Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter

hari 2 malam menginap dirumah warga untuk melaksanakan kegiatan sosial dan kegiatan lingkungan, seperti membantu pelaksanaan posyandu, PKK, pembangunan jalan, pengecatan jalan, dan kegiatan yang berhubungan dengan sosial maupun lingkungan lainnya.

e. Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Hambatan pelaksanaan pendidikan karakter di SMA Taruna Nusantara Magelang dapat berasal dari dalam maupun luar kampus. Menurut Bapak Henang hambatan pelaksanaan pendidikan karakter yang berasal dari dalam adalah adaptasi siswa dalam kehidupan sekolah berasramaboarding school. Dalam kehidupan sekolah berasrama dibutuhkan kemandirian yang tinggi dari setiap siswa karena siswa harus berpisah dari orang tua untuk waktu yang cukup lama. Siswa dituntut untuk dapat mengurus masalah pribadinya masing-masing dari mulai mencuci, menyetrika, mengelola keuangan pribadi, dan juga mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pendidikan. 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk seorang remaja yang rata-rata masih berusia 14 tahun ketika masuk menjadi siswa baru. Kehidupan boarding school adalah kehidupan yang tertata dan sudah terjadwal. Siswa harus membiasakan diri untuk melaksanakan kegiatan seperti yang sudah diatur sekolah seperti bangun pagi pukul 04.45 WIB, dilanjutkan beribadah dan olahraga pagi. Siswa yang tidak terbiasa melakukan aktivitas di pagi hari dipaksa oleh aturan yang ada untuk mengikutinya. Sanksi juga diberikan ketika siswa tidak sesuai aturan yang ada. Hukuman yang sering diberikan kepada siswa adalah lari dan push up. wawancara tanggal 28 april 2011. Selain itu hambatan pelaksanaan pendidikan karakter adalah masalah kontrol, seperti yang disampaikan oleh Bapak Kuncoro sebagai berikut: “kesulitan dari sekolah adalah pelaksanaan kontrol perkembangan peserta didik yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah pamong yang ada Jumlah pamong yang ada di dalam kampus ± 70 pamong dan jumlah siswa ± 300, sehingga tidak semua siswa dapt terpantau perkembangannya secara menyeluruh” wawancara tanggal 27 april 2011. Hal yang berbeda disampaikan Bapak Edi Kusnadi tentang hambatan pelaksanaan pendidikan karakter. Beliau mengemukakan hambatan pelaksanaan pendidikan karakter berasal dari luar yaitu adanya infiltrasi budaya barat. Infiltrasi dapat terjadi melalui banyak media baik itu media cetak maupun elektronik seperti majalah, internet, dan televisi. Budaya barat yang masuk mungkin tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia dari mulai cara berpakaian, cara bergaul, dan juga cara berbicara dengan sesama teman maupun dengan orang tua. Pendidikan karakter juga tidak akan berhasil apabila tidak didukung oleh masyarakat sekitar, oleh karena itu masyarakat yang tidak kondusif akan mengganggu pelaksanaan pendidikan karakter yang ada. Lingkungan kampus SMA TN adalah lingkungan yang terbuka untuk umum, siapapun diperbolehkan untuk memasukinya, di dalamnya terdapat rumah dinas yang diberikan oleh sekolah untuk tempat tinggal pamong dengan anggota keluarganya. Jarak antara rumah dinas pamong dengan graha siswa tidak lebih 100 meter, secara langsung siswa dapat berinteraksi dengan anggota keluarga pamong yang ada. wawancara tanggal 26 april 2011.

f. Solusi Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter