70%.

2. Indikator kedua yaitu the ability to pay principle (X2.2) memperoleh persentase sebesar 66,70% tetapi masih terdapat masalah dan gap sebesar 33,30%.

3. Indikator ketiga yaitu equality (X2.3) memperoleh persentase sebesar 67,80% tetapi masih terdapat masalah dan gap sebesar 32,20%.

Hal ini sesuai dengan fenomena yang diungkapkan oleh Alfasadun (2010) yang mengatakan bahwa penetapantarif pajak progresifyang akan diberlakukan harus melihat daerah sekitar yakni Provinsi Jatim, Jabar, dan DIY yang notabennya banyak penghasilan besar berputar disana karena pajak progresif adalah prinsip keadilan, dimana orang yang makin kaya sudah sewajarnya bayar pajaknya lebih tinggi, juga sesuai dengan fenomena yang diungkapkan oleh Aji Setiaji (2011) yaitu usaha sewa mobil terpukul atas pemberlakuan tarif pajak progresif yang mulai efektif dikarenakan pemberlakuan pajak progresif dirasa memberatkan oleh sejumlah pengusaha sewa mobil. Untuk meningkatkan keadilan tarif pajak yang baik, maka disarankan agar memberikan perbaikan pada indikator equality (X2.3). Indikator ini memberikan kontribusi paling besar dalam membentuk variabel laten keadilan tarif pajak (X2) yaitu sebesar 0,829, kemudian pada indikator the ability to pay principle (X2.2) sebesar 0,806 dan terakhir indikator

benefit principle (X2.1) sebesar 0,674.

Maka dari itu, pendapat ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mukhtar M.Ali et al (2001) yang menyatakan bahwa “In general, compliance increases with the level of income but at a decreasing rate. It is also found that individuals tend to comply less as the marginal tax rate rises”. Adanya pengaruh antara keadilan tarif pajak terhadap kepatuhan perpajakan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:140) yang mengungkapkan bahwa kepatuhan perpajakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak. Penurunan tarif pajak akan mempengaruhi motivasi Wajib Pajak membayar pajak. Dengan tarif pajak yang rendah otomatis pajak yang dibayarpun tidak banyak. Dan juga memperkuat teori yang dikemukakan oleh Erly Suandy (2011:67), salah satu syarat pemungutan pajak adalah keadilan, baik keadilan dalam prinsip maupun keadilan dalam pelaksanaannya. Dengan adanya keadilan, pemerintah dapat menciptakan keseimbangan sosial, yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penentuan tarif pajak merupakan salah satu cara untuk mencapai keadilan.

1) Model Pengukuran

Model pengukuran merupakan model yang menghubungkan antara variabel laten dengan variabel manifes. Pada penelitian ini terdapat 3 variabel laten dengan jumlah variabel manifes sebanyak 10. Variabel laten kualitas teknologi informasi terdiri dari 3 variabel manifes, keadilan tarif pajak terdiri dari 3 variabel manifest dan kepatuhan perpajakan terdiri dari 4 variabel manifes.

2) Model Pengukuran Variabel Kualitas Teknologi Informasi

Terdapat 3 variabel manifes yang membentuk variabel Kualitas Teknologi Informasi yaitu

Perceived Ease of Use, Accepted to Use, dan Task Technology Fit. Diperoleh nilai loading faktor untuk 3 variabel manifes dari variabel laten Kualitas Teknologi Informasi (X1) berkisar antara 0,7


(2)

diperoleh sebesar 0,646 menunjukkan bahwa 64,6% informasi yang terdapat pada variabel manifes (ketiga indikator) dapat tercermin melalui variabel laten kualitas teknologi informasi

.

Terlihat bobot faktor yang paling besar diantara 3 indikator variabel laten KualitasTeknologi Informasi (X1) adalah Task Technology Fit (X1.3). Indikator ini memberikan kontribusi paling besar dalam membentuk variabel laten Kualitas Teknologi Informasi (X1) diikuti dengan Perceived Ease of Use (X1.1) dan Accepted to Use (X1.2).

