2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM
Pengertian UMKM sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM :
a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.
b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Usaha kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.
c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang
ini. Usaha menengah memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50
miliar.
Badan Pusat Statistik menggolongkan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dapat dikategorikan ke dalam empat kelompok Bank
Indonesia, 2010, yaitu : a. Jumlah pekerja 1 hingga 4 orang untuk industri rumah tangga
b. Jumlah pekerja 5 hingga 19 orang untuk industri kecil c. Jumlah pekerja 20 hingga 99 orang untuk industri menengah
d. Jumlah pekerja lebih atau sama dengan 100 orang untuk industri besar
3. Kedelai
Kedelai Glysine max L Mer. merupakan salah satu jenis kacang- kacangan yang mengandung protein nabati yang tinggi, sumber lemak,
vitamin, dan mineral. Apabila cukup tersedia di dalam negeri akan mampu memperbaiki gizi masyarakat melalui konsumsi kedelai segar
maupun melalui konsumsi kedelai olahan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu dan lain sebagainya Kertaatmaja, 2001 dalam Wardani,
2008.
Kedudukan tanaman kedelai dalam sistemik tumbuhan taksonomi menurut Rukmana 1996 dalam Wardani 2008 diklasifikasikan sebagai
berikut : Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Sub-divisi
: Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae Ordo
: Polypotales
Famili : Leguminosae Papilionaceae
Sub-famili : Papilionoideae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max L Merill. sinonim dengan G. Soya L.
Sieb dan Zucc. atau Soya max atau S. hispida.
4. Tempe
Tempe adalah makanan hasil fermentasi yang sangat terkenal di Indonesia. Tempe yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah tempe yang
menggunakan bahan baku kedelai. Fermentasi kedelai dalam proses pembuatan tempe menyebabkan perubahan kimia maupun fisik pada biji
kedelai, menjadikan tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh. Tempe segar tidak dapat disimpan lama, karena tempe tahan hanya selama 2 x 24 jam,
lewat masa itu, kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein, akibatnya tempe cepat busuk Sarwono,
2005.
Tempe mengandung berbagai unsur yang bermanfaat, seperti protein, lemak, hidrat arang, serat, vitamin, enzim, daidzein, genestein serta
komponen antibakteri dan zat antioksidan yang berkhasiat sebagai obat, diantaranya genestein, daidzein, fitosterol, asam fitat, asam fenolat, lesitin
dan inhibitor protease. Zat antioksidan di dalam tempe berbentuk isoflavon. Zat ini merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh
untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Selain itu, isoflavon juga dapat menurunkan kolesterol LDL dan menaikkan