Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka Sanjaya, 2006: 255. Tiga hal yang harus dipahami mengenai Contextual Teaching and Learning CTL: pertama,
CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran ; kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata ; ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan artinya CTL bukan hanya mengharapkan dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi
pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk di tumpuk diotak dan kemudian
dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata Sanjaya, 2006: 255-256.
E. Kerangka Berfikir
Kegiatan belajar mengajar sejarah yang disampaikan oleh guru di ruang kelas merupakan konsep-konsep pengajaran yang masih bersifat abstrak atau
hanya berupa penjelasan mengenai suatu materi. Seorang guru sejarah harus mampu menjelaskan dan menjabarkan suatu konsep yang bersifat abstrak
menjadi lebih nyata dan konkrit. Penyampaian pembelajaran yang hanya dilakukan dikelas saja kurang memberi kebebasan kepada siswa atau peserta
didik untuk mengeksplor pengetahuan yang ada diluar ruangan kelas. Jadi dari berbagai pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa bahan
pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa sebagai wahana bagi guru memberikan materi pelajaran sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa
untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Salah satu solusi supaya siswa dapat mengeksplor pengetahuan tambahan dan untuk memperjelas suatu materi
pembelajaran yang tadinya masih bersifat abstrak menjadi bersifat nyata adalah dengan melakukan kunjungan ke situs-situs situs sejarah seperti Situs Astana
Gede. Salah satu situs yang berada di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat adalah Situs Sejarah Astana Gede yang dapat digunakan sebagai sumber belajar
sejarah siswa di SMA Negeri 1 Kawali. Situs Astana Gede yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah siswa memberikan dampak positif dalam output
yang dihasilkan yakni siswa mampu memahami materi pembelajaran secara lebih mendalam karena dapat melihat langsung apa yang guru jelaskan
sebelumnya di dalam kelas. Pelaksanaan lawatan sejarah juga mampu menarik minat siswa terhadap pembelajaran sejarah karena pembelajaran dilaksanakan
di luar kelas dengan suasana yang baru dapat mengurangi kejenuhan siswa dengan pembelajaran di dalam kelas. Penggunan situs bersejarah sebagai
sumber belajar merupakan salah satu alternatif yang dapat membantu guru
dalam menanggulangi kejenuhan siswa dengan pembelajaran sejarah yang dilaksanakan di dalam ruangan kelas.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Guru sejarah
Kegiatan Belajar Mengajar KBM dengan
pelaksanaan lawatan sejarah
Pemanfaatan Situs Astana Gede Kawali sebagai sumber belajar
sejarah siswa
Nilai Positif bagi Siswa Pemahaman siswa dan minat belajar
sejarah
35
BAB III METODE PENELITIAN