134
6.3.2 Analisis data
Tahapan analisis Matriks SWOT adalah sebagai berikut : 1
Identifikasi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman tentang program pemberdayaan masyarakat
nelayan
2
Memadukan faktor eksternal dengan faktor internal untuk memperoleh alternatif kebijakan, antara lain alternatif kebijakan SO kekuatan dengan
peluang, alternatif kebijakan ST kekuatan dengan ancaman, alternatif kebijakan W-O kelemahan dengan peluang serta alternatif kebijakan WT
kelemahan dengan ancaman.
6.4 Hasil dan Pembahasan
6.4.1 Hasil 6.4.1.1
Pengembangan kebijakan publik dalam peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap
1 Unsur-unsur kekuatan strength:
1 Kebijakan dan komitmen pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
2 Kelimpahan sumberdaya pesisir dan laut
3 Kebijakan pemerintah dalam pembangunan perikanan tangkap
4 Sebagian besar penduduk yang berada di wilayah pesisir berprofesi
sebagai nelayan.
2 Unsur-unsur kelemahan weakness:
1 Overfishing
di perairan laut Jawa. 2
Degradasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut. 3
Implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep Tridaya, yaitu pengembangan SDM, pengembangan usaha dan
pengembangan lingkungan dan sumberdaya. 4
Input teknologi penangkapan relatif masih sederhana nelayan kecil.
135 5
Pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat lokal. 6
SDM perikanan tangkap pada umumnya masih rendah. 7
Sarana dan prasarana penangkapan masih belum tersedia dengan baik.
3 Unsur-unsur peluang opportunity:
1 Modal pembangunan dari sektor perikanan dan kelautan.
2 Alternatif pengembangan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.
3 Sumber protein bagi pembangunan fisik dan mental bangsa.
4 Unsur-unsur ancaman threat:
1 Input produksi untuk perikanan tangkap relatif tinggi.
2 Harga produksi hasil perikanan pada umumnya relatif rendah.
3 Kurangnya kemitraan dengan instansi lain untuk mengangkat
keragaan perikanan tangkap. 4
Keberagaman skim bantuan untuk pemberdayaan. 5
Ketergantungan perikanan tangkap pada musim. 6
Illegal fishing dan illegal fisher dari negara asing
Arah strategi pengembangan kebijakan publik dalam peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap ditentukan oleh bobot dan rating setiap
unsur SWOT seperti dapat dilihat pada Tabel 19.
136
Tabel 19 Bobot dan rating unsur pembentuk SWOT pada komponen
pengembangan kebijakan publik
SWOT ANALISIS LINGKUNGAN
Bobot Rating
Skor INTERNAL
Kekuatan S
1. Kebijakan dan komitmen pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
0.13 2 0.25
2. Kelimpahan sumberdaya pesisir dan laut 0.17
1 0.17
3. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan perikanan tangkap
0.08 2 0.17
4. Sebagian besar penduduk yang berada di wilayah pesisir berprofesi sebagai nelayan
0.13 2 0.25
Total Skor 0.83
Kelemahan W
1. Over fishing di perairan 0.05
4 0.20
2. Degradasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut 0.05
4 0.20
3. Implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep tridaya
0.05 3 0.15
4. Input teknologi penangkapan relatif masih sederhana nelayan kecil
0.10 4 0.40
5. Pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat lokal
0.08 4 0.30
6. SDM perikanan tangkap pada umumnya masih rendah
0.10 3 0.30
7. Sarana dan prasarana penangkapan masih belum tersedia dengan baik
0.08 2 0.15
Total Skor 0.95
EKSTERNAL Peluang O
1. Modal pembangunan dari sektor perikanan dan kelautan
0.17 3 0.50
2. Alternatif pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya pesisir dan laut
0.22 1 0.22
3. Sumber protein bagi pembangunan fisik dan mental bangsa
0.11 1 0.11
Total Skor 0.72
Ancaman T
1. Input produksi perikanan tangkap relatif tinggi 0.12
4 0.47
2. Harga produksi hasil penangkapan pada umumnya relatif rendah
0.09 4 0.35
3. Kurangnya kemitraan dengan instansi lain untuk mengangkat keragaan perikanan tangkap
0.06 3 0.18
4. Keberagaman skim bantuan untuk pemberdayaan
0.06 3 0.18
5. Ketergantungan perikanan tangkap pada musim 0.12
4 0.47
6. Illegal fishing dan Illegal fisher negara asing 0.06
2 0.12
Total Skor 1.00
137
0,0 1,0
2,0
O
S
T W
Strategi W-O Strategi S-O
Berdasarkan bobot dan rating pada Tabel 19, selanjutnya ditentukan titik
koordinat dengan selisih total skor S – total skor W dan selisih total skor O – total skor T. Titik koordinat yang didapatkan adalah -0.12,-0.28, maka arah strategi
pengembangan kebijakan publik untuk peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap adalah Strategi W-T, yaitu kebijakan dengan meminimalisasi
kelemahan dan ancaman Gambar 18.
