177
justru menghasilkan produksi perikanan yang semakin sedikit Fauzi, 2005. Di samping itu untuk daerah yang sudah mengalami overfishing hal tersebut akan
meningkatkan tekanan kepada daya dukung sumberdaya. Program PEMP sebagai program yang ditujukan untuk mengatasi kebutuhan permodalan nelayan kecil
menyediakan rambu-rambu agar usaha perikanan tidak menyebabkan kejenuhan dan merugikan pelaku usaha. Dengan kata lain, bahwa PEMP merupakan
instrumen pengendalian perikanan tangkap yang mungkin lebih efektif daripada pengendalian oleh otoritas pengelolaan perikanan. Melalui aturanpersyaratan
yang diterapkan oleh LKM dalam bentuk seleksi dan identifikasi usaha yang sedang dan akan dilakukan oleh peminjam dana merupakan konsekuensi yang
harus diambil oleh peminjam. Keunggulan khusus dibandingkan dengan rentenir atau pelepas uang adalah, rentenir tidak peduli dengan status sumberdaya ikan,
dan hanya tertarik untuk mendapatkan keuntungan semata dari bunga utang dan pembelian ikan dengan harga murah dari nelayan pengutang.
7.3 Kemampuan berbisnis individu entrepreneurship
Kewirausahaan entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk memulai usaha, menata semua urusan usahanya, selanjutnya mengambil risiko
dalam rangka memperoleh keuntungan. Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya Nikijuluw, 2005. Prijosaksono dan Bawono 2004 memperkenalkan istilah kecerdasan wirausaha entrepreneurial
intelligence, yaitu dasar bagi seseorang, siapapun dia, untuk membangun
usahanya. Kecerdasan wirausaha adalah dorongan hati dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan kreativitas dan kekuatan pribadinya menjadi
sebuah usaha atau bisnis yang bisa memberi nilai tambah bagi dirinya. Selanjutnya dikatakan bahwa kecerdasan berwirausaha adalah kemampuan
seseorang dalam mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun sumberdaya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah
maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan.
178
Kemampuan berbisnis individu, yang diasumsikan akan meningkatkan kemampuan pengelolaan bisnis perikanan, dalam penelitian ini dikaji melalui tiga
indikator, yaitu pengalaman usaha, pengetahuan, dan keberanian mencoba usaha baru. Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka untuk menjadi
wirausahawan yang tangguh diperlukan pengalaman yang memadai, pengetahuan
yang mumpuni, dan keberanian mencoba usaha baru yang cukup.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara umum responden di kedua lokasi penelitian mempunyai pengalaman berbisnis yang cukup baik, mempunyai
dasar-dasar berbisnis yang cukup baik. Pemahaman akan bisnis yang baik ini diduga berkaitan erat dengan status usaha yang dilakukan oleh keluarga nelayan.
Selain profesi nelayan, profesi yang ditekuni oleh keluarga nelayan pada umumnya adalah bidang perdagangan hasil perikanan, pengolah hasil perikanan,
dan jasa perdagangan sembako atau sarana perikanan. Umumnya mereka melakukan kegiatan bisnis perikanan secara turun temurun atau hanya mencoba
keberuntungan. Meskipun demikian, nelayan di lokasi penelitian mempunyai keberanian yang cukup tinggi untuk mengambil resiko membuka usaha baru.
Hasil penelitian juga menunjukkan, bahwa secara sendiri faktor kemampuan berbisnis individu secara nyata paling berpengaruh terhadap keragaan
pembangunan perikanan tangkap skala kecil dibanding faktor lainnya Tabel 16,
dan secara bersama-sama berkorelasi pengaruhnya semakin kuat dengan faktor
rekayasa kelembagaan Tabel 18. Meningkatnya pengalaman dan pengetahuan
nelayan, serta meningkatnya keberanian untuk mencoba usaha baru sebagai penyebab signifikannya pengaruh kemampuan berbisnis individu terhadap
keragaan pembangunan perikanan tangkap Tabel 17 . Walaupun secara umum,
masyarakat perikanan melakukan kegiatan usaha perikanan secara turun-temurun atau mencoba, dan bukan karena proses pembentukan, namun apabila ada
pembinaan yang tepat sesuai kebutuhan dan berbasis lokal dapat menimbulkan keberanian untuk berkreasi mencoba dan mengembangkan usaha baru.
Berdasarkan analisis potensi dasar yang dimiliki masyarakat perikanan, kesadaran, dan nilai-nilai berbisnis dalam dirinya, maka peningkatan kemampuan
berbisnis dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1 membangun penguasaan keterampilan dasar teknologi yang berkaitan dengan
179
perikanan; 2 meningkatkan kemampuan manajerial usaha; 3 meningkatkan praktek dan pengalaman usaha; dan 4 mengembangkan jiwa dan praktek
kewirausahaan secara terus menerus ke depan.
Dari hasil penelitian Bab 6.5 strategi pengembangan “kemampuan
berbisnis individu” di masa yang akan datang adalah: 1 Peningkatan kapasitas SDM dalam pengembangan wirausaha sesuai dengan potensi lokal. 2
Pengembangan teknologi tepat guna dalam rangka menciptakan usaha yang lebih bernilai ekonomis, 3 Peningkatan pemasaran produk perikanan untuk
meningkatkan gairah usaha bisnis sektor perikanan, 4 Peningkatan bantuan permodalan melalui berbagai skim pemberian modal dengan persaratan ringan
dan terjangkau masyarakat, 5 Upaya perbaikan lingkungan untuk meningkatkan kepercayaan industri dan perbankan terhadap usaha perikanan.
7.4 Keragaan pembangunan perikanan tangkap