Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Agro Makmur Raya Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSI MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS AKUNTANSI ASET TETAP
PADA PT. AGRO MAKMUR RAYA MEDAN
OLEH :
NAMA : DONAL FREDY ANTHONI S
NIM : 060522013
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Akuntansi
Aset Tetap Pada PT. Agro Makmur Raya Medan” adalah benar hasil karya
saya sendiri dan judul yag dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau
diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Strata-1
Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan itu tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 7 September 2009 Yang membuat pernyataan
Donal Fredy Anthoni S NIM. 060522013
(3)
ABSTRAK
Pada umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimum. Salah satu sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan itu adalah pendayagunaan aset secara tepat, termasuk didalamnya aset tetap. Aset tetap dapat diartikan sebagian dari seluruh harta yang digunakan dalam operasi perusahaan serta mempunyai masa manfaat yang lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Setiap perusahaan mempunyai investasi yang besar untuk aset tetap. Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan membeli, membuat sendiri, pertukaran dan lain-lain. Aset tetap juga membutuhkan biaya pemeliharaan dan reperasi, penggantian suku cadang baru dan biaya lain yang berhubungan dengan penggunaan aset tetap tersebut
Selain mengenai perolehan dan penggunaanya, masalah lain yang berhubungan dengan aset tetap adalah mengenai penghentian aset tetap. Penghentian aset tetap dilakukan apabila masa manfaat aset tetap tersebut telah habis. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian pada PT. Agro Makmur Raya Medan dengan Judul “Analisis Akuntansi Aset Tetap
Pada PT. Agro Makmur Raya Medan”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akuntansi aset tetap sepenuhnya telah dilakukan sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia..
Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif yaitu bagaimana pencatatan aset tetap, penyajian dan pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observation) dengan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti, yaitu PT. Agro Makmur Raya Medan, wawancara (interview) dengan melakukan tanya jawab langsung ke bagian keuangan, akuntansi dan umum, dan dokumentasi (documentation) dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian.
Dari hasil penelitian akan dapat disimpulkan apakah perlakuan akuntansi terhadap aset tetap telah sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia. Dan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi terhadap aset tetap telah memadai sesuai PABUI, walaupun masih ada hal-hal yang belum dilaksanakan tetapi perusahaan berusaha menyempurnakannnya. Perusahaan hendaknya terus mengikuti perkembangan pedoman akuntansi, sehingga tidak ada kesalahan-kesalahan yang disebabkan ketidaktahuan terhadap pedoman akuntansi yang berlaku.
Kata kunci : Akuntansi Aset Tetap, Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia.
(4)
ABSTRACT
In generally, every company have a purpose to create a maximum profit. One of some efforts that usually being used is by assets empowering properly, including fixed assets. Fixed assets means a part of the whole assets that company used in their operational and have lifetime more than one accounting periodic or more than one year.
Every company spent a mount of money to invest fixed assets. The fixed assets are derived from one sources, such as : purchasing, own built up, exchange, etc. The fixed assets also need maintanance and repairing expenses, replacement of the new sparepart and other expenses that have corelation with the using of fixed assets.
After considering about how to get and to use the fixed assets, another problem found of fixed assets treatment is the stopping of fixed assets used. The stopping of fixed assets used is done if the lifetime of fixed assets end. Based on the problem mentioned above, the writer is interest to do a reserach at PT. Agro Makmur Raya Medan with the title “ Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada PT.
Agro Makmur Raya Medan.”
The purpose of this research is to get know wether the recording of fixed assets has done based on with the GAAP in Indonesia.
The methodology which used is the descriptive method, that is how to record the fixed assets, the starting and the enclosing the fixed assets in the financial statement.
The technic of data collection is done by observation, by direct observation to the object, that is PT. Agro Makmur Raya Medan, interview by doing ask and answer directly to the finance department, accounting department and general affair department, and documentation by analizing the records and documents that company have which have chosen as an object.
Base on the research, we can conclude whether the accounting procedure of the fixed assets have been conduct by the company base on GAAP in Indonesia. And from the result of the research, it shows that the accounting procedure of the fixed assets has been suitable with PABUI, although there are some procedure has not done by the company yet, but the company attempt to make it perfect. In the future the company is suggested to follow the updating of the standard accounting procedure, so there won’t be any mistakes found any more because of the miss information of the standard of accounting procedure.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang
oleh karena kasih karuniaNya memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Agro Makmur
Raya Medan”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat serta tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari tata bahasa maupun materi
pembahasannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini, yakni kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail,
MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
(6)
3. Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku pembimbing yang banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberi arahan sehingga
selesainya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku penguji I dan Bapak Drs. Rustam , MSi, Ak selaku penguji II
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis. Serta seluruh staf dan pegawai administrasi Fakultas
ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Jajaran Direksi dan seluruh staf PT. Agro Makmur Raya Medan yang telah banyak membantu demi terwujudnya skripsi ini.
7. Serta kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini yang mana namanya tidak tertulis.
Akhir kata Akhirnya, dengan segala puji syukur penulis mengharapkan
semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, 7 September 2009 Penulis
Donal Fredy Anthoni Siburian NIM. 060522013
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Akuntansi ... 4
2. Pengertian Aset Tetap dan Penggolongan Aset Tetap ... 6
3. Akuntansi Aset Tetap dan Perolehan Aset Tetap ... 10
(8)
a. Expenditures ... 12
b. Depreciation ... 16
c. Revaluation ... 29
5. Penghentian Aset Tetap ... 32
6. Penyajian Aset Tetap dalam Laporan Keuangan ... 35
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 38
C. Kerangka Konseptual ... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 41
B. Jenis Data dan Sumber Data ... 41
C. Teknik Pengumpulan Data ... 42
D. Teknik Analisis Data ... 42
E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 44
2. Struktur Organisasi ... 46
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Perolehan Aset Tetap ... 64
2. Analisis Penggunaan Aset Tetap ... 67
3. Analisis Penghentian Aset Tetap ... 68 4. Penyajian Aset Tetap
(9)
pada Laporan Keuangan ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
No. Nama Tabel Halaman
Tabel 1.1 Penyusutan Metode Garis Lurus ... 20
Tabel 1.2 Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun ... 22
Tabel 1.3 Penyusutan Metode Saldo Menurun ... 23
Tabel 1.4 Penyusutan Metode Jumlah Unit Produksi ... 25
Tabel 1.5 Penyusutan Berdasarkan Jenis dan Kelompok ... 26
Tabel 1.6 Penyusutan Metode Anuitas ... 28
Tabel 1.7 Neraca ... 37
Tabel 1.8 Daftar Aset Tetap dan Akumulasinya per 31 Desember 2008 ... 63
Tabel 1.9 Daftar Aset Tetap dan Akumulasinya sesuai PSAK per 31 Desember 2008 ... 70
Tabel 2.1 Penyajian Perbandingan Nilai Aset Tetap dalam Neraca Menurut Perusahaan dan Penulis ... 71
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Nama Gambar Halaman
1 Struktur Organisasi pada PT. Agro Makmur
(12)
ABSTRAK
Pada umumnya setiap perusahaan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimum. Salah satu sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan itu adalah pendayagunaan aset secara tepat, termasuk didalamnya aset tetap. Aset tetap dapat diartikan sebagian dari seluruh harta yang digunakan dalam operasi perusahaan serta mempunyai masa manfaat yang lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Setiap perusahaan mempunyai investasi yang besar untuk aset tetap. Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan membeli, membuat sendiri, pertukaran dan lain-lain. Aset tetap juga membutuhkan biaya pemeliharaan dan reperasi, penggantian suku cadang baru dan biaya lain yang berhubungan dengan penggunaan aset tetap tersebut
Selain mengenai perolehan dan penggunaanya, masalah lain yang berhubungan dengan aset tetap adalah mengenai penghentian aset tetap. Penghentian aset tetap dilakukan apabila masa manfaat aset tetap tersebut telah habis. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik melakukan penelitian pada PT. Agro Makmur Raya Medan dengan Judul “Analisis Akuntansi Aset Tetap
Pada PT. Agro Makmur Raya Medan”
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akuntansi aset tetap sepenuhnya telah dilakukan sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia..
Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif yaitu bagaimana pencatatan aset tetap, penyajian dan pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan (observation) dengan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti, yaitu PT. Agro Makmur Raya Medan, wawancara (interview) dengan melakukan tanya jawab langsung ke bagian keuangan, akuntansi dan umum, dan dokumentasi (documentation) dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian.
Dari hasil penelitian akan dapat disimpulkan apakah perlakuan akuntansi terhadap aset tetap telah sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia. Dan dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi terhadap aset tetap telah memadai sesuai PABUI, walaupun masih ada hal-hal yang belum dilaksanakan tetapi perusahaan berusaha menyempurnakannnya. Perusahaan hendaknya terus mengikuti perkembangan pedoman akuntansi, sehingga tidak ada kesalahan-kesalahan yang disebabkan ketidaktahuan terhadap pedoman akuntansi yang berlaku.
Kata kunci : Akuntansi Aset Tetap, Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia.
(13)
ABSTRACT
In generally, every company have a purpose to create a maximum profit. One of some efforts that usually being used is by assets empowering properly, including fixed assets. Fixed assets means a part of the whole assets that company used in their operational and have lifetime more than one accounting periodic or more than one year.
Every company spent a mount of money to invest fixed assets. The fixed assets are derived from one sources, such as : purchasing, own built up, exchange, etc. The fixed assets also need maintanance and repairing expenses, replacement of the new sparepart and other expenses that have corelation with the using of fixed assets.