Gambar 18 . Kuadran kebijakan publik dalam peningkatan keragaan
pembangunan perikanan tangkap
Strategi W-T Strategi S-T
138
Berdasarkan kuadran kebijakan publik seperti disajikan pada Gambar 6.1,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi pada kuadran Strategi Kelemahan dan
Ancaman Strategi W–T, seperti yang terlihat pada Tabel 6.2.
Tabel 20 Alternatif Kebijakan Publik Dalam Peningkatan Keragaan Perikanan
Tangkap
MATRIKS SWOT
Kekuatan S
1. Kebijakan komitmen
pemerintah 2. Kelimpahan
Sumberdaya pesisir dan laut
3. Kebijakan pemerintah dalam
pembangunan perikanan tangkap
4. Sebagian besar penduduk pesisir
sebagai nelayan
Kelemahan W
1. Over fishing di perairan 2. Degradasi sumberdaya wilayah pesisir
dan laut 3. Implementasi kebijakan pengembangan
SDM belum bertumpu pada konsep tridaya
4. Input teknologi penangkapan relatif masih sederhana nelayan kecil
5. Pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat lokal
6. SDM perikanan tangkap pada umumnya masih rendah
7. Sarana dan prasarana penangkapan masih belum tersedia dengan baik
Peluang O
1. Modal pembangunan dari sektor perikanan dan kelautan
2. Alternatif pengembangan pemanfaatan potensi
sumberdaya pesisir dan laut 3. Sumber protein bagi
pembangunan fisik dan mental bangsa
Ancaman T
1. Input produksi perikanan tangkap relatif tinggi
2. Harga produksi hasil penangkapan pada umumnya
relatif rendah 3. Kurangnya kemitraan dengan
instansi lain untuk mengangkat keragaan perikanan tangkap
4. Keberagaman skim bantuan untuk pemberdayaan
5. Ketergantungan perikanan tangkap pada musim
6. Illegal fishing dan Illegal fisher negara asing
Altenatif Strategi W-T :
1. Pengembangan mata pencaharian alternatif W1, W2,W3, W6, T2, T3,
T4 2. Pengembangan teknologi penangkapan
3. Pengembangan pemasaran produk hasil perikanan W3, W5, W62, T2, T3
4. Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan keragaan
perikanan tangkap W3, W5, W7, T2, T3, T6
5. Peningkatan patroli laut untuk menjaga keutuhan Wilayah NKRI sekaligus
menjaga penjarahan dan kerusakan sumberdaya W2, W3, T6
139 Pengembangan alternatif kebijakan publik dengan meminimalisir
kelemahan untuk menghindari ancaman adalah sebagai berikut:
1 Pengembangan mata pencaharian alternatif.
Alternatif kebijakan pengembangan mata pencaharian alternatif merupakan hasil pemaduan antara kelemahan dan ancaman. Kelemahan
yang dapat diminimalisir dengan kebijakan tersebut adalah overfishing di perairan laut Jawa W1, degradasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut
W2, implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep Tridaya W3, SDM perikanan tangkap pada umumnya masih
rendah W6. Adapun ancaman yang dihindari dari kebijakan tersebut adalah harga produksi hasil perikanan pada umumnya relatif rendah T2,
kurangnya kemitraan dengan instansi lain T3, serta keberagaman skim bantuan untuk pemberdayaan T4.
