Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
ARNA YULI GRACE ZEGA 090503117
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Maret 2013 Yang Membuat Pernyataan,
Arna Yuli Grace Zega NIM. 090503117
(3)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Perubahan harga saham diukur dengan return saham, sedangkan likuiditas saham diukur dengan Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity. Desain penelitian yang digunakan adalah event study. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan dilakukan dengan purposive sampling.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan. Sebelum uji dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogorov-sminorv.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan pemecahan saham berpengaruh signifikan terhadap likuiditas saham (Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity).
Kata Kunci: Pemecahan Saham, Perubahan Harga Saham, Likuiditas Saham
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS OF STOCK SPLIT INFLUENCE TO STOCK PRICE CHANGES AND LIQUIDITY OF SHARES ON COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
This study aimed to analyze the effect of stock splits on stock price changes and liquidity of shares in companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2007 to 2011. The Changes in stock prices measured by stock returns, while stock liquidity measured by the Bid-Ask Spread and Trading Volume Activity. The study design used is event study. The data used are secondary data with a sample size of 15 companies conducted by purposive sampling.
Hypothesis testing is done with Paired Sample T-Test. Before the test is done, normality test was done by using the Kolmogorov-sminorv, firstly.
Results of this study indicate that the stock split has no significant effect on stock price changes, while stock split has a significant effect on the liquidity of stock (Bid-Ask Spread and Trading Volume Activity).
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI”.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungannya, teristimewa kepada kedua orangtua saya, Ayahanda Arachesi Zega dan Ibunda Ratnawati Gea yang telah memberikan cinta, perhatian, dan kasih sayang serta selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, dan tak lupa kepada ketiga abang saya, Yus Iman Harefa, Ezer Onesimus Zega, Fataro Bernike Zega, dan kakak saya, Happy Septariana Zega.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk bimbingan, saran, pembelajaran, diskusi, dukungan moril, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak. selaku
(6)
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ibu Dra. Mutia Ismail MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahrul Rambe MM, Ak.. selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.
6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya para dosen Akuntansi yang telah membimbing dan mengajar ilmu pengetahuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.
Tidak lupa penulis juga berterima kasih kepada teman-teman dan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Semoga kasih karunia Tuhan Yesus Kristus senantiasa menyertai kita semua.
Medan, 2013 Penulis,
Arna Yuli Grace Zega NIM: 090503117
(7)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1
1.2Perumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis ... 7
2.1.1Pasar Modal ... 7
2.1.2Pemecahan Saham ... 8
2.1.2.1Pengertian Pemecahan Saham ... 8
2.1.2.2Jenis Pemecahan Saham ... 10
2.1.2.3Teori Pemecahan Saham ... 10
2.1.2.4Tujuan Pemecahan Saham ... 11
2.1.2.5Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham di Bursa ... 12
2.1.3Perubahan Harga Saham ... 12
2.1.4Likuiditas Saham ... 13
2.1.4.1Volume Perdagangan ... 14
2.1.4.2Bid-Ask Spread ... 15
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.3Kerangka Konseptual ... 19
2.4Hipotesis ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 21
3.2Populasi dan Sampel ... 22
3.3Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24
3.3.1Variabel Independen (Bebas) ... 24
3.3.2Variabel Dependen (Terikat) ... 24
3.3.2.1Perubahan Harga Saham ... 25
3.3.2.2Likuiditas Saham ... 25
3.3.2.2.1Bid-Ask Spread ... 25
(8)
3.4Jenis dan Sumber Data ... 27
3.5Metode Pengumpulan Data ... 28
3.6Metode Analisis Data ... 28
3.6.1Statistik Deskriptif ... 28
3.6.2Uji Normalitas Data ... 29
3.6.3Uji Hipotesis ... 29
3.7Jadwal Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum ... 32
4.2Analisis Hasil Penelitian ... 33
4.2.1Statistik Deskriptif ... 33
4.2.1.1Return Saham ... 33
4.2.1.2Bid-Ask Spread ... 37
4.2.1.3Trading Volume Activity ... 40
4.2.2Uji Normalitas Data ... 43
4.2.2.1Return Saham ... 44
4.2.2.2Bid-Ask Spread ... 45
4.2.2.3Trading Volume Activity ... 46
4.2.3Hasil Uji Hipotesis ... 48
4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 57
5.2Keterbatasan Penelitian ... 59
5.3Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 62
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
3.1 Daftar Populasi dan Sampel ... 22
3.2 Daftar Sampel Akhir Penelitian ... 23
3.3 Jadwal Penelitian ... 30
4.1 Perusahaan Yang Melakukan Stock Split ... 33
4.2 Statistik Deskriptif Return Saham ... 34
4.3 Statistik Deskriptif Bid-Ask Spread ... 37
4.4 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity ... 40
4.5 One-Sample Kolmogorov-sminorv TestReturn Saham ... 44
4.6 One-Sample Kolmogorov-sminorv TestBid-Ask Spread ... 45
4.7 One-Sample Kolmogorov-sminorv TestBid-Ask Spread Setelah Transformasi Logaritma Natural ... 46
4.8 One-Sample Kolmogorov-sminorv TestTrading Volume Activity ... 47
4.9 One-Sample Kolmogorov-sminorv TestTrading Volume Activity Setelah Transformasi Logaritma Natural ... 48
4.10 Paired sample TestReturn Saham ... 49
4.11 Paired sample TestBid-Ask Spread ... 50
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1. Daftar Perusahaan Yang Melakukan Stock Split ... 64
2. Average Return Saham, Bid-Ask Spread, dan Trading Volume Activity Sebelum dan Sesudah Stock Split ... 80
3. Hasil SPSS Statistik Deskriptif ... 82
4. Hasil SPSS Uji Normalitas Data ... 85
(12)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemecahan saham terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. Perubahan harga saham diukur dengan return saham, sedangkan likuiditas saham diukur dengan Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity. Desain penelitian yang digunakan adalah event study. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan dilakukan dengan purposive sampling.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda dua sampel berpasangan. Sebelum uji dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan kolmogorov-sminorv.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan pemecahan saham berpengaruh signifikan terhadap likuiditas saham (Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity).
Kata Kunci: Pemecahan Saham, Perubahan Harga Saham, Likuiditas Saham
(13)
ABSTRACT
ANALYSIS OF STOCK SPLIT INFLUENCE TO STOCK PRICE CHANGES AND LIQUIDITY OF SHARES ON COMPANIES LISTED IN INDONESIA
STOCK EXCHANGE
This study aimed to analyze the effect of stock splits on stock price changes and liquidity of shares in companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2007 to 2011. The Changes in stock prices measured by stock returns, while stock liquidity measured by the Bid-Ask Spread and Trading Volume Activity. The study design used is event study. The data used are secondary data with a sample size of 15 companies conducted by purposive sampling.
Hypothesis testing is done with Paired Sample T-Test. Before the test is done, normality test was done by using the Kolmogorov-sminorv, firstly.
Results of this study indicate that the stock split has no significant effect on stock price changes, while stock split has a significant effect on the liquidity of stock (Bid-Ask Spread and Trading Volume Activity).
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan pasar modal sudah sangat meningkat. Ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga meningkatnya iklim investasi telah memberi dampak positif terhadap perkembangan pasar modal. Di Indonesia, sebagai contoh, perkembangan pasar modal sudah sangat meningkat, hal ini ditandai dengan sejak tahun 2009 sampai sekarang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu mengalami kenaikan yang cukup mengesankan, ini menempatkan pasar modal Indonesia menjadi salah satu pasar modal terbaik di dunia.
