kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikam kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa,
baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham di-delist di bursa Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karen kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
3. Saham diberhentikan sementara suspensi Disamping dua risiko di atas, risiko laing yang juga “mengganggu” para
investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang
menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan
perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak
menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham
diperdagangkan kembali seperti semula.
2.3. Pemecahan Saham Stock Split
Menurut Marwata 2001, definisi stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan
bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang merubah besarnya modal, sedangkan menurut Halim 2005, pemecahan
saham adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai nominal yang lebih rendah per
lembarnya secara proporsional. Tujuan pemecahan saham tersebut adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu.
Pemecahan saham stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor
Universitas Sumatera Utara
pemecahannya split factor. Harga per lembar saham yang baru setelah dilakukan pemecahan saham adalah sebesar 1n dari harga sebelumnya.
Pemecahan saham merupakan salah satu corporate action yang dilakukan oleh emiten. Corporate action jenis ini biasanya dilakukan pada saat harga saham
dinilai terlalu tinggi di pasar modal sehingga diyakini akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Secara teoritis, suatu pemecahan
saham sebenarnya tidak bernilai apapun bagi investor. Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain tidak mempunyai nilai
ekonomis karena stock split hanyalah mengganti saham yang beredar. Pada dasarnya ada dua jenis pemecahan saham stock split yang dapat
dilakukan menurut Susanti 2005: 1 Pemecahan Naik Split Up
Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya
pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3.
2 Pemecahan Turun Split Down Pemecahan turun adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan
mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1.
Milasih 2005 menjelaskan bahwa tujuan dari dilakukannya pemecahan
saham stock split adalah untuk menambah jumlah saham yang beredar dengan menjadikan harga saham lebih murah sehingga dapat menarik minat
investor dan saham perusahaan menjadi lebih likuid diperdagangkan di bursa saham. Tujuan umum yang diperoleh dari dilakukannya stock split ini yaitu
penurunan harga saham yang selanjutnya diharapkan mampu menambah daya tarik untuk memiliki saham tersebut sehingga mampu mengubah kondisi para
investor dari add lot menjadi round lot. Add lot adalah kondisi dimana
Universitas Sumatera Utara
investor membeli saham dibawah 500 lembar 1 lot, sedangkan round lot adalah kondisi dimana investor membeli saham minimal 500 lembar 1 lot.
2.4. Harga Saham