Teori Relatif atau Teori Tujuan

Dengan demikian menurut Karl O. Cristiansen tujuan pidana pada aliran retributive hanyalah pembalasan, pada pidana tidak dibebani tujuan-tujuan lain, seperti memperbaiki, mendidik, atau memasyarakatkan kembali si pelanggar.

2. Teori Relatif atau Teori Tujuan

Menurut teori relative atau teori tujuan, pidana dikenakan demi pidana itu sendiri, tetapi untuk suatu tujuan yang bermanfaat, ialah untuk melindungi masyarakat atau untuk pengayoman. Disamping itu, sebagai pengganti pembalasan yang disebut sebagai dasar dan pembeneran pidana oleh kebanyakan sarjana hukum disebut: a. Prevensi umum pencegahan umum Para sarjana yang membela prevensi umum berpendapat bahwa pemerintah berwenang menjatuhkan pidana untuk mencegah rakyat umunya melakukan tindak pidana. Prevensi umum seperti diuraikan oleh Van Veen dalam disertasinya mempunyai tiga fungsi, yaitu; menegakan wibawa pemerintah, menegakan norma dan membentuk norma. b. Prevensi khusus pencehgahan khusu Mereka yang beranggapan bahwa pidana ialah pembenaran yang terpenting dari pidana itu sendiri, bertolak dari perilaku manusia pelaku suati tindak pidana dikemudian hari akan menahan diri supaya jangan berbuar seperti itu lagi karena ia mengalami belajar bahwa perbuatannya menimbulkan penderitaan. Jadi, pidana akan berfungsi mendidik dan memperbaiki. c. Fungsi perlindungan Mungkin sekali bahwa dengan pidana pencabutan kemerdekaan selama beberapa waktu, masyarakat akan terhindar dari kejahatan yang mungkin dilakukannya jika ia bebas Bammelen, 1984;28. Jadi, pidana bukanlah sekedar untuk melakukan pembalasan atau pengimbalan kepada orang yang telah melakukan suatu tindak pidana, melainkan pidana itu mempunyai tujuan-tujuan lain yang bermanfaat. Dasar pembenaran adanya pidana menurut teori relatif ini terletak pada tujuannya. Pidana dijatuhkan bukan karena orang melakukan kejahatan, melainkan supaya orang jangan melakukan kejahatan. Inilah makna ucapan yang terkenal dari Seneca, seorang filsuf Romawi; “Nemo prudens punit quia peccatum est, sed ne peccetur ” Muladi dan Barda Nawawi Arief, 1984 : 14. Hal ini senada dengan perkataan hakim Inggris yang bernama Hence Burmet, pada saat mengadili seorang pencuri kuda, yaitu; “Thou are to be hanged, not for having stolen the horse, but in order that other homes mas not be stolen ” Saleh, 1983;9. Sementara Karl O. Christiansen 1971;71 merinci karakteristik atau ciri-ciri pokok dari teori relatif sebagai berikut: a. The purpose of punishment is prevention; b. Prevention is not a final aim, bin a means to a more supreme aim. e.g, social welfare; c. Only breaches of the law which are imputable to the perpetrator as intent or negligence quality for punishment; d. The penalty shall be determined by its utility as an instrument for the prevention of crime. e. The punishment is prospective, it points into the future: it may contain an elements can be accepted if they do not serve the prevention of crime for the benefit of social welfare.

3. Teori Gabungan