Pasar modal dapat berkembang tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Kondisi makro perekonomian, baik perekonomian global maupun regional, terutama perekonomian nasional menjadi faktor pertama yang menyebabkan berkembangnya pasar modal. Beberapa tahun terakhir, kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil dan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten bahkan cukup signifikan. Kondisi ini telah mendorong perkembangan pasar modal Indonesia saat ini. Faktor yang kedua adalah kinerja dari para emiten yang tercatat di BEI. Kinerja yang baik dan stabil tentu akan berperan dalam meningkatkan pertumbuhan pasar modal dan menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar modal. Kestabilan pasar uang juga menjadi faktor selanjutnya. Kondisi pasar uang
(15)
yang relatif stabil membuat para pelaku di pasar modal merasa tenang untuk melakukan transaksi. Faktor yang terakhir adalah semakin banyaknya perusahaan yang go public. Sekarang ini, banyak perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan sahamnya dicatatkan di BEI. Kondisi ini memberikan banyak pilihan kepada investor untuk berinvestasi dan membeli saham-saham di BEI.
Seiring berkembangnya pasar modal, para investor dituntut untuk memiliki pengetahuan dan informasi penting mengenai saham yang diperdagangkan. Salah satu informasi yang penting diketahui para investor adalah pemecahan saham (stock split). Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action. Stock split adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan go public untuk memecah nilai jumlah saham yang beredar. Aksi ini biasanya dilakukan jika harga saham suatu perusahaan sudah dinilai terlalu tinggi hingga menurunkan minat para investor untuk membelinya.
Pemecahan saham (stock split) membuat harga saham lebih terjangkau oleh investor sehingga dapat meningkatkan transaksi jual-beli saham. Permintaan (demand) saham cenderung naik, saham akan lebih aktif diperdagangkan di bursa, dan akhirnya bisa menyebabkan kenaikan harga saham itu sendiri. Kelikuiditasan saham inilah yang ingin dipertahankan oleh perusahaan dan menjadi motivasi dilakukannya stock split.
Peristiwa stock split adalah corporate action yang paling sering dibahas dalam transaksi di pasar modal. Banyak penelitian yang mencoba mengungkapkan dampak dari peristiwa stock split baik sebelum dan sesudah pengumumannya. Peristiwa ini sering dihubungkan dengan beberapa variabel antara lain: perubahan
(16)
harga saham, volume perdagangan, likuiditas saham, abnormal return, dan reaksi pasar modal. Karena peristiwa stock split banyak diteliti, tentunya hasil penelitian yang telah dilakukan pun bervariasi.
Sadikin (2011) yang melakukan penelitian mengenai analisis abnormal return saham dan volume perdagangan saham, sebelum dan sesudah pemecahan saham di Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap abnormal return baik sebelum dan sesudah pengumuman stock split, sedangkan terhadap volume perdagangan terdapat pengaruh signifikan baik sebelum dan sesudah stock split. Mila W (2010) menganalisis pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap volume perdagangan dan abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara volume perdagangan saham dan peristiwa stock split, sedangkan terhadap abnormal return, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rusliati dan Farida (2010) meneliti tentang pemecahan saham terhadap likuiditas dan return saham yang memberi hasil bahwa Bid-Ask Spread sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham berbeda signifikan, yang berarti stock split berpengaruh terhadap likuiditas saham. Hasil pengujian abnormal return sebelum dan sesudah dilakukannya stock split berbeda signifikan, ini berarti pengumuman stock split berpengaruh terhadap return saham.
Hasil penelitian yang berbeda-beda ini cukup membingungkan. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian untuk menguji kembali adanya pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Lubis (2010) yang menguji pengaruh
(17)
stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Hasil dari penelitian Lubis (2010) adalah tidak terdapat perbedaan signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, tidak terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split.
Penelitian ini menggunakan variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya, yang berbeda adalah (1) periode penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun pengamatan 2004 sampai 2008, sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2007-2011, dan (2) penelitian yang sebelumnya hanya mengambil sampel dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan manufaktur, agrikultur, dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ketiga jenis bidang usaha ini dipilih menjadi tempat penelitian disebabkan oleh cukup tingginya intensitas atau frekuensi dilakukannya pemecahan saham (stock split) setiap tahun dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya.
Hasil penelitian yang belum konsisten antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya, baik berbeda lokasi maupun periode waktu, mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Lubis (2010), dengan judul “ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI DI BURSA EFEK INDONESIA”.
(18)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap perubahan harga saham (return saham) ?
2.Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap likuiditas saham (Bid-Ask Spread) ?
3.Apakah pemecahan saham (stock split) berpengaruh terhadap likuiditas saham (Trading Volume Activity) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham (return saham).
2.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap likuiditas saham (Bid-Ask Spread).
3.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap likuiditas saham (Trading Volume Activity).
(19)
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pemecahan saham (stock split) dan hubungannya dengan harga saham dan likuiditas saham.
2.Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melakukan kebijakan perusahaan khususnya pemecahan saham (stock split)
3.Bagi investor dan calon investor
Sebagai salah satu pertimbangan sebelum pengambilan keputusan dalam melakukan investasi berdasarkan pemecahan saham (stock split).
4.Bagi peneliti lain
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau tambahan referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan pemecahan saham (stock split) yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
(20)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Menurut Kosasih (2007:144), pasar modal memiliki beberapa fungsi yaitu:
a. Bagi pemerintah (sektor pembangunan), pasar modal merupakan wahana untuk memobilisasi dana masyarakat (dalam negeri dan luar negeri), dimana dana tersebut tidak memiliki inflatoir (meskipun tergolong sebagai dana murah). Kehadiran pasar modal juga selaras dengan asas demokrasi, yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan memeratakan hasil-hasil pembangunan. Melalui pasar modal, dana masyarakat akan dialokasikan ke sektor yang paling produktif dan efisien sehingga akan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
b. Bagi dunia usaha, pasar modal merupakan alternatif untuk memperoleh dana segar, yaitu dengan go public. Alternatif ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur modal perusahaan (menghindarkan perusahaan dari debt to equity ratio yang tinggi) dan meningkatkan nilai perusahaan karena dana murah (meskipun memiliki opportunity cost, biaya modal perusahaan dapat ditekan). Hal ini berarti kemungkinan untuk melakukan ekspansi akan semakin besar. Keadaan ini akan memberikan efek positif bagi penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan teknologi dan sumber daya alam yang ada.
c. Bagi investor, pasar modal merupakan salah satu alat penyaluran dana (investasi), selain deposito berjangka, dan tabungan (seta investasi pada aset riil). Kehadiran pasar modal akan memperbanyak pilihan investasi sehingga kesempatan untuk memilih investasi yang sesuai dengan preferensi investor akan semakin besar.
(21)
Pasar modal juga memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi dari pasar modal adalah pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal, diharapkan para pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dapat menginvestasikan dana tersebut kepada pihak yang memerlukan dana (issuer) dengan harapan memperoleh imbalan atas investasinya tersebut. Dalam fungsi keuangan, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji, 2001:2).
Pada pasar modal instrumen yang diperdagangkan disebut efek. Efek adalah surat berharga jangka panjang yang diperjualbelikan di pasar modal seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, obligasi konversi, sertifikat rights, warrants, opsi. Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) jenis-jenis sekuritas yang diperdagangkan antara lain: saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, sertifikat right.
2.1.2 Pemecahan Saham
2.1.2.1 Pengertian Pemecahan Saham
Pemecahan saham (stock split) adalah penerbitan saham tambahan bagi pemegang saham sesuai dengan persentase kepemilikan. Melakukan
(22)
pemecahan saham berarti menurunkan nilai nominal atau nilai tertera di saham (Weygandt, 2008:191).
