Gambar 4. Titik‐titik pada jaringan lunak hampir sama dengan titik‐titik pada skeletal
16
Perkembangan bibir selalu mengikuti kurva pertumbuhan pada otot dan jaringan ikat lainnya.
Bibir atas dan bawah secara bertahap memanjang, bibir atas semakin menjauhi palatum dan bibir
bawah juga semakin menjauhi dagu. Perubahan ini sangat cepat terjadi hingga usia 15 tahun dan setelah
itu akan menjadi lambat. Perubahan panjang bibir ini juga disertai dengan penebalan pada daerah
prominen bibir atas baik pada pria maupun wanita.
6,9
Aspek prominen bibir atas ini harus menjadi perhatian memiliki hubungan pada jaringan keras
pendukungnya yaitu gigi dan prosesus alveolaris. Pada perawatan ortodonti, jika gigi ditegakkan
terhadap profil wajah maka bibir akan semakin retrusi terhadap dataran wajah.
15
2.2. Dukungan bibir, posisi gigi dan estetis wajah
Perawatan ortodonti cekat sistem edgewise maupun straight wire dengan pencabutan atau
tanpa pencabutan dapat mempengaruhi estetis wajah secara jelas. Milo Hellman 1935, ortodontis
Universitas Sumatera Utara
yang pertama sekali menyelidiki masalah ini secara ilmiah, memakai teknik antropometri untuk
mengukur dan menjelaskan berbagai ciri wajah dan pertumbuhannya. Farkas 1987 mengembangkan
teknik antropometri ini secara lebih mutakhir. Arnett dan Bregman 1993 diakui telah membuat sebuah
ketentuan yang sangat baik dalam penilaian klinis dan sefalometri pada kontur jaringan lunak wajah.
Mereka menetapkan ada 19 ciri pada pengukuran frontal dan profil sehingga ortodontis dan ahli bedah
mulut dapat memperkirakan berbagai hubungan jaringan lunak.
3,5,6,9,13,18
Bentuk jaringan lunak pada wajah secara dinamis dan statis ditentukan oleh interaksi dari tiga faktor
yaitu : skeletal, dimana pada wajah tengah dan bawah adalah tulang rahang; gigi geligi pendukung;
dan jaringan lunaknya, yang dapat dipengaruhi oleh jaringan keras di bawahnya dan komponen
‐komponen jaringan lunak itu sendiri hidung, dagu, ketebalan bibir, tonus bibir. Faktor‐ faktor
ini dipakai sebagai referensi untuk menentukan apakah estetis wajah masih baik. Protrusi insisivus
tidak dapat ditentukan hanya dari sefalometri saja tetapi juga harus menilai secara klinis bentuk dari
jaringan lunaknya agar informasi dasar untuk diagnosa yang sesuai dapat diperoleh.
2,7,8,9
2.3. Perubahan jaringan keras setelah retraksi anterior
Gigi geligi dan rahang membentuk sebuah susunan kerja yang juga melibatkan otot, jaringan
lunak dan pipi. Perawatan ortodonti yang dilakukan untuk mengubah susunan ini akan menentukan
bentuk dan susunan wajah menjadi lebih baik atau tidak. Keharmonisan wajah tidak hanya dengan
menentukan posisi gigi dan jaringan pendukungnya yang benar tetapi harus memperhitungkan
pengaruhnya pada keseluruhan daerah kepala. Alternatif perawatan ortodonti yang sering dilakukan
untuk memperoleh estetis wajah yang baik selain dengan bedah ortognati adalah dengan pencabutan
premolar. Tindakan perawatan pada dentoalveolar ini selalu dilakukan dengan harapan untuk
memperoleh profil wajah yang disebut dish‐ in effect. Profil dish in ini dianggap lebih baik dan dapat
Universitas Sumatera Utara
diterima. Pada banyak kasus perbaikan profil wajah memang tercapai, tetapi pada kasus tertentu hal
yang berbeda bisa terjadi. Keputusan perlunya pencabutan premolar harus didasarkan bukan atas
pertimbangan pada gigi saja.
9,11,20
Universitas Sumatera Utara
2.4. Perubahan anteroposterior jaringan lunak wajah setelah retraksi anterior