Pemeriksaan Fisik Review of System
PEMERIKSAAN FISIK REVIEW OF SYSTEM ROS
M. Askar, S.Kep, Ns.,M.Kes
Tujuan Instruksional Umum TIU : Setelah melaksanakan tatap muka selama 8 jam pertemuan 4 jam teori, 2 jam tutorial, 2 jam
praktik laboratorium, mahasiswa dapat mendemonstrasikan pemeriksaan fisik menggunakan metodeReview of System ROS.
Tujuan Instruksional Khusus TIK : Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, mahasiswa dapat :
1. Mengetahui teknik pemeriksaan fisik Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi
2. Mengetahui teknik pemeriksaan fisik metode Review of System ROS pada system
kardiovaskuler, pernapasan, pencernaan, penginderaan, integumen, dan musculoskeletal
3. Memahami teknik pemeriksaan fisik metode Review of System ROS pada system
kardiovaskuler, pernapasan, pencernaan, penginderaan, integument, dan musculoskeletal 4.
Melaksanakan teknik pemeriksaan fisik metode Review of System ROS pada system kardiovaskuler, pernapasan, pencernaan, penginderaan, integument, dan musculoskeletal
A. Sistem Kardiovaskuler
1. Anamnesis
a. Keluhan :
Nyeri dada;
Sesak napas;
Edema;
Palpitasi;
Sinkop;
Kelelahan;
Stroke;
Penyakit vaskular perifer
b. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan :
Faktor risiko penyakit jantung iskemik
Riwayat demam reuma
Pengobatan gigi yang baru dilakukan
Murmur jantung yang telah diketahui
Penyalahgunaan obat intravena c.
Riwayat keluarga d.
Riwayat :
IHD Ischemic Heart Disease
Hiperlipidemia
Kematian mendadak
Kardiomiopati
Penyakit jantung kongenital
e. Riwayat sosial
Apakah pasien merokok atau pernah merokok?
Bagaimana konsumsi alkohol pasien?
Apa pekerjaan pasien?
Bagaimana kemampuan olahraga pasien?
Adakah keterbatasan gaya hidup akibat penyakit?
f. Obat-obatan
Tanyakan obat-obatan untuk penyakit jantung dan obat yang memiliki efek samping ke jantung
2. Pemeriksaan fisik
a. Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat? Apakah pasien nyamandistres
kesakitancemas? b.
Apakah pasien memerlukan resusitasi segera? c.
Pertimbangkan perlunya penggunakan oksigen, akses intravena, atau pemantauan EKG d.
Apakah pasien tampak pucat, sianosis, sesak, batuk, dan sebagainya? e.
Berapa suhu pasien? f.
Perhatikan adanya parut, sputum, dan sebagainya. g.
Stigmata hiperkolesterolemia arkus, xantelasma dan kebiasaan merokok?
Tangan
- Adakah jari tabuh clubbing, bintik perdarahan, dan perfusi perifer yang baik?
- Pemeriksaan fisik
Nadi
- Berapa kecepatan, irama, volume, dan sifat nadi radialis?
- Nilailah sifat nadi di pembuluh darah besar brakialis, karotis, femoralis.
- Apakah semua denyut perifer teraba?
- Adakah perlambatan radialis-femoralis?
- Pemeriksaan fisik
Tekanan darah
- Bagaimana tekanan sistolik, diastolik, serta tekanan nadi?
- Adakah penurunan TD postural?
- Untuk mengukur TD diastolik gunakan bunyi korotkoff V saat bunyi menghilang
- Pemeriksaan fisik
Tekanan vena jugularis
Berapa tinggi JVP? Sebutkan dalam sentimeter di atas angulus sternalis atau klavikula bila
sudut 45
o
Adakah refluks hepatojugularis atau tes abdominojugularis? Peningkatan JVP saat dilakukan
penekanan kuat pada kuadran kanan atas abdomen.
Adakah gelombang JVP abnormal misalnya gelombang meriam?
Lakukan inspeksi mulut, lidah, gigi, dan prekordium cari adanya jaringan parut dan pulsasi abnormal.
Lakukan palpasi untuk posisi dan sifat denyut apeks, adakah heave ventrikel kanan, adakah
thrill?
Lakukan auskultasi jantung
Dengarkan bunyi jantung pertama, kedua apakah terpisah secara normal?
