Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia mengalami perkembangan dalam bidang asuransi terutama dalam bidang transportasi. Transportasi merupakan suatu kebutuhan, setiap orang mengawali kegiatannya dengan menggunakan transportasi. Hal ini menyebabkan setiap orang menggunakan alat transportasi untuk melakukan kegiatannya. Terlepas dari berbagai risikonya, mereka tetap akan menjalaninya. Baik itu risiko dari diri sendiri ataupun dari orang lain. Aktivitas transportasi yang ada di seluruh wilayah Indonesia sangatlah banyak dan padat. Di Kabupaten Sragen, walaupun kota kecil namun hampir semua warga masyarakatnya menggunakan alat transportasi untuk beraktivitas. Dari orang yang menggunakan alat transportasi untuk bekerja hingga pelajar untuk digunakan bersekolah. Pengguna kendaraan bermotor sudah selayaknya mendapatkan perlindungan, salah satunya dengan melalui jasa asuransi. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dijelaskan bahwa: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. “ Sedangkan menurut ketentuan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUH Dagang, dijelaskan bahwa : “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima uang premi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.” Pemerintah memang melindungi masyarakatnya dari kerugian akibat kecelakaan lalu lintas melalui santunan PT. Jasa Raharja Persero. Masyarakat berhak untuk mendapatkan santunan apabila terjadi kecelakaan dalam perjalanan. Salah satu upaya untuk melindungi warga negara, khususnya dari risiko kecelakaan lalu lintas jalan adalah memberikan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas atau kepada ahli warisnya. Pemungutan dana untuk Jasa Raharja dibayarkan oleh pemilik kendaraan bermotor sebagaimana ditetapkan dalam Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan- Ketentuan Pelaksanaan Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan, serta menunjuk PT. Jasa Raharja Persero sebagai Badan Penyelenggara. Pemerintah telah memberikan jaminan sosial melalui usaha secara gotong- royong. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, Pasal 3 ayat 1 huruf a yaitu: “Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional, wajib membayar iuran melalui pengusahapemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan.” Demikian juga dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, pada Pasal 2 ayat 1 menentukan bahwa pengusahapemilik angkutan lalu lintas jalan memberi sumbangan wajib tiap tahun, melalui pembayaran pajak kendaraan bermotor sumbangan wajib Jasa Raharja. Dana yang di maksud dalam Pasal 2 ayat 2 jumlah sumbangan wajib tersebut ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Namun demikian, jaminan tersebut belum cukup memberikan jaminan perlindungan yang memadai dengan berbagai macamnya. Dana kecelakaan lalu lintas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan- Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Pada dasarnya Undang-Undang tersebut bertujuan untuk memberikan suatu perlindungan kepada masyarakat luas terhadap kerugian-kerugian yang timbul karena adanya keceelakaan lalu lintas jalan. PT. Jasa Raharja Persero adalah merupakan suatu perusahaan asuransi yang menawarkan salah satu produk asuransi kepada masyarakat yaitu produk asuransi kerugian. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa perusahaan asuransi yang telah menyelenggarakan asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial, maka mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Undang Undang Nomor 34 tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. PT. Jasa Raharja Persero adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN di bawah pembinaan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. PT. Jasa Raharja Persero di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, senantiasa harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi selain berdampak positif, khususnya di bidang lalu lintas juga berdampak negatif berupa peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas dan korban yang ditimbulkannya. PT. Jasa Raharja Persero sebagai alat untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sosial untuk memupuk, menghimpun dan menyalurkan dana santunan jasa raharja sebagai jaminan pertanggungan kepada korbanahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya. PT. Jasa Raharja Persero adalah yang paling bertanggung jawab atas asuransi kecelakaan di jalan raya. Santunan tersebut berasal dari iuran dan sumbangan wajib pemilikpengusaha angkutan jalan dan penumpang angkutan umum, oleh karenanya dilakukan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar iuran dan sumbangan wajib, guna memenuhi tuntutan santunan jasa raharja terhadap korbanahli waris korban kecelakaan lalu lintas jalan raya. PT. Jasa Raharja Persero sangatlah penting kedudukan dan eksistensinya dalam upaya memberikan jaminan dan perlindungan terhadap korbanahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya baik yang meninggal dunia, luka berat ataupun luka ringan akan tetap mendapatkan santunan jasa raharja. PT. Jasa Raharja Persero adalah lembaga yang bergerak di bidang asuransi berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, dalam kegiatannya adalah menerima iuran dan sumbangan wajib dari pemilikpengusaha angkutan jalan dan penumpang angkutan umum, serta menyalurkan kembali melalui santunan asuransi jasa raharja. Dalam kenyataan, sering terjadi kekecewaan para korban kecelakaan terhadap perusahaan asuransi yang dianggap tidak profesional dalam menangani klaim. Perusahaan asuransi hanya dianggap mengumbar janji saja tetapi belum dapat mewujudkannya. Pengajuan klaim oleh korban kecelakaan sering dipersulit oleh pihak asuransi, pihak asuransi meminta berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh para korban. Setelah persyaratan dipenuhi, pihak asuransi masih meminta persyaratan lain lagi. Hal ini dirasa sangat mempersulit para korban karena harus memenuhi persyaratan yang lain dari pihak asuransi. Walaupun semua persyaratan yang diajukan sudah dipenuhi, pemegang polis tetap saja masih harus menunggu klaim yang dibayarkan. Masyarakat juga merasa bahwa besarnya jumlah santunan yang diberikan oleh PT. Jasa Raharja Persero tidak sesuai dengan kerugian yang dialami oleh korban kecelakaan lalu lintas jalan. Ada juga masyarakat di Kabupaten Sragen, terutama di daerah pedesaan tidak paham akan adanya dana santunan kecelakaan dari PT. Jasa Raharja Persero. Mereka menganggap bahwa dalam pengurusan santunan di PT. Jasa Raharja Persero memerlukan waktu yang sangat lama, dan mereka menganggap percuma untuk mengurus dana santunan tersebut. Padahal dana santunan ini adalah hak seluruh masyarakat. Saat ini kinerja perusahaan Asuransi Jasa Raharja dapat dikatakan kurang maksimal dalam melayani masyarakat. Dari uraian latar belakang tersebut, maka dalam penulisan ini, penulis mengambil judul “PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN PT. JASA RAHARJA PERSERO KANTOR PELAYANAN SRAGEN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN”

1.2 Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBAYARAN SANTUNAN DAN MANFAAT SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG LAMPUNG

2 33 83

TINJAUAN TENTANG PEMBERIAN SANTUNAN PADA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN BERDASAKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN.

0 1 14

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN.

0 0 17

KUALITAS PELAYANAN PEMBERIAN SANTUNAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) TASIKMALAYA.

0 1 2

IMPLEMENTASI TEPAT PELAYANAN SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO.

0 0 130

IMPLEMENTASI TEPAT PELAYANAN SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO.

3 6 130

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN TERHADAP KORBAN SEBAGAI PEMILIK KENDARAAN BERMOTOR YANG LALAI MEMBAYAR SUMBANGAN WAJIB BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN (Studi di PT Jasa Raharja Per

0 0 13

IMPLEMENTASI TEPAT PELAYANAN SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO

0 0 23

IMPLEMENTASI TEPAT PELAYANAN SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO

0 0 23

PERTANGGUNGJAWABAN BAGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS BERDASARKAN PASAL 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 1964 JO PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TERHADAP KLAIN ASURANSI PT JASA RAHARJA D

0 0 15