BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ortodontis sangat menyadari bahwa hampir seluruh pasien yang datang untuk perawatan
ortodonti dasar motivasinya adalah memperbaiki estetis wajah atau profilnya. Pentingnya estetis wajah
di bidang ortodonti sudah disebutkan sejak lama. Angle 1907 mengatakan bahwa aspek terbesar
dalam dalam perawatan ortodonti adalah perbaikan profil wajah. Simon 1924 menyebutkan bahwa
kebanyakan pasien yang datang untuk perawatan ortodonti memiliki keinginan untuk memperbaiki
estetis wajah. Rakosi 1982, Bishara 1985 dan Park 1986 mengatakan bahwa motivasi untuk
mendapat perawatan ortodonti adalah meningkatkan keharmonisan gigi geligi dan jaringan lunak wajah
1,2,3,4
. Perbaikan estetis wajah menjadi salah satu tujuan hasil perawatan ortodonti. Dengan
pemahaman tentang komponen‐komponen estetis wajah, setiap ortodontis harus mampu membuat
perbaikan penampilan wajah secara signifikan. Jaringan lunak wajah adalah jaringan yang menutupi
skeletal wajah tetapi dalam analisa sefalometri, gambaran pada skeletal wajah tidak selalu akan sesuai
dengan analisa jaringan lunak wajah.
2,3,5,6,7
Roos 1977 menemukan adanya korelasi positif antara gerakan insisivus dengan perubahan
prominen bibir. Penelitian tentang struktur wajah yang dilakukan oleh Rudee 1964, Hershey 1972,
Angelle 1973 menunjukkan tidak ada korelasi yang proporsional antara jaringan keras dan jaringan
lunak walau kedua hal ini bersamaan terjadi perubahan. Beberapa variabel yang mempengaruhi
perbedaan respons prominen bibir yaitu : morfologi bibir, jenis perawatan tanpa atau dengan
pencabutan, jenis pencabutan, jenis kelamin dan usia pasien masa pertumbuhan atau tidak. Pada usia
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan perubahan jaringan lunak pada pasien ortodonti dapat terjadi karena adanya perubahan‐
perubahan ortopedik pada maksila atau mandibula, gerakan ortodonti dari gigi anterior serta
perubahan ‐perubahan neuromuscular di jaringan lunak wajah.
1,5,8,9,10,11
Profil jaringan lunak yang harmonis menjadi salah satu tujuan penting dalam perawatan
ortodonti namun kadang sulit dicapai karena perbedaan ketebalan jaringan lunak yang menutupi gigi
dan tulang. Perbedaan hasil perawatan ini bukan hanya dari faktor gigi dan tulang tetapi juga dari
ketegangan tension jaringan lunaknya, disfungsi otot dan kebiasaan yang sangat mempengaruhi profil
wajah. Pasien dengan protrusi insisivus atas dan bawah akan berupaya menutup bibirnya sehingga bibir
akan terlihat menegang disertai otot mentalis hiperaktif dan naiknya ujung dagu. Pada perawatan
ortodonti dengan pencabutan premolar pertama maka prominen bibir dapat diperbaiki dan jaringan
lunak pada dagu bertambah tebal. Namun, pengaruh variasi jaringan keras terhadap profil jaringan
lunak masih belum sepenuhnya dapat dimengerti.
9,10,11
Perawatan ortodonti akan membuat perubahan pada profil jaringan lunak memang diakui,
namun hubungan perubahan pada jaringan keras dan jaringan lunak ternyata lebih kompleks. Prominen
bibir tentu mempunyai respon terhadap retraksi insisif atas dan bawah. Oliver 1982 mengatakan
bahwa pasien dengan bibir yang tipis dan menegang akan memberi korelasi yang signifikan pada retraksi
insisif dengan retraksi bibir, sedangkan pasien dengan bibir yang tipis tidak menegang kolerasinya tidak
terlihat. Wits 1974 mengatakan bahwa respons bibir secara proporsional berkurang sewaktu retraksi
insisif bertambah.
12,13
Masalah ‐masalah lain yang dapat mempengaruhi respons bibir terhadap perawatan ortodonti
adalah keparahan maloklusi, komponen dari rahang yang tidak proporsional dan pola pertumbuhan
wajah. Perubahan prominen bibir akibat perawatan ortodonti juga berkaitan dengan : 1 tekanan dari
bibir, pipi, dan lidah terhadap gigi; 2 jaringan periodontal; 3 komponen‐komponen dari otot dan
jaringan ikat pada temporomandibular joint; 4 kontur dari kecembungan wajah.
14,15
Universitas Sumatera Utara
Perawatan yang dilakukan pada kasus protrusi pada umumnya adalah pencabutan ke‐empat
premolar pertama atau pencabutan gigi lain sesuai indikasinya. Kemudian gigi kaninus dan gigi anterior
di retraksi. Mundurnya gigi insisivus bersama tulang alveolar yang merupakan pendukung jaringan lunak
di depannya menyebabkan perubahan kedudukan jaringan lunak tersebut.
2,4,5,8
Secara teoritis perubahan jaringan keras yaitu gigi dan tulang alveolar yang merupakan faktor
utama pendukung jaringan lunak akan mempengaruhi posisi bibir, tetapi besarnya pengaruh tersebut
masih merupakan perdebatan.
3,4,6,7,9,11
Penelitian ‐penelitian terdahulu ternyata menunjukkan perbedaan hasil penilaian atas
perubahan prominen bibir atas setelah retraksi anterior. Pada klinik RSGMP Ortodonti Spesialis FKG
USU hal ini juga belum diteliti sehingga dengan memanfaatkan pasien perawatan ortodonti di klinik ini
diambil sampel untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada prominen bibir atas setelah retraksi
anterior. Perubahan jarak insisif atas dan angulasi insisif atas yang menjadi faktor utama dalam
perubahan pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama dipakai untuk menjadi
acuan perubahan jaringan keras.
1.2. Permasalahan