Van Horne (1994:63), “pemecahan saham (stock split) juga berarti peningkatan jumlah saham melalui pengurangan yang proporsional dalam nilai nominal saham. Pemecahan saham (stock split) dilakukan oleh perusahaan pada kesempatan-kesempatan dimana perusahaan ingin mencapai suatu penurunan yang besar dalam harga pasar per lembar saham”.
Menurut Brigham (1999:95), “pemecahan saham (stock split) adalah tindakan suatu perusahaan untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan memberikan kepada setiap pemegang saham dua lembar saham baru untuk satu saham yang sebelumnya dipegang”. Pemecahan saham biasanya digunakan untuk menurunkan harga secara besar-besaran setelah saham mengalami kenaikan harga yang tajam.
Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil (Darmadji, 2001:131). Menurut Brigham and Gapeski (dalam Lestari dan Sudaryono, 2008) stock split adalah aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan publik untuk menaikkan jumlah saham yang beredar.
Menurut Darmadji (2001:132), ada beberapa hal penting mengenai stock split yang harus diketahui oleh para pemodal, yaitu:
1) Rasio stock split yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama. Misalnya, rasio 2 untuk 1 berarti dua saham baru ditukar dengan setiap saham lama, 3 untuk 2 berarti tiga saham baru dapat ditukar dengan dua saham lama.
(23)
2) Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di Bursa Efek.
3) Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di Bursa Efek.
4) Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.
5) Tanggal dimulainya penyelesaian dengan transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening Efek Perusahaan Efek atau Bank Kustodian di KSEI.
2.1.2.2 Jenis Pemecahan Saham
Jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan menurut Ewijaya dan Indriantoro (1999) adalah sebagai berikut:
a. Pemecahan turun (split down atau reverse split)
Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, dan 1:4.
b. Pemecahan naik (split up atau forward split)
Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan yang telah ditentukan sebelumnya 2:1, 3:1, dan 4:1 (2:1, angka 2 merupakan jumlah saham yang beredar dan angka 1 adalah nilai nominal saham). Jadi, split down merupakan kebalikan dari split up.
2.1.2.3 Teori Pemecahan Saham
Menurut Halim (2007), terdapat dua teori utama menjelaskan motivasi pemecahan saham, yaitu:
1. Trading Range Theory menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split, maka dapat menjaga harga saham agar tidak terlalu mahal. Dengan adanya stock split, nilai nominal saham dipecah sehingga meningkatkan daya beli investor, dengan tujuan agar tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham bersangkutan. Harga saham yang terlampau tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan.
(24)
Melalui stock split, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi.
2. Signalling Theory, menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajemen akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kondisi kinerja keuangan yang baik. Tidak semua perusahaan dapat melakukan stock split. Hanya perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang disinyalkan yang akan bereaksi positif. Perusahaan yang memberikan sinyal yang tidak valid akan mendapat dampak negatif. Stock split yang dilakukan emiten memerlukan biaya yang harus ditanggung dan hanya perusahaan yang mempunyai prospek yang baik yang dapat menanggung biaya tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan pasar bereaksi positif.
2.1.2.4 Tujuan Pemecahan Saham
Menurut Weygandt (2008:191), “tujuan pemecahan saham adalah meningkatkan daya jual saham dengan cara menurunkan nilai pasar per lembarnya”. Menurut Sinaga (1994:64), “tujuan utama pemecahan adalah untuk menempatkan saham dalam suatu keadaan perdagangan yang lebih populer, sehingga dengan demikian menarik lebih banyak pembeli”. Menurut Darmadji (2001:131), “stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah”.
Stock split akan efektif jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi. Mengambil keputusan stock split dalam suatu perusahaan harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham. Ketika keputusan untuk melakukan stock split dilakukan, maka jumlah saham yang dimiliki oleh
(25)
pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Tetapi pada saat yang bersamaan, harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan. Dalam stock split, pemegang saham harus menukarkan sahamnya yang memiliki nilai nominal lebih kecil sebab setelah batas periode penukaran yang ditetapkan telah kadaluarsa, saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.
2.1.2.5 Pengaruh Stock split terhadap Harga Saham di Bursa
Saat perdagangan saham dimulai dengan nilai nominal yang baru, maka harga saham yang ada dibursa akan dikoreksi dengan rasio dari stock split atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama. Contohnya, nilai nominal suatu saham dipecah dari Rp 500 menjadi Rp 100. Harga terakhir perdagangan saham tersebut dengan nilai nominal lama adalah Rp 750, maka harga pembukaan pada perdagangan dengan nilai nominal yang baru adalah 100/500 dikalikan dengan Rp 750 yang hasilnya sama dengan Rp 150. Stock split juga dipengaruhi oleh waktu dan rasio atau pemecahan harga nominal.
2.1.3 Perubahan Harga Saham
Salah satu faktor yang memotivasi investor untuk melakukan investasi adalah return. Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor atas investasinya. Return dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi.
(26)
Return realisasi adalah yang telah terjadi yang dihitung bedasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa yang akan datang.
Return realisasi penting diketahui karena dapat digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta sebagai dasar penentu expectedreturn untuk mengukur risiko di masa yang akan datang. Apabila kinerja suatu perusahaan baik, maka tingkat return yang akan diperoleh pemegang saham akan semakin besar, hal ini akan memberi dampak pada harga saham yang kemungkinan akan naik. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan.
Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan perusahaan tersebut dan sebaliknya. Meskipun begitu, harga saham yang terlalu tinggi tidak selamanya memberikan keuntungan pada perusahaan. Harga saham yang terlalu tinggi dapat menurunkan minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Pergerakan saham tersebut sangat mempengaruhi para pelaku pasar modal, khususnya investor. Perubahan harga saham yang dinamis dapat mengubah nilai kesejahteraan investor dan selanjutnya akan mengubah kesempatan yang akan diperoleh investor di masa yang akan datang. Dapat disimpulkan bahwa perubahan harga saham menyebabkan perubahan perilaku konsumen dan investasi investor.
(27)
2.1.4 Likuiditas Saham
Likuiditas menurut Bursa Efek Indonesia (informasi umum pasar modal, stock exchange) adalah kelancaran yang menunjukkan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Koentin menyatakan bahwa likuiditas saham adalah mudahnya saham yang dimiliki seseorang dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme pasar modal, likuiditas saham baik berarti bahwa setiap saat ia dapat datang ke pialang dan menjual sahamnya (dalam Deden Mulyana, 2011).
Parameter yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas suatu saham, menurut Conroy et.al., (dalam Mulyana, 2011) adalah sebagai berikut:
a. Volume perdagangan b. Tingkat spread
c. Information flow (aliran informasi) d. Jumlah pemegang saham
e. Jumlah saham yang beredar
f. Transaction cost (besarnya biaya transaksi) g. Harga saham
h. Volatilitas harga saham
Dalam penelitian ini, parameter yang digunakan adalah adalah volume perdagangan dan Bid-Ask Spread.
2.1.4.1 Volume Perdagangan
Volume perdagangan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu saham. Volume perdagangan adalah rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Perubahan volume perdagangan dapat diukur dengan
(28)
Trading Volume Activity (TVA). Menurut Widayanto dan Sunarjanto, “Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar modal” (dalam Lubis, 2010). Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Besar kecilnya perubahan rata-rata TVA antara sebelum dan sesudah pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukannya stock split akan meningkatkan kemampuan investor untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukkan pasar yang semakin likuid. Kondisi ini akan mempengaruhi frekuensi transaksi di bursa, di mana dengan adanya stock split, frekuensi transaksi akan meningkat dan ini berpengaruh terhadap volume perdagangan.
