Risiko Usahatani Tinjauan Pustaka
probabilitas dan hasil akhirnya tidak bisa ditentukan. Menurut Kadarsan 1992 ada beberapa hal penyebab risiko, yaitu ketidakpastian produksi,
tingkat produksi, tingkat harga dan perkembangan teknologi sebagai berikut:
a Risiki produksi
Risiko produksi di sektor pertanian lebih besar dibandingkan dengan sektor non pertanian karena pertanian sangat dipengaruhi oleh alam
seperti cuaca, hama penyakit, suhu, kekeringan, dan banjir. Risiko berubah secara regional dan tergantung pada jenis dan kualitas tanah,
iklim, dan penggunaan irigasi. b
Risiko biaya Risiko biaya terjadi akibat fluktuasi harga sarana-sarana produksi, seperti
benih, pupuk, dan pestisida. c
Risiko teknologi Risiko teknologi terjadi pada inovasi teknologi baru disektor pertanian
karena petani belum paham, belum cukup terampil atau gagal dalam menerapkan teknologi baru.
Ketidakpastian prediksi hasil pertanian disebabkan oleh faktor alam seperti iklim, hama, dan penyakit serta kekeringan, sedangkan ketidakpastian harga
sulit diprediksi secara tepat yang disebabkan oleh fluktuasi harga Soekartawi, Rusmadi, dan Damaijati, 1993.
Secara statistik, pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam variance atau simpangan baku standard deviation. Pengukuran
dengan ragam dan simpangan baku menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-
rata yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang diharapkan E menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani,
sedangkan simpangan baku V merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani.
Selain itu penentuan batas bawah sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat
hasil yang diharapkan. Batas bawah keuntungan L menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani
Kadarsan, 1995.
Koevisien variasi CV yang merupakan ukuran resiko relatif secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:
a Risiko Produksi :
b Risiko Harga :
c Risiko Keuntungan :
Keterangan: CV
: koefisien variasi σ
: standar deviasi C
: rata-rata harga Rp Q
: rata-rata produksi kg Y
: rata-rata keuntungan Rp
Jika nilai koefisien variasi CV diketahui, maka kita akan dapat mengetahui besarnya risiko produksi, harga, dan keuntungan yang harus ditanggung
petani dalam budidaya tanaman padi organik anorganik. Nilai CV berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi petani padi, artinya semakin
besar nilai CV yang didapat maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung petani. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai CV yang
diperoleh maka risiko yang harus ditanggung petani akan semakin kecil. Penentuan batas bawah untuk mengetahui jumlah hasil terbawah tingkat
hasil yang diharapkan dirumuskan sebagai berikut: L = E
– 2V Keterangan :
L : batas bawah produksi, harga dan keuntungan
V : standar deviasi simpangan baku
E : rata-rata produksi, harga, dan keuntungan yang
diperoleh.