3) Model Pengukuran Variabel Keadilan Tarif Pajak

Terdapat 3 variabel manifes yang membentuk variabel Keadilan Tarif Pajak yaitu Benefit Principle, The Ability to pay Principle, dan Equality. Diperoleh nilai loading faktor untuk 3 variabel manifes dari variabel laten Keadilan Tarif Pajak (X2) berkisar antara 0,6 – 1,0. Nilai Average

Variance Extracted (AVE) untuk konstruk X2 (Keadilan Tarif Pajak) sebesar 0,598 menunjukkan bahwa 59,8% informasi yang terdapat pada variabel manifes (ketiga indikator) dapat tercermin melalui variable laten keadilan tarif pajak. Terlihat bobot faktor yang paling besar diantara 3 indikator variabel laten Keadilan tarif Pajak (X2) adalah Equality (X2.3). Indikator ini memberikan kontribusi paling besar dalam membentuk variabel laten Keadilan Tarif Pajak (X2) diikuti dengan

The Ability to pay Principle (X2.2) dan Benefit Principle (X2.1).

4) Model Pengukuran Variabel Kepatuhan Perpajakan

Terdapat 4 variabel manifes yang membentuk variabel Kepatuhan Perpajakan yaitu Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, Ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (Ontime), Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan, dan Pengenaan Sanksi (Law Enforcement). Diperoleh nilai Loading faktor untuk 4 variabel manifes dari variabel laten Kepatuhan Perpajakan (Y) berkisar antara 0,7 – 1. Nilai Average Variance Extracted (AVE) untuk konstruk Y (Kepatuhan Perpajakan) sebesar 0,629 menunjukkan bahwa 62,9% informasi yang terdapat pada variabel manifes (keempat indikator) dapat tercermin melalui variable laten Kepatuhan Perpajakan. Terlihat bobot faktor yang paling besar diantara 4 indikator variabel laten Kepatuhan Perpajakan (Y) adalah Ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (Ontime) (Y2). Indikator ini memberikan kontribusi paling besar dalam membentuk variabel laten Kepatuhan Perpajakan (Y) diikuti dengan Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan (Y3), Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang (Y1), dan Pengenaan Sanksi (Law Enforcement) (Y4).

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dan Keadilan Tarif Pajak terhadap Kepatuhan Perpajakan maka pada bagian akhir dari penelitian, peneliti menarik simpulan sekaligus memberikan saran sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa Kualitas teknologi informasi memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kepatuhan perpajakan pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees. Ketidaknyamanan Wajib Pajak dalam menggunakan aplikasi berbasis teknologi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) terjadi karena kualitas teknologi informasi yang masih jauh dari sempurna dan belum sesuai dengan yang diharapkan dimana teknologi informasi dinilai tidak mudah untuk digunakan dan kurang diterima akibat minimnya sosialisasi,ditandai dengan:

a. Perceived Ease of Use, dimana aplikasi dari teknologi yang dikembangkan oleh DJP masih dirasakan sulit digunakan oleh Wajib Pajak.

b. Accepted to Use, teknologi informasi yang dikembangkan oleh DJP masih sulit untuk diterima dan digunakan oleh Wajib Pajak.


(3)

c. Task Technology Fit, teknologi yang dibuat oleh DJP belum sepenuhnya dapat membantu individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajiban perpajakannya.

2. Keadilan tarif pajak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap kepatuhan perpajakan pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP PratamaBandung Karees. Golongan tarif pajak yang digunakan dinilai memberatkan oleh Wajib Pajak, ditandai dengan:

a. Benefit Principle, sebagian Wajib Pajak merasa belum mendapatkan keuntungan yang diperoleh dinegara yang bersangkutan seperti fasilitas dan keamanan yang layak.

b. The Ability to pay principle, sebagian Wajib Pajak Orang Pribadi masih belum mampu untuk membayar pajak baik Wajib Pajak yang berpenghasilan sama maupun Wajib Pajak yang membayar pajak dalam jumlah yang tidak sama karena kondisinya tidak selalu sama.