After considering about how to get and to use the fixed assets, another problem found of fixed assets treatment is the stopping of fixed assets used. The stopping of fixed assets used is done if the lifetime of fixed assets end. Based on the problem mentioned above, the writer is interest to do a reserach at PT. Agro Makmur Raya Medan with the title “ Analisis Akuntansi Aset Tetap Pada PT.
Agro Makmur Raya Medan.”
The purpose of this research is to get know wether the recording of fixed assets has done based on with the GAAP in Indonesia.
The methodology which used is the descriptive method, that is how to record the fixed assets, the starting and the enclosing the fixed assets in the financial statement.
The technic of data collection is done by observation, by direct observation to the object, that is PT. Agro Makmur Raya Medan, interview by doing ask and answer directly to the finance department, accounting department and general affair department, and documentation by analizing the records and documents that company have which have chosen as an object.
Base on the research, we can conclude whether the accounting procedure of the fixed assets have been conduct by the company base on GAAP in Indonesia. And from the result of the research, it shows that the accounting procedure of the fixed assets has been suitable with PABUI, although there are some procedure has not done by the company yet, but the company attempt to make it perfect. In the future the company is suggested to follow the updating of the standard accounting procedure, so there won’t be any mistakes found any more because of the miss information of the standard of accounting procedure.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengingat semakin kompleks dan meningkatnya kegiatan transaksi dalam
suatu perusahaan, maka dituntut adanya suatu kebijaksanaan akuntansi yang
lengkap dan terpadu. Dengan adanya pencatatan yang tepat dan baik terhadap aset
tetap, maka dapat diperoleh suatu penilaian serta penyajian yang mendekati
kewajaran dalam laporan keuangan, khususnya dalam neraca dan catatan atas
laporan keuangan.
PT. Agro Makmur Raya merupakan industri yang bergerak dalam bidang
industri pengolahan kopra dan pabrik minyak goreng (refinery). Dalam
memperoleh aset tetap, perusahaan melakukan pembelian tunai dan membangun
sendiri yang akan diteliti lebih lanjut apakah sudah sesuai dengan Prinsip-prinsip
Akuntansi Berlaku Umum di Indonesia.
Semua aset tetap yang digunakan dalam perusahaan baik yang baru
maupun yang lama memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar kegunaan
aset tetap tersebut sesuai dengan yang direncanakan perusahaan. Perusahaan
masih sulit dalam menentukan apakah capital expenditure atau revenue
expenditure dalam hal biaya pemeliharaan dan perawatan aset tetap.
Kemudian dalam masa penggunaan aset tetap, hal yang paling sering tidak
diperhatikan oleh perusahaan adalah penentuan penyusutan aset tetap mulai
(15)
Dalam menghitung penyusutan aset tetap perusahaan juga harus memperhatikan
metode yang dipakai untuk menyusutkan aset tetap dan disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku. Kebijakan perusahaan untuk masalah penghentian aset
tetap termasuk cara penghentian, pengalokasian biaya pada saat penghentian aset
tetap harus benar-benar dilaksanakan dengan konsisten.
Berdasarkan landasan-landasan pemikiran tersebut maka PT. Agro
Makmur Raya menyusun suatu kebijakan akuntansi yang tujuannya antara lain
sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan secara periodik baik yang
berupa laporan keuangan intern yang dibutuhkan perusahaan maupun laporan
keuangan bagi pihak ekstern perusahaan.
Berhubungan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
terdorong untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai masalah aset tetap
serta beberapa hal lain yang berhubungan dengan aset tetap, dan dilaporkan dalam
bentuk skripsi dengan judul “Analisis Akuntansi Aset Tetap pada PT. Agro
Makmur Raya Medan“
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus digunakan
terlebih dahulu sebelum sampai ke tahap perubahan. Tujuannya agar peneliti
dapat lebih terarah dalam mencapai sasaran yang ditentukan. Tanpa perumusan
masalah yang jelas, dasar-dasar yang dikumpulkan dan dianalisis tidak ada
(16)
Aset tetap memegang peranan penting pada PT. Agro Makmur Raya
Medan. Oleh karena itu keputusan untuk melakukan perolehan dan penghentian
aset tetap harus didasarkan pada perencanaan yang matang, karena menyangkut
jangka waktu yang panjang dan jumlah dana yang cukup besar. Dan pengambilan
dananya merupakan suatu harapan dari hasil kegiatan operasinya di masa yang
akan datang.
Berdasarkan hal diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah
dalam bentuk pernyataan sebagai berikut:
“Apakah akuntansi aset tetap telah dilaksanakan perusahaan sesuai PABUI?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
“Untuk mengetahui apakah akuntansi aset tetap sepenuhnya telah dilakukan sesuai
dengan PABUI.”
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan atas penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis: memperoleh dan memberikan tambahan pengetahuan tentang analisis akuntansi aset tetap.
2. Bagi perusahaan: Sebagai bahan masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan analisis akuntansi aset tetap.
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam S.R Soemarso (2004:3)
mendefenisikan akuntansi sebagai :
Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.
Defenisi di atas mengandung dua pengertian, yakni : a. Kegiatan akuntansi
Bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi. b. Kegunaan Akuntansi
Bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
Kegiatan akuntansi meliputi :
a. Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk suatu pengambilan keputusan.
b. Pemrosesan data yang bersangkutan, kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
c. Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Pemakai informasi akuntansi antara lain :
a. Pemilik perusahaan
Bagi pemilik, informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan
apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di
perusahaan itu, atau menjualnya dan kemudian menanamkan
(18)
b. Calon pemilik perusahaan
Bagi calon pemilik, informasi itu digunakan untuk memutuskan
apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
c. Pihak kreditur
Bagi pihak kreditur, informasi itu digunakan untuk mengetahui
perkembangan perusahaan setelah pinjaman diberikan. Pihak
kreditur harus menilai kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman untuk memutuskan apakah harus memberi tambahan
pinjaman atau menarik pinjaman yang telah diberikan.
d. Calon kreditur
Bagi calon kreditur, informasi itu diperlukan untuk menilai resiko
yang akan terjadi, sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.
e. Badan-badan Pemerintah
Badan-badan Pemerintah sangat berkenaan dengan kegiatan
keuangan perusahaan untuk tujuan-tujuan pajak dan
pengaturan-pengaturannya.
f. Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaan merupakan pihak yang sangat tergantung
dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir akuntansi
adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan
(19)
2. Pengertian Aset Tetap dan Penggolongan Aset Tetap Pengertian Aset Tetap
Menurut IAI, PSAK (2007:16.1), dijelaskan bahwa aset tetap adalah
aset berwujud yang :
• Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif, dan;
• Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Menurut General Accepted Accounting Principle (GAAP) dalam
Harahap Sofyan Syafri (2002:21), menggunakan istilah Property
Plant, dan Equipment untuk aset tetap dan mendefinisikannya “Aset
tetap adalah aset yang sifatnya dipakai terus menerus dan digunakan
dalam kegiatan produksi, penjualan barang, penjualan aset lain, atau
pembelian aset lainnya yang bukan untuk dijual.”
Aset ini dicantumkan di neraca dalam jalur aset dengan judul
land, building & equipment atau plant & equipment, fixed assets, tangible assets, property and equipment atau aset tetap dan lain-lain.
Perusahaan menggunakan berbagai macam aset tetap, seperti
peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan dan tanah. Aset
tetap (fixed assets) merupakan aset jangka panjang atau aset relatif
permanen. Aset tetap merupakan aset berwujud (tangible assets)
karena ada secara fisik. Aset tersebut dimiliki dan digunakan oleh
(20)
operasi normal. Nama-nama deskriptif lain bagi aset-aset ini adalah
aset pabrik (plant assets), atau properti, pabrik, dan peralatan.
Tidak ada aturan standar menyangkut usia minimum yang
diperlukan bagi suatu aset agar bisa diklasifikasikan sebagai aset tetap.
Aset seperti itu harus mampu menyediakana manfaat yang
berulang-ulang dan normalnya diharapkan berlangsung lebih dari satu tahun.
Namun suatu aset, agar bisa diperlakukan sebagai aset tetap,
sebetulnya tidak harus sering digunakan secara terus menerus. Sebagai
contoh, peralatan cadangan yang hanya digunakan jika peralatan
regular rusak atau macet atau hanya digunakan semasa periode sibuk
tetap harus diperlakukan sebagai aset tetap.
Menurut S.R Soemarso (2005:20), Aset tetap adalah aset berwujud
yang :
1. Masa manfaatnya lebih dari 1 tahun
2. Digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan
3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta ;
4. Nilainya cukup besar
Aset jangka panjang yang dibeli untuk dijual kembali sebagai
bagian dari bisnis normal tidak diklasifikasikan sebagi aset tetap,
terlepas dari sifatnya yang permanen atau lamanya waktu aset tersebut
dalam persediaan. Sebagai contoh, tanah atau real estate lain yang
(21)
dijual kembali harus diperlakukan dalam neraca sebagai investasi
dalam seksi aset.
Penggolongan Aset Tetap
Aset tetap dapat dikelompokkan dalam berbagai sudut antara lain:
• Sudut Substansi, aset tetap dapat dibagi :
Tangible assets atau aset berwujud seperti tanah, mesin,
gedung dan peralatan.
Intangible assets atau aset yang tidak berwujud seperti HGU,
HGB, goodwill-patents, copyright, hak cipta, franchise, dan
lain-lain.
• Sudut Penyusutan, aset tetap dapat dibagi :
Depreciated plant assets yaitu aset tetap yang disusutkan
seperti Building (bangunan), equipment (peralatan), machinary
(mesin), inventaris, jalan dan lain-lain.
Undepreciated plant assets, aset tetap yang tidak disusutkan
seperti land (tanah).