2.1.4.2 Bid-Ask Spread
Halim dan Hidayat (dalam Hadi, 2008:20) menyatakanbahwa Bid-Ask Spread merupakan selisih harga beli tertinggi yang trader (pedagang saham) bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang trader bersedia menjual saham tersebut. Bid-Ask Spread merupakan selisih antara bid price dengan ask price. Bid price adalah harga penawaran pembelian tertinggi. Ask price adalah harga penawaran penjualan terendah (Hartono, 2000:57). Bid-Ask Spread dijadikan sebagai ukuran dimana
(29)
semakin kecil Bid-Ask Spread maka semakin likuid suatu saham. Seperti yang dikemukakan Rusliati dan Farida (2010) bahwa:
semakin kecil Bid-Ask Spread suatu perusahaan berarti saham semakin likuid. Bid-Ask Spread terkecil yang benilai nol (0) disebabkan oleh saham yang mempunyai harga jual tertinggi sama dengan harga beli terendahnya artinya banyak investor yang tertarik untuk bertransaksi, banyaknya investor yang tertarik akan menaikkan harga saham sehingga menaikkan likuiditas saham tersebut.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Bid-Ask Spread yang baik adalah yang memiliki nilai yang kecil. Semakin kecil nilainya maka likuiditas saham pun semakin meningkat. Harga saham yang lebih rendah setelah dilakukannya stock split menyebabkan pertemuan antara harga penawaran dan harga permintaan relatif besar. Situasi ini mengakibatkan perbedaan antara besarnya harga penawaran dan harga permintaan saham (Bid-Ask Spread) semakin kecil.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:
1.Ali Sadikin (2011), menganalisis abnormal return saham dan volume perdagangan saham, sebelum dan sesudah pemecahan saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap abnormal return baik sebelum dan sesudah pengumuman stock split, sedangkan terhadap volume perdagangan terdapat pengaruh signifikan baik sebelum dan sesudah stock split.
(30)
2.I Gusti Mila W (2010), menganalisis pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap volume perdagangan dan abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2009. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan antara volume perdagangan saham dan peristiwa stock split, sedangkan terhadap abnormal return, tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
3.Ellen Rusliati dan Esti Nur Farida (2010), meneliti tentang pemecahan saham terhadap likuiditas dan return saham. Hasil penelitian ini adalah Bid-Ask Spread sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham berbeda signifikan, yang berarti stock split berpengaruh terhadap likuiditas saham. Hasil pengujian abnormal return sebelum dan sesudah dilakukannya stock split berbeda signifikan, ini berarti pengumuman stock split berpengaruh terhadap return saham.
4.Winda Sari Lubis (2010), menguji pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Hasil dari penelitian Winda Sari Lubis adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split.
(31)
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama
Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Ali Sadikin, (2011)
Analisis Abnormal return Saham dan Volume
Perdagangan
Saham, Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham, di Bursa Efek Indonesia
1. Stock split 2. Abnormal return Saham 3. Volume Perdagang an Saham
Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap abnormal return baik sebelum dan sesudah stock split, dan terdapat pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan sahambaik
sebelum dan sesudah stock split.
2. I Gusti
Mila W, (2010) Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (stock split) terhadap Volume Perdagangan dan Abnormal return
Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI periode 2007-2009
1. Stock split 2. Volume Perdagang an Saham 3. Abnormal return Saham Terdapat pengaruh signifikan antara volume perdagangan saham dengan peristiwa stock split, dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara abnormal return saham dengan peristiwa stock split.
3. Ellen Rusliati dan Esti Nur Farida, (2010) Pemecahan Saham terhadap Likuiditas dan Return Saham
1. Stock split 2. Bid-Ask Spread 3. Abnormal return Saham Terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread sebelum dan sesudah pengumuman stock split, dan terdapat perbedaan signifikan abnormal return saham sebelum dan sesudah stock split.
4. Winda Sari Lubis, (2010) Pengaruh Pemecahan Saham terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
1. Stock split 2. Return Saham 3. Bid-Ask Spread 4. Trading Volume Activity
Tidak terdapat perbedaan signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, tidak terdapat perbedaan signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Trading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split.
(32)
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang digambarkan sebagai berikut:
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat hubungan kausal antara pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Pengaruh stock split terhadap perubahan harga pasar dan likuiditas saham dapat dilihat dari sebelum dan sesudah dilakukan stock split yang menggunakan periode pengamatan (event windows) 5 hari bursa sebelum dan 5 hari bursa sesudah stock split. Jenis stock split yang menjadi kriteria dalam penelitian ini adalah split up . Split up (pemecahan saham naik) adalah penurunan nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dengan adanya pemecahan saham naik (split up) diharapkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli saham
Pemecahan Saham (stock split)
(X)
Return Saham (Y1)
Bid-Ask Spread (Y2)
Trading Volume Activity
(33)
tersebut dalam jumlah relatif besar yang akhirnya mempengaruhi tingkat likuiditas saham tersebut. Dari sebelum dan sesudah dilakukan stock split, dilihat ada tidaknya perbedaan return saham. Likuiditas saham diproksikan dengan Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity (TVA). Dari sebelum dan sesudah stock split akan dilihat ada tidaknya perbedaan Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity (TVA).
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian dapat disusun sebagai berikut :
• Ha1 : terdapat perbedaan yang signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split.
• Ha2 : terdapat perbedaan yang signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split.
• Ha3 : terdapat perbedaan yang signifikan Trading Volume Activity (TVA) antara sebelum dan sesudah stock split.
(34)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian event study karena penelitian ini hanya mengamati pengaruh dari suatu kejadian tertentu pada periode tertentu dengan mendasarkan pada pengamatan tanggal dilakukannya stock split sebagai titik kritisnya. Event study (studi peristiwa) adalah suatu penelitian yang meneliti dampak adanya suatu peristiwa tertentu terhadap sesuatu yang dipelajari (Hadi, 2006 : 211). Penelitian event study bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu peristiwa yang terjadi. Penelitian ini didesain untuk melihat adanya pengaruh pemecahan saham (stock split) terhadap perubahan harga saham yang diproksikan dengan return saham dan likuiditas saham yang diproksikan dengan Bid-Ask Spread dan Trading Volume Activity (TVA). Periode pengujian (event windows) yang digunakan adalah 11 hari bursa, yaitu 5 hari sebelum pemecahan saham (stock split) (n-5 sampai n-1), pada saat pemecahan saham (stock split), 5 hari bursa setelah pemecahan saham (stock split) (n+1 sampai n+5) yang bergantung pada listing date (tanggal pelaksanaan pemecahan saham (stock split) yang tercantum di Bursa Efek Indonesia) dari masing-masing sampel. Alasan pemilihan periode 11 hari bursa adalah untuk menghindari confounding effect. Pemilihan periode 11 hari bursa cukup layak untuk meneliti return saham, Bid-Ask Spread, dan Trading Volume Activity.
(35)
3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Erlina (2008:75) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur, agrikultur, dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu metode penetapan sampel berdasarkan kriteria tertentu Sangadji (2010:188). Kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1.Perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) di BEI dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan hanya melakukannya dengan cara pemecahan naik (split up).
2.Harga saham dari perusahaan terdaftar di BEI minimal 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman pemecahan saham (stock split). 3.Perusahaan yang hanya melakukan kebijakan pemecahan saham (stock
split) dan tidak melakukan corporate action lain selama periode pengamatan (event window), seperti right issue, warrant, additional shares, pengumuman dividen, saham bonus, merger, dana pengumuman perusahaan lainnya.
4.Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki data yang lengkap.
