Hipotesis PENDAHULUAN A. Latar Belakang

intensif maupun tanpa olah tanah karena tanah hanya diolah seperlunya sehingga masih terdapat bongkah-bongkahan tanah yang cukup besar, sehingga tanah tidak mudah hancur dan terbawa erosi Endriani, 2010. Pengolahan tanah minimum juga memberi keuntungan dari segi pembiayaan karena menggunakan pekerja, bahan bakar dan peralatan yang lebih sedikit Bowman, dkk., 2005. Menurut LIPTAN 1995, selain menghemat biaya, pengolahan tanah minimum juga bermanfaat : 1 Mencegah kerusakan tanah akibat aliran permukaan dan erosi, 2 Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai produksi maksimal dalam kurun waktu yang tidak terbatas, 3 Meningkatkan produktivitas lahan usahatani.

B. Aliran Permukaan

Aliran permukaan adalah bagian dari hujan yang mengalir pada permukaan tanah yang masuk ke sungai atau saluran, atau ke danau atau ke laut Arsyad, 2010 dalam Khory, 2014. Aliran permukaan terjadi akibat dari air hujan yang tidak terabsorbsi oleh tanah dan tidak tergenang di permukaan tanah dan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan mengendap di suatu tempat, seperti parit atau saluran Hillel, 1980 dalam Banuwa, 2013. Menurut Banuwa 2013, aliran permukaan merupakan penyebab utama terjadinya erosi karena merupakan pengangkut tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Aliran permukaan merupakan sebagian dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Jumlah air yang menjadi aliran permukaan ini sangat tergantung kepada jumlah hujan persatuan waktu intensitas, keadaan penutup tanah, topografi, jenis tanah, kadar air tanah, dan perlakuan manusia. Pada waktu terjadinya hujan, butir-butir air hujan dengan gaya kinetiknya menimpa tanah dan memecahkan bongkah-bongkah tanah atau agregat tanah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel tersebut akan menyumbat pori-pori tanah sehingga kapasitas infiltrasi tanah menurun yang menyebabkan iar mengalir di permukaan tanah. Jumlah aliran permukaan sangat tergantung pada luas areal tangkapan dan intensitas hujan, sedangkan kecepatan aliran permukaan tergantung pada kemiringan lereng. Aliran permukaan dengan kecepatan yang besar, sering menyebabkan pemindahan atau pengangkutan masa tanah yang lebih besar pula. Dalam suatu daerah tangkapan dimana permukaan tanahnya merupakan tanah yang kedap air, dapat memperbesar terjadinya aliran permukaan disebabkan infiltrasi ke dalam aliran permukaan adalah diintersepsi oleh vegetasi, terinfiltrasi ke dalam tanah, dan sebagian hilang dalam bentuk evaporasi. Secara alami hujan yang terjatuh pada areal hutan tidak akan menghasilkan aliran permukaan yang banyak, dalam arti kata masih dapat ditampung baik oleh depresi alami maupun sungai- sungai yang ada di areal tersebut Yulimar, 2002. Menurut Schwab, dkk 1981 dalam Banuwa 2013, beberapa faktor yang mempengaruhi aliran permukaan adalah : 1. Faktor presipitasi, yaitu lamanya hujan, distribusi dan intensitas hujan.