• Berdasarkan jenisnya, aset tetap dapat dibagi :
Tanah
Tanah adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan
tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam
akuntansi apabila ada tanah yang didirikan bangunan diatasnya
(22)
Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari tanah
tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti
riol, jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dengan nilai
tanah.
Bangunan Gedung
Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik
diatas tanah/air. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang
menjadi lokasi gedung itu.
Mesin
Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin yang bersangkutan.
Kendaraan
Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, grader,
traktor, forklift, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.
Perabot
Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorim,
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
Inventaris/Peralatan
Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor,
inventaris pabrik, inventaris laboratorium, invetaris gudang
dan lain-lain.
(23)
Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan
membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan,
riol, pagar, dan lain-lain.
3. Akuntansi Aset Tetap dan Perolehan Aset Tetap Akuntansi Aset Tetap
Permasalahan akuntansi yang terjadi dalam perolehan aset
tetap adalah bagaiman aset itu diperoleh perusahaan sehingga menjadi
miliknya. Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak
pembelian, pengangkutan aset, pemasangan sampai aset itu siap untuk
dipakai dalam proses produksi.
Akuntansi Perolehan aset Tetap
Menurut IAI, PSAK (2007:16.2), “Biaya perolehan adalah jumlah kas
atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau, jika
diterapkan, jumlah yang didistribusikan ke aset pada saat pertama kali
diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.”
Pedoman Akuntansi dalam mencatat harga perolehan adalah
catat nilai aset itu sebesar berapa dana yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset itu yaitu harga pembeliaan aset itu sendiri ditambah
biaya-biaya lain seperti biaya komisi, biaya pengangkutan, biaya
pemasangan sehingga aset itu dapat dipergunakan dalam kegiatan
produksi atau kegiatan perusahaan.
(24)
Menurut Warren, Reeve, Fess (2005:516), biaya yang dikeluarkan untuk aset tetap dapat diklasifikasikan menjadi empat tahap, antara lain :
1. Tahap pendahuluan 2. Tahap pra-perolehan
3. Tahap perolehan atau konstruksi 4. Tahap pemakaian
Tahap pendahuluan terjadi sebelum manajemen yakin akan kemungkinan dilakukannya pembelian aset tetap. Selama tahap ini, perusahaan mungkin akan melakukan studi kelayakan, studi pasar, dan anlisis keuangan untuk menentukan kelayakan perolehan aset tetap. Biaya ini tidak dapat dikaitkan dengan aset tetap tertentu, sehingga diperlakukan sebagai pengeluaran pendapatan.
Pada tahap pra-perolehan, kemungkinan pembelian aset tetap menjadi sangat besar, namun belum terjadi. Biaya yang terjadi dalam tahap ini, seperti biaya survei, penetapan wilayah, dan studi teknis, dapat dikaitkan dengan aset tetap tertentu dan harus diperlakukan sebagai pengeluaran modal.
Dalam tahap perolehan atau konstruksi, pembelian telah terjadi atau konstruksi telah dimulai, namun aset tetap tersebut belum siap untuk digunakan. Biaya yang bisa diidentifikasikan langsung dengan aset tetap tertentu selama tahap ini bisa dikapitalisasi dalam akun aset tetap atau akun pekerjaan dalam penyelesaian. Biaya ini didebit ke akun beban administrasi dan umum. Ketika aset tetap siap dimanfaatkan, biaya yang
dikapitalisasi harus ditransfer dari akun pekerjaan dalam penyelesaian ke akun aset tetap berkaitan.
Dalam tahap pemakaian, aset tetap telah selesai dan siap digunakan. Selama tahap ini, aset tetap harus disusutkan. Sebagai tambahan, aktivitas perbaikan dan pemeliharaan yang normal, berulang, dan periodik sehubungan dengan aset tetap tersebut selama tahap ini harus dicatat ke beban pemeliharaan
(25)
untuk periode bersangkutan. Biaya yang terjadi untuk
memperoleh komponen tambahan atau mengganti komponen yang sudah ada atas aset tetap tersebut harus dikapitalisasi.
Menurut IAI, PSAK (2007:16.6), “Aset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa :
Aset Tetap yang Dihibahkan
a. Entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; dan
b. Hibah akan diperoleh” Contoh :
Perusahaan menerima bantuan sebidang tanah dan bangunan
gedung dari pemerintah. Nilai tanah bangunan itu menurut harga
pasar yang wajar masing-masing Rp.3.000.000,- dan
Rp.1.000.000,-
Maka pencatatannya sebagai berikut :
Tanah 3.000.000,-
Bangunan 1.000.000,-
Modal Donasi 4.000.000,-
Aset ini tetap disusutkan sebagaiman aset lainnya.
4. Akuntansi Penggunaan Aset Tetap
Permasalahan akuntansi setelah masa perolehan (acquisition)
adalah penggunaan (utilization) aset tetap. Dalam masa penggunaan
(26)
a. Expenditures yaitu pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan
untuk aset itu.
b. Depreciation yaitu alokasi harga pokok dari aset tetap itu sebagai
akibat penggunaanya dalam kegiatan produksi.
c. Revaluation (Penilaian kembali / Revisi taksiran umur). a. Expenditures (Pengeluaran)
Selama penggunaan aset tetap kita tidak dapat
menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk aset tetap itu.
Pengeluaran itu perlu kita ketahui dan dianalisis karena kemungkinan
ada pengaruhnya terhadap harga pokok (cost) yang akhirnya
mempengaruhi biaya penyusutan.
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap
memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi
manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas mutu produksi atau peningkatan standar kerja.
Pengeluaran setelah perolehan aset tetap hanya diakui sebagai suatu
aset jikalau pengeluaran meningkatkan kondisi aset melebihi standar
kinerja semula. Peningkatan yang menghasilkan manfaat ekonomi
masa yang akan datang menurut IAI, PSAK (2007:16.8) “Setelah
diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatatsebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
aset.”
(27)
1. Pengeluaran Biaya (revenue expenditures) 2. Pengeluaran Modal (capital expenditures)
Jika pengeluaran itu tidak dianggap menambah harga pokok
dalam arti bahwa biaya itu harus dibebankan ke perkiraan laba rugi
maka pengeluaran itu dianggap sebagai revenue expenditures.
Sebaliknya jika pengeluaran itu menambah harga pokok aset
yang bersangkutan dalam arti pengeluaran itu dikapitalisir maka
pengeluaran itu dianggap capital expenditures. Jika pengeluaran itu
dianggap capital expenditures maka hal ini berarti bahwa pembebanan
keperkiraan laba rugi tidak sekaligus tetapi ditangguhkan dan akan
dialokasikan melalui pembebanan biaya penyusutan selama masa
penggunaannya.
Beberapa hal yang menyangkut pengeluaran untuk aset tetap dan
perlakuan terhadapnya.
1. Pemeliharaan (Maintenance)
Biasanya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap
dalam kondisi baik disebut maintenance. Biaya ini sifatnya biasa dan
berulang-ulang dan tidak menambah umur aset, pengeluaran ini
dianggap sebagai revenue espenditures.
2. Reparasi (Repairs)
Pengeluaran untuk memperbaiki aset dari kerusakan atau
mengganti alat-alat yang rusak sehingga menjadi baik dan dapat
(28)
biasa dan hanya dimanfaatkan untuk periode berjalan maka dianggap
sebagai revenue expenditures. Sedangkan jika sifatnya tidak biasa dan
dapat memperpanjang umur aset maka didebet perkiraan akumulasi
penyusutan sebesar jumlah pengeluaran itu.
Jika pengeluaran itu sifatnya bongkar habis (overhaul) maka
biasanya keadaan ini disebut renewal. Jika dalam reparasi itu banyak
alat-alat yang diganti maka disebut replacement. Biaya replacement
ini dianggap sebagai revenue expenditures atau sebagai capital
expenditures tergantung bagaimana kita memandang penggantian itu.
Jika penggantian itu merupakan bagian terbesar dari aset itu maka hal
ini dapat dikapitalisir. Sedangkan jika yang ditukar itu merupakan
bagian yang terpisah dan hanya bagian-bagian tertentu maka
pencatatannya ada dua kemungkinan :
a. Jika sifatnya biasa dan tidak menambah umur maka di debet ke perkiraan biaya.
b. Jika sifatnya tidak biasa dan menambah umur maka di debet ke perkiraan akumulasi penyusutan.
3. Perbaikan (betterment dan improvement)
Perubahan dari bentuk dan kerangka aset sehingga
meningkatkan kapasitas dan jasa yang diberikan maka disebut
betterment dan improvement.
Jika pengeluaran untuk ini sifatnya biasa dan jumlahnya kecil
(29)
biasa dan jumlahnya besar sehingga aset itu dianggap baru, maka
pengeluaran itu di debetkan ke perkiraan akumulasi penyusutan.
4. Penambahan (addition)
Menambah atau memperluas fasilitas yang dimiliki suatu aset
disebut addtion. Misalnya bangunan baru, ruang parkir dan lain-lain
maka pengeluaran ini dianggap sebagai capital expenditures dan harus
disusutkan selama umur penggunaannya.
5. Perombakan (rearrangement)
Perombakan mesin dan peralatan kemudian dipasang kembali
sehingga lebih ekonomis dan lebih efisien disebut rearrangement.
Pengeluaran ini harus dikapitalisir dan disusutkan selama periode
penggunaanya.
b. Depreciation (Penyusutan)
Disamping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah
penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa
penggunaan aset tetap.
Menurut Skousen, Smith (2005:491) “Penyusutan adalah
pengalokasian harga perolehan aset secara sistematik dan rasional
selama masa manfaat dari aset yang bersangkutan.”
