meningkatkan produksi perikanan yang pada akhirnya dapat memenuhi dan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Melakukan analisis aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, lingkungan dan kelayakan finansial usaha pembesaran ikan mas dan nila pada Keramba
Jaring Apung KJA sistem jaring kolor di daerah penelitian. 2.
Melakukan analisis tingkat sensitivitas kelayakan usaha pembesaran ikan mas dan nila pada Keramba Jaring Apung KJA sistem jaring kolor di
daerah penelitian.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang lengkap tentang usaha pembesaran ikan mas dan nila pada Keramba Jaring Apung
KJA dengan sistem jaring kolor bagi pihak yang berkepentingan : 1. Bagi penulis sebagai media untuk melihat serta menganalisis masalah yang
timbul di lapangan dan mencari penyelesaian masalahnya. 2. Bagi investor sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan usaha pembesaran ikan mas dan nila pada Keramba Jaring Apung KJA sistem jaring kolor dalam rangka peningkatan produksi ikan air
tawar. 3. Sebagai bahan informasi penelitian bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Perikanan Waduk
Menurut Jangkara 2000, waduk adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta dibentuk atau dibangun atas rekayasa manusia. Waduk
dibangun dengan cara membendung aliran sungai sehingga air sungai tertahan sementara dan menggenangi bagian daerah aliran sungai atau water shed yang
rendah. Waduk dapat dibangun di dataran rendah maupun dataran tinggi. Beberapa waduk dapat dibangun disepanjang aliran sungai. Waduk yang
dibangun di dataran tinggi atau hulu sungai akan memiliki bentuk menjari, relatif sempit dan bertebing curam serta dalam. Waduk yang dibangun di dataran rendah
atau hilir sungai berbentuk bulat, relatif luas dan dangkal. Menurut Rochdianto 2000, Usaha ke arah pembudidayaan ikan di
perairan umum kian hari memang terasa kian mendesak. Hal ini perlu dimaklumi karena usaha penangkapan ikan yang tidak diimbangi dengan usaha budidaya dan
penebaran ikan restocking, lambat laun akan mengganggu kelestarian sumber daya perairan. Bila di sungai dikenal budidaya ikan sistem keramba, maka di
waduk dan danau dapat diterapkan cara budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Budidaya ikan dengan sistem ini pada prinsipnya mirip dengan sistem
keramba. Keuntungan budidaya ikan dalam keramba jaring apung yaitu ongkos
produksi untuk penyediaan tanah untuk membangun kolam berkurang, dapat mengatasi berkurangnya lahan budidaya ikan akibat terdesak oleh kegiatan
pertanian, industri serta pembangunan perumahan. Secara teknis keuntungan yang diperoleh antara lain adalah intensifikasi produksi ikan dan optimasi
penggunaan pakan dapat diterapkan, pesaing dan pemangsa ikan mudah dikendalikan serta pengelolaan dan pemanenan tidak terlalu rumit. Pemanfaatan
danau dan waduk menyangkut kepentingan masyarakat luas, maka dituntut agar fungsi utama perairan, kelestarian sumber daya hayati dan ekosistem perairan
harus diperhatikan Rochdianto, 2000.