Dengarkan bunyi jantung tambahan adakah gallop?, murmur sistolik, murmur diastolik, gesekan rub, klik serta bruit karotis dan femoralis.
Lakukan auskultasi dengan posisi lateral kiri khususnya untuk murmur mitral dan membungkuk
ke depan saat ekspirasi Khususnya untuk murmur diastolik awal pada regurgitasi aorta.
Lakukan auskultasi paru: adakah efusi pleura atau ronki?
Adakah edema perifer pergelangan kaki, tungkai, sakrum?
Lakukan palpasi denyut perifer: ◦
Radialis; ◦
Brakialis; ◦
Karotis; ◦
Femoralis; ◦
Poplitea; ◦
Tibialis posterior; ◦
Dorsalis pedis.
Lakukan palpasi hati. Adakah pembesaran?
Apakah berdenyut menunjukkan regurgitasi trikuspid?
Adakah asites?
Funduskopi : adakah perubahan akibat hipertensi? Pemeriksaan Denyut Arteri
- Penemuan terpenting sewaktu kita memeriksa percabangan arteri perifer adalah denyut yang
berkurang atau tidak ada -
Denyut arteri perifer yang secara rutin diperiksa adalah radial, brakial, femoral, poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis posterior
Pemeriksaan Denyut Radial
- Pemeriksa harus berdiri di depan pasien
- Denyut radialis diperiksa oleh pemeriksa dengan memegang kedua pergelangan tangan pasien
dan mempalpasi denyut radial dengan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis -
Pemeriksa memegang pergelangan tangan kanan pasien dengan jari kiri dan pergelangan tangan kiri dengan jari kanan
- Kesimetrisan denyut kemudian dibandingkan dalam hal waktu dan kekuatan
Palpasi Denyut Brakial
- Karena denyut brakial lebih kuat ketimbang denyut digital, pemeriksa harus memakai ibu
jarinya untuk mempalpasi denyut brakial pasien -
Arteri brakialis dapat diraba di bagian medial tepat di bawah otot atau tendo muskulus biseps. -
Pemeriksa masih dalam posisi berdiri di depan pasien, dan kedua arteri brakialis dapat diraba secara serentak
- Tangan kiri pemeriksa memegang lengan kanan pasien sedangkan tangan kanan pemeriksa
memegang lengan kiri pasien -
Kalau pemeriksa sudah meraba denyut brakial dengan ibu jarinya, ia harus melakukan penekanan progresif sampai kekuatan sistolik maksimal dapat diraba
Palpasi Denyut Femoral
- Denyut femoral diperiksa dengan pasien berbaring pada punggungnya dan pemeriksa di sisi
kanan pasien -
Sudut lateral dari trigonum rambut pubis diamati dan dipalpasi -
Arteri femoral berjalan melintang melalui sudut trigonum rambut pubis di bawah ligamentum inguinal dan di pertengahan antara simfisis pubis dan spina iliaka anterior superior
- Kedua denyut femoral dapat dibandingkan secara serentak
- Jika salah satu denyut femoral berkurang atau tidak ada, lakukanlah auskultasi untuk
mendengar adanya bruit -
Diafragma stetoskop diletakkan di atas arteri femoral -
Adanya bruit mungkin menunjukkan penyakit aorto-ilio-femoral obstruktif
Palpasi Denyut Poplitea
- Arteri poplitea seringkali sulit diperiksa
- Tiap arteri diperiksa secara terpisah
- Ketika pasien berbaring terlentang, pemeriksa meletakkan kedua ibu jarinya pada patela dan
jari-jari lain dari kedua tangan pada ruang poplitea di belakang -
Pemeriksa harus memegang tungkai itu dalam fleksi ringan -
Pasien jangan diminta untuk mengangkat tungkainya karena ini hanya akan memperkeras otot- otot dan mempersulit usaha meraba denyut poplitea.