Menurut IAI, PSAK (2007:17.2) “Penyusutan adalah alokasi-alokasi
jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke
(30)
Pengertian penyusutan ini tidak sama seperti pengertian
dalam ekonomi perusahaan yang menekankan bahwa penyusutan itu
merupakan cadangan untuk pembelian aset tetap yang baru setelah
aset tetap yang lama tidak bisa dipakai lagi.
Beberapa faktor yang menentukan beban penyusutan :
1. Harga Pokok
Harga pokok merupakan hal yang penting dalam menghitung
biaya penyusutan. Mengenai berapa harga pokok aset tetap dan hal-hal
apa yang termasuk dalam harga pokok.
2. Nilai Residu (Residual atau salvage value)
Yang dimaksud dengan nilai residu adalah nilai taksiran
realisasi (penjualan melalui kas) aset tetap tersebut setelah akhir
penggunaanya atau pada saat mana aset tetap itu harus ditarik dari
kegiatan produksi. Nilai residu ini tidak mesti harus ada, bisa saja
harga pada saat dibesituakan adalah nihil.
3. Umur Teknis
Yang dimaksud dengan umur teknis adalah taksiran jangka
waktu penggunaan aset tetap itu dalam kegiatan produksi.
Umur yang dimaksud disini ada dua yaitu :
a. Umur Fisik b. Umur Fungsional
Umur fisik berapa lama aset tetap itu secara fisik mampu
(31)
berakhir akibat kerusakan, hancur, terbakar, dan lain-lain. Sedangkan
umur fungsional berarti berapa lama aset tetap itu mampu untuk
memproduksi barang-barang yang dapat ditawartkan dan diterima
masyarakat. Aset tetap yang secara teknis/fisik masih berjalan belum
tentu dianggap memiliki umur fungsional, misalnya apabila
produknya dianggap tidak laku atau sudah ketinggalan zaman.
4. Pola Pemakaian
Pola pemakaian aset tetap itu dalam kegiatan produksi harus
dipertimbangkan dalam hubungannya dengan pembebanan
penyusutan terhadap produksi.
Dasar penyusutan menurut Warfield, Kieso, Weygandt (2002:59) :
Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari 2 faktor, yaitu : biaya awal dan nilai sisa atau pelepasan. Nilai sisa adalah estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aset itu dijual atau ditarik dari penggunaannya. Nilai sisa merupakan jumlah dimana nilai aset harus diturunkan nilainya atau disusutkan selama masa manfaat.
Menurut IAI, PSAK (2007:17.3), penyusutan dapat dilakukan dengan
berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria sebagai
berikut :
a. Berdasarkan waktu
i. Metode garis lurus (straight-line method) ii. Metode pembebanan menurun :
Metode jumlah angka tahun (sum the year digit
method)
Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double decliniing balance method)
b. Berdasarkan penggunaan
i. Metode jam jasa (service hours method)
ii. Metode jumlah unit produksi (productive output
(32)
c. Berdasarkan kriteria lainnya :
i. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (grup and
composite method)
ii. Metode anuitas (annuity method) iii. Sistem persediaan (inventory system) Ad.a. Berdasarkan waktu
i. Metode garis lurus (straight line method)
Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut :
D = n
C – S
D = Beban penyusutan
C = Harga pokok aset
S = Nilai residu
n = Umur teknis
Contoh :
PT. X pada tanggal 1 Januari 2001 membeli aset tetap dengan
harga perolehan sebesar Rp. 9.750.000,-. Aset tersebut ditaksir
mempunyai umur kegunaan selama 10 tahun, dengan taksiran
residu Rp. 750.000,-.
Penyusutan per tahun =
10
Rp. 9.750.000 – Rp. 750.000
= Rp. 900.000,-
Berdasarkan perhitungan diatas, maka penyusutan aset tetap PT. X
(33)
Tabel 1.1 PT. X
Penyusutan metode garis lurus
Tahun Penyusutan Akumulasi
Penyusutan*
Nilai Buku**
Rp. 9.750.000,- 2001 Rp. 900.000,- Rp. 900.000,- Rp. 8.850.000,- 2002 Rp. 900.000,- Rp. 1.800.000,- Rp. 7.950.000,- 2003 Rp. 900.000,- Rp. 2.700.000,- Rp. 7.050.000,- 2004 Rp. 900.000,- Rp. 3.600.000,- Rp. 6.150.000,- 2005 Rp. 900.000,- Rp. 4.500.000,- Rp. 5.250.000,- 2006 Rp. 900.000,- Rp. 5.400.000,- Rp. 4.350.000,- 2007 Rp. 900.000,- Rp. 6.300.000,- Rp. 3.450.000,- 2008 Rp. 900.000,- Rp. 7.200.000,- Rp. 2.550.000,- 2009 Rp. 900.000,- Rp. 8.100.000,- Rp. 1.650.000,- 2010 Rp. 900.000,- Rp. 9.000.000,- Rp. 750.000,- * Penjumlahan dari penyusutan setiap tahun
** Harga perolehan akumulasi penyusutan
ii. Metode Pembebanan Menurun
• Metode jumlah angka tahun (sum the year digit method) Metode saldo menurun, yaitu aset tetap dianggap
(34)
periode-periode awal penggunaannya. Sehingga jumlah penyusutan
aset tetap dalam setiap periode tidak sama. Melainkan semakin
menurun pada periode-periode berikutnya sesuai dengan
manfaat yang diberikan oleh aset tetap yang bersangkutan.
Contoh :
PT. X membeli sebuah peralatan cetak dengan harga perolehan
sebesar Rp. 5.000.000,- dengan nilai sisa Rp. 500.000,-.
Peralatan tersebut ditaksir dapat dipergunakan selama 5 tahun.
Taksiran nilai dibuat tabel penyusutan terlebih dahulu dihitung
perbandingan sisa umur kegunaan aset tetap bersangkutan
dengan jumlah angka tahun sebagai berikut :
Umur kegunaan aset tetap adalah 5 tahun maka :
Tahun I sisa umur kegunaannya adalah 5
Tahun II sisa umur kegunaannya adalah 4
Tahun III sisa umur kegunaannya adalah 3
Tahun IV sisa umur kegunaannya adalah 2
Tahun V sisa umur kegunaannya adalah 1
Dalam contoh diatas peralatan cetak PT. X mempunyai
taksiran umur kegunaan 5 tahun. Berarti angka-angka tahun
yang dijumlahkan adalah sebagai berikut :1,2,3,4 dan 5 dengan
demikian jumlah angka tahun adalah 15.
(35)
Tabel 1.2 PT. X
Penyusutan metode jumlah angka tahun Tahun Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
Rp. 5.000.000,- 1 5/15 x Rp. 4.500.000* = Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000,- Rp. 3.500.000,- 2 4/15 x Rp. 4.500.000* = Rp. 1.200.000 Rp. 2.700.000,- Rp. 2.300.000,- 3 3/15 x Rp. 4.500.000* = Rp. 900.000 Rp. 3.600.000,- Rp. 1.400.000,- 4 2/15 x Rp. 4.500.000* = Rp. 600.000 Rp. 4.200.000,- Rp. 800.000,- 5 1/15 x Rp. 4.500.000* = Rp. 300.000 Rp. 4.500.000,- Rp. 500.000,- *Rp.5.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 4.500.000,-
• Metode saldo menurun (declining balance method)
Dalam metode ini beban penyusutan dihitung dengan
presentase tertentu yang dihitung melalui rumus tertentu dan
dikalikan dengan nilai buku. Oleh karena itu beban penyusutan
semakin lama semakin mengecil.
Presentase dihitung sebagai berikut :
r = 1 – �√� ∶ �
Contoh :
Suatu mesin dengan harga perolehan Rp. 100.000,-
(36)
10.000,- maka biaya penyusutan dapat dihitung sebagai
berikut:
r = 1- 3√10.000: 100.000
= 0.536 atau 53.6 %
Untuk menghitung depresiasi tiap tahun, tarif ini (53.6%)
dikalikan kepada nilai buku mesin. Apabila disusun dalam
bentuk tabel, maka perhitungan penyusutan adalah sebagai
berikut :
Alokasi penyusutan dapat dihitung pada tabel 1.3
Tabel 1.3 PT. X
Penyusutan metode saldo menurun
Tahun Penyusutan Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
Rp. 100.000,-
1 53.6% x Rp. 100.000 = Rp. 53.600 Rp. 53.600,- Rp. 46.400,-
2 53.6% x Rp. 46.600 = Rp. 24.870 Rp. 78.470,- Rp. 21.530,- 3 53.6% x Rp. 21.530 = Rp. 11.530 Rp. 90.000,- Rp. 10.000,-
• Metode Saldo Menurun Ganda (double declining balance
method)
Metode ini hampir sama dengan metode saldo menurun.
Perbedaannya hanya dalam menentukan presentase. Metode ini
dihitung dengan cara melipatduakan presentase penyusutan
menurut Metode Garis Lurus.
(37)
i. Metode jam jasa (service-hours method)
Metode ini beranggapan bahwa nilai aset tetap adalah
merupakan sejumlah jam produksi, sehingga taksiran umur aset
tetap tergantung pada jumlah jam kerja produksi yang dipakainya.
Dalam hal ini beban penyusutan dihitung sesuai dengan
penggunaan jam kerja aset itu yang dipakai dalam berproduksi.
Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
C – S Taksiran jam kerja produktif seluruhnya
Contoh :
Dengan menggunakan ilustrasi diatas dan jam kerja aset tetap itu
dimisalkan 50.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai
berikut :
D = 100.000−5.000
50.000
D = Rp. 1,9 per jam
ii. Metode Jumlah Unit Produksi (productive-output method) Metode ini hampir sama dengan metode jam jasa. Kalau
dengan metode tersebut jam kerja dijadikan dasar hitungan, disini
jam kerja itu digambarkan oleh output atau produksi dalam unit.
