dan hal-hal normatif yang dijumpainya sehari-hari, kemudian mengendap dalam diri peserta didik sebagai karakter wawancara tanggal 28 april
2011. d. Pendekatan Pendidikan Karakter
Internalisasi sistem nilai tertentu ke dalam diri peserta didik dan aktualisasinya dalam sikap perilaku sehari-hari dilaksanakan melalui
empat macam pendekatan, yaitu pendekatan intelektual, pendekatan aktual, pendekatan keteladanan, dan pendekatan inspiratif. Pendekatan
intelektual dilakukan melalui pengajaran yang di dalamnya terkandung upaya-upaya penanaman nilai-nilai, sehingga para peserta didik secara
kognitif memiliki pemahaman dan secara afektif memiliki penghayatan pada derajat kemampuan yang tinggi terhadap sistem nilai yang
ditanamkan dalam dirinya. Pendekatan intelektual lebih menekankan pada penanaman konsep karena konsep sangat penting dan sangat
berpengaruh pada sikap maupun perilaku seorang peserta didik. Hal ini selaras dengan pendapat Bapak Henang selaku kepala bagian pengajaran
dalam wawancara sebagai berikut: “Konsep orang itu tergantung pikirannya. Yang keluar dari sikap dan
perilakunya tergantung pikirannya. Artinya tingkah laku kita itu penjabaran dari pikiran seseorang, sehingga konsep itu yang harus
pertama kali kita tanamkan. Kalau mau menyuruh anak itu disiplin, harus tau konsep disiplin itu apa, kalau mau menyuruh anak bertoleransi kita
harus tau konsep toleransi itu apa, apa pentingnya, itu harus ada di dalam konsep dia. arahnya ke konsep mindset cara dia berfikir. Mengapa itu
harus saya lakukan. Ini penting sekali karena jika tidak tahu konsepnya dia tidak tahu bahwa itu baiktidak. Konsep sangat berpengaruh pada
human output yaitu attitude dan
behavioral”. wawancara tanggal 28 april 2011.
Pendekatan aktual akan mengaktualisasikan sistem nilai yang telah menjadi bagian dari diri para peserta didik melalui berbagai
kegiatan yang diberikan kepada peserta didik dengan pengasuhan dan pelatihan. Melalui pendekatan aktual ini peserta didik akan membiasakan
diri untuk mengembangkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sesuai dengan tata nilai yang telah dipahami dan dihayatinya. Menurut Bapak
Henang makna pembiasaan di dalam aktualisasi sistem nilai sangat besar, untuk itu disusun jadwal yang sangat ketat dalam keseharian siswa dari
mulai bangun tidur sampai tidur kembali. Pembiasaan habit digunakan untuk memaksa peserta didik melakukan apa yang yang harus dilakukan.
Tidak hanya mentalistik saja tetapi sekolah menciptakan kondisi yang membuat siswa melaksanakan kewajibannya wawancara tanggal 28 aprl
2011. Pendekatan keteladanan adalah upaya internalisasi nilai-nilai
dengan cara membawa para peserta didik menyatu dengan masyarakat dan lingkungannya. Pada prinsipnya kecenderungan lingkungan
diciptakan untuk bisa memaksa dengan kuat dan juga mencegah hal-hal buruk yang berhubungan dengan tempramen siswa muncul, sehingga
diharapkan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif akan memunculkan sikap dan perilaku yang positif. Karakter siswa lebih
dipengaruhi oleh segala sesuatu yang didengar, dilihat, dan dialami secara langsung. Oleh karena itu lingkungan harus mampu menciptakan
situasi yang kondusif dalam upaya internalisasi nilai-nilai yang luhur
tersebut. Pendekatan keteladanan adalah kunci yang paling utama dalam menanamkan disiplin dan karakter. seperti perumpamaan yang
disampaikan Bapak Henang, yaitu sebagai berikut: “Dalam contoh yang sederhana bisakah seorang guru menegur murid
yang bajunya tidak rapi sedangkan baju yang dipakai guru itu juga kusut?, apakah guru bisa memarahi siswa yang sepatunya tidak disemir
sementara sepatu guru itu sendiri belepotan tanah?”. wawancara tanggal 28 april 2011.
Pendekatan inspiratif adalah suatu upaya internalisasi nilai-nilai dengan menciptakan situasi dan kegiatan yang mampu memberikan
inspirasi kepemimpinan inspiring leadership pada peserta didik. Selain berorientasi pada rakyat kecil, seorang kader pembangun bangsa harus
mempunyai mobilitas ke atas. Dalam diri setiap peserta didik muncul inspirasi kepemimpinan yang ideal. Upaya ini antara lain diwujudkan
berupa kegiatan berkala seperti jumpa tokoh nasional, kunjungan ke tempat bersejarah dan juga LKPL Latihan Kemasyarakatan Peduli
Lingkungan. Jumpa tokoh nasional dilaksanakan satu tahun sekali dengan menghadirkan narasumber dari seorang dari negarawan, bisnis,
olahraga, pendidikan maupun dari militer. Kunjungan ke tempat yang bersejarah dilaksanakan melalui rangkaian kegiatan RPS Rute Panglima
Sudirman maupun melalui acara widya wisata. Sedangkan LKPL merupakan kegiatan untuk mendekatkan diri siswa dengan masyarakat
yang masih tertinggal secara ekonomi maupun sosial. Siswa selama 3
hari 2 malam menginap dirumah warga untuk melaksanakan kegiatan sosial dan kegiatan lingkungan, seperti membantu pelaksanaan posyandu,
PKK, pembangunan jalan, pengecatan jalan, dan kegiatan yang berhubungan dengan sosial maupun lingkungan lainnya.
e. Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter