STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE PENGENCERAN

SKRIPSI
FATKIA
STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM
KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE
PENGENCERAN

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

SKRIPSI
FATKIA
STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM
KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN METODE
PENGENCERAN

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

i

Lembar Pengesahan

STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM
KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN
METODE PENGENCERAN

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2012

Oleh :


FATKIA
NIM : 08040070

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt

Drs. Achmad Inoni, Apt

ii

Lembar Pengujian

STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM
KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA DENGAN

METODE PENGENCERAN
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
pada Tanggal 14 Juli 2012

Oleh :

FATKIA
NIM : 08040070

Disetujui Oleh:

Penguji I

Penguji II

M. Agus Syamsur Rijal, S. Si, M. Si, Apt

Penguji III


Dian Ermawati, S.Farm., Apt.

Drs. Achmad Inoni, Apt.

Penguji IV

Arina Swastika Maulita, S.Farm.,Apt

iii

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah mencurahkan segala karunia dan hidayah-Nya dan tak lupa Shalawat serta
salam penulis haturkan bagi seluruh alam ini, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “STUDI INAKTIVASI PENGAWET
BENZALKONIUM KLORIDA 0,02% b/v PADA SEDIAAN INJEKSI
DIFENHIDRAMIN

HCl


DOSIS

GANDA

DENGAN

METODE

PENGENCERAN”.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik dan lancar
tanpa doa dan semangat yang diberikan oleh semua pihak, untuk itu pada
kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih yag sebesarbesarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan, kelancaran dan
kemudahan bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tuaku Tercinta Aba dan Mamak yang senantiasa
memberikan doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kebahagiaan, kepercayaan,
nasihat-nasihat, dukungan baik moral ataupun materi yang sangatlah
bermanfaat bagi anakmu ini. Skripsi ini aku persembahkan untuk aba dan
mamak tercinta. I LOVE U SO MUCH…………….
3. Bapak M. Agus Syamsur Rijal,S.Si, M.Si, Apt selaku pembimbing I dan

Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt selaku pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan-arahan
yang terbaik demi kesempurnaan skripsi ini.
4. Ibu Dian Ermawati., S.Farm., Apt dan Ibu Arina Swastika Maulita,
S.Farm.,Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada
saya demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Tri Lestari H., M.Kep., Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
6. Ibu Uswatun Chasanah., Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.

iv

7. Dra. Lilik Yusetyani., Apt., Sp.FRS selaku Kepala Laboratorium Sediaan
Steril yang telah mengijinkan saya menggunakan laboratorium untuk
melakukan penelitian.
8. Para Bapak Ibu Dosen Program Studi Farmasi yang telah mengajarkan
kepada saya pengetahuan yang sangat bermanfaat sehingga saya dapat
menyelesaikan pendidikan sarjana.
9. Ibu Siti Rofida, S.Si., Apt selaku dosen wali yang senantiasa memberikan
nasihat-nasihat yang bermanfaat bagi saya demi kesuksesan dalam

menuntut ilmu.
10. Para laboran Mas Sigit, Mbak Susi, Mas Ferdi, Mbak Fat dan para staf
Program Studi Farmasi yang tidak pernah bosan memberikan bantuan
kepada saya.
11. Ibu Ferial (Pt.Aditama Surabaya) yang telah bersedia memberikan
sumbangan bahan aktif obat difenhidramin HCl dan Bapak Shaleh
(Pt.Altinex Bandung) yang bersedia menyediakan aluminium cap bagi
kami.
12. Mas Ulum yang selama 7 tahun ini setia menemaniku dalam keadaaan suka
dan duka..terimakasih atas dukungan,perhatian, dan kasih sayangnya
selama ini..Miss you….!!!!
13. Keluarga tercinta mbak mia, mbak yuyun, mbak iit, mas apit, adikku
nanang and rizal, mas hakim, mas hadi, mas mawan, mbak fina, silvi
terimakasih atas dukungannya, serta ponakan-ponakanku tersayang (aldi,
hilmi, widat, ovi, ari, nabil, dan alwi ) kelucuan kalian bisa ngehibur tante..
14. Teman-teman seperjuangan team skripsi “Steril” Ucip, Liby, Yayan, Putu,
Fandy, Dias, Fela, Sufi, DJ, Arin, Bagus, Aldi. Terimakasih banyak buat
semangat, saran, masukan, bantuan dan kerjasamanya selama ini. Semoga
kita semua menjadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat..amienn..
15. Sahabat – sahabatku tercinta angkatan 2008 Farmasi UMM terimakasih