Perhitungan tarif penyusutan untuk setiap unit hasil produksi
dipergunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
D =
n
(38)
(n = dalam hal ini adalah output)
Contoh :
PT. X menggunakan jumlah unit produksi untuk menghitung
penyusutan aset tetap yang dimiliki dengan harga perolehan Rp.
10.000.000,-. Nilai residu aset ditaksir sebesar Rp. 1.250.000,-.
Total hasil produksi selama aset tersebut digunakan dalam operasi
perusahaan adalah sebagai berikut :
Tahun Hasil Produksi
1 90 unit
2 85 unit
3 75 unit
4 60 unit
5 40 unit
Total 350 unit
Berdasarkan data tersebut di atas, tarif per unit produksi adalah
sebagai berikut :
Tarif per unit produksi =
350
Rp. 10.000.000 – Rp. 1.250.000
= Rp. 25.000,-
Berdasarkan perhitungan di atas, maka penyusutan aset tetap PT. X
dapat dilihat pada tabel 1.4
Tabel 1.4 PT. X
Penyusutan metode jumlah unit produksi Tahun Produksi/unit Penyusutan Akumulasi
Penyusutan
(39)
1 2 3 4 5 = (HP-4) Rp. 10.000.000
1 90 unit Rp. 2.250.000 Rp. 2.250.000 Rp. 7.750.000
2 85 unit Rp. 2.125.000 Rp. 4.375.000 Rp. 5.625.000
3 75 unit Rp. 1.875.000 Rp. 6.250.000 Rp. 3.750.000
4 60 unit Rp. 1.500.000 Rp. 7.750.000 Rp. 2.250.000
5 40 unit Rp. 1.000.000 Rp. 8.750.000 Rp. 1.250.000
Ad.c. Berdasarkan kriteria lainnya
i. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite
method)
Metode berdasarkan penyusutan kelompok
Tabel 1.5
Penyusutan berdasarkan jenis dan kelompok Aset Harga
Perolehan
Nilai Sisa Yang Dihapuskan
Taksiran Umur
Penyusutan Per Tahun
Peralatan 10.000.000 500.000 9.500.000 5 1.900.000
Mesin 30.000.000 2.000.000 28.000.000 7 4.000.000
Kendaraan 60.000.000 4.000.000 56.000.000 10 5.600.000
Total 100.000.000 6.500.000 93.500.000 - 11.500.000
Metode ini merupakan cara perhitungan penyusutan untuk
kelompok aset tetap sekaligus. Metode ini adalah suatu adaptasi
dari metode garis lurus yang diperhitungkan terhadap sekelompok
aset tetap. Apabila aset tetap yang dimiliki mempunyai umur,
fungsi yang berbeda maka aset tetap ini bisa dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk masing-masing fungsi. Penyusutan
dihitung berdasarkan umur rata-rata aset tetap dalam kelompok ini.
Dengan metode ini aset tetap yang sejenis dikelompokkan,
(40)
Dalam hal ini besarnya beban penyusutannya adalah hasil kali
antara umur aset dengan harga perolehan sekelompok aset tetap
setelah dikurangi dengan nilai sisa.
ii. Metode anuitas (annuity method)
Metode ini biasanya dipakai untuk analisa investasi atau
proyek untuk kepentingan manajemen. Beban penyusutan dihitung
dengan memakai tabel bunga majemuk. Biaya penyusutan dalam
metode ini tidak hanya diperhitungkan dari harga perolehan aset
tetap tersebut tetapi juga termasuk bunga, modal yang terkait.
Namun demikian bunga modal yang diperhituangkan dicatat
sebagai pendapatan. Dengan demikian pengurangan terhadap rugi
periodik akan sama saja dengan penyusutan yang didasarkan
kepada harga perolehan.
Perolehan per tahun = �� − �� (�+� )–�
� −(�+�)−� i
Contoh :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 10.000.000,- ditaksir
dapat dipakai 5 tahun dengan nilai residu Rp. 1.000.000,- harga
modal dipasaran 8 %.
Penyusutan per tahun = 10.000.000 – 1.000.000 x (1 + 0.08)-5
1 – (1 + 0.08)
0.08 -5
(41)
Apabila dalam bentuk tabel, maka tampak sebagai berikut :
Tabel 1.6
Penyusutan metode anuitas Tahun Biaya
Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Pendapatan Bunga
Nilai Buku
10.000.000
1 2.334.108 1.534.108 800.000 9.200.000
2 2.334.109 1.598.108 736.000 7.601.892
3 2.334.110 1.725.956,64 608.151,36 5.875.935,36
4 2.334.111 1.864.033,17 470.074,83 4.011.902,19
5 2.334.112 2.013.155,83 320.952,17 1.000.000
Maka pencatatannya adalah :
Biaya penyusutan mesin 2.334.108
Ak.penyusutan mesin 1.534.108
Pendapatan bunga 800.000
iii. Metode persediaan (inventory system)
Metode ini biasanya dipakai untuk menilai aset tetap yang
kecil atau peralatan. Metode penyusutan dihitung dengan
menambahkan persediaan awal aset yang tersedia dengan
perolehan aset tetap selama periode berjalan kemudian dikurangi
(42)
Contoh :
Sebuah peralatan pada awal tahun dibeli dengan harga Rp.
1.500.000,-. Pada akhir tahun peralatan tersebut dinilai sebesar Rp.
1.350.000,-. Maka penyusutannya peralatan adalah sebesar Rp.
150.000,-.
c. Revaluation (Penilaian kembali)
Penilaian kembali/revaluasi aset tetap pada umumnya tidak
diperkenankan karena SAK menganut penilaian aset berdasarkan
harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan
ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Penilaian oleh Appraisal Company
Dalam dunia bisnis penilaian aset tetap biasanya dilakukan
oleh appraisal company sebagai lembaga profesi penilai yang diakui
oleh pemerintah dan masyarakat.
Dalam penilaian profesi appraisal, digunakan beberapa istilah yang
perlu dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai pasar wajar (fair market value)
Nilai pasar yang wajar adalah harga yang dilekatkan pada
proses jual beli di pasar pada saat tertentu dimana penjual dan pembeli
masing-masing melakukan secara sadar tanpa paksaan serta
mengetahui atau memiliki pengetahuan mengenai keadaan pasar serta
(43)
2) Biaya produksi baru (cost of replacement new)
Biaya produksi baru adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi suatu aset atau barang sesuai dengan jenisnya
yang dihitung berdasarkan harga pasar tempat saat itu untuk
bahan-bahan, upah kerja, alat produksi, biaya tak terduga, yang dikeluarkan
dari keuntungan jasa kontraktor tetapi tidak termaask ongkos lembur
atau potongan-potongan yang diberikan oleh leveransir atau pedagang.
3) Nilai sehat (sound value)
Nilai sehat adalah nilai berdasarkan atas biaya reproduksi
baru dikurangi penyusutan atau dengan memperhatikan sifat/ciri fisik,
kegunaan dan pemanfaatan aset atau barang yang dimaksud.
Dalam melaksanakan penilaian dipakai beberapa cara pendekatan
yaitu sebagai berikut :
a) Pendekatan data pasar (market data approach)
Pendekatan data pasar adalah suatu metode penilaian dimana
perkiraan nilai pasar berdasarkan atas nilai yang terjadi pada
saat transaksi yang sejenis waktu itu.
b) Pendekatan biaya (cost approach)
Pendekatan biaya adalah suatu metode penilaian dimana nilai
aset diperoleh dari biaya reproduksi baru dikurangi
penyusutan.
(44)
Pendekatan pendapatan adalah dimana keuntungan bersih
dianalisis guna mendapatkan besarnya jumlah investasi dalam
menghasilkan keuntungan tersebut.
Menurut SAK bahwa nilai aset yang tercatat itu adalah
berdasarkan harga perolehan. Namun demikian karena tujuan
akuntansi adalah menyajikan informasi yang lebih akurat dan
dipercaya, kadang-kadang perusahaan terpaksa menyajikan pos-pos
itu bukan menurut cost tetapi menurut harga penilaian pada saat iru.
Penilaian ini tidak perlu mengubah dasar-dasar pembukuan yang ada
tetapi sekedar informasi tambahan untk meningkatkan kegunaan
informasi akuntansi tersebut.
Penilaian kembali menurut Akuntansi
Metode penilaian yang dipergunakan adalah :
1) General Price Level Adjustment (GPLA)
GPLA menilai kembali seluruh pos yang disajikan dalam
laporan keuangan dengan cara mengalikannya dengan angka indeks
yang dihitung dari tenaga beli uang, misalnya dapat diperoleh dari
indeks harga konsumen.
2) Current Value Adjustment (CVA)
CVA menilai aset tetap itu sesuai dengan harga sekarang,
apakah dengan menggunakan pendekatan harga pasar, atau
perbandingan harga secara umum. Penilaian ini biasanya dilakukan
(45)
Beberapa kemungkinan hasil penilaian yang dilakukan oleh appraisal
company :
a) Penilaian lebih rendah (devaluation)
Penilaian lebih rendah terjadi jika hasil penilaian ternyata
lebih rendah dari nilai buku. Apabila hal itu terjadi maka akan
mempengaruhi perkiraan aset dan akumulasi penyusutan.
Penurunan ini dicatat dalam laporan keuangan sebagai pos khusus
yang timbul dari perubahan kebijaksanaan akuntansi (extraordinary
item).
b) Penilaia lebih tinggi (appreciation)
Jika nilai revaluasi lebih tinggi dari nilai cost maka akan
mempengaruhi perkiraan aset tetap dan dampaknya akan menambah
perkiraan modal.
Karena kenaikan perkiraan modal ini sebenarnya belum direalisasi
maka harus dilaporkan sebagai pos appraisal capital.
5. Akuntansi Penghentian Aset Tetap
Aset tetap yang tidak lagi berguna bisa dibuang, dijual atau
ditukar tambah dengan aset tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk
mencatat pelepasan aset tetap dapat bervariasi. Namun, dalam semua
kasus, nilai buku aset harus dihapus dari akun, yang dilakukan dengan
(46)
saldonya pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun aset sebesar
biaya atau harga perolehannya.
Aset tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aset
tersebut telah disusutkan secara penuh. Jika aset masih digunakan oleh
perusahaan, maka biaya dan akumulasi penyusutan harus tetap tercatat
dalam buku besar. Hal ini ditujukan untuk mempertahankan
pertanggunggugatan bagi aset tersebut dalam buku besar. Jika nilai
buku dari aset dihapuskan dari buku besar, tidak akan ada lagi bukti
mengenai eksistensi dari aset. Selain itu, data-data biaya dan akumlasi
penyusutan aset biasanya dibutuhkan untuk pelaporan pajak properti
dan pajak penghasilan.
Penghentian Aset tetap ini dapat dilakukan dengan beberapa cara ,
yaitu :
• Pembuangan Aset Tetap
Jika aset tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak
memiliki nilai residu atau nilai pasar, maka aset tersebut akan
dibuang.
Jika suatu aset belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan harus
terlebih dahulu dicatat sebelum aset dibuang dan dihapus dari catatan
akuntansi.
Kerugian dari pembuangan aset tetap merupakan pos non-operasi dan
biasanya dilaporkan dalam seksi beban lainnya pada laporan laba rugi.
(47)
Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aset tetap serupa
dengan ayat jurnal pada pembangunan aset. Jika harga jual lebih
tinggi dari nilai buku aset, maka transaksi tersebut menghasilkan laba.
Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku, maka transaksi tersebut
menimbulkan kerugian.
• Pertukaran Aset tetap yang sejenis
Seringkali peralatan lama ditukar dengan yang baru, yang
memiliki kegunaan sama. Dalam kasus semacam ini, pembeli
menerima peralatan lama yang dimaksud dari penjual. Jumlah ini,
yang dinamakan dengan nilai tukar tambah (trade in allowance)
mungkin lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku peralatan
lama. Saldo yang tersisa –jumlah yang terutan- dapat dibayarkan
secara tunai atau suatu kewajiban dicatat. Selisih ini biasanya
dinamakan dengan sisa yang terutang (boot), yang merupakan nama
pajaknya.
Hal ini didasarkan pada teori bahwa pendapatan berasal dari produksi
dan penjualan barang yang dibuat dengan memanfaatkan aset tetap,
bukan dari pertukaran aset tetap yang serupa.
Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aset lama yang ditukarkan
(48)
yang dicatat untuk aset baru dapat ditentukan dengan salah satu dari
dua cara sebagai berikut :
Biaya aset baru = Harga aset baru – Keuntungan yang tidak diakui
Atau
Biaya aset baru = Kas yang dibayarkan + Nilai buku aset lama Penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian atas pertukaran aset
tetap yang sejenis dapat dilihat pada hal.24.
6. Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan Keuangan
Menurut IAI, PSAK (2007:16.12), Laporan keuangan harus mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap, yaitu :
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto.
b. Metode penyusutan yang digunakan.
c. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan. d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan
(dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan :
i. Penambahan
ii. Aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan paragraf 45 atau pelepasan lainnya.
iii. Akuisisi melalui penggabungan usaha
iv. Penigkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, 40 serta rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik secara langsung kepada entitas sesuai PSAK No. 48
v. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi sesuai PSAK No. 48
(49)
vi. Rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laporan laba rugi sesuai PSAK No. 48, jika ada vii. Penyusutan
viii. Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang funsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan
ix. Perubahan lain
Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan :
a. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang
b. Jumlah penhgeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan
c. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap; dan
d. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk setiap aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalm laporan laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut harus diungkapkan :
a. Tanggal efektif revaluasi
b. Apakah penilaian, independen dilibatkanb
c. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset
d. Penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasar harga yang dapat diobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya
e. Untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya; dan f. Surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama
periode dan pembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham
(50)
i. Penyajian Aset Tetap dalam Neraca sesuai PABUI
Tabel 1.7
Contoh penyajian aset tetap dalam neraca :
PD Sinar Jaya Neraca
Per 31 Desember 2005 ( Rp )
ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Keterangan Jumlah (Rp) Keterangan Jumlah (Rp) Aset lancer
Kas dan bank Piutang lain-lain Persediaan Sewa dibayar dimuka
Jumlah aset lancar Aset tetap
- Tanah - Bangunan - Kendaraan - Peralatan - Inventaris kantor - Aset tetap tidak berwujud Jumlah aset tidak lancer 630.750.000 45.000.000 115.500.000 160.000.000 951.250.000 187.500.000 750.345.000 265.350.000 185.335.000 80.488.000 18.712.500 1.487.730.500 Kewajiban lancar Hutang usaha Hutang pajak Hutang lain-lain Beban masih harus dibayar
Jumlah kewajiban lancar
Kewajiban tidak lancar Hutang bank jangka panjang Jumlah kewajiban tidak lancer 259.423.900 16.500.000 52.355.200 20.125.050 348.404.150 955.989.450 955.989.450 Ekuitas Modal Budi Modal Andi Jumlah ekuitas 786.397.400 348.189.500 1.134.586.900 Jumlah Aset 2.438.980.500 Jumlah kewajiban dan
ekuitas
(51)
7. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Di bawah ini terdapat dua buah hasil penelitian terdahulu, yaitu :
Nama Judul Penelitian Perumusan Masalah Hasil Penelitian Ernie M. Tampubolon Tahun Penelitian: 2005 Analisa Pengunaan, Penghentian Aktiva Tetap Dan Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan Pada PT. Musim Mas Medan
Apakah penggunaan, penghentian aktiva tetap dan penyajiannya
dalam laporan keuangan telah sesuai dengan PSAK No.16
Kebijakan perusahaan dalam
menentukan biaya pemeliharaan dan perawatan, yaitu dengan mengelompokkan dan pemeliharaan aktiva perusahaan dalam 4 bagian. Dalam menghitung penyusutan perusahaan menggunakan metode Garis Lurus.
Kebijakan perusahaan untuk masalah penghentian aktiva tetap termasuk cara penghentian, pengalokasian biaya yang terjadi pada saat penghentian, dan lain-lain sudah cukup baik.
Ramot Nurlela. A Tahun Penelitian: 2004 Pengakuan Dan Pengukuran Aktiva Tetap Pada Perusahaan Jasa Angkutan Darat Antar Kota Antar Propinsi Di Lingkungan Dinas Perhubungan Medan-Sumatera Utara Bagaimana perlakuan Akuntansi dalam hal pengakuan dan pengukuran aktiva tetap pada perusahaan jasa angkutan darat Antar Kota Antar Propinsi di lingkungan Dinas Perhubungan Medan-Sumatera Utara dan apakah perlakuan akuntansi tersebut telah sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.
Pada dasarnya, proses pengakuan awal yang dilakukan oleh perusahaan terhadap bus-busnya sudah memadai, namun proses pencatatan dan perlakuan akuntansi selama penggunaan aktiva tetap yang belum sempurna menimbulkan kesulitan dalam hal pengukuran nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan perusahaan pada akhir periode akuntansi.
(52)
8. Kerangka Konseptual
Aset tetap adalah aset yang sifatnya dipakai terus menerus dan digunakan
dalam kegiatan produksi, penjualan barang, penjualan aset lain, atau
pembelian aset lainnya yang bukan untuk dijual.
Aset tetap dibagi menjadi lima bagian, antara lain :
a. Tanah
NERACA
Analisis Perolehan Aset Tetap Aset
1. Tanah 2. Bangunan 3. Kendaraan 4. Mesin 5. Peralatan 6. Inventaris Kantor
Analisis Penghentian Aset Tetap Aset Tetap
(53)
b. Bangunan c. Kendaraan d. Mesin e. Peralatan
f. Inventaris Kantor
Aset tetap diperoleh melalui pembayaran sejumlah kas atau setara kas
yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain dan juga melalui
sumbangan.
Dalam penggunaan aset tetap dapat ditinjau dari peningkatan yang
menghasilkan manfaat ekonomi di masa yang akan datang.
Sedangkan dalam penghentian aset tetap tidak lepas dari pembahasan
(54)
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk membahas masalah tersebut diatas, diperlukan data primer maupun
data sekunder yang dapat memudahkan penyelesaian tulisan ini. Untuk
memperoleh data tersebut digunakan metode penelitian sebagai berikut:
D. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk studi kasus,
yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah
dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan
pengungkapan fakta. Tujuannya adalah mengumpulkan fakta dan
menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan
yang akan dipecahkan.
E. Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang dipergunakan yaitu:
1. Data Kualitatif merupakan serangkaian informasi yang berasal dari hasil penelitian masih berupa fakta-fakta verbal dari keterangan.
Seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan bidang-bidang
kerja.
2. Data Kuantitatif merupakan data berbentuk angka-angka baik secara langsung dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif
menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala interval. Seperti
(55)
Dalam penelitian ini, sumber data yang bersumber dari:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan staf dan karyawan PT. Agro Makmur Raya Medan.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berupa artikel, buku-buku dan dokumen yang berhubungan
dengan penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Teknik Observasi, yaitu dilakukan dengan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti, yaitu PT. Agro Makmur Raya Medan.