2
Pengembangan teknologi penangkapan.
Alternatif kebijakan pengembangan teknologi penangkapan merupakan hasil perpaduan dari kelemahan dan ancaman. Kelemahan yang
diminimalkan tersebut diantaranya overfishing di perairan laut Jawa W1, implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada
konsep Tridaya W3, input teknologi penangkapan masih relatif sederhana W4 serta SDM perikanan tangkap pada umumnya masih
rendah W6. Adapun faktor ancaman yang dapat dihindari dengan adanya kebijakan tersebut yaitu keberagaman skim bantuan untuk pemberdayaan
T4 dan ketergantungan perikanan tangkap pada musim T5.
3 Pengembangan pemasaran produk hasil perikanan.
Perpaduan kelemahan dan ancaman yang menghasilkan alternatif kebijakan pengembangan pemasaran produk hasil perikanan antara lain
implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep Tridaya W3, pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat
lokal W5, SDM perikanan tangkap pada umumnya masih rendah W6, harga produksi hasil perikanan pada umumnya relatif rendah T2, serta
kurangnya kemitraan dengan instansi lain T3
140
4 Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan
keragaan perikanan tangkap.
Alternatif kebijakan penyediaan sarana dan prasarana pendukung keragaan perikanan tangkap merupakan hasil perpaduan dari faktor-faktor berikut:
implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep Tridaya W3, pemasaran produk hasil perikanan masih bersifat
lokal W5, sarana dan prasarana penangkapan belum tersedia dengan baik W7, harga produksi hasil perikanan masih bersifat lokal T2, dan
kurangnya kemitraan dengan instansi lain T3
5 Peningkatan patroli laut W2, W3, W6, T6
Peningkatan patroli laut merupakan alternatif kebijakan sebagai perpaduan faktor-faktor degradasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut W2,
implementasi kebijakan pengembangan SDM belum bertumpu pada konsep Tridaya W3, SDM perikanan tangkap pada umumnya masih
rendah W6, serta illegal fishing dan illegal fisher dari negara lain T6.
6.4.1.2.1 Pengembangan kelembagaan untuk peningkatan keragaan
pembangunan perikanan tangkap 1 Unsur-unsur yang menjadi kekuatan strength:
1 Ketersediaan SDM pengelola dalam jumlah yang memadai.
2 Adanya bank penjamin.
3 Tersedianya peralatan dan teknologi dalam pelaksanaan program.
4 Adanya pedumjuklak.
5 Sudah terintegrasi dengan kebijakan daerah.
6 Tersedianya prosedur dan mekanisme penyaluran dana.
7 Tersedianya perkumpulanforum pertemuan.
2 Unsur-unsur yang menjadi kelemahan weakness:
1 Kapasitas SDM pengelola kelembagaan yang masih rendah.
141 2
Suku bunga pinjaman masih relatif tinggi. 3
Biaya operasional teknologi relatif mahal. 4
Model pengelolaan lembaga pemberdayaan yang masih perlu dikembangkan.
5 Adanya kepentingan golonganindividu.
6 Beragamnya persyaratan penyaluran dana.
7 Informasi kegiatan belum menyebar kepada seluruh anggota
masyarakat.
3 Unsur-unsur yang menjadi peluang opportunity:
1 Ditetapkanya menjadi kebijakan PemerintahDaerah.
2 Bertambahnya permintaan jenis produk.
3 Pengembangan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir
dan laut. 4
Bunga tengkulak masih relatif tinggi. 5
Calon debitur sudah memiliki usahaketrampilan.
4 Unsur-unsur yang menjadi ancaman threat:
1 Tidak menentunya arah kebijakan pemerintah.
2 Tidak menentunya keadaan ekonomi masyarakat.
3 Keadaan sosial budaya masyarakat pesisir.
4 Rusaknya SDA akibat teknik penangkapan yang tidak ramah
lingkungan. 5
Akses kepada tengkulak relatif mudah. 6
Calon debitur tidak memiliki agunan.
Tabel 21
memperlihatkan bobot dan rating unsur-unsur pembentuk SWOT untuk penentuan arah pengembangan kelembagaan dalam rangka
meningkatkan keragaan perikanan tangkap.