c. Equality, sebagian Wajib Pajak merasakan tarif pajak yang berbeda-beda mempengaruhi pembayaran pajak yang dilakukan oleh para Wajib Pajak dan dirasakan cukup memberatkan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Kualitas teknologi informasi dan kepatuhan perpajakan dalam kemudahan menggunakan fasilitas yang berbasis teknologi informasi dirasakan telah baik oleh Wajib Pajak, tetapi masalahnya Wajib Pajak masih belum terbiasa melakukan registrasi ataupun pelaporan secara online dan lebih menyukai melaporkan pajaknya secara langsung dengan datang langsung ke kantor pajak. Masih banyak Wajib Pajak yang kurang mengerti dan kurang merasakan kegunaan dari teknologi informasi tersebut, sehingga adanya teknologi informasi yang disediakan oleh Ditjen Pajak terkesan biasa saja. Maka daripada itu, sudah seharusnya Ditjen Pajak dapat memperbaiki komponen-komponen yang mendukung kinerja teknologi informasi seperti mengembangkan hardware dan software yang dipergunakan agar lebih mudah ketika digunakan oleh Wajib Pajak, menambah kapasitas

database untukdata yang dikirim oleh Wajib Pajak agar tidak terjadi troubleshooting ketika digunakan sehingga teknologi informasi dapat menghasilkan kualitas yang jauh lebih baik. Disamping itu Ditjen Pajak harus lebih mensosialisasikan juga rutin memberikan penyuluhan gratis mengenai kegunaan yang akan didapat jika menggunakan fasilitas-fasilitas pelayanan yang telah disediakan dengan berbasis teknologi informasi, sehingga kedepannya berdampak kepada meningkatnya kepatuhan para Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees sehingga pemanfaatan kualitas teknologi informasi dapat maksimal.

2. Keadilan tarif pajak dan kepatuhan perpajakan yang ditetapkan pemerintah sudah dinilai cukup baik oleh Wajib Pajak akan tetapi muncul permasalahan bahwa tarif pajak yang memiliki banyak golongan membuat Wajib Pajak merasa tarif pajak memberatkan, akan tetapi hal tersebut tidak diikuti dengan pengadaan fasilitas dan infrastruktur yang baik dari negara yang bersangkutan yang seharusnya menjadi hasil dari penyaluran pajak yang dibayarkan oleh para Wajib Pajak serta sebagian Wajib Pajak Orang Pribadi masih belum mampu untuk membayar pajak, baik Wajib Pajak yang berpenghasilan sama maupun Wajib Pajak yang membayar pajak dalam jumlah yang tidak sama karena kondisinya tidak selalu sama. Maka daripada itu, sudah seharusnya Ditjen Pajak dan pemerintah memberikan solusi yang tepat dengan cara memberikan fasilitas dan infrastruktur yang layak serta peningkatan keamanan yang baik untuk para Wajib Pajak yang telah membayar pajak, dengan tujuan untuk kedepannya Wajib Pajak tidak merasa dirugikan dan dapat merasakan keadilan dari jumlah pajak yang dibayarkannya serta manfaat dari


(4)

pembayaran pajak yang dilakukannya. Ditjen Pajak dan Pemerintah pun disarankan untuk selalu meninjau kebijakan pajak yang berlaku khususnya pemberlakuan tarif pajak dinegara bersangkutan agar dapat disesuaikan dengan tingkat perekonomian pada setiap golongan masyarakat sehingga Kepatuhan Perpajakan pun dapat meningkat khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees sehingga keadilan tarif pajak dapat dirasakan oleh semua kalangan Wajib Pajak secara merata.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Adjat Djatnika. 2012. Kepatuhan Pajak Warga Bandung Hanya 42 Persen. Diakses Melalui

http://jabar.tribunnews.com/2012/03/14/kepatuhan-pajak-warga-bandung-hanya-42-persen. Pada Rabu, 14 Maret 2012

Aji Setiaji. 2011. Pajak Progresif Beratkan Pengusaha Sewa Mobil. Diakses Melalui