2. Teknik Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung ke bagian keuangan, akuntansi dan umum.
3. Teknik Dokumentasi dilakukan dengan melakukan analisis terhadap catatan dan dokumen yang dimiliki oleh organisasi yang terpilih
sebagai objek penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang dipakai dalam menganalisis masalah diatas adalah
dengan menggunakan metode Deskriptif, yaitu metode yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menginterprestasikan serta
(56)
H. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian
Kgiatan penelitian untuk penulisan skripsi inidilakukan penulis di PT.
Agro Makmur Raya Medan. Yang terletak di Spring Tower 03 – 32 Jl. K.
L. Yos Sudarso Tanjung Mulia Medan.
Waktu Penelitian
Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung dari bulan Februari
2009 sampai dengan selesai.
Waktu Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Survei 4 Minggu
2 Pengajuan 4 Minggu
Judul Proposal
3 Penyusunan dan 4 Minggu
Bimbingan Proposal
4 Penyusunan Instrumen 1 Minggu
Penelitian
5 Alat Pengumpulan 1 Minggu
Data
6 Pengumpulan Data 2 Minggu
Penelitian
7 Analisa Data 1 Minggu
Juni
Keterangan Februari
(57)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
C. Data Penelitian
3. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Agro Makmur Raya (Perusahaan) didirikan
berdasarkan Akta Notaris Linda Herawati, SH No. 29 tanggal 14
Nopember 2001. Akta Pendirian Perusahaan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Repblik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. C-01965 HT.01.01.TH.2002 tanggal
06 Februari 2002 dan telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2002, Tambahan
No. 10572.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan dan terakhir berdasarkan Akta No. 88 tanggal 26
Juli 2005 dari Notaris Susan Widjaja,SH mengenai peningkatan
modal dasar, modal ditempatkan dan disetor Perusahaan serta
perubahan nilai nominal saham. Akta perubahan ini telah disahkan
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat keputusan No. C-30211 HT.01.04.TH.2005 tanggal
11 Nopember 2005.
Perusahaan berkedudukan di Jl. Komodor Laut Yos
(58)
pengolahan kopra dan pabrik minyak goreng (refinery) di kawasan
Pelabuhan Bitung, Desa Bitung Timur, Propinsi Sulawesi Utara.
Pabrik pengolah kopra Perusahaan berkapasitas 500 ton
kopra per hari dan pabrik minyak goreng (refinery) berkapasitas
terpasang 800 ton bahan baku per hari.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2005.
Berdasarkan Akta No. 56 tanggal 22 Desember 2004 dari
Notaris Nurdelia Tutupoly, SH, susunan pengurus Perusahaan
sebagai berikut :
Komisaris Utama : Ny. Mikie Widjaja
Komisaris : Baharai Karim
Direktur Utama : Bachtiar Karim
Direktur : Burhan Karim
Rata-rata jumlah karyawan tetap Perusahaan adalah 152 orang pada
tahun 2005.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan ini dapat dilihat pada
(59)
Sumber : PT. Agro Makmur Raya
Komisaris Utama Komisaris Direktur Utama Direktur Finance & General Affair Direktur Operasional Mana- jer Person alia Mana ger Financ e Manag er Accou nting & Tax Mana- jer Produ ksi Mana- jer Pembe lian Mana- jer Penju alan Chief Accou nting Mana- jer Humas Super visor Copra Plant Staf Humas Staf Person alia Superv isor Staff Acc ount ing Sales man Adm. Penjual an Superv isor Refine ry Plant Staff Pembel ian Cre dit Co ntr ol K a s i r
(60)
1) Direktur Utama
Tugas dan wewenangnya adalah :
a. Menetapkan kebijaksanaan perusahaan yang akan dilaksanakan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Meminta pertanggung jawaban dari setiap bawahan atas tugas yang telah diberikan.
c. Melaksanakan, membina dan memelihara hubungan internal & eksternal perusahaan.
d. Menjalankan koordinasi & pengawasan terhadap kegiatan yang dijalankan perusahaan.
e. Mempunyai hak untuk mengadakan, menjual atau menyerahkan harta tetap perusahaan & mengikat perusahan
sebagai jaminan.
2) Direktur Finance & General Affair
Direktur Finance & General Affair adalah direktur umum yang
membidangi bagian GA (General Umum/urusan umum), keuangan
dan personalia.
Pada bagian GA, tugasnya menyangkut segala hal umum,
misalnya:
a. Mengawasi rencana dan pelaksanaan program pelayaanan umum dan pemeliharaan lokasi pabrik meliputi perencanaan
(61)
perawatan taman, lingkungan serta kebersihaan kantor dan
pelayanan.
b. Mengawasi tugas-tugas penyelesaian izin dan rekomendasi dari instansi pemerintah yang berwenang yang wajib dimiliki
oleh perusahaan.
c. Pengurusan kendaraan, misalnya reparasi.
d. Pemesanan tiket pesawat, hotel bagi manajer, staff karyawan, maupun tamu yang mempunyai kepentingan perusahaan.
e. Pemesanan alat tulis (stationery) untuk perusahaan. f. Pengurusan pelaksanaan rapat.
g. Membuat laporan telepon untuk setiap bulan. h. Membuat laporan kendaraan setiap 3 bulan sekali. i. Penanggungjawab mesin fotocopy.
3) Manajer Accounting
Tugas dari Manager Accounting adalah :
a. Melaksanakan administrasi pengeluaran dan pemasukan uang perusahaan.
b. Mengadakan pengawasan pembukuan keuangan perusahaan dan memberi masukkan kepada direktur tentang keadaan
keuangan perusahaan serta mempertanggungjawabkan
pekerjaan kepada direktur.
(62)
d. Menjurnal segala transaksi dari semua departemen berupa penjualan, pembelian dan biaya-biaya lain.
e. Menyusun semua gaji karyawan untuk setiap departemen. f. Mengadakan pemeriksaan atas invoice.
g. Memproses data ke disket data perusahaan.
4) Manajer Finance
Tugas dari Manajer Finance adalah :
a. Memimpin, mengatur dan melaksanakan administrasi keuangan.
b. Mengatur keuangan perusahaan dan membukukan segala penerimaan dan pengeluaran uang serta pembayaran gaji
kepada karyawan.
c. Memberikan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada direktur.
d. Bertugas mengendalikan uang masuk dan keluar.
e. Memegang keseluruhan dana operasi sehari-hari misalnya mengatur uang untuk mengadakan rapat, mengurus nomor
polisi kendaraan yang sudah habis masa berlakunya,
memperbaiki kendaraan yang sudah rusak dengan memberikan
order, dan lain-lain.
f. Mengkoordinasi uang minyak dan trasnport agar tidak terjadi pemborosan atau penyalahgunaan.
(63)
g. Pembeliaan tiket pesawat terbang akibat adanya order baik untuk karyawan, staff maupun manajer yang mempunyai
kepentingan perusahaan.
5) Manajer Personalia
Tugas dari Manajer Personalia adalah :
a. Mengawasi aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fungsi administrasi personalia, hubungan dengan tamu, dan
lain-lain.
b. Menerima surat-surat masuk seperti lamaran kerja, proposal PKL, pengajuan riset, dan lain-lain.
c. Penerimaan karyawan baru.
d. Memberikan latihan kerja bagi pegawai yang baru bekerja. e. Mengadakan promosi atau kenaikkan jabatan.
f. Mengadakan mutasi/transfer.
g. Memisahkan karyawan dari perusahaan, termasuk didalamnya pemutusan hubungan kerja (PHK), pemensiunan.
h. Pengurusan asuransi tenaga kerja.
i. Membuat surat keterangan, rekomendasi, dan lain-lain. j. Penilaian prestasi kerja.
6) Manajer Produksi
Tugas dari Manajer Produksi adalah :
a. Mengadakan pembagian kerja antara supervisor dan para foreman.
(64)
b. Mengawasi produksi agar tercapai : target produksi, target penggunaan coil & zine target reject, target mutu.
c. Mengawasi program pemeliharaan mesin-mesin.
d. Menjamin agar bahan baku dan sub material tersedia dalam jumlah yang optimal.
e. Mengawasi dan membina tenaga kerja di lingkungan produksi.
7) Manajer Pembelian
Tugas dari Manejer Pembelian adalah :
a. Menyusun jadwal pembeliaan tahunan dan bulanan.
b. Memberi barang-barang ke pabrik agar tersedia tepat pada waktunya.
c. Mencari sumber harga yang murah dengan mutu yang sesuai. d. Bekerja sama dengan bagian produksi agar bahan baku dan
bahan lainnya tersedia dalam jumlah yang wajar.
e. Memenuhi semua kebutuhan kantor yang diperlukan setiap departemen yang harus disertai dengan bukti pembelian (bon).
f. Bertanggung jawab atas pembeliaan bahan baku, bahan pembantu dan bahan tambahan.
g. Menangani prosedur pembuatan order pembeliaan.
8) Manajer Penjualan
Tugas dari Manajer Penjualan adalah :
a. Membuat rencana penjualan. b. Mengadakan survey pasar.
(65)
c. Menjual hasil produksi.
d. Mencari sumber pasar yang baru.
e. Menjalankan hubungan yang baik dengan customer.
D. Analisis Hasil Penelitian Perolehan Aset Tetap
Permasalahan akuntansi yang terjadi dalam perolehan aset
tetap adalah bagaimana aset itu diperoleh perusahaan sehingga
menjadi miliknya. Proses perolehan disini dimaksudkan mulai
sejak pembeliaan, pengangkutan aset, pemasangan sampai aset itu
siap untuk dipakai dalam proses produksi.
PT. Agro Makmur Raya memiliki aset tetap yang sangat
banyak. Maka dari itu penulis hanya mengangkat beberapa contoh
jenis aset yang akan dievaluasi.
Beberapa contoh jenis aset tetap yang dimiliki oleh PT. Agro
Makmur Raya, yaitu :
a. Tanah b. Bangunan c. Kendaraan
d. Mesin Pabrik, yaitu :
i. Mesin refinery capacity 1000 ton/day pump (crude oil,
slop oil, dosing pump).
(66)
e. Inventaris kantor
Untuk lebih jelasnya, daftar aset tetap dapat dilihat pada tabel 1.8
Perolehan aset tetap pada PT. Agro Makmur Raya
dilakukan dengan cara pembelian kontan dan aset tetap yang
dibangun sendiri atau aset dalam pembangunan. Aset tetap pada
PT. Agro Makmur Raya ini dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Biaya
perolehan dicatat berdasarkan harga fakturnya tanpa ditambah
dengan biaya-biaya yang timbul karena pembeliaan aset tersebut.
Aset tetap dalam pembangunan atau aset tetap yang
dibangun sendiri oleh PT. Agro Makmur Raya dinyatakan sebesar
biaya perolehan. Akumulasi biaya aset dalam pembangunan akan
direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada saat
pembangunan selesai aset tersebut siap untuk dipergunakan.
Perolehan Aset tetap yang dilakukan PT. Agro Makmur Raya
adalah :
a. Pembelian tunai
Aset tetap yang diperoleh melalui pembeliaan secara tunai
dicatat sebagai aset tetap (menurut jenisnya). Aset tetap tersebut
dinilai berdasarkan harga fakturnya.
Apabila dalam pembelian aset tetap tersebut ada potongan,
maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan dari harga
(67)
Contoh :
1) Pada tanggal 13 Desember 2008 dibeli Mesin refinery capacity
1000 ton/day pump (crude oil, slop oil, dosing pump) secara
tunai dengan harga Rp.35.003.142.606,34 dengan biaya angkut
& biaya pemasangan Rp.72.500.000,-
Perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut :
Mesin Rp. 35.003.142.606,34
Kas Rp. 35.003.142.606,34
Biaya angkut & pemasangan Rp. 72.500.000,-
Kas Rp. 72.500.000,-
Penyusutan :
Biaya penyusutan :
12,5 % x 35.003.142.606,34 =
12 12
Rp. 4.375.392.825
= Rp. 364.616.068,8
Pencatatan yang dilakukan atas penyusutan ini adalah :
Biaya penyusutan Rp. 364.616.068,8
Akumulasi penyusutan Rp. 364.616.068,8
2) Pada 5 Maret 2008 perusahaan membeli 1 unit kijang Minibus Long Deluxe 1.8 dengan harga faktur Rp. 138.772.727,-
kemudian biaya untuk mengurus STNK dan BPKB yang jumlah
seluruhnya Rp. 9.000.000,- dang biaya lain-lain sebesar Rp.
(68)
Perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut :
Kendaraan Rp. 138.772.727
Kas Rp. 138.772.727
Biaya pengurusan STNK
dan BPKB Rp. 9.000.000
Biaya lain-lain Rp. 900.000
Kas Rp. 9.900.000
Penyusutan :
Biaya penyusutan = 12,5 % x Rp. 138.772.727
Rp. 1.445.549,24
Rp. 1.445.549,24 x 10 bulan = Rp. 14.455.492,4
Pencatatan yang dilakukan adalah :
Biaya penyusutan 14.455.492,4
Akumulasi penyusutan 14.455.492,4
b. Aset tetap yang dibangun sendiri
Harga perolehan meliputi seluruh biaya yang timbul berkenaan
dengan pembangunan aset tetap tersebut sehingga dapat
dipergunakan.
Contoh :
Pada tanggal 16 Januari 2008 PT. Agro Makmur Raya mendirikan
sebuah bangunan untuk kantor dengan harga perolehan Rp.
1.577.976.448,97. Sedangkan menurut harga pasar bangunan
(69)
Harga Perolehan Rp. 1.577.976.448,97
Harga Pasar Bangunan
Rugi Rp. 77.976.448,97
Rp. 1.500.000.000,00 -
Perusahaan melakukan pencatatan kerugian atas pembangunan
sendiri, sebagai berikut :
Laba ditahan Rp. 77.976.448,97
Aset tetap Rp. 77.976.448,97
Penggunaan Aset Tetap
Ada 2 persoalan yang dihadapi PT. Agro Makmur Raya dalam
masa penggunaan aset tetap :
a. Expenditures
Aset tetap pada umumnya mempunyai umur yang terbatas,
hal itu disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau pengaruh
fungsional. Untuk mencegah proses ini berlangsung lebih cepat
maka dalam masa pemakaian aset tetap perusahaan mengeluarkan
sejumlah dana yang dinamakan Capital Expenditures dan Revenue
Expenditures.
Biaya pemeliharaan sesuai dengan kebijakan perusahaan
dikelompokkan dalam 4 tingkat yaitu :
i. Pemeliharaan tingkat I
Adalah tindakan pencegahan kerusakan, pembersihan dan
penggantian yang sangat kecil dari aset tetap yang
(70)
ii. Pemeliharaan tingkat II
Adalah kegiatan penggantian, pemeriksaan, penyetelan dan
pengukuran yang dilaksanakan secara rutin untuk menjaga
kondisi siap pakai aset tetap.
iii. Pemeliharaan tingkat III
Adalah kegiatan perbaikan ringan yang berupa penggantian
bagian-bagian tertentu dari aset tetap akibat terjadinya
kerusakan dan keausan yang dilaksanakan secara isidentil
iv. Pemeliharaan tingkat IV
Adalah kegiatan perbaikan berat yang berupa penggantian baru
seluruh satuan komponen aset tetap yng dilaksanakan secara
isidentil.
Untuk biaya pemeliharaan I, II, III diakui sebagai biaya
pada periode yang bersangkutan. Sedangkan untuk pemeliharaan
tingkat IV dikapitalisir.
Contoh :
1) Penggantian oli mobil sebesar Rp. 250.000,- sebagai pemeliharaan agar kondisi mobil tetap baik.
Biaya pengga ntian oli mobil Rp. 250.000,-
Kas Rp. 250.000,-
( Termasuk dalam biaya pemeliharaan tingkat I, yaitu biaya pemeliharaan diakui sebagai biaya pada periode yang bersangkutan ).
(1)
Daftar aset tetap dan akumulasinya berdasarkan hasil koreksi PSAK dapat dilihat pada tabel 1.9 berikut dengan neraca dapat dilihat pada tabel 2.1
(2)
(3)
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam BAB yang terakhir ini, penulis mencoba untuk memberikan beberapa kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan batas kemampuan penulis sehubungan dengan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan digabungkan dengan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian penulis pada PT. Agro Makmur Raya.
C. Kesimpulan
a. Dalam memperoleh aset tetap perusahaan menempuh dua cara, yaitu :
• Pembelian tunai, dicatat sebesar harga perolehan, yaitu harga faktur tanpa memperhitungkan biaya yang timbul sehubungan dengan perolehan aset tetap tersebut, sehingga belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
• Membangun sendiri, pencatatan harga perolehan meliputi seluruh biaya yang timbul berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut sehingga dapat dipergunakan.
(5)
c. Dalam menghitung penyusutan perusahaan menggunakan metode Garis Lurus dan disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
d. Kebijaksanaan perusahaan untuk masalah penghentian aset tetap termasuk cara penghentian, pengalokasian biaya yang terjadi pada saat penghentian, dan lain-lain sudah cukup baik apabila memang benar dilakukan secara konsisten.
D. Saran
Sebagai respon atas permasalahan-permasalahan ataupun sumbangan penulis dalam rangka perbaikan atau perubahan kearah yang lebih baik, berikut ini dikemukakan beberapa saran. Saran tersebut baik yang sifatnya konsepsi ataupun saran praktis kiranya dapat berguna bagi kepentingan perusahaan dimasa yang akan datang.
Adapun saran yang diberikan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: Sebaiknya, terhadap perolehan aset tetap yang dibeli secara tunai perusahaan hendaknya melakukan pencatatan yang tepat sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu harga faktur ditambah biaya yang dikeluarkan hingga aset tetap dalam kondisi siap digunakan dalam operasi.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Astuti C. Wiganti Retno, Cornelio Purwantini, Akuntansi Keuangan, Kanisius, Yogyakarta, 2003
A.Nurlela Ramot, Pengakuan dan Pengukuran Aktiva Tetap pada Perusahaan Jasa Angkutan Darat Antar Kota Antar Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Medan - Sumatera Utara, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2004
Harahap Sofyan Syafri, Akuntansi Aktiva Tetap, Rajawali Pers, Edisi Keempat, 2002
S.R Soemarsono, Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Buku Satu, Edisi Kelima, 2004
S.R Soemarsono, Revisi Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Buku Dua, Edisi Kelima, 2005
Skousen, Smith, Akuntansi Intermediete, Erlangga, Edisi Kesembilan, Cetakan Keenambelas, Jilid 1, 2005
Tampubolon M. Ernie, Analisa Pengunaan, Penghentian Aktiva Tetap Dan Penyajiannya Dalam Laporan Keuangan Pada PT. Musim Mas Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia, Medan, 2005 Warfield, Kieso, Weygandt, Akuntansi Intermediete, Erlangga, Jilid 2, Edisi
Kesepuluh, 2002
Warren, Reeve, Fees, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Buku Satu, Edisi 21, 2005
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, 2007 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Buku Petunjuk Teknis Penulisan
Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan, 2004