(36)
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel
No Kode Populasi Perusahaan Kriteria S
1 2 3 4
1 AKRA AKR Corporindo Tbk √ √ X √
2 ANTM Aneka Tambang Persero √ √ √ √ 1
3 ARNA Arwana Citramulia Tbk √ √ √ √ 2
4 AUTO Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ 3
5 BRNA Berliana Tbk √ √ √ √ 4
6 DAVO Davomas Abadi Tbk √ √ √ √ 5
7 DOID Delta Dunia Makmur Tbk √ √ √ √ 6
8 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 7
9 HITS
Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk √ √ X √
10 INCO International Nickel Indonesia Tbk √ √ √ √ 8
11 INTA Intraco Penta Tbk √ √ √ √ 9
12 JPRS Jaya Pari Steel Tbk √ √ √ √ 10
13 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk √ √ √ √ 11
14 LSIP London Sumatra Tbk √ √ X √
15 MIRA Mitra International Resources Tbk √ √ X √
16 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk √ √ √ √ 12
17 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo √ √ √ √ 13
18 TINS Timah Persero Tbk √ √ √ √ 14
19 TURI Tunas Ridean Tbk √ √ √ √ 15
Sumber: Indonesian Capital Market Directory (diolah penulis, 2013)
Tabel 3.2
Daftar Sampel Akhir Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Stock split
1 ANTM Aneka Tambang Persero 12 Juli 2007
2 ARNA Arwana Citramulia Tbk 11 September 2009
3 AUTO Astra Otoparts Tbk 24 Juni 2011
4 BRNA Berliana Tbk 04 Agustus 2008
5 DAVO Davomas Abadi Tbk 28 Mei 2007
6 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 15 April 2008
7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 12 November 2010 8 INCO International Nickel Indonesia Tbk 15 Januari 2008
9 INTA Intraco Penta Tbk 06 Juni 2011
(37)
11 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 18 Maret 2010 12 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 07 Agustus 2008 13 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo 22 Agustus 2007
14 TINS Timah Persero Tbk 08 Agustus 2008
15 TURI Tunas Ridean Tbk 17 Juni 2010
Sumber: diolah penulis, 2013
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Variabel Independen (Bebas)
Menurut Sekaran (dalam Sangadji 2010:136) “variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemecahan saham (stock split). Stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya.
3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Sekaran (dalam Sangadji 2010:136) “variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen”. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham dan likuiditas saham.
(38)
3.3.2.1 Perubahan Harga Saham
Hartono (2000:107) menyatakan bahwa perubahan harga saham diproksikan dengan return saham dengan rumus:
��,� =��,� − ��,� −1 ��,� −1
Kemudian dihitung rata-rata return saham untuk seluruh sampel sebelum dan sesudah stock split.
��,�= ���,� � Dimana:
Ri,t = return saham sekuritas ke-1 pada periode peristiwa ke-t Pi,t = harga saham sekarang
Pi,t-1 = harga saham sebelumnya
��,� = rata-rata return saham seluruh sampel pada hari t N = banyaknya sampel yang diamati.
3.3.2.2 Likuiditas Saham
Likuiditas saham dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan Bid-Ask Spread dan volume perdagangan.
3.3.2.2.1 Bid-Ask Spread
Pengukuran Bid-Ask Spread dalam penelitian ini mengacu pada pengukuran sebagaimana yang digunakan Lubis (2010) dengan rumus:
���,�= ���,� − ���,� (���,�+���,�)/2
(39)
Kemudian dihitung rata-rata Bid-Ask Spread untuk masing-masing sampel dengan rumus:
���,�= ����,� � Dimana:
SPi,t = presentase spread dari perusahaan i pada waktu t
APi,t = harga penawaran jual terendah saham i (ask) pada waktu t BPi,t = harga permintaan beli tertinggi saham i (bid) pada waktu t ���,� = rata-rata spread seluruh sampel pada hari t
N = banyaknya sampel yang diamati.
3.3.2.2.2 Volume Perdagangan
Likuiditas saham diukur dengan Trading Volume Activity (TVA) sebagaimana yang digunakan Lestari (2008) dengan rumus sebagai berikut:
����,� =���ℎ�����ℎ��������ℎ���������ℎ������������������������������������������������ ����������
Kemudian dihitung rata-rata volume perdagangan saham untuk seluruh sampel sebelum dan sesudah stock split.
����,� = �����,� � Dimana:
TVAi,t = Trading Volume Activity i pada waktu t ����,� = rata-rata TVA seluruh sample pada hari t N = banyaknya sampel yang diamati
(40)
3.4 Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari:
1.Nama perusahaan (emiten) yang melakukan stock split antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
2.Tanggal dilakukan stock split setiap perusahaan yang menjadi sampel yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory dan situs
3.Data harga saham harian 5 hari bursa sebelum dan 5 hari bursa setelah tanggal stock split. Harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price). Data ini berasal dari
da
4.Data harga penawaran jual terendah (ask price) saham harian dan harga penawaran beli tertinggi (bid price) saham harian untuk tiap sampel selama 5 hari bursa sebelum dan sesudah stock split. Data ini berasal dari situ 5.Data mengenai volume perdagangan saham harian dan jumlah saham
perusahaan yang beredar selama 5 hari bursa sebelum dan sesudah stock split. Data ini berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan situ
(41)
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu studi pustaka dan studi dokumentasi. Metode pengumpulan data melalui studi pustaka, yaitu mengumpulkan informasi dari jurnal akuntansi dan buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Metode pengumpulan data melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan dan harga saham dari tiap sampel dengan bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Peneliti melakukan uji statistik deskriptif dan uji normalitas data sebelum melakukan uji hipotesis. Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 17.0.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menceritakan/ menjabarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan untuk berlaku umum/generalisasi. Dalam penelitian ini menjabarkan statistik deskriptif berupa mean dan standar deviasi.
(42)
3.6.2 Uji Normalitas Data
Data yang diteliti harus diketahui dulu apakah terdistribusi normal atau tidak normal. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal atau tidak adalah sebagai alat untuk membuat kesimpulan populasi berdasarkan data sampel. Pengujian normalitas ini akan dapat menentukan alat uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas yang digunakan adalah uji kolmogorov-smirnov. Kriteria yang dapat digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan. Nilai p ditentukan sebesar 0,05, apabila nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal dan jika nilai p < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
3.6.3 Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis. Jika data berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik yang digunakan adalah Paired Sample T-Test. Jika distribusi tidak normal maka dilakukan transformasi log sehingga data berdistribusi normal. Jika data tetap tidak normal maka digunakan alat uji statistic non parametrik dengan Wilcoxon Signed Rank-Test.
Langkah-langkah uji Paired Sample T-Test sebagai berikut :
a. Menentukan level of significance (α = 5 %) dengan derajat kebebasan (degree o f freedom) n-1.
(43)
b. Menentukan t table berdasarkan derajat keyakinan sebesar 5%. c. Membandingkan probabilitas (p) thitungdan α = 5 %.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :
a. Jika t hitung > t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig .(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima.
b. Jika Jika t hitung < t tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak.
Langkah-langkah uji Wilcoxon Signed Rank Test sebagai berikut : a. Menentukan level of significance (α = 5 %) dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) n-1.
b. Membandingkan probabilitas (p) zhitungdan α = 5 %
c. Menentukan t table berdasarkan derajat keyakinan sebesar 5%. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :
• Jika z hitung > z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig .(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima.
• Jika Jika z hitung < z tabel, atau nilai probabilitas pada kolom sig.(2-tailed) > 0,05 maka Ha ditolak.