atas persahabatan kita selama 4 taun ini. Bangga rasanya bisa jadi bagian
kalian smua .Semoga persahabatan kita gak berhenti sampai kita lulus S1
aja..sampai kapanpun kita semua adalah sahabat. tetep SEMANGAT
TEMAN-TEMAN..LUV U ALL..SUKSES..

v

16. Temen-temen kos (silvi, liby, fika, radiah, atun, lita, qorin, esti, udah,
endah) makasih ya buat kebersamaan kita selama ini..
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas
bantuan, dukungan yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahma-Nya atas segala budi baik
yang telah diberikan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian.

Malang, Juli 2012

Fatkia
08040070


vi

RINGKASAN
STUDI INAKTIVASI PENGAWET BENZALKONIUM KLORIDA 0,02%
B/V PADA SEDIAAN INJEKSI DIFENHIDRAMIN HCl DOSIS GANDA
DENGAN METODE PENGENCERAN

Sediaan injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek
jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir. Salah satu bentuk sediaan
injeksi adalah injeksi dosis ganda. Injeksi dosis ganda mutlak harus ditambahkan
pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara
tidak sengaja selama atau setelah proses produksi.
Pada penelitian ini digunakan sampel sediaan injeksi difenhidramin HCl
dosis ganda bervolume 15 ml dengan nomor batch yang sama yang mengandung
pengawet benzalkonium klorida 0,02% b/v. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengenceran yang dibutuhkan untuk menginaktivasi
(menghilangkan) pengaruh pengawet benzalkonium klorida 0,02% b/v yang
ditambahkan pada sediaan serta untuk mengetahui sterilitas dari sampel. Metode

inaktivasi pengawet yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
pengenceran sediaan dengan menggunakan aqua pro injeksi steril dan inokulasi
langsung untuk mengetahui sterilitas dari sampel. Kedua metode tersebut
mengacu pada prosedur yang tercantum pada Suplemen Farmakope Indonesia IV
dan Farmakope Indonesia IV.
Pengujian sampel dilakukan secara aseptis didalam Laminar Air Flow
Cabinet dengan media agar sebagai kontrol lingkungan. Sebelum dilakukan uji
sterilitas sampel terlebih dahulu dilakukan uji inaktivasi pengawet untuk
menghilangkan pengaruh pengawet yang terdapat dalam sampel. Uji ini dilakukan
dengan mengencerkan sampel menggunakan aqua pro injeksi steril dengan
berbagai tingkat perbandingan serta dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
Masing-masing sampel hasil pengenceran sebanyak 1 ml diinokulasikan kedalam
media thioglikolat cair yang ditambahkan bakteri Bacillus subtilis dan media
kasamino yang ditambahkan jamur Candida albicans. Dan diinkubasi pada suhu
yang sesuai selama 14 hari. Hasil pengamatan akan dibandingkan dengan
indikator pembanding yang terdiri dari kontrol positif dan kontrol negatif. Kontrol
positif berisikan media pertumbuhan yang ditambahkan mikroorganisme dan
kontrol negatif berisikan media pertumbuhan tanpa penambahan mikroorganisme.
Masing-masing kontrol tersebut diinkubasi pada suhu yang sesuai selama 14 hari.
Dari uji inaktivasi yang telah dilakukan didapatkan hasil pengenceran 1:2 untuk

media thioglikolat dan 1:10 untuk media kasamino yang kekeruhannya mendekati
kontrol positif.
Uji sterilitas dilakukan dengan menginokulasikan sampel hasil
pengenceran yang mendekati kontrol positif sebanyak 1 ml kedalam tabung yang
berisi media thioglikolat dan kasamino kemudian diinkubasi pada suhu yang
sesuai selama 14 hari. Replikasi untuk uji sterilitas dilakukan sebanyak enam kali.