142
Tabel 21
Penentuan bobot dan rating unsur pembentuk SWOT pada komponen pengembangan kelembagaan
SWOT ANALISIS LINGKUNGAN
Bobot Rating
Skor INTERNAL
Kekuatan S
1. Ketersediaan SDM pengelola 0.05
1 0.05
2. Ada bank penjamin 0.11
3 0.32
3. Ketersediaan peralatanteknologi dalam pelaksanaan program
0.05 2 0.11
4. Adanya PedumJuklak 0.11
2 0.21
5. Sudah terintegrasi dengan kebijakan daerah 0.08
2 0.16
6. Sudah terdapat prosedur dan mekanisme persyaratan penyaluran dana
0.08 3 0.24
7. Ada media perkumpulanforum pertemuan 0.03
1 0.03
Total Skor 1.11
Kelemahan W
1. Kapasitas SDM yang masih rendah 0.08
2 0.16
2. Suku bunga relatif tinggi 0.11
3 0.32
3. Biaya operasional teknologi relatif mahal 0.08
1 0.08
4. Model pengelolaanya masih perlu dikembangkan 0.05
1 0.05
5. Adanya kepentingan golonganindividu 0.05
1 0.05
6. Beragamnya persyaratan penyaluran dana 0.05
2 0.11
7. Informasi kegiatan belum menyebar kepada seluruh anggota masyarakat
0.08 1 0.08
Total Skor 0.84
EKSTERNAL
Peluang O
1. Ditetapkan menjadi kebijakan pusat dan provinsi 0.13
3 0.38
2. Bertambahnya permintaan jenis produk 0.06
2 0.13
3. Pengembangan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya pesisir
0.13 3 0.38
4. Bunga tengkulak masih relatif tinggi 0.09
2 0.19
5. Calon debitur sudah memiliki usahaketrampilan 0.09
2 0.19
Total Skor 1.25
Ancaman T
1. Berubahnya arah kebijakan pemerintah 0.08
3 0.23
2. Tidak menentunya keadaan ekonomi masyarakat 0.08
2 0.15
3. Keadaan sosial budaya masyarakat pesisir 0.10
3 0.30
4. Rusaknya SDA akibat teknik penangkapan yang tidak ramah lingkungan
0.08 3 0.23
5. Akses ke tengkulak relatif mudah 0.10
3 0.30
6. Calon debitur tidak memiliki agunan 0.08 3
0.23
Total Skor 1.43
Berdasarkan bobot dan rating pada Tabel 21, selanjutnya ditentukan titik
koordinat dengan selisih total skor S – total skor W dan selisih total skor O – total skor T. Titik koordinat yang didapatkan adalah 0.26,-0,18, maka arah strategi
pengembangan kelembagaan untuk peningkatan keragaan pembangunan
143 perikanan tangkap adalah Strategi S-T, yaitu kebijakan dengan memaksimalkan
kekuatan dan meminimalkan ancaman Gambar 19.
Gambar 19 Kuadran pengembangan kelembagaan dalam rangka peningkatan
keragaan pembangunan perikanan tangkap
Berdasarkan kuadran pengembangan kelembagaan seperti pada Gambar 19
, selanjutnya dilakukan perumusan strategi pada kuadran Strategi Kekuatan
dan Ancaman Strategi S–T, seperti yang terlihat pada Tabel 22.