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2011/06/01/87234. Pada Rabu, 01 Juni

2011

Agus Martowardojo.2010. Pemerintah Ngotot Alihkan BPHTB ke Pemda di 2011. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2010/11/01/134010/1481478/4/1/pemerintah-ngotot-alihkan-bphtb-ke-pemda-di-2011. Pada Senin, 01 November 2010

Amir Syamsudin. 2013. Menhukham Kobarkan Perang Besar Terhadap Pembajakan dengan Cara Ini. Diakses Melalui

http://www.tribunnews.com/seleb/2013/02/11/menhukham-kobarkan-perang-besar-terhadap-pembajakan-dengan-cara-ini. Pada Senin, 11 Februari

2013

Chandra Budi .2013. Kepatuhan Pajak Pribadi Baru Capai 41,6%. Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2013/07/16/20/837521/kepatuhan-pajak-pribadi-baru-capai-41-6. Pada Selasa, 16 Juli 2013

Dede Yusuf. 2012. Pajak Kunci Sukses Pembangunan Jawa Barat. Diakses Melalui http://www.tribunnews.com/nasional/2012/09/20/dede-yusuf-pajak-kunci-sukses-pembangunan-jawa-barat. Pada Kamis, 20 September 2012

Diana Sari. 2013. Konsep Dasar Perpajakan. Bandung: Refika Aditama Erly Suandy. 2011. Hukum Pajak Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Fuad Rahmany. 2012.Dirjen Pajak 'Paksa' Aparat Pajak Tingkatkan Kualitas. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2012/05/12/130923/1915588/4/dirjen-pajak-paksa-aparat-pajak-tingkatkan-kualitas. Pada Sabtu, 12 Mei 2012

Fuad Rahmany. 2013. Ditjen Pajak Keluhkan Kekurangan Pegawai. Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/05/30/159022/Ditjen-Pajak-Keluhkan-Kekurangan-Pegawai. Pada Kamis, 30 Mei 2013

Fuad Rahmany. 2012. Tingkat Kepatuhan Bayar Pajak Rendah. Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/25/203276/Tingkat-Kepatuhan-Bayar-Pajak-Rendah. Pada Kamis, 25 Oktober 2012

Hadi Poernomo. 2013. Tarif Pajak Tak Konsisten RI Selalu Merugi Triliunan Rupiah. Diakses Melalui

http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/tarif-pajak-tak-konsisten-ri-selalu-merugi-triliunan-rupiah. PadaSelasa, 11 Jun 2013

Hario Damar. 2010. Tingkat Kepatuhan WP,Ditjen Pajak Dikucuri Bank Dunia USD145 Juta. Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2010/08/20/20/364853/tingkat-kepatuhan-wp-ditjen-pajak-dikucuri-bank-dunia-usd145-juta. Pada Jum'at, 20 Agustus 2010

Hary Azhar Azis.2008. Diragukan, Kenaikan Tarif Pajak Kendaraan Tekan Konsumsi. Diakses Melalui


(5)

Harry Gumelar. 2011. Sarat Teknologi untuk Layanan Pajak yang Optimal. Diakses Melalui http://terompahku.wordpress.com/2011/11/19/sarat-teknologi-untuk-layanan-pajak-yang-optimal. Pada Jum’at, 19 November 2011

Imam Ghozali. 2006. Structuran Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jakarta : Gramedia

Jo’Anne Langham, Neil Paulsen and Charmine E.J.Hartel. 2012. Improving tax compliance

strategies : can the theory of planned behavior predict business compliance. eJournal of Tax Research (2012) vol. 10, no.2. pp364-402

Kismantoro Petrus. 2014.Cegah Kerugian Negara, Ditjen Pajak Bakal Pakai Teknologi Canggih. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2014/01/16/190803/2469436/4/cegah-kerugian-negara-ditjen-pajak-bakal-pakai-teknologi-canggih. Pada Kamis, 16 Januari 2014

Liberti Pandiangan. 2007. Modernisasi Dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.