vii

Dari uji sterilitas yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sampel yang
digunakan dalam tiap rangkaian penelitian adalah sampel yang steril.

viii

ABSTRACT
THE STUDY OF INACTIVATION PRESERVATIVE BENZALKONIUM
CHLORIDE 0,02% b/v IN PREPARATION DIPHENHYDRAMINE HCl
INJECTION MULTIPLE DOSE WITH DILUTION METHOD

Injection of multiple doses is absolutely need to preservatives added to
head off growth of microbes that can go into inadvertently during or after the
production process.
In this study used a sample diphenhydramine injection HCI of multiple
doses that contains preservative of benzalkonium chloride 0.02% b/v. This study
aims to determine the level of dilution required to inactivate (eliminate) the effect
of the preservative and to determine the sample sterility. Inactivation method of
preservative used in this study is direct inoculation and dilution method to
determine sterility of the sample. Both of that methods refer to the procedure that
listed in the Pharmacopoeia Supplements Indonesian IV and Indonesian
Pharmacopoeia IV.
Testing sample is conducted aseptically in LAFC through the media as an
environment control. Preservative inactivation test conducted by diluting the
sample using a sterile aqua pro injection with varying degrees of comparison and
to replicate as much as three times. The result of observations will be compared
with the indicator of comparator which included the positive controls and
negative controls. By inactivation tested found the results that have been made
available to the media thioglikolat dilution 1:2 and 1:10 for the media kasamino
the turbidity approached a positive control.
Sterility test conducted by inokulated the samples of the dilution result
close to the positive control into tubes containing growth media. Replication for
sterility test performed six times. From the sterility test has been found out the
result that the sample used for every combination of the study is sterile sample.
Keywords : Diphenhydramine HCl, multiple dose, benzalkonium chloride,
inactivation, direct inoculation

ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................

ii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
RINGKASAN

..................................................................................... vii

ABSTRAK

..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .....................................................................................

x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................

3

1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................

4

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................

4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

5

2.1. Tinjauan tentang Sediaan Injeksi .......................................................

5

2.1.1. Definisi Sediaan Injeksi ...........................................................

5

2.1.2. Bentuk Sediaan Injeksi ............................................................

5

2.1.3. Klasifikasi Sediaan Injeksi .......................................................

6

2.1.4. Karakteristik Khusus dan Persyaratan Sediaan Injeksi .............

6

2.1.5. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Injeksi ...............................

7

2.1.6. Wadah Sediaan Injeksi ............................................................

8

2.2. Tinjauan tentang Bahan aktif ( Difenhidramin HCl ) ......................... 10
2.2.1. Tinjauan Farmakologi Injeksi Difenhidramin HCl ................... 10
2.2.2. Tinjauan Sifat Fisikokimia Difenhidramin HCl ........................ 12
2.3. Tinjauan tentang Pengawet ( Benzalkonium Klorida ) ....................... 12
2.4. Tinjauan tentang Pelarut .................................................................... 14
2.4.1. Pelarut yang digunakan ( Water For Injection ) ....................... 14
2.5. Tinjauan tentang Metode Sterilisasi ................................................... 14

x

2.5.1. Definisi Sterilisasi ................................................................... 14
2.5.2. Alasan Melakukan Sterilisasi ................................................... 15
2.5.3. Metode Sterilisasi yang digunakan ( Sterilisasi Uap / Lembap
Panas ) ..................................................................................... 15
2.6. Tinjauan tentang Teknik Aseptik ....................................................... 16
2.7. Tinjauan tentang Mikrobiologi .......................................................... 18
2.7.1. Jenis mikroorganisme yang umum terdapat sebagai kontaminan
obat

..................................................................................... 18