0,0 1,0
2,0
O
S
T W
Strategi W-O Strategi S-O
Strategi S-T Strategi W-T
144
Tabel 22
Alternatif Kebijakan Kelembagaan Untuk Peningkatan Keragaan Perikanan Tangkap
MATRIKS SWOT
Kekuatan S
1. Ketersediaan SDM pengelola
2. Ada bank penjamin 3. Ketersediaan
peralatanteknologi dalam pelaksanaan program
4. Adanya PedumJuklak 5. Sudah terintegrasi dengan
kebijakan daerah 6. Sudah terdapat prosedur dan
mekanisme persyaratan penyaluran dana
7. Ada media perkumpulanforum
pertemuan
Kelemahan W
1. Kapasitas SDM yang masih rendah
2. Suku bunga relatif tinggi 3. Biaya operasional
teknologi relatif mahal 4. Model pengelolaanya
masih perlu dikembangkan
5. Adanya kepentingan golonganindividu
6. Beragamnya persyaratan penyaluran dana
7. Informasi kegiatan belum menyebar kepada seluruh
anggota masyarakat
Peluang O
1. Ditetapkan menjadi kebijakan pusat dan provinsi
2. Bertambahnya permintaan jenis produk
3. Pengembangan ekonomi dari pemanfaatan sumberdaya pesisir
4. Bunga tengkulak masih relatif tinggi 5. Calon debitur sudah memiliki
usahaketrampilan
Ancaman T
1. Berubahnya arah kebijakan pemerintah
2. Tidak menentunya keadaan ekonomi masyarakat
3. Keadaan sosial budaya masyarakat pesisir
4. Rusaknya SDA akibat teknik penangkapan yang tidak ramah
lingkungan 5. Akses ke tengkulak relatif mudah
6. Calon debitur tidak memiliki agunan
Altenatif Strategi S-T :
1. Pelembagaan program pemberdayaan masyarakat
pesisir secara nasional S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7, T2,
T3, T4, T5, T6.
2. Pengembangan jaringan antar lembaga kemitraan dan
kelembagaan lokal dalam pengembangan usaha
produktif masyarakat S1, S3, S7, T2, T3, T5, T6
145
Berdasarkan Tabel 22, maka alternatif kebijakan yang diperoleh berupa
perpaduan antara kekuatanstrengths dengan ancamanthreats strategi S-T. Pengembangan kelembagaan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman adalah sebagai berikut :
1
Pelembagaan program pemberdayaan masyarakat pesisir secara
nasional.
Kebijakan tersebut merupakan hasil perpaduan dari faktor internal atau kekuatan antara lain ketersediaan SDM pengelola dalam jumlah yang
memadai S1, adanya bank penjamin S2, tersedianya peralatan dan teknologi dalam pelaksanaan program S3, adanya pedumjuklak S4,
terintegrasi dengan kebijakan daerah S5, sudah terdapat prosedur dan mekanisme persyaratan penyaluran dana S6, serta ada media
perkumpulanforum pertemuan 7. Program ini akan memimalisir ancaman seperti tidak menentunya keadaan ekonomi masyarakat T2, keadaan sosia
budaya masyarakat pesisir T3, rusaknya sumber daya alam akibat teknik penangkapan yang tidak ramah lingkungan T4, akses kepada tengkulak
relatif mudah T5, serta calon debitur tidak memiliki agunan T6.
2
Pengembangan jaringan antar lembaga kemitraan dan kelembagaan lokal dalam pengembangan usaha produktif masyarakat.
3 Kebijakan tersebut menggunakan kekuatan ketersediaan SDM pengelola dalam jumlah yang memadai S1, tersedianya peralatan dan teknologi dalam
pelaksanaan program S3, serta ada media perkumpulanforum pertemuan 7. Selanjutnya dengan kekuatan ini akan memimalisir ancaman seperti tidak
menentunya keadaan ekonomi masyarakat T2, keadaan sosial budaya masyarakat pesisir T3, akses kepada tengkulak relatif mudah T5, serta
calon debitur tidak memiliki agunan T6.
146
4 Pengembangan kemampuan berbisnis individu Entrepreneurship dalam
peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap 1 Unsur-unsur yang menjadi kekuatan strength:
1 Semangat untuk mensejahterakan kehidupan keluarga.
2 Program-program pemberdayaan.
3 Mempunyai kecerdasan wirausaha.
4 Sumber pengetahuan pada umumnya berasal dari turun temurun.
2 Unsur-unsur yang menjadi kelemahan weakness:
1 Keterbatasan modal dan akses modal.
2 Keterbatasan pengetahuan.
3 Kurang berani mencoba.
4 Kendala pemasaran.
5 Lemahnya kemitraan bisnis dengan industri dan perbankan.
6 Profit bisnis perikanan pada umumnya rendah.
3 Unsur-unsur yang menjadi peluang opportunity:
1 Kebijakan bidang penangkapan yang beroorientasi pada masyarakat
pesisir. 2
Produk hasil perikanan dan olahannya relatif belum dikembangkan secara optimal.
