menghasilkan pemahaman yang lebih baik mengenai variabel yang diukur. Secara spesifik, pada penelitian tersebut, Demo 1985 menemukan bahwa
self-concept  dapat  dibagi  menjadi  dua,  yaitu  self  concept  yang  dialami atau  dirasakan  dan  self  concept  yang  ditampilkan.  Jadi,  dapat  dikatakan,
masalah  pengukuran  memang  jarang  diangkat  oleh  penelitian-penelitian yang ada dan peneliti secara khusus ingin meneliti hal ini karena variabel
ini bermakna dan bermanfaat untuk didalami.
E. Solusi Pengukuran Mindset Stres; SMM versi Terbuka
Jika  dilihat  kembali  ke  bagian  teori  psikoanalisa,  dapat  dikatakan bahwa pengukuran variabel bawah sadar mindset stres lebih relevan jika
diukur  menggunakan  teknik  proyektif.    Oleh  karena  itu  peneliti  akan memodifikasi SMM  versi  Likert menjadi SMM  yang  mengandung teknik
proyektif tersebut. Berdasarkan  metodenya,  terdapat  banyak  jenis  tes  yang
menggunakan  teknik  proyektif  Huffman,  Vernoy,  Vernoy,  2000. Misal,  metode  menyusun  cerita-TAT,  metode  menyebutkan  persep-
Rorschah,  metode  melengkapi  kalimat-SSCT,  dan  lain-lain.  Berdasarkan alternatif  yang  ada  ini,  peneliti  memilih  untuk  memodifikasi  SMM  versi
Likert dengan metode melengkapi kalimat. SMM  versi  melengkapi  kalimat  ini,  atau  akan  disebut  dengan
SMM  versi  Terbuka  ini,  akan  terdiri  dari  kalimat-kalimat  yang  belum selesai, dan subjek nanti akan menyelesaikan kalimat tersebut. Metode ini
dipilih  karena  metode  ini  yang  paling  memungkinkan  untuk  secara spesifik  menangkap  mindset  stres.  Peneliti  cukup  membuat  kalimat  tidak
lengkap  terkait  mindset  stres,  kemudian  subjek  penelitian  dapat memberikan jawaban terkait kalimat tersebut yang mencerminkan mindset
stres yang dimiliki. Peneliti  tidak  memilih  menggunakan  metode  menyusun  cerita
TAT atau menyebutkan persep Rorschah karena alasan kemudahan dan kesesuaian pembuatan  item dengan tujuan penelitian  ini. Pembuatan  item
atau  stimulus  ambigu  pada  kedua  metode  ini  relatif  lebih  rumit dibandingkan  metode  melengkapi  kalimat.  Rumit  yang  dimaksud  adalah
sulitnya  membuat stimulus ambigu  berupa gambar atau bercak tinta  yang dapat  menangkap  mindset  stres  subjek.  Hal  ini  berbeda  dengan  membuat
stimulus ambigu berupa kalimat tidak lengkap. Kalimat item dapat dibuat dengan relatif lebih jelas mengarah pada mindset stres subjek, tetapi tetap
memenuhi  prinsip  kebebasan  merespon  dengan  memberikan  subjek kebebasan untuk melengkapi kalimat tersebut.
Kesesuaian  pembuatan  item  dengan  tujuan  penelitian  juga mendasari  mengapa  peneliti  tidak  memilih  metode  menyusun  cerita  atau
menyebutkan  persep.  Tujuan  penelitian  ini  cukup  sederhana,  yakni membandingkan skor. Metode menyusun cerita atau menyebutkan persep,
selain belum tentu dapat menangkap mindset stres subjek, metode-metode ini  juga  cenderung  menghasilkan  data  yang  kaya  dan  mendalam.
Interpretasi  untuk  skoring  dari  data  yang  kaya  dan  mendalam  ini  peneliti
nilai  akan  menimbulkan  subjektivitas  skoring  yang  relatif  besar.  Apabila skor yang dihasilkan mengandung bobot subjektif yang relatif besar, maka
perbandingan  skor  antara  skor  mindset  stres  sadar  dengan  skor  mindset stres tidak sadar menyusun cerita atau menyebutkan persep peneliti nilai
tidak  akan  valid.  Dengan  kata  lain,  metode  ini  kurang  sesuai  untuk memenuhi tujuan penelitian ini.
Subjektivitas  ini  dapat  lebih  dikontrol  pada  metode  melengkapi kalimat.  Data  yang  dihasilkan  oleh  metode  melengkapi  kalimat  realtif
lebih ringkas, hanya berupa satu kata sifat atau beberapa kata saja. Hal ini memungkinkan  pembuatan  prinsip  skoring  yang  relatif  lebih  objektif
dibandingkan  prinsip  skoring  untuk  metode  menyusun  cerita  dan menyebutkan  persep.  Data  yang  ringkas  dan  prinsip  skoring  yang  relatif
objektif,  memungkinkan  objektivitas  skoring  lebih  terjaga  dibandingkan dengan  metode  menyusun  cerita  atau  menyebutkan  persep.  Skoring  yang
relatif  lebih  objektif  ini  peneliti  nilai  sesuai  untuk  mencapai  tujuan penelitian ini, yakni membandingkan skor.
F. Dinamika