62
4.2.2.4 Kondisi warung gado-gado terhadap sumber pencemaran
Gambaran mengenai frekuensi kondisi warung gado-gado dilingkungan Pasar Johar Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Kondisi Warung Gado-gado Terhadap Sumber Pencemaran
Kondisi Warung Frekuensi
Prosentase
Memenuhi syarat 6
60,0 Tidak memenuhi syarat
4 40,0
Total 10
100
Sumber: Data Penelitian 2012 Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian terdapat 4 responden 40,0
memiliki kondisi warung gado-gado terhadap sumber pencemaran yang tidak memenuhi syarat, 6 responden 60,0 memiliki kondisi warung gado-gado yang
memenuhi syarat.
4.2.2.5 Keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah makanan gado-gado cobek
Gambaran mengenai keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah gado- gado cobek sesuai dengan uji laboratorium dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Keberadaan Escherichia coli Pada Alat Pengolah
Makanan Gado-gado cobek Kategori
Frekuensi Prosentase
Positif 3
30,0 Negatif
7 70,0
Total 10
100
Sumber: Data Penelitian 2012 Berdasarkan tabel 4.10, maka diperoleh hasil bahwa sebagian besar
responden dengan kategori positif keberadaan bakteri E.coli pada alat pengolah makanan gado-gado yaitu sebanyak 3 responden 30,0, sedangkan responden
dengan kategori negatif yaitu sebanyak 7 responden 70,0.
63
BAB V PEMBAHASAN
5.1 PEMBAHASAN
5.1.1 Higiene Penjamah Makanan
Berdasarkan gambaran mengenai frekuensi kondisi higiene penjamah makanan gado-gado di lingkungan Pasar Johar kota Semarang tahun 2012. Dari
10 responden yang memiliki higiene penjamah makanan buruk terdapat 4 responden 40, 6 responden 60 yang memilki higiene penjamah makanan
baik. Hasil penelitian dilapangan diketahui 5 responden yang tidak menggunakan
pakaian kerja dalam keadaan bersih dan rapih. Penelitian ini sesuai dengan yang dikemukaan oleh Siti Fathonah 2005:11 bahwa pakaian kerja yang bersih akan
menjamin sanitasi dan higiene pengolahan makanan karena tidak terdapat debu atau kotoran melekat pada pakaian secara tidak langsung dapat menyebabkan
pencemaran pada makanan. Penelitian di lapangan terdapat 5 responden yang memiliki keadaan kuku
pendek dan tidak bersih pada saat menjamah makanan, hal ini yang menyebabkan perpindahan bakteri dari tangan ke makanan langsung. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian Budi Hartono dan Dewi Susanna 2003:27 yang menyatakan bahwa 36 responden memiliki kuku kotor. Penelitian tersebut
meyatakan ada hubungan yang bermakna antara kuku tangan penjamah makanan dengan kontaminasi makanan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Siti