2.7.2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme ....................................................................... 19
2.7.3. Sumber – Sumber Kontaminasi Mikroorganisme .................... 21
2.7.4. Mikroorganisme Percobaan ..................................................... 23
2.8. Tinjauan tentang Uji Sterilitas ........................................................... 23
2.8.1. Media Untuk Uji Sterilitas ...................................................... 24
2.8.2. Prosedur umum ....................................................................... 26
2.8.3. Metode Uji Sterilisasi .............................................................. 28
2.8.4. Kontrol / Uji Kesesuaian dalam Uji Sterilitas .......................... 29
2.8.5. Tinjauan Tentang Uji Inaktivasi Pengawet
( Metode Pengenceran )........................................................... 32
2.9. Pengamatan dan Penafsiran Hasil Uji ................................................ 32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................ 34
3.1. Uraian Kerangka Konseptual ............................................................. 34
3.2. Skema Kerangka Konseptual ............................................................. 36
BAB 4 METODE PENELITAN ..................................................................... 37
4.1. Desain Penelitian............................................................................... 37
4.2. Bahan dan Alat yang Digunakan ....................................................... 37
4.2.1. Bahan ..................................................................................... 37
4.2.2. Alat

..................................................................................... 38

4.3. Skema Metodologi Penelitian ............................................................ 39
4.4. Skema Kontrol Uji ............................................................................ 40
4.5 Skema Uji Sterilitas Sampel .............................................................. 41
4.5. Prosedur Penelitian............................................................................ 42

xi

4.5.1. Sterilisasi Alat ...................................................................... 42
4.5.2. Pembuatan Sediaan ................................................................ 42
4.5.3. Menyiapkan unit LAFC serta memasukkan semua
bahan dan alat ........................................................................ 43
4.5.4. Kontrol Lingkungan Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) ....... 43
4.5.5. Uji Fertilitas media ................................................................ 43
4.5.6. Uji Sterilitas Media ................................................................ 44
4.5.7. Uji Inaktivasi Pengawet ........................................................ 44
4.5.8. Pengujian Sampel Inaktivasi Pengawet .................................. 45
4.5.9. Uji Sterilitas Sampel .............................................................. 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 46
5.1. Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) sebelum
pengujian sterilitas .......................................................................... 47
5.2. Hasil Uji Efektivitas Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) saat pengujian
sterilitas .......................................................................................... 48
5.3. Hasil Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ........................................ 48
5.4. Hasil Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ...................................... 49
5.5. Hasil Uji Inaktivasi Pengawet............................................................ 50
5.6. Hasil Uji Sterilitas Sampel ................................................................ 51
BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................. 53
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

xii

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

II.1 Klasifikasi Ruangan Bersih .................................................................... 16
II.2 Pelepasan Kuman dan Kandungan Kuman dari Manusia ........................ 17
II.3 Batas Mikroba Yang Disarankan Untuk Pemantauan Area Bersih
Selama Kegiatan Berlangsung ............................................................... 18
II.4 Jumlah Volume Bahan dan Media Untuk Bahan Cair ............................ 27
II.5 Jumlah Minimum yang Digunakan Untuk Tiap Media .......................... 28
II.6 Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai Dengan Jumlah Bahan Dalam
Bets ...................................................................................................... 28
II.7 Galur Mikroba Uji yang Sesuai Untuk Penggunaan Uji Fertilitas dan Uji
Validasi ................................................................................................ 30
V.1

Hasil Uji Efektifitas Laminar Air Flow Cabinet Sebelum Pengujian
Sterilitas ............................................................................................... 47

V.2

Hasil Uji Efektifitas Laminar Air Flow Cabinet Saat Pengujian Sterilitas

V.3

Hasil Uji Fertilitas Media ..................................................................... 49

V.4

Hasil Uji Sterilitas Media ..................................................................... 49

V.5

Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ............................................................... 51

V.6 Hasil Uji Sterilitas Sampel ..................................................................... 52

xiii

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Struktur Kimia Difenhidramin HCl .......................................................

12

2.2 Struktur Kimia Benzalkonium Klorida .................................................

13

2.3 Kurva Fase Pertumbuhan Mikroba .........................................................

18

3.1 Skema Kerangka Konseptual .................................................................

36

4.1 Skema Metodologi Penelitian ................................................................

39

4.2 Skema Kontrol Uji ................................................................................

40

4.3 Skema Uji Sterilitas Sampel ...................................................................

41

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ 62
2.