(44)
3.7 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Jenis Kegiatan
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013 Pengajuan Judul
Pengajuan Proposal Skripsi
Penyelesaian Proposal Skripsi
Pengumpulan dan Pengolahan Data
(45)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa closing price, bid price, ask price, jumlah saham yang beredar, dan jumlah saham yang diperdagangkan. Dari data yang diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui return saham, Bid-Ask Spread, dan Trading Volume Activity pada masing-masing perusahaan yang melakukan pemecahan saham (stock split) pada perusahaan manufaktur, pertambangan, dan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Selanjutnya, diadakan analisis untuk mengetahui perubahan harga saham dan likuiditas sahamnya. Pengolahan data, uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 17. Berdasarkan kriteria
(46)
yang telah ditentukan, diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2007-2011.
Tabel 4.1
Perusahaan yang Melakukan Stock split
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Stock split
1 ANTM Aneka Tambang Persero 12 Juli 2007
2 ARNA Arwana Citramulia Tbk 11 September 2009
3 AUTO Astra Otoparts Tbk 24 Juni 2011
4 BRNA Berliana Tbk 04 Agustus 2008
5 DAVO Davomas Abadi Tbk 28 Mei 2007
6 DOID Delta Dunia Makmur Tbk 15 April 2008
7 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk 12 November 2010 8 INCO International Nickel Indonesia Tbk 15 Januari 2008
9 INTA Intraco Penta Tbk 06 Juni 2011
10 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 12 Desember 2007
11 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 18 Maret 2010 12 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 07 Agustus 2008 13 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo 22 Agustus 2007
14 TINS Timah Persero Tbk 08 Agustus 2008
15 TURI Tunas Ridean Tbk 17 Juni 2010
Sumber: Data diolah penulis (2013)
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Tabel berikut menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian, yaitu return saham, Bid-Ask Spread, dan Trading Volume Activity pada periode penelitian.
4.2.1.1 Return Saham
Deskriptif statistik untuk return saham selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.
(47)
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Return Saham
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
-5 15 -.03333 .05405 .0093951 .02045685
-4 15 -.05882 .11257 .0078938 .03984765
-3 15 -.05380 .06667 .0069652 .02919777
-2 15 -.03285 .05556 .0066441 .02928873
-1 15 -.10499 .05618 -.0070146 .04163556
0 15 -.80000 .14423 -.1484735 .33825553
1 15 -.12605 .06154 -.0206469 .04312146
2 15 -.11538 .03704 -.0108507 .03383409
3 15 -.04375 .31783 .0182051 .08948193
4 15 -.09043 .09091 -.0098719 .03822505
5 15 -.09942 .12069 .0003367 .04995320
Sebelum Listing Date 15 -.03962 .03324 .0046890 .01565698
Sesudah Listing Date 15 -.05066 .05667 -.0045656 .02773346
Valid N (listwise) 15
Sumber: Data diolah penulis (2013)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa: 1.Jumlah data sebanyak 15.
2.Pada t-5, return saham dengan nilai tertinggi sebesar 0,05405 dimiliki oleh PT Berlina Tbk, nilai terendah sebesar -0,03333 dimiliki oleh PT Davomas Abadi Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,02045685 dan nilai mean sebesar 0,0093951. Pada t-4, return saham dengan nilai tertinggi sebesar 0,11257 dimiliki oleh PT Darya Varia Laboratoria Tbk, nilai terendah sebesar -0,05882 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03984765 dan nilai mean
(48)
sebesar 0,0078938. Return saham pada t-3, nilai tertinggi sebesar 0,06667 dimiliki oleh PT Arwana Citra Mulia Tbk, nilai terendah sebesar -0,05380 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,02919777 dan nilai mean sebesar 0,0069652. Untuk return saham pada t-2, nilai tertinggi sebesar 0,05556 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, nilai terendah sebesar -0,03285 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,02928873 dan nilai mean sebesar 0,0066441. Return saham t-1, nilai tertinggi sebesar 0,05618 dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk, nilai terendah sebesar -0,10499 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,04163556 dan nilai mean sebesar -0,0070146. Pada t 0 (tanggal dilakukannya stock split atau listing date), return saham dengan nilai tertinggi sebesar 0,14423 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar -0,80000 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,33825553 dan nilai mean sebesar -0,1484735. Return saham t 1, terdapat nilai tertinggi sebesar 0,06154 dimiliki oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk, nilai terendah sebesar -0,12605 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,04312146 dan nilai mean sebesar -0,0206469. Untuk return saham t 2, diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,03704
(49)
dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar -0,11538 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03383409 dan nilai mean sebesar -0,0108507. Pada t 3, return saham dengan nilai tertinggi sebesar 0,31783 dimiliki oleh PT Astra Auto Parts Tbk, nilai terendah sebesar -0,04375 dimiliki oleh PT Semen Gresik Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,08948193 dan nilai mean sebesar 0,0182051. Return saham t 4, didapat nilai tertinggi sebesar 0,09091 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar -0,09043 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03822505 dan nilai mean sebesar -0,0098719. Untuk return saham t 5, nilai tertinggi sebesar 0,12069 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar -0,09942 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,04995320 dan nilai mean sebesar 0,0003367.
3.Rata-rata return saham setelah pemecahan saham (stock split) mengalami penurunan sebesar 0,0092546. Sebelum stock split, rata-rata return saham adalah sebesar 0,0046890, akan tetapi setelah stock split, rata-rata return saham menjadi sebesar -0,0045656.
(50)
4.2.1.2 Bid-Ask Spread
Deskriptif statistik untuk Bid-Ask Spread selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Bid-Ask Spread
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
-5 15 -.33588 .06950 -.0007503 .09463237
-4 15 -.29482 .18987 .0218745 .10218199
-3 15 -.29719 .08050 .0068836 .08641657
-2 15 -.32669 .09524 .0139576 .09702619
-1 15 -.28571 .14581 .0252156 .09426596
0 15 .00000 .20606 .0642446 .05476895
1 15 .00000 .11872 .0524991 .03237667
2 15 .00000 .12245 .0383654 .02638149
3 15 .00000 .12429 .0469461 .03425842
4 15 .00000 .11765 .0475384 .03132795
5 15 .00000 .13333 .0521148 .03736145
Sebelum Listing Date 15 -.30806 .07811 .0134361 .09148852
Sesudah Listing Date 15 .01847 .09892 .0474928 .02411137
Valid N (listwise) 15
Sumber: Data diolah penulis (2013)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa: 1.Jumlah data sebanyak 15.
2.Bid-Ask Spread pada t-5, nilai tertinggi sebesar 0,06950 dimiliki oleh PT Delta Dunia Makmur Tbk, nilai terendah sebesar -0,33588 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,09463237 dan nilai mean sebesar -0,0007503. Pada t-4, Bid-Ask Spread
(51)
dengan nilai tertinggi sebesar 0,18987 dimiliki oleh PT Arwana Citra Mulia Tbk, nilai terendah sebesar -0,29482 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,10218199 dan nilai mean sebesar 0,0218745. Untuk Bid-Ask Spread pada t-3, nilai tertinggi sebesar 0,08050 dimiliki oleh PT Arwana Citra Mulia Tbk, nilai terendah sebesar -0,29719 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,08641657 dan nilai mean sebesar 0,0068836. Bid-Ask Spread pada t-2, diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,09524 dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk, nilai terendah sebesar -0,32669 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,09702619 dan nilai mean sebesar 0,0139576. Pada t-1, Bid-Ask Spread dengan nilai tertinggi sebesar 0,14581 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar -0,28571 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,09426596 dan nilai mean sebesar 0,0252156. Pada t 0 (tanggal dilakukannya stock split atau listing date), Bid-Ask Spread dengan nilai tertinggi sebesar 0,20606 dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,05476895 dan nilai mean sebesar 0,0642446. Bid-Ask Spread
(52)
t 1, terdapat nilai tertinggi sebesar 0,11872 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03237667 dan nilai mean sebesar 0,0524991. Untuk Bid-Ask Spread t 2, diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,12245 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,02638149 dan nilai mean sebesar 0,0383654. Pada t 3, Bid-Ask Spread dengan nilai tertinggi sebesar 0,12429 dimiliki oleh PT Timah Persero Tbk, nilai terendah sebesar -0,00000 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03425842 dan nilai mean sebesar 0,0469461. Bid-Ask Spread t 4, didapat nilai tertinggi sebesar 0,11765 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03132795 dan nilai mean sebesar -0,0475384. Untuk Bid-Ask Spread t 5, nilai tertinggi sebesar 0,13333 dimiliki oleh PT International Nickel Indonesia Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,03736145 dan nilai mean sebesar 0,0521148.
