BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
2.1. Pasar Modal
Pasar modal capital market adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka
panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan dipasar modal memiliki jatuh
tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdangangkan biasanya obligasi
bond, sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. Pasar
modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana surat berharga efek-efek diperdangangkan, yang
kemudian disebut bursa efek stock exchange.
2.2. Saham
Saham stock atau share adalah surat berharga yang paling populer diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di
dalam masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas Darmadji, 2006. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.
Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain saham
memiliki potensi keuntungan dalam 2 dua hal, pembagian dividen dan kenaikan harga saham capital gain.
Dividen merupakan keuntungan perushaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari dividen
itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham, sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan
harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham.
Menurut Darmadji 2006, ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu
1. Tidak Mendapatkan Dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
2. Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan
demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset
perusahaan tersebut dijual, terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para
Universitas Sumatera Utara
kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikam kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa,
baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham di-delist di bursa Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karen kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
3. Saham diberhentikan sementara suspensi Disamping dua risiko di atas, risiko laing yang juga “mengganggu” para
investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang
menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak
menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham
diperdagangkan kembali seperti semula.
2.3. Pemecahan Saham Stock Split