Surat Pernyataan Bebas Plagiasi .............................................................

63

3.

Sertifikat Bahan Aktif Difenhidramin HCl .............................................

64

4.

Sertifikat Bahan Pengawet Benzalkonium Klorida .................................

65

5.

Sertifikat Bakteri Bacillus subtilis ..........................................................

66

6.

Sertifikat Jamur Candida albicans .........................................................

67

7.

Perhitungan bahan dalam pembuatan sediaan injeksi

8.

Difenhidramin HCl dosis ganda .............................................................
Foto Hasil Uji Efektivitas LAFC Sebelum dan Saat Pengujian Sterilitas

68
69

9.

Foto Hasil Uji Fertilitas dan Sterilitas Media ..........................................

71

10. Foto Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ........................................................

72

11. Foto Hasil Uji Sterilitas Sampel .............................................................

76

12. Foto Alat – Alat yang digunakan dalam Penelitian .................................

79

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Sediaan steril adalah sediaan yang bebas dari pencemaran mikroba baik

patogen maupun non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek
atau material. Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan, baik
bentuk patogen, nonpatogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau
material. Hal tersebut dapat dicapai melalui beberapa cara penghilangan secara
fisika semua organisme hidup, misalnya melalui penyaringan atau pembunuhan
organisme dengan panas, bahan kimia, atau dengan cara lainnya. Sterilisasi perlu
dilakukan untuk mencegah transmisi penyakit, mencegah pembusukan material
oleh mikroorganisme, dan untuk mencegah kompetisi nutrient dalam media
pertumbuhan sehingga memungkinkan kultur organisme spesifik berbiak untuk
keperluan sendiri atau untuk metabolitnya (Agoes, 2009).
Berbeda dengan sediaan farmasi pada umumnya, produk steril haruslah
dibuat dengan persyaratan khusus, dengan tujuan meniadakan (memperkecil)
risiko kontaminasi mikroba, partikel partikulat, pirogen dan produk interaksi
lainnya (Agoes, 2009). Salah satu bentuk sediaan steril adalah sediaan injeksi.
Sediaan injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan
secara parenteral, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke
dalam atau melalui kulit atau selaput lendir (Lukas, 2006).
Pemberian obat dengan cara injeksi banyak dilakukan di rumah sakit,
puskesmas maupun klinik. Sediaan injeksi diberikan jika diperlukan tercapainya
respon fisiologis yang cepat, dipersyaratkan atau diperlukan untuk obat yang tidak
efektif secara oral atau akan dirusak oleh sekresi saluran cerna dan untuk pasien
yang tidak kooperatif, meloya, atau tidak sadar (Agoes, 2009).
Salah satu bentuk sediaan injeksi yang ada pada saat ini berupa sediaan
parenteral volume kecil, termasuk dalam kategori ini adalah sediaan dalam wadah
dosis tunggal (single dose) dan dosis ganda (multiple dose). Wadah dosis tunggal
merupakan suatu wadah kedap udara yang mempertahankan jumlah obat steril
dengan tujuan pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang bila dibuka,
1

2
tidak dapat ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril. Wadah dosis ganda
merupakan wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per
bagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas, atau kemurnian
bagian yang tertinggal. (Lukas, 2006). Wadah dosis ganda lebih memungkinkan
terjadinya kontaminasi mikroorganisme hal ini disebabkan oleh adanya
pengambilan sediaan yang berulang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk
menjaga sterilitas sediaan dengan wadah dosis ganda adalah dengan penambahan
bahan pengawet antimikroba (Ansel, 2005).
Pengawet antimikroba mutlak harus digunakan terutama pada wadah dosis
ganda untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat masuk secara tidak
sengaja selama atau setelah proses produksi (Depkes RI, 1995). Selain itu,
penambahan pengawet antimikroba juga berfungsi untuk melindungi konsumen
dari kontaminasi mikroba serta untuk mempertahankan potensi dan stabilitas dari
sediaan. Pengawet yang biasa digunakan dalam sediaan injeksi meliputi turunan
alkohol, komponen ammonium quartener, komponen fenol, serta komponen
merkuri organik (Agoes, 2009). Salah satu pengawet antimikroba yang sering
digunakan dalam sediaan injeksi adalah benzalkonium klorida yang merupakan
komponen ammonium quartener dengan konsentrasi 0,01% - 0,02% . Larutan
benzalkonium klorida aktif terhadap berbagai macam bakteri, ragi, dan jamur
serta lebih aktif terhadap bakteri gram positif daripada gram negatif. Namun,
benzalkonium klorida tidak efektif terhadap beberapa strain Pseudomonas
aeruginosa, Mycobacterium tuberculosis,

