ini, dokumentasi dimaksudkan mengetahui data produktivitas komoditas ketela pohon Kabupaten Wonogiri dan data setiap kecamatan di Kabupaten Wonogiri
tahun 2007-2011 data terbaru.
3.4 Jenis Data
Menurut sumber data, jenis data dalam penelitian ini menggunakan satu jenis data yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung melalui studi kepustakaan yang berupa catatan-catatanlaporan atau buku yang dikeluarkan oleh suatu instansi atau perusahaan. Dalam mengumpulkan data
sekunder pada penelitian ini penulis menggunakan metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dengan mencari data mengenai variabel yang diteliti berupa
catatan atau dokumentasi dari produksi komoditas ketela pohon 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang didapat dari BPS Jawa Tengah.
3.5 Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Location Quotient LQ
Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis basic sektor
dan sektor mana yang bukan sektor basis non basic sektor. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan satu sektor antara daerah
yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas. Perbandingan relatif ini dapat dinyatakan secara matematika sebagai berikut
Warpani 1984:68:
Keterangan : LQ : Nilai Location Quotient
Si : Produktivitas komoditas ketela pohon Sektor i kecamatan di Kabupaten Wonogiri
S : Produktivitas komoditas ketela pohon total kecamatan di Kabupaten Wonogiri Ni : Produktivitas komoditas ketela pohon Sektor i di Kabupaten Wonogiri
N : Produktivitas komoditas ketela pohon total di Kabupaten Wonogiri Apabila hasil perhitungan Location Quetient untuk komoditas tanaman
ketela pohon di tiap kecamatan menunjukkan angka lebih dari satu LQ 1, berarti komoditas tersebut memiliki keunggulan komparatif. Sebaliknya apabila hasil
perhitungan Location Quetient menunjukkan angka kurang dari satu LQ 1, berarti komoditas tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif.
Analisis LQ ini digunakan karena analisis ini memiliki kelebihan. Kelebihan analisis LQ antara lain merupakan alat analisis sederhana yang dapat menunjukkan
struktur perekonomian suatu daerah dan industri substitusi impor potensial atau produk-produk yang bisa dikembangkan untuk ekspor dan menunjukkan industri-
industri potensial sektoral untuk dianalisis lebih lanjut. Sedangkan kelemahannya antara lain merupakan indikator kasar yang deskriptif, merupakan kesimpulan
sementara dan tidak memperhatikan struktur ekonomi setiap daerah. Ini mengingat N
Ni S
Si LQ
bahwa hasil produksi dan produktivitas tenaga kerja di setiap daerah adalah berbeda, juga adanya perbedaan sumber daya yang bisa dikembangkan di setiap daerah.
3.5.2 Analisis Shift Share