- Kedua tangan harus menekan pada fosa poplitea
- Tekanan kuat diperlukan untuk meraba pulsasi itu
Palpasi Denyut Dorsalis Pedis
- Denyut dorsalis pedis sebaiknya diraba dengan kaki dorsofleksi
- Arteri dorsalis pedis berjalan sepanjang garis dari retinakulum ekstensor pergelangan kaki ke
suatu titik tepat lateral tendo ekstensor ibu jari kaki -
Denyut dorsalis pedis dapat diraba secara serentak
Palpasi Denyut Tibialis Posterior
- Arteri tibialis posterior dapat diraba sewaktu ia melingkar di sekitar maleolus medial selama
fleksi plantar -
Kedua arteri ini dapat diperiksa secara serentak -
Meskipun 15 orang tidak mempunyai denyut tibialis posterior, tanda paling sensitif untuk penyakit oklusif arteri perifer pada pasien berumur di atas 60 tahun adalah tidak adanya denyut
tibialis posterior. Penentuan Derajat Denyut
- 0 Tidak ada
- 1 Melemah
- 2 Normal
- 3 Meningkat
- 4 Meloncat Bounding
Pengukuran tekanan darah
1. Langsung dengan kateter intra arterial
2. Tidak langsung dengan sfigmomanometer
- Terdiri dari kantong karet yang dapat digembungkan di dalam suatu penutup kain, bola karet
memompa kantong, manometer untuk mengukur tekanan di dalam kantong karet -
Deteksi bunyi Korotkoff secara auskultasi di atas arteri yang ditekan. -
Bunyi Korotkoff adalah bunyi bernada rendah yang berasal dari pembuluh darah yang berkaitan dengan turbulensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara parsial dengan
manset tekanan darah -
Fase 1 : tekanan penyumbat turun sampai tekanan darah sistolik, suara mengetuknya jelas dan secara berangsur-angsur intensitasnya meningkat ketika tekanan penyumbat turun
- Fase 2 : tekanan kira-kira 10 – 15 mmHg dibawah fase 1 dan terdiri dari suara mengetuk yang
diikuti dengan bising tanda auskultasi seperti meniup yang dihasilkan oleh turbulensi di dalam aliran darah, dapat berasal dari jantung atau pembuluh darah akibat perubahan hemodinamik.
- Fase 3 : tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sejumlah besar volume darah dapat
mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian, bunyinya serupa dengan bunyi fase 2 kecuali bahwa hanya terdengar bunyi ketukan
- Fase 4 : terjadi bila intensitas suara tiba-tiba melemah ketika tekanan mendekati tekanan darah
sistolik. -
Fase 5 : bunyi sama sekali menghilang -
Tekanan darah normal dewasa 140 mmHg sistolik dan 95 mmHg diastolik -
Manset harus dilingkarkan dengan sempit di sekeliling lengan dengan tepi bawah 1 inci di atas fossa antekubiti
- Manset 20 lebih lebar ketimbang diameter ekstremitas
- Kantong karet harus terletak di atas arteri
- Manset terlalu kecil, lengan besar, hasil pengukuran tekanan darah lebih tinggi
Pengukuran Tekanan Darah Palpasi
- Pasien berbaring dalam posisi supinasi dengan nyaman
- Kantong manset diletakkan di atas arteri brakialis kanan
- Jika lengannya terlalu gemuk, pakailah manset paha
- Lengan sedikit difleksikan, dan disokong kira-kira setinggi jantung
- Untuk menentukan tekanan darah sistolik secara memadai, mula-mula tekanan darah diperiksa
dengan cara palpasi. -
Arteri brakialis atau radialis dipalpasi sementara manset dipompa di atas tekanan nadi yang diperlukan untuk menghilangkan denyut nadi
- Sekrup yang dapat diputar dibuka perlahan-lahan untuk mengurangi tekanan di dalam kantong
karet secara lambat -
Tekanan sistolik diketahui dengan timbulnya kembali denyut brakial -
Segera setelah denyut teraba, sekrup itu dibuka untuk mengurangi tekanan kantong karet dengan cepat.
Pengukuran Tekanan Darah Auskultasi
- Memompa manset kira-kira 20 mmHg di atas tekanan sistolik yang ditentukan dengan palpasi
- Diafragma stetoskop harus diletakkan di atas arteri sedekat mungkin dengan tepi manset,
sebaiknya tepat di tepi bawah manset -
Mansetnya dikempiskan secara perlahan-lahan sambil mengevaluasi bunyi Korotkoff -
Tekanan darah sistolik, titik meredup, titik menghilang ditentukan -
Tekanan darah sistolik adalah titik dimana terdengar bunyi mengetuk pertama -
Tekanan darah diastolik adalah titik dimana bunyi menghilang
B. SISTEM PERNAPASAN