3 Pasar lokal masih terbuka luas untuk produk perikanan.
4 Unsur-unsur yang menjadi ancaman threat:
1 Degradasi lingkungan dan menurunnya potensi sumberdaya
perikanan. 2
Usaha sejenis yang cepat berkembang jika mendapatkan keuntungan. 3
Limpahan produk luar negeri yang lebih murah. 4
Ekonomi biaya tinggi.
147
Tabel 23
memperlihatkan bobot dan rating unsur-unsur pembentuk SWOT untuk penentuan arah pengembangan kemampuan berbisnis individu
dalam rangka meningkatkan keragaan perikanan tangkap.
Tabel 23
Penentuan bobot dan rating unsur pembentuk SWOT pada komponen pengembangan kemampuan berbisnis individu
SWOT ANALISIS LINGKUNGAN
Bobot Rating
Skor INTERNAL
Kekuatan S
1. Semangat untuk mensejahterakan kehidupan keluarga 0.14
1 0.14
2. Program-program pemberdayaan 0.14
2 0.29
3. Mempunyai kecerdasan wirausaha 0.14
2 0.29
4. Sumber pengetahuan pada umumnya berasal dari turun temurun
0.07 1 0.07
Total Skor 0.79
Kelemahan W
1. Keterbatasan modal dan akses modal 0.13
2 0.25
2. Keterbatasan pengetahuan 0.09
2 0.19
3. Kurang berani mencoba 0.06
2 0.13
4. Kendala pemasaran 0.13
3 0.38
5. Lemahnya kemitraan bisnis dengan industri dan perbankan
0.06 3 0.19
6. Profit bisnis perikanan umumnya rendah 0.03
3 0.09
Total Skor 0.94
EKSTERNAL Peluang O
1. Kebijakan bidang penangkapan yang berorientasi pada masyarakat pesisir
0.14 2 0.29
2. Produk hasil perikanan dan olahannya relatif belum dikembangkan secara optimal
0.14 4 0.57
3. Pasar lokal masih terbuka luas untuk produk perikanan
0.21 4 0.86
Total Skor 0.86
Ancaman T
1. Degradasi lingkungan dan menurunnya potensi sumberdaya perikanan
0.14 3 0.43
2. Usaha sejenis yang cepat berkembang 0.14
2 0.29
3. Limpahan produk dari luar negeri yang lebih murah 0.14
3 0.43
4. Ekonomi biaya tinggi 0.07
2 0.14
Total Skor 1.14
148
Berdasarkan bobot dan rating pada Tabel 23, selanjutnya ditentukan titik
koordinat dengan selisih total skor S – total skor W dan selisih total skor O – total skor T. Titik koordinat yang didapatkan adalah -0.15,-0.29, maka arah strategi
pengembangan kemampuan bisnis untuk peningkatan keragaan pembangunan perikanan tangkap adalah Strategi W-T, yaitu kebijakan dengan meminimalisasi
kelemahan dan ancaman Gambar 20.
Gambar 20 Kuadran pengembangan kemampuan berbisnis individu dalam
rangka peningkatan keragaan perikanan tangkap
0,0 1,0
2,0
O
S
T W
Strategi W-O Strategi S-O
Strategi W-T Strategi S-T
149 Berdasarkan kuadran pengembangan kemampuan berbisnis individu maka
strategi pengembangan kemampuan berbisnis individu adalah W-T, seperti yang
terlihat pada Tabel 24. Tabel 24
. Alternatif Pengembangan Kemampuan Berbisnis Individu Untuk Peningkatan Keragaan Perikanan Tangkap
MATRIKS SWOT
Kekuatan S
1. Semangat untuk mensejahterakan
kehidupan keluarga 2. Program-program
pemberdayaan 3. Mempunyai kecerdasan
wirausaha 4. Sumber pengetahuan
pada umumnya berasal dari turun temurun
Kelemahan W
1. Keterbatasan modal dan akses modal
2. Keterbatasan pengetahuan 3. Kurang berani mencoba
4. Kendala pemasaran 5. Lemahnya kemitraan bisnis
dengan industri dan perbankan 6. Profit bisnis perikanan
umumnya rendah
Peluang O
1. Kebijakan bidang penangkapan yang
berorientasi pada masyarakat pesisir
2. Produk hasil perikanan dan olahannya relatif belum
dikembangkan secara optimal