Trichophyton interdigitale, dan T.

Rubrum. Tetapi, jika dikombinasikan dengan disodium edetat (0.01-0.1 % w/v),
benzil alkohol, feniletanol, atau fenilpropanol, aktivitas terhadap Pseudomonas
aeruginosa akan meningkat (Rowe, 2006).
Adanya penambahan pengawet antimikroba pada sediaan injeksi dosis
ganda akan mempengaruhi kontrol kualitas sediaan, khususnya yang terkait
dengan uji sterilitas.

Jika bahan uji mempunyai aktivitas antimikroba, maka

dilakukan uji setelah dinetralisasi dengan bahan penetral yang sesuai atau dengan
cara mengencerkan dalam sejumlah media yang cukup (Depkes RI, 2009). Oleh
karena itu, perlu dilakukannya inaktivasi pengawet yang ditambahkan pada

3
sediaan injeksi dosis ganda untuk menghilangkan pengaruh pengawetnya sebelum
dilakukan uji sterilitas sampel.
Di Indonesia, sediaan injeksi dosis ganda masih banyak digunakan di
rumah sakit dan puskesmas. Salah satu sediaan injeksi dosis ganda yang masih
digunakan adalah injeksi difenhiramin HCl. Difenhidramin HCl merupakan
antihistamin antagonis reseptor H1 yang berfungsi untuk mengurangi atau
menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan
bersaing pada sisi reseptornya (Dewoto, 2007). Difenhidramin HCl digunakan
untuk mengurangi gejala kondisi alergi termasuk urtikaria, angioedema, rhinitis,
dan gangguan pruritus pada kulit. Selain itu, juga digunakan sebagai antimuntah
pada terapi mual dan muntah, serta terapi vertigo karena berbagai penyebab.
Difenhidramin HCl digunakan secara parenteral untuk terapi shock anafilaksis
(Sweetmann, 2009).
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan digunakan sampel sediaan injeksi
difenhidramin HCl dosis ganda yang mengandung pengawet benzalkonium
klorida dengan konsentrasi 0,02% b/v untuk dilakukan uji inaktivasi pengawet
antimikroba yang ditambahkan pada sediaan. Uji ini dilakukan dengan suatu
metode pengenceran. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran
yang dibutuhkan untuk menginaktivasi (menghilangkan) pengaruh pengawet
benzalkonium klorida 0,02% b/v yang ditambahkan pada sediaan injeksi
difenhidramin HCl dosis ganda sehingga tidak mempengaruhi uji sterilitas yang
akan dilakukan. Selain itu, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode eksperimental, dimana hasil penelitian yang diperoleh akan disajikan
dalam bentuk tabel hasil uji.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka hal yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah berapakah pengenceran yang
dibutuhkan untuk menginaktivasi pengaruh pengawet benzalkonium klorida
0,02% b/v terhadap uji sterilitas sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda?

4
1.3

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengenceran yang

dibutuhkan untuk menginaktivasi pengaruh pengawet benzalkonium klorida
0,02% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis ganda serta untuk
mengetahui sterilitas dari sampel.
1.4

Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini didapatkan informasi mengenai tingkat

pengenceran yang dibutuhkan untuk menginaktivasi pengaruh pengawet
benzalkonium klorida 0,02% b/v pada sediaan injeksi difenhidramin HCl dosis
ganda, yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan uji sterilitas
sediaan injeksi dosis ganda yang memenuhi persyaratan. Selain itu dapat
digunakan sebagai bahan referensi ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian selanjutnya.