Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Manfaat Analisa Profil Jaringan Lunak Wajah

Perawatan yang dilakukan pada kasus protrusi pada umumnya adalah pencabutan ke‐empat premolar pertama atau pencabutan gigi lain sesuai indikasinya. Kemudian gigi kaninus dan gigi anterior di retraksi. Mundurnya gigi insisivus bersama tulang alveolar yang merupakan pendukung jaringan lunak di depannya menyebabkan perubahan kedudukan jaringan lunak tersebut. 2,4,5,8 Secara teoritis perubahan jaringan keras yaitu gigi dan tulang alveolar yang merupakan faktor utama pendukung jaringan lunak akan mempengaruhi posisi bibir, tetapi besarnya pengaruh tersebut masih merupakan perdebatan. 3,4,6,7,9,11 Penelitian ‐penelitian terdahulu ternyata menunjukkan perbedaan hasil penilaian atas perubahan prominen bibir atas setelah retraksi anterior. Pada klinik RSGMP Ortodonti Spesialis FKG USU hal ini juga belum diteliti sehingga dengan memanfaatkan pasien perawatan ortodonti di klinik ini diambil sampel untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada prominen bibir atas setelah retraksi anterior. Perubahan jarak insisif atas dan angulasi insisif atas yang menjadi faktor utama dalam perubahan pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama dipakai untuk menjadi acuan perubahan jaringan keras.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1.2.1. Apakah ada pengaruh retraksi anterior terhadap prominen bibir atas pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama. 1.2.2. Apakah ada hubungan perubahan prominen bibir atas dengan perubahan pada jarak puncak insisif atas dan angulasi insisif atas setelah retraksi anterior pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama. Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui pengaruh retraksi anterior terhadap prominen bibir atas pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama. 1.3.2. Untuk mengetahui hubungan perubahan prominen bibir atas dengan perubahan jarak puncak insisif atas dan angulasi insisif atas setelah retraksi anterior pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama.

1.4. Hipotesis Penelitian

1.4.1. Ada pengaruh retraksi anterior terhadap prominen bibir atas pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama 1.4.2. Ada hubungan antara perubahan prominen bibir terhadap perubahan pada jarak puncak insisif atas dan angulasi insisif setelah retraksi anterior pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar atas.

1.5. Manfaat

Penelitian 1.5.1. Mengetahui besarnya perubahan prominen bibir atas setelah retraksi anterior pada perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar pertama. 1.5.2. Membantu dokter gigi dalam pembuatan rencana perawatan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisa Profil Jaringan Lunak Wajah

Analisa profil jaringan lunak wajah yang tepat akan mendukung diagnosa secara keseluruhan pada analisa radiografi sefalometri lateral. Penegakkan diagnosa untuk membedakan profil yang baik atau kurang maka dibutuhkan penilaian klinis yang seksama tentang proporsi wajah. Ada tiga referensi dalam analisa profil wajah : 1. Menentukan relasi rahang dalam arah anteroposterior 2. Evaluasi bentuk bibir dan inklinasi insisivus. 3. Evaluasi proporsi vertikal wajah dan sudut dataran mandibula. Profil yang konveks mengindikasikan relasi skeletal Klas II, sedangkan jika profilnya konkaf berarti relasi skeletalnya Klas III. Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Evaluasi konveksitas skeletal dan jaringan lunak wajah menunjukkan profil datar, cembung konveks dan cekung konkaf 16 Evaluasi bentuk bibir untuk melihat adanya protrusi insisif yang besar relative lebih sering atau retrusi lebih jarang yang mempengaruhi lengkung rahang Gambar 2. A B Gambar 2. A. Bentuk bibir yang protrusive. B Bentuk bibir yang retrusif Insisif yang protrusif membuat lengkung lebih ke depan dan jika insisifnya upright atau retrusif maka lengkung mengecil. Pada kasus insisif yang protrusi dengan ekstrim tetapi alignment giginya ideal membuat bibir menjadi protrude dan susah untuk menutup. Keadaan ini disebut bimaxillary dentoalveolar protrusion, dengan pengertian sederhana yaitu kedua gigi atas dan bawah protusi. Keadaan ini juga selalu disebut dengan bimaxillary protrusion yang sebenarnya kurang tepat karena bukan rahang tetapi gigi geligi yang protrude. Universitas Sumatera Utara Proporsi wajah vertikal sebenarnya dilihat pada penilaian seluruh wajah tetapi kadang‐kadang dapat juga lebih jelas melalui profil lateral. Proporsi wajah yang baik dapat dilihat dengan tiga pembagian sama besar Gambar 3. 5,6,9,14 Gambar 3. Proporsi wajah vertical dengan tiga pembagian sama besar 17 Titik ‐titik pada jaringan lunak yang hampir sama dengan titik‐titik pada skeletal tidak dapat dipakai untuk melihat konveksitas profil skeletal Gambar 3. Susunan jaringan lunak yang menutupi skeletal tidak menunjukkan pola yang sama dengan profil tulang. Profil jaringan keras wajah umumnya semakin bertambah datar seiring dengan bertambahnya usia, berbeda dengan jaringan lunak wajah yang cenderung stabil. 3,7,9,10,11,16 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Titik‐titik pada jaringan lunak hampir sama dengan titik‐titik pada skeletal 16 Perkembangan bibir selalu mengikuti kurva pertumbuhan pada otot dan jaringan ikat lainnya. Bibir atas dan bawah secara bertahap memanjang, bibir atas semakin menjauhi palatum dan bibir bawah juga semakin menjauhi dagu. Perubahan ini sangat cepat terjadi hingga usia 15 tahun dan setelah itu akan menjadi lambat. Perubahan panjang bibir ini juga disertai dengan penebalan pada daerah prominen bibir atas baik pada pria maupun wanita. 6,9 Aspek prominen bibir atas ini harus menjadi perhatian memiliki hubungan pada jaringan keras pendukungnya yaitu gigi dan prosesus alveolaris. Pada perawatan ortodonti, jika gigi ditegakkan terhadap profil wajah maka bibir akan semakin retrusi terhadap dataran wajah. 15

2.2. Dukungan bibir, posisi gigi dan estetis wajah