Muhajir Ardian. 2010.Pajak Progresif Kendaraan Segera Diterapkan. Diakses Melalui

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/06/07/56398. Pada Senin, 07

Juni 2010

Mukhtar M. Ali, H. Wayne Cecil, James A. Knoblett. 2001. The Effects of Tax Rates and Enforcement Policies on Taxpayer Compliance : A Study of Self-Employed Taxpayers.

University of Kentucky.U.S.A, January 2001.

M. Tjiptardjo. 2010. Inilah 9 Program Prioritas Ditjen Pajak Pasca Kasus Gayus. Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2010/10/11/20/381440/inilah-9-program-prioritas-ditjen-pajak-pasca-kasus-gayus. Pada Senin, 11 Oktober 2010

Nurbaeti Munawaroh. 2013. Pengusaha besar berbentuk PKL terkena tarif pajak umum. Diakses Melalui

http://www.analisadaily.com/news/27176/pengusaha-besar-berbentuk-pkl-terkena-tarif-pajak-umum/Pada Jum’at, 28 Juni 2013

Risal C.Y. Laihad. 2013. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-Filing Wajib Pajak di Kota Manado. Jurnal EMBA Volume 1, Nomor 3, September 2013. pp44-51. Safri Nurmantu. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta : Gramedia

Sakli Anggoro . 2012. Kepatuhan Pajak Turun 10 Persen. Diakses Melalui

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/10/11/201795/Kepatuhan-Pajak-Turun-10-Persen. Pada Kamis, 11 Oktober 2012

Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2009. Perpajakan: Teori dan Teknis Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofjan Wanandi.2013. Dunia Usaha Dukung Setoran Pajak Secara Online. Diakses Melalui

http://finance.detik.com/read/2013/11/13/123127/2411692/4/dunia-usaha-dukung-setoran-pajak-secara-online. Pada Rabu, 13 November 2013

Sakli Anggoro. 2013. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Jateng Ditargetkan 70%

Diakses Melalui

http://economy.okezone.com/read/2013/03/22/20/780107/tingkat-kepatuhan-wajib-pajak-jateng-ditargetkan-70. Pada Jum'at, 22 Maret 2013

Tata Sutabri. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI

Undang-undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Yossi Irianto. 2012. Piutang Pajak Kota Bandung Rp 23,4 Miliar. Diakses Melalui

http://jabar.tribunnews.com/2012/08/02/piutang-pajak-kota-bandung-rp-234-miliar. Pada

Kamis, 2 Agustus 2012


(6)

147

DATA PRIBADI

Nama Lengkap

: Mochamad Fajar Nur Rohman

Tempat Tanggal Lahir

: Bandung, 05 Maret 1990

Nama Ayah

: Asep Rohmana, SE

Nama Ibu

: Dra.Wiwin Wigiantini

Alamat di Bandung

: Jl. Kapten Abdul Hamid Gg.Panorama III No.80 40141

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

No. Telepon

: 085314033390

1.

Data Pendidikan :

No

Keterangan

Nama Sekolah

Tahun Lulus

1. SD

SDN Cidadap 1 Bandung (Jawa Barat)

2002

2. SMP

SMPN 12 Bandung (Jawa Barat)

2005

3. SMA

SMAN 15 Bandung (Jawa Barat)

2008

4. Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia Bandung

2014

2.

Data Pendidikan Non Formal :

No.

Keterangan

Tempat

Tahun


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Self Assessment System dan Implikasinya terhadap Administrasi Pajak (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

9 86 55

Pengaruh Penerapan Hukum Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Tegallega)

0 18 44

Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

4 30 56

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

11 50 87

Pengaruh Hukum Pajak Dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (survey Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Bandung Karees)

0 3 1

Pengaruh Perilaku Wajib Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System (Survey Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

0 2 1

Pengaruh implementasi kebijakan pajak dan tingkat pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak : (survey terhadap wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

2 8 80

Pengaruh Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Perpajakan (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Bandung Karees)

6 52 48

Pengaruh teknologi informasi, sanksi pajak dan self assessment system terhadap kepatuhan pajak : (survey terhadap wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Bandung Karees)

7 25 76

Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandung Karees.

0 1 21