(53)
3.Rata-rata Bid-Ask Spread setelah pemecahan saham (stock split) mengalami peningkatan sebesar 0,0340567. Sebelum stock split, rata-rata Bid-Ask Spread adalah sebesar 0,0134361, akan tetapi setelah stock split, rata-rata Bid-Ask Spread menjadi sebesar 0,0474928.
4.2.1.3 Trading Volume Activity
Deskriptif statistik untuk Trading Volume Activity selama periode pengamatan dapat disajikan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Trading Volume Activity
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
-5 15 .00002 .03006 .0034340 .00754623
-4 15 .00000 .03269 .0036256 .00825263
-3 15 .00003 .02647 .0039422 .00692512
-2 15 .00000 .01580 .0024892 .00410713
-1 15 .00000 .01003 .0021626 .00273991
0 15 .00000 .02251 .0038935 .00622642
1 15 .00003 .00711 .0022554 .00236942
2 15 .00002 .01026 .0021398 .00298367
3 15 .00000 .01155 .0018992 .00312966
4 15 .00003 .00629 .0019476 .00215022
5 15 .00002 .02163 .0033717 .00553621
Sebelum Listing Date 15 .00013 .02301 .0031307 .00564198
Sesudah Listing Date 15 .00002 .00868 .0023227 .00249486
Valid N (listwise) 15
(54)
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dijelaskan bahwa: 1.Jumlah data sebanyak 15.
2.Trading Volume Activity pada t-5, nilai tertinggi sebesar 0,03006 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00002 dimiliki oleh PT Astra Auto Parts Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00754623 dan nilai mean sebesar 0,0034340. Pada t-4, Trading Volume Activity dengan nilai tertinggi sebesar 0,03269 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Berlina Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00825263 dan nilai mean sebesar 0,0036256. Untuk Trading Volume Activity pada t-3, nilai tertinggi sebesar 0,02647 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00003 dimiliki oleh PT Astra Auto Parts Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00692512 dan nilai mean sebesar 0,0039422. Trading Volume Activity pada t-2, diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,01580 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Berlina Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00410713 dan nilai mean sebesar 0,0024892. Pada t-1, Trading Volume Activity dengan nilai tertinggi sebesar 0,01003 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Berlina Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00273991 dan nilai mean sebesar
(55)
0,0024892. Pada t 0 (tanggal dilakukannya stock split atau listing date), Trading Volume Activity dengan nilai tertinggi sebesar 0,02251 dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Berlina Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00622642 dan nilai mean sebesar 0,0038935. Trading Volume Activity t 1, terdapat nilai tertinggi sebesar 0,00711 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00003 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00236942 dan nilai mean sebesar 0,0022554. Untuk Trading Volume Activity t 2, diperoleh nilai tertinggi sebesar 0,01026 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00002 dimiliki oleh PT Darya Varia Laboratoria Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00298367 dan nilai mean sebesar 0,0021398. Pada t 3, Trading Volume Activity dengan nilai tertinggi sebesar 0,01155 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00000 dimiliki oleh PT Berlina Tbk dan PT Darya Varia Laboratoria Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00312966 dan nilai mean sebesar 0,0018992. Trading Volume Activity t 4, didapat nilai tertinggi sebesar 0,00629 dimiliki oleh PT Intraco Penta Tbk, nilai terendah sebesar 0,00002 dimiliki oleh PT Darya Varia Laboratoria Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00215022 dan nilai mean sebesar
(56)
0,0019476. Untuk Trading Volume Activity t 5, nilai tertinggi sebesar 0,02163 dimiliki oleh PT Tunas Ridean Tbk, nilai terendah sebesar 0,00002 dimiliki oleh PT Darya Varia Laboratoria Tbk, dengan standar deviasi sebesar 0,00553621 dan nilai mean sebesar 0,0033717.
3.Rata-rata Trading Volume Activity saham setelah pemecahan saham (stock split) mengalami penurunan sebesar 0,000808. Sebelum stock split, rata-rata Trading Volume Activity adalah sebesar 0,0031307, akan tetapi setelah stock split, rata-rata return saham menjadi sebesar 0,0023227.
4.2.2 Uji Normalitas Data
Untuk menentukan alat uji statistik yang tepat bagi hipotesis yang telah dibuat, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji non parametrik one-sample kolmogorov–sminorv test untuk masing-masing variabel yang diteliti. Kolmogorov Sminorv adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Jadi, sebenarnya uji Kolmogorov Sminorv adalah uji beda antara uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data baku. Kriteria pengujian yang digunakan dengan pengujian dua arah (two tailed test) yaitu dengan membandingkan nilai p yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan.
(57)
1.Nilai sig. atau signifikan probabilitas ditentukan sebesar 0,05 apabila p > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2.Nilai sig. atau signifikan probabilitas ditentukan sebesar 0,05 apabila p < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
4.2.2.1 Return Saham
Uji normalitas data rata-rata untuk return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham (stock split) ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5
One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test Return Saham
Sebelum Listing Date Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal
Parametersa,,b
Mean .0046890 -.0045656
Std. Deviation .01565698 .02773346
Most Extreme Differences
Absolute .248 .179
Positive .152 .179
Negative -.248 -.123
Kolmogorov-Smirnov Z .960 .692
Asymp. Sig. (2-tailed) .315 .725
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah penulis (2013)
Dari tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock split berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan dengan semua nilai p di atas 0,05. Oleh karena itu, untuk pengujian hipotesis pertama digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.
(58)
4.2.2.2 Bid-Ask Spread
Uji normalitas data rata-rata untuk Bid-Ask Spread sebelum dan sesudah stock split ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test Bid-Ask Spread
Sebelum Listing Date Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal
Parametersa,,b
Mean .0134361 .0474928
Std. Deviation .09148852 .02411137
Most Extreme Differences
Absolute .382 .129
Positive .240 .129
Negative -.382 -.114
Kolmogorov-Smirnov Z 1.478 .501
Asymp. Sig. (2-tailed) .025 .963
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah penulis (2013)
Dari tabel 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata Bid-Ask Spread sebelum stock split berdistribusi tidak normal karena nilai p di bawah 0,05, sedangkan rata-rata Bid-Ask Spread sesudah stock split berdistribusi normal karena nilai p di atas 0,05. Karena rata-rata Bid-Ask Spread sebelum stock split berdistribusi tidak normal, maka dilakukan transformasi logaritma natural.
