Regresi Kontinum Pendekatan Regresi Kontinum dalam Model Kalibrasi

20 menunjukkan bahwa transformasi wavelet lebih unggul dari pada transformasi Fourier untuk menduga kadar gingerol dan kurkuminoid pada rimpang jahe dan temulawak dalam model kalibrasi. Hasil penelitian Erfiani 2005 menyimpulkan bahwa pendekatan Bayes merupakan salah satu pendekatan yang cukup baik diterapkan pada penyusunan model kalibrasi. Dugaan yang dihasilkan pada pendekatan Bayes memiliki bias yang dipengaruhi oleh penentuan sebaran prior parameter. Penggunaan pendekatan Bayes dan pendekatan regresi terpenggal untuk menyusun model kalibrasi gingerol menghasilkan ketepatan yang relatif tinggi.

2.6 Regresi Kontinum

Regresi kontinum merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengatasi kolinearitas ganda dan singularitas yang terjadi pada model regresi ganda. Misalkan X adalah matriks data hasil pengamatan yang sudah dipusatkan centred berukuran x p n dan disebut peubah bebas, sedangkan y adalah vektor peubah respon berukuran 1 x n pengamatan yang sudah dipusatkan. Regresi kontinum dikembangkan berdasarkan model regresi linear klasik dengan koefisien regresi β sebagai berikut : ε β + = Χ y 1 dengan ε adalah vektor galat berukuran 1 x n . Regresi kuadrat terkecil pada prinsipnya memodelkan hubungan antara peubah bebas X dengan peubah respon Y dengan memaksimumkan korelasi antara peubah bebas dengan peubah respon. Pada model regresi linear terboboti formula matematis dapat ditulis sebagai berikut, maksimumkan w w y s w x w y x w y r T T n i i T n i i n i i T i w S 2 2 1 2 1 2 2 1 2 = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ∑ ∑ ∑ = = = 2 dengan x i adalah vektor pengamatan peubah bebas ke-i i =1,2, ..., n berukuran px1, y s T X = dan X X S T = . 21 Regresi komponen utama pada prinsipnya adalah memaksimumkan : w w x w S T n i i T w S = = ∑ = 2 1 . 3 Dari formula 3 tersebut dapat dijelaskan bahwa prinsip dasar dalam RKU adalah memaksimumkan keragaman dari peubah bebas X sehingga dibentuk peubah baru berupa beberapa komponen utama yang merupakan kombinasi linear dari peubah- peubah asal X. Selanjutnya data peubah respon y diregresikan dengan beberapa komponen utama tersebut dengan menggunakan teknik regresi ganda. Prinsip RKTP adalah memaksimumkan : 2 2 1 s w x w y S T n i i T i w = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ∑ = . 4 Dari formula 4 tersebut dapat dilihat bahwa prinsip RKTP adalah memaksimumkan koragam antara peubah bebas dengan peubah respon. Teknik RKTP mempunyai kemiripan dengan RKU. Perbedaan penting kedua metode adalah pada RKU mengkonstruksi faktor yang dapat menerangkan sebanyak- banyaknya keragaman dari data peubah bebas X tanpa mempertimbangkan apakah faktor tersebut berhubungan dengan data peubah respon y atau tidak. Di sisi lain, pada RKTP mengkonstruksi faktor yang mampu menerangkan keragaman data peubah bebas X dan pada saat yang sama faktor tersebut mempunyai hubungan dengan data peubah respon Y. Pada RK, peubah baru latent diformulasikan dalam model sebagai berikut ε ξ + = h y T 5 dengan : h h XW T = 6 dan h h w w w ,..., , 2 1 = W matriks berisi h kolom peubah dengan p h dan disebut matriks pembobot. Stone dan Brooks 1990 memformulasikan matriks pembobot tersebut sebagai berikut : { } 1 ] 1 [ 2 , max arg − − = δ δ w Var y w Cov w w i X X 7 dengan kendala 1 = i w dan , = j i w w Cov X X untuk h j i ,..., 2 , 1 = sedangkan parameter penyesuaian δ merupakan bilangan real 1 ≤ δ . 22 Alternatif lain adalah formula yang dikembangkan oleh Malpass 1996 sebagai berikut : { } 2 1 4 2 2 2 , max arg δ δ δ + − − + = w Var y w Cov w w i X X . 8 Dari formula 7 dibuat suatu formula yang umum sebagai berikut : [ ] 1 1 2 − − = δ δ w w y w G T T T T X X X 9 dan disebut metode Stone. Sedangkan dari formula 8 dapat dibuat menjadi : 2 1 4 2 2 2 δ δ δ + − − + = w w y w G T T T T X X X 10 dan disebut metode Portsmouth Malpass 1996. Selanjutnya dalam penelitian ini digunakan metode Stone. Formula tersebut merupakan generalisasi dari RKT, RKU serta RKTP dengan bentuk keterkaitan sebagai berikut : 1. Untuk = δ , maka . 1 2 − = w w s w G T T S Formula ini ekivalen dengan persamaan 2, artinya pada = δ RK merupakan RKT. 2. Untuk 5 . = δ , maka 2 s w G T = . Formula ini ekivalen dengan persamaan 4, sehingga pada 5 . = δ RK merupakan RKTP. 3. Untuk 1 ≈ δ , maka w w G T S = . Formula ini ekivalen dengan persamaan 3, sehingga pada 1 ≈ δ RK merupakan RKU. Dengan kata lain RKT, RKU serta RKTP merupakan bentuk khusus dari RK. Karena RK, RKU dan RKTP dikembangkan berdasarkan RKT, maka asumsi yang melekat pada RKT juga masih diperlukan. Asumsi-asumsi tersebut adalah Y merupakan peubah acak yang menyebar normal dengan ragam konstan, serta di antara y i dengan y j saling bebas ,..., 2 , 1 n j i = ≠ . Pendugaan parameter regresi ξ pada persamaan 5 dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yang diformulasikan sebagai berikut : y T h h T h h T T T 1 , ˆ − = δ ξ 11 h h h y , , ˆ ˆ ˆ δ δ ξ ξ XW T = = 12 y T h h T h h h T T T W W 1 , ˆ ˆ − = = ξ β δ 13 dengan δ merupakan parameter penyesuaian dan h banyaknya komponen. 23

2.7 Transformasi Wavelet