3. Pasar lokal masih terbuka luas untuk produk
perikanan
Ancaman T
1. Degradasi lingkungan dan menurunnya potensi
sumberdaya perikanan 2. Usaha sejenis yang cepat
berkembang 3. Limpahan produk dari luar
negeri yang lebih murah 4. Ekonomi biaya tinggi
Altenatif Strategi W-T :
1. Peningkatan kapasitas SDM dalam pengembangan alternatif
wirausaha W1, W2, W3, W6, T1, T2, T3, T4
2. Pengembangan teknologi tepat guna yang lebih bernilai
ekonomis W1, W2, W3, W6, T1, T2, T3
3. Peningkatan pemasaran produk perikanan W2, W4, W5, W6,
T2, T3, T4 4. Regulasi UKM dan UMKM
dalam kemudahan perijinan W1, W2, W3, W5, T1, T2, T3
5. Peningkatan kecintaan pada produk dalam negeri W3, W4,
T2, T3
150 Alternatif kebijakan pengembangan kemampuan berbisnis individu yang
diperoleh dari perpaduan kelemahan dengan ancaman adalah sebagai berikut : 1
Peningkatan kapasitas SDM dalam pengembangan alternatif wirausaha.
Faktor-faktor kelemahan yang diminimalkan dalam alternatif kebijakan tersebut antara lain : keterbatasan modal dan akses modal W1,
keterbatasan pengetahuan W2, kurang berani mencoba W3, dan profit bisnis perikanan pada umumnya rendah W6. Adapun ancaman yang
dihindari oleh alternatif kebijakan tersebut yaitu degradasi lingkungan dan penurunan sumberdaya perikanan T1, usaha sejenis berkembang dengan
cepat T2, limpahan produk luar negeri yang lebih murah T3, dan ekonomi biaya tinggi T4.
2 Pengembangan teknologi tepat guna yang lebih bernilai ekonomis.
Alternatif kebijakan tersebut merupakan perpaduan dari faktor-faktor kelemahan : keterbatasan modal dan akses modal W1, keterbatasan
pengetahuan W2, kurang berani mencoba W3, dan profit bisnis perikanan pada umumnya rendah W6. Adapun faktor ancaman yang
dapat dihindari dengan alternatif kebijakan tersebut adalah degradasi lingkungan dan penurunan sumberdaya perikanan T1, usaha sejenis
berkembang dengan cepat T2, dan limpahan produk luar negeri yang lebih murah T3.
3 Peningkatan pemasaran produk perikanan.
Alternatif kebijakan peningkatan pemasaran produk perikanan merupakan perpaduan dari faktor-faktor kelemahan dan ancaman sebagai berikut
keterbatasan pengetahuan W2, kendala pemasaran W4, lemahnya kemitraan dengan industri dan perbankan W5, profit bisnis perikanan
rendah W6, usaha sejenis berkembang dengan cepat T2, limpahan produk luar negeri yang lebih murah T3, dan ekonomi biaya tinggi T4
151
4 Regulasi UKM dan UMKM dalam kemudahan perijinan.
Alternatif kebijakan regulasi UKM dan UMKM dalam kemudahan perijinan merupakan perpaduan dari faktor-faktor kelemahan dan ancaman
sebagai berikut keterbatasan modal dan akses modal W1, keterbatasan pengetahuan W2, kurang berani mencoba W3, lemahnya kemitraan
dengan industri dan perbankan W5, degradasi lingkungan dan menurunnya potensi sumber daya perikanan T1, usaha sejenis
berkembang dengan cepat T2, serta limpahan produk luar negeri yang lebih murah T3.
5 Peningkatan kecintaan pada produk dalam negeri.
Alternatif kebijakan peningkatan kecintaan pada produk dalam negeri merupakan hasil perpaduan dari faktor-faktor kelemahan dan ancaman
sebagai berikut kurang berani mencoba W3, kendala pemasaran W4, usaha sejenis berkembang dengan cepat T2, serta limpahan produk luar
negeri yang lebih murah T3.
6.4.2 Pembahasan 6.4.2.1 Kebijakan Publik