(59)
Berikut ini adalah tabel hasil uji normalitas data Bid-Ask Spread setelah rata-rata Bid-Ask Spread sebelum stock split ditransformasi:
Tabel 4.7
One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test Bid-Ask Spread Setelah Transformasi Logaritma Natural
Sesudah Listing Date Ln_Sebelum
N 15 13
Normal
Parametersa,,b
Mean .0474928 -3.3576
Std. Deviation .02411137 .50282
Most Extreme Differences
Absolute .129 .133
Positive .129 .133
Negative -.114 -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .501 .481
Asymp. Sig. (2-tailed) .963 .975
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah penulis (2013)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas terlihat bahwa Bid-Ask Spread telah berdistribusi normal karena nilai p lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, untuk pengujian hipotesis kedua digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.
4.2.2.3 Trading Volume Activity
Uji normalitas data rata-rata untuk Trading Volume Activity sebelum dan sesudah stock split disajikan pada tabel 4.8.
(60)
Tabel 4.8
One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test Trading Volume Activity
Sebelum Listing Date Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal
Parametersa,,b
Mean .0031307 .0023227
Std. Deviation .00564198 .00249486
Most Extreme Differences
Absolute .361 .178
Positive .361 .171
Negative -.297 -.178
Kolmogorov-Smirnov Z 1.400 .691
Asymp. Sig. (2-tailed) .040 .726
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah oleh penulis (2013)
Dari tabel 4.8 di atas dapat disimpulkan rata-rata Trading Volume Activity sebelum stock split berdistribusi tidak normal karena nilai p lebih kecil dari 0,05, sedangkan rata-rata Trading Volume Activity sesudah stock split berdistribusi normal karena nilai p lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi logaritma natural terhadap rata-rata Trading Volume Activity sebelum stock split.
Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji normalitas data Trading Volume Activity setelah rata-rata Trading Volume Activity sebelum stock split ditransformasi.
(61)
Tabel 4.9
One-Sample Kolmogorov-Sminorv Test Trading Volume Activity Setelah Ttransformasi Logaritma Natural
Sesudah Listing Date Ln_Sebelum
N 15 15
Normal
Parametersa,,b
Mean .0023227 -6.5438
Std. Deviation .00249486 1.23387
Most Extreme Differences
Absolute .178 .128
Positive .171 .128
Negative -.178 -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .691 .498
Asymp. Sig. (2-tailed) .726 .965
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data diolah oleh penulis (2013)
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Trading Volume Activity telah berdistribusi normal karena nilai p lebih besar dari 0,05. Dengan begitu, untuk pengujian hipotesis kedua digunakan uji parametrik dengan paired samples t-test.
4.2.3 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode uji beda dua rata-rata dari dua kelompok observasi berpasangan (T-test paired two sample). Metode ini digunakan karena data-data yang dianalisis merupakan data-data yang saling berhubungan. Dengan alat uji tersebut rata-rata return saham, Bid-Ask Spread, dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah stock split dibandingkan. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan berarti
(62)
menunjukkan bahwa ada pengaruh stock split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%.
a.Pengujian Hipotesis Pertama
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha: terdapat perbedaan signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split.
Hasil pengujian return saham dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Paired Sample Test Return Saham
Paired Differences
T df Sig.
(2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
Sebelum Listing Date - Sesudah Listing Date
.00925455 .02656207 .00685830 -.00545504 .02396413 1.349 14 .199
Sumber: Data diolah oleh penulis (2013)
Hasil pengujian yang disajikan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai thitung adalah sebesar 1,349 dan dengan membandingkannya dengan nilai ttabel (0.05; 14) sebesar 2,145, maka diketahui bahwa nilai thitung< ttabel. Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat juga bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,199, dimana melebihi nilai 0,05. Dari hasil tersebut ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return saham sebelum dan sesudah stock split. Pada tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata return saham sebelum pemecahan saham (stock split) adalah 0,0046890, sedangkan
(63)
rata-rata return saham setelah pemecahan saham (stock split) adalah -0,0045656. Dari data tersebut terlihat jelas bahwa terjadi penurunan rata-rata return saham setelah stock split sebesar 0,0092546. Meskipun begitu, penurunan rata-rata return saham ini secara statistik tidak signifikan. Berdasarkan temuan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemecahan saham (stock split) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Dengan begitu, pernyataan hipotesis pertama bahwa terdapat perbedaan signifikan return saham antara sebelum dan sesudah stock split, tidak dapat diterima.
b.Pengujian Hipotesis Kedua
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan Bid-Ask Spread antara sebelum dan sesudah stock split.
Hasil pengujian Bid-Ask Spread dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Paired Sample Test Bid-Ask Spread
Paired Differences
t Df Sig.
(2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
Ln_Sebelum - Sesudah Listing Date
-3.40896669 .49778983 .13806206 -3.70977807 -3.10815530 -24.692 12 .000
(1)
LAMPIRAN 4
HASIL SPSS UJI NORMALITAS DATA
1.
Return
Saham
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Listing Date
Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean .0046890 -.0045656
Std. Deviation .01565698 .02773346
Most Extreme Differences
Absolute .248 .179
Positive .152 .179
Negative -.248 -.123
Kolmogorov-Smirnov Z .960 .692
Asymp. Sig. (2-tailed) .315 .725
a. Test distribution is Normal.
2.
Bid-Ask Spread
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Listing Date
Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean .0134361 .0474928
Std. Deviation .09148852 .02411137
Most Extreme Differences
Absolute .382 .129
Positive .240 .129
Negative -.382 -.114
Kolmogorov-Smirnov Z 1.478 .501
Asymp. Sig. (2-tailed) .025 .963
(2)
UJI NORMALITAS DATA
BID-ASK SPREAD
SETELAH
TRANSFORMASI
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sesudah Listing Date Ln_Sebelum
N 15 13
Normal Parametersa,,b Mean .0474928 -3.3576
Std. Deviation .02411137 .50282
Most Extreme Differences
Absolute .129 .133
Positive .129 .133
Negative -.114 -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .501 .481
Asymp. Sig. (2-tailed) .963 .975
a. Test distribution is Normal.
3.
Trading Volume Activity
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Listing Date
Sesudah Listing Date
N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean .0031307 .0023227
Std. Deviation .00564198 .00249486
Most Extreme Differences
Absolute .361 .178
Positive .361 .171
Negative -.297 -.178
Kolmogorov-Smirnov Z 1.400 .691
(3)
UJI NORMALITAS DATA
TRADING VOLUME ACTIVITY
SETELAH
TRANSFORMASI
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sesudah Listing Date Ln_Sebelum
N 15 15
Normal Parametersa,,b Mean .0023227 -6.5438
Std. Deviation .00249486 1.23387
Most Extreme Differences
Absolute .178 .128
Positive .171 .128
Negative -.178 -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .691 .498
Asymp. Sig. (2-tailed) .726 .965
(4)
LAMPIRAN 5
HASIL SPSS UJI HIPOTESIS
1.
Return
Saham
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair
1
Sebelum Listing Date .0046890 15 .01565698 .00404261 Sesudah Listing Date -.0045656 15 .02773346 .00716075
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum Listing Date &
Sesudah Listing Date
15 .356 .193
Paired Samples Test
Paired Differences
T df Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum Listing
Date - Sesudah Listing Date
(5)
2.
Bid-Ask Spread
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair
1
Ln_Sebelum -3.3576 13 .50282 .13946
Sesudah Listing Date .0513770 13 .02354307 .00652967
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Ln_Sebelum & Sesudah Listing
Date
13 .236 .438
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Ln_Sebelum -
Sesudah Listing Date
-3.40896669 .49778983 .13806206 -3.70977807 -3.10815530 -24.692 12 .000
3.
Trading Volume Activity
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean Pair
1
Ln_Sebelum -6.5438 15 1.23387 .31858
(6)
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Ln_Sebelum & Sesudah Listing
Date
15 .697 .004
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Ln_Sebelum -
Sesudah Listing Date