sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan jenis data penunjang lainnya. Dengan analisis skalogram ini dapat diketahui tingkat keunggulan infrastruktur yang
dimiliki tiap kecamatan dengan membagi 25 kecamatan yang ada menjadi 3 hirarki, yaitu hirarki I, hirarki II dan hirarki III.
Hirarki I adalah daerah yang tergolong dalam infrastruktur berkembang yaitu daerah yang memiliki kelengkapan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas sosial
diantaranya sarana dan prasarana yang memadai dengan acuan jumlah sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang fasilitas pelayanan sosial serta
mendukung dalam pengembangan ekonomi dan wilayah tersebut. Hirarki II merupakan daerah yang termasuk dalam infrastrukturnya moderat dan hirarki III
merupakan daerah yang termasuk dalam golongan daerah dengan infrastruktur terbelakang. Kecamatan yang tergolong dalam infrastruktur terbelakang adalah
kecamatan yang tidak memiliki kelengkapan infrastruktur. Metode skalogram dapat digunakan untuk menentukan peringkat
pemukiman atau wilayah dan kelembagaan atau fasilitas pelayanan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa wilayah yang memiliki rangking tertinggi adalah lokasi
yang dapat menjadi pusat pelayanan. Berdasarkan analisis ini dapat ditentukan prioritas pengadaan sarana dan prasarana di setiap unit wilayah yang dianalisis.
3.4.5 Overlay
Overlay digunakan untuk menentukan arah pengembangan tanaman ketela pohon tiap kecamatan di Kabupaten Wonogiri berdasarkan analisis Location
Quotient, Shift Share dan Skalogram yang membentuk suatu cluster. Dalam setiap
cluster dari subsektor tanaman pangan yaitu tanaman ketela pohon akan menunjuk kecamatan yang mempunyai potensi menjadi sentra produksi komoditas ketela
pohon dan menunjuk kecamatan yang berpotensi menjadi sentra industri pengolahan komoditas ketela pohon tersebut.
Pertimbangan pemilihan lokasi sebagai sentra produksi yaitu karena salah satu atau keduanya dari hasil Location Quotient dan Shift Share adalah positif.
Sedangkan pertimbangan dari pemilihan lokasi sebagai sentra industri pengolahan pada kecamatan diatas karena salah satu atau keduanya dari hasil Location Quotient
dan Shift Share adalah positif dan berada pada ranking teratas hirarki I. Pembangunan sentra produksi komoditas ketela pohon diperlukan agar
kecamatan yang potensial dapat dikembangkan menjadi pusat produksi dapat meningkatkan jumlah produksi komoditas ketela pohon, industri pengolahan perlu
dibangun pada masing-masing cluster komoditas unggulan untuk menampung produksi yang dihasilkan. Dengan adanya industri pengolahan, komoditas yang
dihasilkan langsung dapat diproses menjadi produk-produk turunannya yang mempunyai nilai jual yang lebih baik daripada dijual dalam keadaan belum diolah
Fafurida, 2009. Kecamatan yang memiliki kelengkapan infrastruktur dapat direkomendasikan menjadi sentra industri pengolahan agar lebih memiliki nilai
ekonomis yang meningkat. Industri pengolahan juga perlu dibangun pada masing- masing cluster sektor-sektor unggulan untuk menarik investor masuk ke daerah
sehingga mampu dikembangkan suatu usaha yang diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru di daerah tersebut.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN